#7
Setelah saling tos, Darren pun duduk dan langsung menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, Baldi dan Chiko segera merapat, mereka sengaja mengapit Darren ditengah.
"Gimana? Kamu jangan bikin penasaran dong, malam itu kamu habiskan dengan siapa?" Chiko segera mulai obrolan.
Darren yang semula memejamkan mata kini kembali membuka kembali kelopak mata nya, bermaksud ingin melupakan, justru kedua teman nya mengingatkan kejadian malam panasnya bersama Aya. "Bisakah kalian membicarakan hal yang lain?" Pinta Darren dengan wajah malas.
"Mmm… sayang nya tidak, karena kami sungguh penasaran siapa yang berhasil mendapatkan perjakanya seorang Darren Alexander, hahaha…" Baldi, Teguh dan Chiko kompak tertawa.
Darren berdecak kesal, "dasar ca*bul… tidak adakah hal lain yang kalian pikirkan selain hanya sel*****ngan?"
Bukannya marah ketiga teman teman Darren justru tertawa, merasa lucu dengan kepolosan Darren. "Sayang nggak, karena urusan surga dunia yang satu itu, sungguh nikmat tak tergantikan, dan pastinya bikin kamu makin candu."
Darren menatap waspada pada ketiga teman temannya, seperti biasa, di hadapan mereka kini sudah berjajar minuman beralkohol, yang memang menjadi sajian wajib jika mereka berkumpul, tapi Darren tak ingin terpedaya dua kali, tak ingin lagi minum sembarangan, yang bisa berakibat fatal.
"Aahhh kalian gak asik … aku mau pulang aja, capek seharian di luar." Darren hendak bangkit dan berlalu pergi, tapi teman temannya menahannya.
"Eiiitt jangan marah dong, piiss … piss…"
"Oke deh kami gak akan ngomongin itu, walau sebenarnya malam itu kami berniat baik." Aku Baldi.
"Maksudnya?" Tanya Darren sepenuh perhatian.
"Kami bermaksud membuatmu tidur dengan Clara, biar urusan hati kalian makin lancar jaya, eee… tak tahunya situasi tak mendukung."
Darren jadi ingat, malam itu ia minum 2 sloki kecil, kemudian pamit, karena jadwalnya padat esok hari, dan Clara pun tak bisa datang karena syuting film terbaru nya belum selesai.
"Tapi ya sudah lah… yang penting kamu tetap bisa merasakan surga dunia, walau entah bersama siapa, semoga tak terjadi masalah di kemudian hari, BTW… Malam itu kamu gak lupa pakai pengaman kan?"
DHUAARRR!!!
What? Pengaman katanya? Bagi Darren yang gak pernah coba coba hal itu, mana mungkin sempat terpikir menyimpan pengaman, jangankan menyimpan berniat membelinya saja tidak pernah terlintas, memiliki kedua orang tua yang berprofesi sebagai dokter, bahkan menerima s3 xs education sejak dini membuat Darren benar benar menghindari pergaulan bebas.
Setelah beberapa jam yang lalu berhasil mengintimidasi Aya, kini ia kembali merasa terancam, benar kiranya, apa yang Baldi ucapkan, bagaimana jika Aya Hamil, walau mereka hanya melakukannya sekali, tak menutup kemungkinan jika Aya hamil, karena ia sama sekali tak ingat dimana ia menyemburkan cairan kenikmatan tersebut, tapi jika akal dan tubuhnya saja tak bisa ia kendalikan, kemungkinan cairan itu sudah menghuni rahim Aya. "Ah… SI*AL…" umpat Darren kesal, kemudian ia berdiri dan meninggalkan teman temannya begitu saja, tak peduli Baldi dan yang lainnya terus memanggil dan meminta nya kembali bergabung.
.
.
Seorang pria berusia pertengahan 20 an tengah berjalan gontai, usianya terbilang masih muda, tapi karena tak terawat, ia seperti seseorang yang berusia awal 40 an, penampilannya kusut dan acak acakan, rambutnya lepek, jambangnya tampak tebal tak pernah dicukur, bahkan aroma Alkohol menguar dari tubuh nya.
Langkahnya terhenti di sebuah rumah, kemudian mencoba mengetuk pintu rumah tersebut. “Eh Danuuu … Nyak lu lagi buka kantin,” Suara nyak Mumun membuat Danu teringat bahwa di jam jam seperti ini ibunya sedang bekerja di kantin sekolah, Danu yang tak pernah tahu sulitnya mencari uang, mana pernah memperhatikan jam kerja, baginya sama saja, mau pagi, siang sore, dan malam, tetap ia habiskan di meja judi, demi sebuah peruntungan, dan berharap jika menang bisa merubah nasibnya, sungguh pemikiran orang yang malas, dan Danu adalah tipe manusia yang lebih dari sekedar malas, ia adalah benalu bagi Aya dan nyak Leha.
