Ternyata Benar

"Eh kok tumben kamu jemput kesini, kan kita bisa membuat janji bertemu di kampus saja" kata Darius saat bertemu Ardan.

"Aku sekalian ingin melihat rumah barumu, dan mana anakmu?" Tanya Ardan karena dia merindukan Tsabiya, putri kecil Darius.

"Tsabiya sudah berangkat. Kebetulan bareng sama tetangga yang anaknya juga sekolah di tempat yang sama dengan dia" jawab Darius.

"Oh iya, sepertinya aku akan ikut naik mobilmu untuk ke kampus. Mobilku harus dicuci dulu, biasa, kena cipratan pas nyasar barusan" lanjut Ardan.

"Ok... kamu mau mau minum kopi?"

"Tidak usah, sebaiknya kamu segera bergegas" Ardan berkata tanpa ekspresi sambil menyilangkan kedua tangannya.

Darius hanya meringis mendengar jawaban Tuan muda dan ia langsung menuruti keinginan Ardan untuk bergegas ke kampus.

*****

Kampus Universitas Nusantara

Sekelompok mahasiswa sedang berkumpul di lorong depan kelas. Mereka terlihat serius dengan pembicaraan mereka, ada yang sekali-kali mengetik di laptop, ada juga yang membaca informasi dari layar tabletnya. Hingga kemudian mereka dikagetkan akan kedatangan seseorang.

"Hei maaf aku terlambat" ungkap Sasha si gadis kesiangan yang mengagetkan sekelompok temannya.

"Kemana aja Sha? di chat bilang udah berangkat dari tadi, eeh kok malah telat sih" tanya Amel pada Sasha.

"Sorry ada insiden barusan. Udahlah, pokonya sorry banget. Kalian udah bahas sampe mana?" ungkap Sasha sambil mengeluarkan notebook nya.

Mereka pun membahas tugas dari mata kuliah hari ini. Sasha mengambil jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, dan mata kuliah yang dibahas kali ini merupakan mata kuliah tambahan yang Sasha ambil meski tidak berhubungan dengan jurusan kuliahnya, yakni mata kuliah kewirausahaan. Dosen dari mata kuliah ini selalu menuntut mahasiswanya untuk kreatif dan senang berkarya agar dapat memunculkan jiwa wirausaha mereka. Sehingga kali ini mereka berkumpul untuk membahas produk yang akan mereka pasarkan untuk pameran nanti, karena ini termasuk penilaian.

"Eh tau gak katanya mulai besok pak imran cuti, katanya mau ngelanjutin penelitian buat disertasinya tapi mau di luar negeri" kata Amel mengalihkan topik pembicaraan yang sedari tadi membahas tentang produk saja.

"Iya, gue denger gitu" jawab Dafa.

"Kabar baiknya apa coba?" tanya Amel memancing penasaran.

"Ya baiklah, kan lu gak suka pelajaran pak imran" cerocos Sinta pada Amel.

"Bukan tau! Kabarnya anak dari ketua yayasan bakal ngajar di kampus ini, buat gantiin dosen yang cuti. Semoga aja yang dimaksud dosen cuti itu Pak Imran dan yang gantiin ya anak ketua yayasan yanh ganteng itu" ungkap Amel bangga karena merasa lebih tau dari temannya.

"Eeeh huuus! nih lihat. Kalo kita modif barangnya jadi kayak gini gimana?" tiba-tiba Sasha memutus pembicaraan gosip itu.

"Ya ini bagus Sha! Kita tinggal cari bahan baku aja, dan coba buat yang serupa" jawab Dafa.

Mereka pun melanjutkan pembahasan tentang tugas dan melupakan topik anak ketua yayasan.

*****

Di lain tempat yang masih di sekitar Universitas Nusantara.

"Sebenarnya ada apa, kenapa kau memutuskan untuk pulang secara tiba-tiba?" Tanya Darius cengengesan.

