#10
"Makasih kak, aku mau bersih bersih dulu sebelum pulang."
"Iya… biar kami yang handle sisanya."
Aya pun berlalu, kemudian melakukan rutinitasnya sebelum kembali ke kost an, yakni mandi air hangat.
Aya selesai dengan cepat, kemudian bergegas membereskan barang barangnya, tapi rupanya nasib baik belum berpihak padanya.
Karena ketika keluar melalui pintu karyawan, dia sudah menunggu, pria yang paling tak ingin Aya temui, tapi karena sudah lelah, Aya tak ingin berdebat yang nantinya hanya akan memperpanjang masalah, jadi ia hanya berlalu melewati raga pria tampan yang kini menatapnya dengan pandangan tak terbaca.
“Aku mau bicara.” ujarnya.
“Tapi aku tak mau,”
“Sebentar saja.”
“Aku tak ada waktu.”
Darren mencekal tangan Aya. “Dengarkan aku dulu!!”
“Lepas, aku tak mau mendengar apapun darimu.” Aya mencoba melepas pergelangan tangannya.
Mendengar Aya yang menolak keinginannya, bahkan terkesan menghindar membuat harga diri seorang Darren terluka, hingga …
"Jadi begini pekerjaanmu setiap hari?"
"Ada masalah? pekerjaanku halal, aku bahkan tak mengemis, apalagi meminta belas kasih, jadi aku tak peduli apa penilaianmu?" Aya yang sudah berhasil melepaskan lengannya, berjalan cepat menghampiri motor nya.
"Halal katamu? Cih… Pulang larut malam, dan setelah itu menggoda pria hidung belang, apa itu kamu sebut halal?" Cibirnya penuh prasangka dan tanpa rasa bersalah, hanya karena Darren tiba tiba mencium aroma yang sangat ia kenali, aroma sabun yang menguar dari tubuh Aya, aroma inilah yang membiusnya malam itu, selain obat itu tentunya, karena itulah kalimat kejam itu terlontar.
Aya mengepalkan tangannya, seketika amarah kembali bergolak, ia berbalik dan menatap Darren dengan tajam, “Apa yang kamu tahu tentang hidupku? Tidak ada kan? Aku hanya berusaha mengumpulkan uang lebih agar bisa tetap bertahan di kerasnya kehidupan ibukota, kamu pikir aku mau menjalani semua ini? Tentu jika ada pilihan lebih baik aku akan memilih pilihan tersebut, tapi sayang tak ada, jadi sungguh pikiranmu sangat picik jika menganggap aku berbuat keji dan hina, dengan menggunakan tubuhku, seharusnya kamu paham satu satunya yang bejat adalah dirimu, kamu yang merampasnya," Aya berteriak kencang, sambil memukul dada Darren menggunakan kedua kepalan tangannya, "kamu tak punya hati, pria paling brengsek yang pernah kukenal, bahkan setelah apa yang kamu lakukan padaku, kamu masih menghina dan merendahkanku, kelakuanmu benar benar lebih hina dari bin*atang!!!"
Mendengar kalimat 'bin*atang' keluar dari bibir Aya membuat Darren terpancing, mendadak emosinya pun tersulut, kedua tangannya yang sejak tadi diam di dalam saku celana kini mencekal kedua lengan mungil Aya, "kamu???!!! … " wajah Darren memerah bahkan otot otot wajahnya menyembul keluar dari balik permukaan kulitnya.
"Apa?? Aku apa??" Aya tak ingin lagi diam. Tapi tiba tiba Aya merasa kepalanya berputar dan berdenyut nyeri, sungguh pusing disusul kemudian perutnya bergejolak, hingga sebuah dorongan ingin mengeluarkan semua yang ada di perutnya, dan akhirnya…
"Huweeekkk…" Aya hendak berpaling, tapi karena Darren menahan nya maka, cairan putih kental bercampur makanan yang Aya makan, dan bau menyengat kini tumpah membasahi tubuh bagian depan Darren.
"Oh what the F*uck … kamu…" Darren yang shock melihat tubuhnya kini dipenuhi semua yang berada di perut Aya, seketika mendorong Aya dengan kasar, disertai umpatan tiada habisnya, pria itu bahkan tak ingin menyentuhnya karena sangat sangat jijik.
Darren segera mengeluarkan ponsel dari saku celananya, kemudian menghubungi sang manager.
Kemudian ia pun berbalik, atensinya tertuju pada tubuh ringkih yang tadi ia dorong hingga tersungkur di tanah, tubuh itu masih diam di sana bahkan posisinya tak berubah.
"Berhentilah bersandiwara… aku tahu kamu pura pura." katanya sambil melepas kemeja yang sudah kotor kemudian melemparnya ke tempat sampah, tapi karena tak kunjung mendapat jawaban dari Aya, Darren kembali menoleh, karena penasaran Darren mendekat, “gimana kalo pingsan beneran?” benar benar si*al nasib nya malam ini, padahal ia tak berniat demikian, tadi ia menghampiri Aya karena ingin menyampaikan pesan sang mama yang ingin bertemu Aya, entah apa yang mama Gadisya inginkan ia seperti peneror yang terus menerus menghubungi Darren, hingga membuat pria itu lelah sendiri, dan akhirnya menemui Aya, karena kebetulan ada acara di restoran tempat Aya bekerja.
“Ay …” serunya sambil membalik wajah Aya yang menelungkup menghadap tanah, “Ah … ternyata pingsan beneran.” wajah Aya terlihat pucat dan kelelahan, tubuhnya bahkan semakin kurus sejak terakhir kali mereka bertemu.