Sejak muda, ia malas sekolah, padahal bapak dan ibu nya rajin bekerja, demi masa depan anak anaknya, adiknya pun demikian, Aya sekolah, sambil membantu ibunya berjualan di kantin sekolah, sama sekali tak merasa risih walau ia sekolah di tempat elit, tempat anak anak orang kaya, Aya sangat meringankan beban nyak Leha, dengan perolehan beasiswa nya, hingga uang untuk tabungan pendidikan Aya selalu bertambah setiap bulannya, sebaliknya Danu selalu menghabiskan uang tabungan tersebut untuk bersenang senang di meja judi.
Danu mencari cari kunci cadangan yang biasanya disembunyikan nyak Leha di bawah pot bunga, dan benar saja kunci tersebut ada di sana.
Aroma masakan rumahan adalah aroma alami rumah tersebut, karena nyak Leha selalu mempersiapkan beberapa masakan dari rumah, sebelum ia bawa ke kantin sekolah, Danu menatap malas ke meja makan, ada ikan asin sambal dan kangkung rebus, “makanan kampung lagi,” gerutu nya tanpa rasa syukur, padahal ia sendiri belum bisa menghasilkan uang, walau hanya sekedar untuk membeli air mineral.
Danu merebahkan tubuhnya di kursi ruang tamu, ia menyalakan TV dan menonton tayangan gosip, kali ini berita tentang seorang artis cantik yang sedang memamerkan rumah barunya, dia adalah Clara, “Ah hasil jual tubuh saja bangga,” cibirnya sok tahu.
beralih ke tayangan selanjutnya, kali ini berita kriminal tentang seorang pencuri, yang babak belur karena dihakimi warga, “makanya maling tuh yang profesional, biar gak di babak belur dikeroyok warga, kalo gitu caranya, biar di keroyok sampe mam**us juga kamu gak akan pernah kaya.” komentar Danu lagi.
Dan begitu seterusnya, ia terus berkomentar hal hal yang bukan menjadi urusan hidupnya.
Hingga suara ponsel membuat Danu menghentikan komentar julid nya.
“Iya bos?” sapanya ketika mengangkat panggilan bos Johan sang pemilik rumah judi tempat Danu biasa menghabiskan waktu dan uang pemberian nyak Leha.
Bos Johan selalu memanjakan Danu dengan cara memberinya pinjaman ringan, namun tanpa Danu sadari pinjaman itu terus membumbung tinggi, dengan bunga yang semakin mencekik.
“Kemana lu?” tanya bos Johan.
“Ada bos …”
“Bagus deh, jangan lupa nanti malem main lagi, modal yang kemarin masih ada kan?” pancing bos Johan.
Danu tak berani menjawab, sesungguhnya modal tersebut sudah habis, karena semalam ia menghamburkannya untuk membayar seorang wanita malam.
“Eh … iya bos, tenang aja … aman…” jawab nya tanpa beban, padahal ia sedang pusing mencari uang penggantinya, karena jika tidak, bos Johan bisa mencincangnya, bos Johan hanya meminjamkan uang untuk modal judi, jika ketahuan digunakan untuk yang lain ia akan marah besar.
“Halo …. halo bos … kok suaranya putus putus … bos bilang apa barusan?!!” teriak Danu keras keras, sebagai alasan untuk mengakhiri panggilan.
“Dasar bos sinting, untung aja uangmu banyak kalo nggak habis kamu, ku colok matamu pake pisau.” maki Danu, ia jadi semakin kesal karena kini tak tahu lagi harus minta uang dari mana.
Danu bangkit, dan masuk kekamar nyak Leha mencari cari sesuatu, barangkali ada yang bisa di uangkan, syukur syukur jika jumlahnya besar.
Tanpa menyerah Danu mencari cari, dibawah kasur, di lemari, di atas rak, dan di laci laci meja tapi nihil, Danu merapikan kembali kamar nyak Leha seperti semula, kemudian masuk ke kamar Aya, demi melanjutkan pencarian, di antara rak rak buku yang berbaris rapi, akhirnya Danu menemukan harta karun tersebut, yakni sertifikat rumah, jelas saja Danu tertawa lebar karena ia merasa sedang dalam perutungan besar, “nah … begini kan bagus, lagi pula cepat atau lambat, rumah ini akan jadi milikku,” seringai puas menghiasi wajah Danu, membayangkan malam nanti ia akan bersenang senang karena sedang banyak uang.
.
.
Yang belum like? Plis tolong di like 😊
Komen? Bebas asal sopan, othor terbuka untuk kritik dan saran juga kok 🥰
Vote? Seikhlas dan ridho nya kalian 🤗
Mohon maaf jika seandainya di nupel ini nanti, retensinya tak sesuai standar editor, mungkin novel ini bakalan HIATUS 🤓
Terima kasih 🙏
💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Rusmini Rusmini
Aya knp ceroboh narok sertifikat rmh
2025-02-01
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh salah emot 🙏🏻🤣
2024-08-21
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Danu anak durhaka 👍
2024-08-21
0