"Mama dan papa yang memaksa" jawab Ardan santai.

"Aku sudah tau itu, hanya saja untuk apa mereka memaksamu? Biasanya kan kau ditelantarkan..." ucap Darius sambil menahan tawa "...jangan-jangan kau mau dijodohkan?" Tanyanya kemudian.

"Apaan sih? Sialan kau!" jawab Ardan yang mulai risih dengan candaan kawannya.

"Ya kan, begini, akupun sudah punya anak Dan!" ungkap Darius merasa tak berdosa.

"Ya, dan kamu sudah menjadi duda malahan" timpal Ardan tak ingin kalah.

Ardan sendiri juga tak tau tujuan orang tuanya meminta pulang dan rehat sejenak dari urusan perusahaan. Namun mendengar apa yang dibicarakan Darius, ia menjadi curiga bahwa orang tuanya memang menyuruhnya menikah. Karena akhir-akhir ini orang tua Ardan sering berkata ingin menimang cucu untuk menggoda Ardan. Namun Ardan masih sama sekali belum tertarik untuk berpacaran apalagi berumah tangga.

Ardan dan Darius berjalan di lorong sebuah gedung kampus. Mereka menyadari banyak pasang mata tengah mengamati penampilan mereka dari ujung kaki hingga ujung rambut, namun mereka memilih untuk tidak menggubrisnya.

"Pak Darius, hari ini masuk ke kelas kita dong..." teriak seorang mahasiswi dari sebuah pintu kelas.

"Hari ini bukan jadwal saya ke kelas kamu siska" ucap Darius sambil tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Aaaah gemes bangeet pak Darius" ucap mahasiswi tersebut saat Darius sudah berlalu.

"Pak salam buat buat yang di sebelahnya" teriak mahasiswi itu lagi.

Darius hanya menggelengkan kepala sambil terus berjalan disamping Ardan.

"Kita ke ruang jurusan ya Dan, katanya Pak Ramdan sedang menunggu kamu, tadi aku dapet wa dari grup" ucap Darius pada Ardan.

"Oh oke!" jawab Ardan singkat karena tak terlalu memperhatikan Darius. Pandangan mata Ardan tertuju pada sekelompok mahasiswa yang sedang berkumpul di tepi lorong, dia melihat sesosok gadis yang sepertinya pernah ia jumpai.

"Bro, gue baru kepikiran sama orang yang tadi kena cipratan bareng gue" kata Ardan tiba-tiba.

"Cipratan mobil tadi? Emang lo main ciprat-cipratan sama siapa, kek anak bayik aja" jawab Darius tidak serius.

"Beneran cuy, tadi gue lewat jalan komplek lu yang bolong-bolong gitu trus gue gak sengaja nginjek kubangan air dan kena seseorang" jelas Ardan.

"Cewek cowok? kalo orangnya komplek situ ya kali aja gue kenal" timpal Darius.

"Cewek, tadi gue sempet ngobrol sebentar, tapi gak terlalu inget gitu. Cuma tadi selewat aku ngeliat orang yang mirip, tapi ga tau sih mungkin gue salah liat"

"Ya nggak salah juga sih Dan, kan banyak anak komplek wijaya yang jadi mahasiswa disini"

"Hmmm" balas Ardan singkat.

*****

"Eh lihat gak? tadi senduren lewat" kata Amel sambil matanya melirik Darius dan Ardan yang berlalu melewatinya.

"Dan itu..." kata-kata Sinta terpotong.

"yang disamping pak Darius siapa? lu pasti mau ngomong gitu ya kan?" timpal Dafa.

"Paan sih Daf, emang ga boleh?

"Bukan gaboleh, tapi udah bosen gue dengernya, tiap ada tu dosen lewat pasti langsung ribut" cerocos Dafa.

Memang sudah jadi kebiasaan mereka membicarakan Darius sang dosen tampan. Bahkan mereka juga memberi julukan senduren padanya yang artinya adalah singkatan dari dosen duda keren.

