Gerbang Paradise Residence
"Pak Ardan"
"Sasha?"
Dua sejoli itu saling bertatapan dipenuhi kecanggungan.
"Ada apa kesini?" Tanya Ardan.
"Saya ada perlu ke Paradise Resindence Komplek Bangau No 1, tapi saya tidak bisa masuk" jelas Sasha.
"Bapak kenal dengan dia?" Tanya satpam.
"Dia mahasiswi saya, biarkan dia masuk bersama saya" jawab Ardan yang masih belum menyadari tempat tujuan Sasha.
Ardan pun meminta Sasha masuk ke dalam mobilnya. Ini pertama kalinya bagi Sasha memasuki mobil mewah seperti milik Ardan. Sasha sempat kagum dibuatnya, mulutnya sedikit ternganga hingga Ardan mengatakan sesuatu.
"Sasha, kamu mau turun dimana?" Tanya Ardan.
"Saya mau ke komplek Bangau pak" jawab Sasha.
"Ok, saya juga mau kesana"
"Bapak juga mau kesitu?"
"Tuh kamu lihat rumah di sisi danau itu? Saya tinggal disitu" kata Ardan "dan jalan yang sekarang kita lewati menuju danau itu, namanya Jalan Bangau"sambungnya.
"Jadi kamu mau turun dimana?" Tanya Ardan.
"Oh, jadi kalau disini sudah Komplek Bangau, lebih baik saya turun disini saja pak!" Jawab Sasha sungkan.
"Begitu? Baiklah. Kalau ada perlu sesuatu, kamu boleh meminta tolong padaku, rumahku yang di sebelah sana. Kau ingat?" Ujar Ardan sambil menunjuk rumah mewah tepi danau buatan tersebut.
Tanpa menunggu lama Sasha pun turun dari mobil mewah milik Ardan dan ia pun berterima kasih sambil membungkukkan badannya.
Setelah Sasha pergi, Ardan baru menyadari sesuatu.
"Ah, kenapa lagi aku lupa menanyakan itu?" Seru Ardan sambil menepuk dahinya.
"Kalau seandainya benar, Sasha adalah perempuan yang aku ciprati air hingga badannya basah semua, pasti dia sedang berpikir bahwa aku dosen brengsek yang tidak tau minta maaf"Gumam Ardan sendiri.
"Semoga dia tidak tau kalau itu aku"
Di tepi jalan tempat Ardan menurunkan Sasha. Sasha terus menghitung nomor rumah dan mencari rumah dengan nomor 1.
"Ini 10, yang itu 9, berarti nanti 8, 7, aah... kenapa rumah mereka ini besar sekali, rasanya berjalan antar rumah satu dengan yang lainnya sangat jauh" Sasha mengeluh sambil terus berjalan.
Tak lama Sasha pun menyadari sesuatu, "Kalau ini nomer 4, berarti, 3, 2 dan yang nomor 1, rumah ujung di tepi danau itu dong?" Sasha berbicara sendiri.
"Rumah Pak Ardan?" Gumam Sasha.
Setiba di rumahnya, Ardan langsung turun dan memberikan kunci pada pengawal agar memarkirkan mobilnya. Dia pun langsung naik ke atas menuju ke kamarnya. Saat ia melewati tangga ia melihat ke arah luar dari kaca, "Bukannya itu Sasha?" Gumam Ardan.
Ardan mengurungkan niatnya untuk naik ke atas, ia kembali keluar dan menuju ke arah gerbang, karena malihat Sasha yang beberapa meter lagi akan tiba di rumahnya.
"Oh astaga, tadi dia bilang Komplek Bangau Nomor 1, bagaimana aku tidak bisa menyadarinya?" Umpat Ardan pada dirinya sendiri.
"Kenapa? Kamu gak sabar pengen lihat temen mbak yang bakal dijodohin ke kamu?" Seseorang menepuk punggung Ardan dari belakang.
"Mbak Selvi, ngagetin aja!" Seru Ardan.
"Eh Tante Nasyila udah bilang belum sih ke kamu, kalau kamu mau dikenalin ama temen mbak?" Tanya Selvi.
