#5

#5

Setelah mendapatkan obat yang ia inginkan Aya kembali ke kedai nasi goreng guna membayar dan mengambil pesanannya. 

"Berapa mang?" 

"25 ribu saja."

Aya mengeluarkan uang dari saku hoodie nya. 

"Aya??!!" 

Aya mendongak, tak menyangka akan dipertemukan dengan seseorang yang tidak terduga malam ini. 

"Eh… tante… om…" Aya membalas sapaan mama Gadisya, beserta papa Kevin yang sedang menunggu pesanan mereka. 

Aya mendekat kemudian dengan santun menyalami kedua orang tua sahabat baiknya tersebut. 

"Beli nasi goreng juga?" Sapa mama Gadisya ketika Aya duduk di sisi nya. 

"Iya tante, lagi pengen jajan." Jawab Aya gugup tak menyangka bertemu orang tua dari pria yang semalam merampas harkat dan martabatnya sebagai seorang wanita. 

"Wajahmu pucat sayang, kamu sakit?" Tanya mama Gadisya penuh perhatian, seperti halnya ia memperhatikan putrinya sendiri. 

"Eh… iya sedikit demam dan pusing." Jawab Aya sembari menahan sesak di dada, membayangkan pelakunya adalah putra dari sepasang suami istri yang kini ada di hadapannya. 

Mama Gadisya mengulurkan punggung tangannya menyentuh kening, pipi, dan leher Aya, "iya kamu demam, sudah ke dokter? Takutnya ada apa apa." Masih dengan raut khawatir wanita baik tersebut memberi perhatian penuh. 

"Ini bukan sakit biasa tante, dan aku pun tak ingin sakit, disaat aku tengah berjuang menghadapi kerasnya hidup di ibu kota, tapi anakmu lah penyebab semua ini…" 

Ingin rasanya Aya meneriakkan jeritan hatinya, tapi ia tak berdaya, andai ia punya sedikit saja kemampuan, akan ia lawan, tapi dari sisi manapun Aya tak berdaya, tak ada finansial serta nama besar keluarga yang menyokongnya, predikat wanita murahan pasti akan tersemat dengan kejam, begitu ia menyingkap tabir kelam yang mulai menghantui nya, sungguh baru kali ini Aya membenci takdir nya sendiri. 

"Gak papa tante, ini aku sudah beli obat, besok juga membaik." 

Mama Gadisya segera memeriksa kantong obat yang baru saja Aya beli di apotek, "maaf tante periksa dulu obatnya." 

Setelah memastikan Aya membeli obat yang benar, mama Gadisya mengembalikan obat tersebut pada Aya. 

"Kamu Pulang kemana? Om antar yah?" Senada dengan sang istri papa Kevin pun menawarkan bantuan. 

"Eh… nggak perlu om, kos Aya dekat sini, 5 menit jalan kaki juga sampai." Tolak Aya. 

"Ya sudah hati hati yah," Pesan papa Kevin. 

"Ay…" Seru mama Gadisya ketika Aya hendak berbalik. 

Mama Gadisya kembali mendekati Aya, kemudian tanpa ragu memeluk raga gadis yang terlihat sakit tersebut, "kapan kapan main ke rumah tante, mau yah?"

Aya terdiam, ada banyak rasa berkecamuk di benaknya, "atau kita ketemuan di luar juga gak papa,"

"Oh… iya tante… baiklah,"

"Nanti tante telpon yah, enak nya kapan." 

Aya mengangguk kemudian pamit pergi, mama Gadisya memandang bayangan tubuh Aya hingga hilang masuk ke dalam gang. 

"Gitu amat lihat nya." Suara papa Kevin membuyarkan lamunan mama Gadisya. 

Mama Gadisya tersenyum mendongak menatap wajah suaminya, "perasaan mama mengatakan ada yang tak beres dengan Aya, mama merasa seperti melihat Luna sedang sedih dan sakit sendiri."

"Mama lagi kangen Luna kali…"

"Mungkin… sudah beberapa hari Luna belum menelepon kita."

Sepasang suami istri itu pun kembali duduk. "Ini aja nih… lihat anak kita yang lain, sedang live."

Seketika pandangan Gadisya mengarah ke ponsel suaminya, wajah putera kedua mereka sedang menyapa layar kaca pemirsa, memandu sebuah acara, "bukankah dia tampan?" 

"Hmmm… sangat tampan." Kevin mengakui ketampanan anak anak lelakinya. 

Dua hari berlalu, di hari ketiga Aya mulai merasakan tubuhnya kembali fit, dua hari tak kuliah dan kerja, dunia Aya serasa berhenti berputar untuk sesaat, tapi ia harus kembali pada kenyataan, kuliah, belajar, dan bekerja, tak ada waktu menyesali diri, menyesali yang sudah terjadi. 