"Asal kalian tau ya, itu yang disamping pak Darius namanya pak Ardan, dia anak ketua yayasan disini, dan kalo kalian mau tau gue kok bisa tau darimana? Asal lu tau ya, gue masih saudara sama ketua yayasan" jelas Ardan.

"huuuft bodo, ga nanya!" jawab Amel dan Sinta bersamaan.

"Sha lu kok diem aja!" kata Amel sambil menyenggol Sasha dengan sikunya.

"Itu kayaknya orang yang tadi pagi nyari rumah pak Darius deh" Gumam Sasha.

"Kok lu tau? kalah langkah ni gue ama lu" goda Amel.

"Nggak, bukan gitu! Tadi gue telat karena ada mobil yang nyipratin gue, dan jadinya gue basah semua dan baju gue kotor. Akhirnya gue pulang dan mandi lagi. Kayaknya tadi orang itu deh yang naik mobilnya" jawab Sasha sambil mengingat-ngingat.

"Sha, di panggil pa Imran di ruang ketua jurusan" kata Amar pada Sasha, hingga terbuyarlah ingatannya.

"Gue?" tanya Sasha memastikan.

"Bukan, tuuh mpok lela tukang gorengan di depan yang dicari pak Imran!" jawab Amar sekenanya.

Sasha langsung memonyongkan bibirnya. Dan dia pun membereskan peralatannya yang kemudian langsung berdiri dari tempatnya.

*****

Di ruang ketua jurusan terdapat 4 orang dosen yang sedang berkumpul disana saat Sasha masuk usai mengucap salam.

"Sasha, sini nak!" kata pak Imran saat Sasha tiba.

"Jadi begini pak Ramdan, ini Sasha mahasiswi jurusan PG AUD, dia menurut saya paling menonjol dari semua anak di mata kuliah saya" jelas Pak Imran kepada Pak Ramdan sang ketua jurusan.

"Jadi Sasha berhubung saya harus cuti, dan sebentar lagi ada pameran, maka stand kewirausahaan akan diisi. Dan kenalkan ini dosen baru yang akan mengganti bapak, namanya Pak Ardan. Kamu saya tunjuk sebagai penanggung jawab stand kewira usahaan untuk membantu pak Ardan" jelas Pak Imran pada Sasha.

Sasha tak menjawab dan mencoba tersenyum. Kemudian pandangannya beralih pada dosen baru yang dimaksud Pak Ardan.

"Baik pak, saya akan mencoba melakukan yang terbaik" jawab Sasha dengan menatap dosen baru itu, kemudian membungkukkan badannya.

"Oh ternyata orang sombong tadi pagi yang jadi dosen baru itu" batin Sasha.

"Wah ternyata benar gadis tadi pagi menjadi mahasiswi disini" batin Ardan.

Terpopuler

Comments

Nur elis

Nur elis

ayo dong tooor lanjutin ceritanya

2022-05-19

0

Nur elis

Nur elis

mulai seru deh cerita nya lanjut dong thor

2022-05-19

0

Nur elis

Nur elis

mulai seru deh ceritanya.