Ardan menggeleng bingung.
"Dia masih dijalan, katanya udah masuk komplek, tadi minta izin aksesnya ke mbak" jawab Selvi.
Ardan langsung menggeleng acuh dan membalikkan badan. Dia paling malas jika berurusan dengan wanita dan pernikahan.
Dia kembali masuk ke rumah dan menaiki tangga, saat itu pula ia melihat ke arah luar kaca rumahnya terdapat Sasha masuk gerbang yang disambut oleh kakak sepupunya. Mereka tampak bicara sangat akrab. Ardan berusaha untuk acuh dan berusaha agar tidak bertemu Sasha. Kalau memang benar Ardan akan dijodohkan, apalagi harus dengan mahasiswinya, Ardan pasti mati-matian akan menolak.
*****
Sasha langsung menuju ke ruangan yang ditunjukan oleh Bu Selvi, disana tampak Abimanyu sedang bermain Play Station dengan sekotak pizza disampingnya, anak itu tampak begitu menikmati permainan beserta camilannya.
"Abi, Kak Sasha sudah datang." Kata Sasha dengan senyum ceria.
Bocah kecil yang tampan itu langsung menurunkan konsol game nya dan menghamburkan pelukannya ke Sasha. Abi memang sangat dekat dengan Sasha.
"Abi udah tunggu kakak dari jam 4 tadi, kakak telat, kakak harus dihukum" ungkap Abi begitu lucu.
"Kak Sasha tadi nyasar sayang, kan ini di rumah oma Nasyila, jadi lebih jauh dari tempat Kak Sasha" Jelas Bu Selvi dengan lembut pada Abi.
"Sha, kalian belajar seperti biasa ya. Saya sedang ada perlu, jadi kalian saya tinggal dulu" kata Bu Selvi pada Sasha.
"Baik Bu" jawab Sasha dengan sopan,
Sasha langsung mengajak Abi melakukan berbagai permainan yang bersifat edukasi untuk merangsang kecerdasan Abi. Kebetulan sore ini waktunya Abi menambah kosa kata Bahasa Inggrisnya, sehingga Sasha menunjukkan satu set kartu bermain untuk Abi.
Sasha dan Abi pun asyik bermain sambil belajar, hingga tidak disadari terdengar derap langkah dan suara suara seorang wanita yang bukan merupakan suara Bu Selvi.
"Wah cucu oma, sedang belajar?" Tanya wanita tersebut.
"Oma, Abi sedang belajar bersama kak Sasha" jawab Abi.
"Oh baiklah, oma tidak akan ganggu, tapi beri oma satu pelukan dan dua kecupan" jawab wanita yang dipanggil oma tersebut, yang tak lain adalah Nyonya Nasyila, Sang Nyonya Besar pemilik rumah.
Abi pun langsung berlari dan memeluk Oma Nasyila dan tak lupa ciuman-ciuman manis mendarat di pipi wanita yang menginginkan seorang cucu tersebut.
Setelah mendapat yang diinginkan Nyonya Nasyila pun pergi dan meninggalkan Abi. Namun sebelum itu, ia menyempatkan untuk menyapa Sasha.
"Kamu gurunya Abi?" Tanya Nyonya Nasyila.
"Iya Nyonya, saya Sasha" Jawab Sasha sambil membungkukkan badannya.
Nyonya Nasyila tersenyum dan meninggalkan mereka. Abi dan Sasha melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.
*****
Seusai Abi belajar bersama Sasha
"Ma, mama!" Abi berteriak memanggil ibunya.
"Abi jangan berteriak" kata Sasha berbisik saat ia berjalan mengikuti Abi menyusuri rumah mewah tersebut. Sasha benar-benar merasa takjub melihat kemewahan rumah ini, namun Sasha juga merasa takut karena rumah seluas ini pasti akan membuat pemiliknya kesepian jika sedang sendiri.
"Sasha, Abi ayo bergabung kemari" ujar Bu Selvi saat melihat mereka berdua sudah keluar dari ruangan tempat Sasha dan Abi belajar.