“Darren …” Dion datang tergopoh gopoh, membawa pakaian ganti yang Darren minta, tapi justru di suguhi pemandangan Darren tengah mencoba menggendong tubuh Aya, “apa yang terjadi Dare?”
“Mas tolong bawa ke mobil, aku akan ganti pakaian dulu,” pinta Darren.
Dion mengangguk kemudian meletakkan paper bag di tanah, agar ia bisa mengambil alih tubuh Aya dari gendongan Darren.
“Kalian ngapain?”
Suara seseorang mengejutkan Darren dan Dion, hingga kedua nya kompak menoleh.
Tadinya Ami hendak membuang sampah, karena pekerjaan di dapur sudah hampir selesai, tapi ia terkejut ketika keluar melalui pintu belakang, ia melihat dua orang pria sedang menggendong seorang gadis, tentu yang pertama kali terpikir adalah sebuah pelecehan, bahkan salah seorang diantaranya sudah tak berpakaian, tentu Ami gelisah ketakutan, tapi ia melawan ketakutannya, karena kini sedang berhadapan dengan seorang pesohor tanah air.
“Loh … itu kan Aya? Aya kenapa? kalian apain Aya?” Ami bereaksi berlebihan karena sangat khawatir, ia bahkan melempar kantong sampahnya begitu saja, kemudian menghampiri Aya yang kini berada di gendongan Dion.
“Maaf apa kamu mengenalnya?” tanya Dion.
“Tentu saja, dia rekan kerjaku, bagaimana aku tidak kenal?” jawab Ami, ia tak menghilangkan kewaspadaannya sama sekali, karena lengah sedikit saja temannya bisa berada dalam bahaya. “kalian apakan dia sampai pingsan begini?”
“Tidak ada, kami sedikit berdebat kecil, dan dia bahkan menumpahkan isi perutnya ke bajuku,” Darren menunjukkan kemejanya yang kini menghuni tong sampah.
“Ohh …” mendengar penjelasan Darren, Ami merasa sedikit lega, tapi ia masih sedikit curiga, lagi pula apa sebenarnya yang Aya dan sang aktor ini bicarakan, apakah mereka saling kenal? hingga mereka terlibat perdebatan. “Sekarang apa yang akan kalian lakukan?” tanya Ami, ia seakan tak rela jika kedua pria ini membawa Aya begitu saja tanpa penjelasan.
“Kami akan membawanya ke rumah sakit,” jawab Dion singkat.
Ami menatap curiga. “Bisakah kalian dipercaya?”
“Tentu, ada CCTV kan di sini? jika terjadi apa apa pada temanmu, kamu bisa melaporkan kami, dengan bukti CCTV.” jawab Dion tegas dan jelas, ia tak ingin aktor kesayangannya mendapatkan image buruk. “Ganti pakaianmu, aku tunggu di mobil.” perintah Dion pada Darren.
Darren mengangguk, “Bolehkah aku pakai kamar mandi karyawan?” tanya Darren pada Ami yang masih menatap kepergian Dion.
“Silahkan … lewat sini,” Ami menunjukkan Arah kamar mandi pada Darren.
Darren masuk ke kamar mandi di belakang dapur restoran, samar samar ia kembali mencium aroma sabun yang ia kenali berasal dari tubuh Aya, karena rasa ingin tahu ia mencium satu persatu aroma sabun yang berada di rak kamar mandi tersebut, bahkan setelah menemukannya, pria itu justru tertarik ingin mandi menggunakan sabun tersebut, padahal biasanya ia mandi dengan sabun organik yang ia pesan khusus di salon langganannya.
Sungguh aneh memang, tapi nyata, Darren bahkan sangat menikmati aroma sabun yang biasa Aya beli di minimarket tersebut, selesai mandi Darren pun kembali membuang sisa pakaiannya.
#Hadeeeehhh anak sultan mah bebas, mau buang baju sekontainer juga terserah.
“Lama amat sih?” Gerutu Dion begitu Darren duduk nyaman di dalam mobil, “Kasian tuh anak orang pingsan.”
“Iya maaf mas, tadi aku sekalian mandi, habis gak enak banget, lengket plus bau.” Keluh Darren.
Pak Joko segera menjalankan mobil ke rumah sakit. “kita kemana ini?” tanya pak Joko sang sopir.
“William …” jawab Dion, seperti biasa jika Darren ingin ke rumah sakit, selalu mengarah ke sana.
“JANGAAAAANNN!!!”
.
.
Yang belum like? Plis tolong di like 😊
Komen? Bebas asal sopan, othor terbuka untuk kritik dan saran juga kok 🥰
Vote? Seikhlas dan ridho nya kalian 🤗
Mohon maaf jika seandainya di nupel ini nanti, retensinya tak sesuai standar editor, mungkin novel ini bakalan HIATUS 🤓
Terima kasih 🙏
💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
pipi gemoy
hedeh perasaan Kevin sdh mendidik si Dar Dar telur dadar ini sdh benar, fix ini berkat salah pergaulan 😤
2025-01-26
1
RahaYulia
lah bnr tuh emang klakuannya lb hina dr binatang, ank laki keturunan c alex kya nya bejad semua ya ckckck....mesti ditampar knyataan dulu baru deh pada sadar kan
2024-10-24
1
Rusmini Rusmini
Hamilkah Alya ... ,🤔🤔
2025-02-01
0