2022-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 Kesan Pertama
2 Ternyata Benar
3 Bertolak Belakang
4 Bertemu Lagi
5 Pacarku
6 Membuat Kesalah Pahaman
7 Gara-Gara Pesanan Kue
8 Cinta Segitiga, Lagi?
9 Dia Datang Lagi
10 Mendadak Khitbah
11 Jangan Permainkan Pernikahan
12 Ardan Sania
13 Lamaran Resmi
14 Besok, Ikut Aku!
15 Kontrak Pernikahan
16 Perjalanan Berdua
17 Rumah Nenek
18 Sania Menyusul
19 Saran Nenek, Jangan Cemburu!
20 Ternyata Dia (Tak) Peduli
21 Rumor
22 Wedding Day and First Kiss
23 Panggil Aku, Mas!
24 Program Hamil
25 Sasha Tau Video Itu
26 Berdua Saja Aku Berdebar
27 Kado dari Mama
28 Honeymoon
29 Sasha Piknik Sendiri
30 Surprise Failed
31 Gara-Gara Delivery Order
32 Menghabiskan Waktu Bersama
33 Kejelasan
34 Harus Pindah
35 Dilema Ardan
36 Teman Suamimu Temanmu Juga
37 Ardan VS Darius
38 Kesalahan Fatal
39 Ku Tak Mengerti Cinta
40 Mas Ardan Jahat!
41 Antara Syarat dan Kontrak
42 Diabaikan Seharian
43 Bunga Terakhir Amanda
44 Bunga Terakhir Amanda 2
45 Sendiri Dulu
46 Pahlawan Kemalaman
47 Hasrat Tertahan
48 Baru Lima Minggu
49 Sudah Seksi Tidak Jadi Pulang
50 Mendapat Kabar
51 Di Balik Sebuah Kesuksesan Keluarga Adinata
52 Yang Pertama
53 Gara-Gara Gincu
54 Gara-Gara Gincu 2
55 Kedai Viral
56 Terungkap
57 Pelarian
58 Vila Kebun Duren
59 Baru Lima Minggu Sesungguhnya
60 Bahagia Tiada Akhir (End)
61 Extra Part (Ardan Bau)
62 Extra Part (Kangen Kamu)
63 Extra Part (Kontraksi)
64 Suamiku Seorang Raja
65 Married with My Cousin
66 Audiobook Mendadak Khitbah
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Kesan Pertama
2
Ternyata Benar
3
Bertolak Belakang
4
Bertemu Lagi
5
Pacarku
6
Membuat Kesalah Pahaman
7
Gara-Gara Pesanan Kue
8
Cinta Segitiga, Lagi?
9
Dia Datang Lagi
10
Mendadak Khitbah
11
Jangan Permainkan Pernikahan
12
Ardan Sania
13
Lamaran Resmi
14
Besok, Ikut Aku!
15
Kontrak Pernikahan
16
Perjalanan Berdua
17
Rumah Nenek
18
Sania Menyusul
19
Saran Nenek, Jangan Cemburu!
20
Ternyata Dia (Tak) Peduli
21
Rumor
22
Wedding Day and First Kiss
23
Panggil Aku, Mas!
24
Program Hamil
25
Sasha Tau Video Itu
26
Berdua Saja Aku Berdebar
27
Kado dari Mama
28
Honeymoon
29
Sasha Piknik Sendiri
30
Surprise Failed
31
Gara-Gara Delivery Order
32
Menghabiskan Waktu Bersama
33
Kejelasan
34
Harus Pindah
35
Dilema Ardan
36
Teman Suamimu Temanmu Juga
37
Ardan VS Darius
38
Kesalahan Fatal
39
Ku Tak Mengerti Cinta
40
Mas Ardan Jahat!
41
Antara Syarat dan Kontrak
42
Diabaikan Seharian
43
Bunga Terakhir Amanda
44
Bunga Terakhir Amanda 2
45
Sendiri Dulu
46
Pahlawan Kemalaman
47
Hasrat Tertahan
48
Baru Lima Minggu
49
Sudah Seksi Tidak Jadi Pulang
50
Mendapat Kabar
51
Di Balik Sebuah Kesuksesan Keluarga Adinata
52
Yang Pertama
53
Gara-Gara Gincu
54
Gara-Gara Gincu 2
55
Kedai Viral
56
Terungkap
57
Pelarian
58
Vila Kebun Duren
59
Baru Lima Minggu Sesungguhnya
60
Bahagia Tiada Akhir (End)
61
Extra Part (Ardan Bau)
62
Extra Part (Kangen Kamu)
63
Extra Part (Kontraksi)
64
Suamiku Seorang Raja
65
Married with My Cousin
66
Audiobook Mendadak Khitbah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!