Aya menatap bayangan wajahnya di cermin, wajah polos alami, karena tak pernah ada sentuhan make up, tak sempat dan tak memiliki uang lebih untuk sekedar membeli peralatan kecantikan, seperti halnya gadis remaja pada umumnya, "berhentilah menangis Aya, mari lanjutkan hidup demi masa depan yang lebih baik, yang jahat pasti akan mendapatkan hukuman tuhan." Ujarnya menyemangati diri sendiri? 

Bagaimanapun, hari akan berlalu, sang waktu tak akan bergerak mundur, semuanya bergerak secara dinamis seiring dengan pergerakan rotasi bumi, dan kehendak sang Ilahi. 

"Kamu pasti bisa Ay," Aya kembali menyemangati diri, sebelum membawa kendaraannya melaju menuju tempat kuliah. 

Sesampainya di kampus, Aya mampir ke kantin membeli sebungkus roti dan susu UHT favorit nya, sekedar mengganjal lapar, ekstra persiapan energi demi menerima materi kuliah yang cukup membuat kepala pening dan pusing. 

"Chery… boleh kupinjam catatan pertemuan dua hari kemarin?" Tanya Aya pada teman sebangkunya. 

"Udah baikan kamu." tanya Chery girang, ia cukup kesepian karena teman sebangkunya absen dua hari kemarin. 

Aya mengangguk pelan, dengan sedikit senyum yang terpaksa ia sunggingkan. 

Sepanjang kuliah berlangsung pikiran Aya pun mengembara entah kemana, sama sekali tak bersemangat, walau ia memaksakan diri untuk terus memperhatikan apa dosennya sampaikan. 

Hingga hari itu berakhir, Aya masih seperti orang linglung, yang tak memiliki tujuan hidup. 

Bahkan di tempat kerja pun, Aya lebih memilih membersihkan peralatan kotor, ketimbang melayani pembeli, salah tulis pesanan atau salah menerima orderan, bisa berakibat fatal bagi kantong pribadinya. 

Sementara itu, sepasang netra biru menyorot tajam mengawasi, sejak Aya masih berada di kampus nya, hingga kini ia menunggu Aya menyelesaikan pekerjaannya, walau bukan karena sesal ia datang, tapi lebih pada keresahan yang kian menggunung, resah jika tiba tiba Aya bertindak di luar kendali, terlebih sampai berani membawa peristiwa malam itu ke kantor polisi, atau yang lebih parah lagi, Aya mendatangi rumah kedua orang tuanya, tentu masalahnya akan menjadi semakin runyam. 

Karena itulah ia di sini memastikan semua yang ia khawatirkan tak terjadi, karena masalah ini dirinya pun tak bisa konsentrasi dalam pekerjaannya, apalagi menjadi sukses dalam karir di dunia Entertainment akan menjadi kebanggaan tersendiri, dengan demikian ia pun tak perlu khawatir terikat pada nama besar keluarga nya. 

Setelah hampir 10 jam ia menunggu, akhirnya ia punya kesempatan, kala melihat Aya keluar dari pintu karyawan, kepala dan tubuhnya tertutup hoodie demi menghalau hawa dingin, gadis itu berjalan menunduk menuju tempat parkir karyawan, Darren bergegas keluar dari tempat persembunyiannya. 

"Ikut aku…" Ujarnya dingin, tanpa sapa, apalagi kata maaf, dan rasa sesal, ia menggenggam lengan Aya dengan kuat kemudian menariknya, Aya yang masih terkejut bahkan tak sempat mengelak, namun sesaat kemudian ia kembali ke alam sadar nya, bahkan mengenal dengan baik siapa pria yang kini menyeretnya dengan paksa. 

Aya menghempaskan lengannya, entah dapat kekuatan dari mana, karena genggaman erat itu seketika terlepas. "Lepas!!! Aku gak mau." Tolak nya dengan mata menyorot tajam penuh amarah, kemudian pergi meninggalkan Darren begitu saja. 

Darren kembali melangkah cepat menghampiri Aya yang berjalan menjauhinya, kemudian dengan kasar ia memanggul tubuh mungil Aya di pundaknya seperti layaknya membawa karung beras, kemudian dengan paksa mendudukkannya di kursi mobil, "sebaiknya diam dan menurut, atau aku akan mengikatmu!!" 

Yang belum like? Plis tolong di like 😊

Komen? Bebas asal sopan, othor terbuka untuk kritik dan saran juga kok 🥰

Vote? Seikhlas dan ridho nya kalian 🤗

Mohon maaf jika seandainya di nupel ini nanti, retensinya tak sesuai standar editor, mungkin novel ini bakalan HIATUS 🤓

Terima kasih 🙏

💙

Terpopuler

Comments

Sulis Tyawati

Sulis Tyawati

tu kan, emang cewek mestinya bisa beladiri kyk mommy Stella. biar g d lecehin cowok

2025-01-02

1

Rusmini Rusmini

Rusmini Rusmini

kok keturunan om Alex ada yg gitu ya /Smug//Smug/

2025-02-01

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

hadeuh 😣

2024-08-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!