Abi langsung berhambur ke pangkuan mamanya, sementara Sasha duduk di ujung sofa dengan pose yang sangat canggung.
Di ruangan tersebut tampak tiga orang wanita, Bu Selvi, Nyonya Nasyila, dan satu lagi Sasha tidak mengenalnya. Tapi wanita itu sangat cantik.
"Ardan kenapa belum juga turun" Nyonya Nasyila menggerutu.
"Eh iya, ini Sasha, diminumnya cemilannya, pasti capek sudah mengajari Abi" Ucap Nyonya sambil mengubah mimik mukanya.
Sasha hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian Bu Selvi berdiri dan memutuskan untuk naik dan memanggil Ardan.
"Biar aku yang panggil dia tante, Mona tunggu sini ya!" Ucap Bu Selvi saat beranjak pergi.
Nyonya Nasyila dan wanita yang disebut Mona itu hanya mengangguk.
"Sasha sudah lama jadi gurunya Abi?" Tanya Nyonya Nasyila.
"Baru 8 bulan ini nyonya" jawab Sasha ramah.
"Kata Selvi, kamu masih kuliah? Di Nusantara ya?"
"Iya nyonya, saya masih semester 3"
"Oh, kalau ada masalah tentang perkuliahan, jangan sungkan minta tolong sama saya" ucap Nyonya Nasyila ramah.
Sasha hanya tersenyum, dia baru menyadari jika ini benar rumah Pak Ardan, maka ada kemungkinan yang sedang berbicara dengannya ini adalah sang nyonya besar pemilik yayasan. Sasha tiba-tiba menelan ludah saat ia bergelut dengan pemikirannya sendiri.
Kemudian mereka dikejutkan kedatangan Bu Selvi, yang diikuti oleh seorang lelaki yang menggunakan sweater berkerah dan celana panjang, lelaki ini tampak begitu tampan dengan rambut yang berantakan.
Sasha sedikit kaget jika ternyata yang datang bersama Bu Selvi adalah Pak Ardan, sejenak mata Sasha dan Ardan berpandangan. Hingga ucapan Bu Selvi memecah lamunan keduanya.
"Ardan, ini Mona temanku yang aku bilang tadi!" ujar Bu Selvi pada sepupunya tersebut.
Sasha yang tidak tau situasi apa yang sedang terjadi di hadapannya ini, mencoba untuk tidak menghiraukan dengan tak bersuara dan sekedar tersenyum menggoda pada Abi.
"Ardan ajak Mona jalan-jalan ke tepi danau!" perintah Nyonya Nasyila pada anaknya.
Ardan hanya terdiam tanpa memberi respon, dia tidak menolak ataupun menyetujui. Sementara Mona mencoba berjalan dengan tersenyum ke samping Ardan.
Bersamaan dengan itu, Sasha mencoba berbisik pada Selvi. "Bu saya pulang ya" ucap Sasha lirih.
"Eh iya, kamu mau pulang? Makasih ya, udah jauh-jauh datang kesini ngajarin Abi" ucap Bu Selvi seraya menggenggam tangan Sasha.
Ardan melihat pemandangan itu, dia baru menyadari ternyata dia salah mengira, Sasha bukanlah wanita yang hendak dijodohkan dengannya.
"Mbak Sel, Ma! Maaf Ardan gak bisa nemenin Mona jalan-jalan, Ardan harus nganterin pacar Ardan pulang" jawab Ardan sambil langsung menggandeng tangan Sasha dan menepis tangan Mona.
"Ayo pulang Sha" Ardan tersenyum sangat manis pada Sasha. Sasha yang tidak mengerti hanya melempar tatapan penuh tanya dan terpaksa mengikuti Ardan yang sudah menggandeng tangannya dengan paksa.
*****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
apakah Ardan memang mempunyai perasaan cinta terhadap Sasha.. sehingga menolak Mona..
2023-02-26
0
Nana Nurdiana
gandeng aku ajh ardhan 🤭🤭🤭
2022-08-19
0
Nur elis
tor
2022-05-24
0