"sa apa aku udah kelewatan ya sama Satria" kata Rani, Nisa pun hanya mengangkat bahunya.
"sa jawab kau kan sahabat aku sa"
"hem ....., ternyata kamu baru sadar ya, kurang apa coba Satria, pinter lumayan, olahraga juga bisa, musik juga bisa, di mencintai mu mati-matian juga malah kamu sia-siakan" jawab Nisa sewot.
"mungkin saja hanya perasaanku saja yang tidak bisa menerimanya jika ia benar-benar menghilang "
"kamu itu bodohnya minta ampun ya, ya tak apa apalah jika begitu, nanti juga terbiasa" kata Nisa menyemangatinya.
"maaf menggangu, ini pesanannya " kata seorang pelayan yang barusan datang sambil menyodorkan dua es krim.
"oh ya, kok lama banget sih, di tunggu dari tadi kok....."
"maaf mbak, mod teman saya lagi memburuk habis di tinggalkan fans beratnya " kata Nisa sambil membungkam mulut Rani.
"menurut saya lebih baik mbak cari alasan nya, supaya tidak uring-uringan terus, saya pamit ya" kata pelayan itu sopan.
"kamu apa-apaan sih sa......" tiba-tiba saja Rani terdiam karena barusan melihat Satria berjalan dengan perempuan lain, Rani pun berdiri.
"apa ?" tanya Nisa sambil menoleh ke arah yang di lihat Rani, kosong tidak ada apa-apa.
****************
"aku harus apa ya ?"kata Satria yang terus saja berjalan, ia mengingat ingat kenangan saat di tolak Rani.
Sudah ku bilang jangan pernah deketin aku lagi, aku tidak pernah suka sama kamu, apa urat malu mu sudah putus, berapa kali aku sudah menolakmu"
"hey sat, kamu bodoh juga ya, apa kamu tidak tidak punya malu, beberapa kali pun kamu deketin aku, aku muak denganmu"
"woy....!, tolong ada orang gila, jangan harap bisa"
"Satria, si rakyat jelata kan aku sudah bilang jangan pernah deketin aku lagi, aku sudah muak sekali denganmu, jujur apa kamu tidak peka apa, aku sangat tidak suka denganmu، bisa tidak si kami berhenti, aku malu sat, sangat malu, kita ini tidak akan pernah bisa bersatu ibarat minyak dan air, minta tolong sat sekali saja kamu mengerti penderitaan aku"
"kau itu tidak keren, miskin, cupu, polos, pengecut, norak, gak bisa apa-apa, goblok, keceng, masih berharap gue mau jadi pacar Lo, sadar diri lah"
Tapi kalimat terakhir adalah yang paling ia ingat. Apakah iya harus berubah, supaya disukai Rani.
"sat...kak Satria" Satria pun menoleh ke sumber suara, ternyata Nasya.
"kenapa nas ?, sendirian?" tanya Satria.
"kak pulang bareng yuk, sendirian nih, biasanya orang tua ku yang mengantar, tapi entahlah sekarang, bareng yuk, aku takut jika sendirian " kata Nasya. Satria pun mengangguk.
"tumben kak sendirian, mana sohib kakak?" tanya Nasya.
"oh mereka aslinya tadi mau mengantar ku, tapi aku tolak karena ada urusan, habis daftar workout di gym"
"wah, hebat, tapi kan kak"
"jangan panggil kakak dong, Satria aja !" k
"ok, tapi kan kak Satria kan tubuhnya sudah bagus, buktinya jago basket, renang sama lari" kata Nasya.
"sejak kapan, ada-ada saja "
"yeh merendah, padahal ada bukti nya, kan kak Satria pernah juara di ketiga bidang tersebut, semua orang juga tau, oh ya, kak Satria juga mahir bergitar ya, aku pernah Lo nonton konser grup kak di cafe long store, enak kak, boleh ajarin gak"
"hehehe, kamu kok tau banyak tentang aku, malu jadinya, emang aku seterkenal itu ya"
"tapi yang terkenal dari kak Satria adalah cintanya" kata Nasya. Satria tiba-tiba berubah mimik mukanya.
"enak ya kak Rani bisa dicintai sehebat itu oleh kakak, beruntung sekali"
"tapi itu dulu nas, aku sudah menyerah, capek selalu di tolak terus"
"oh maaf ya kak, tak tahu"
"tak apa-apa, aku juga sudah biasa kok"
"oh ya tak lupa kan sama janji yang kemarin di telpon " ganti sekarang Nasya yang mengubah topik pembicaraan.
"iya kapan ?" tanya Satria.
"kapan-kapan aku kabari, tapi walaupun tiba-tiba kakak harus siap ya ?"
"iya"
"janji"
"janji"
"oh ya tak terasa ya sudah sampai gerbang komplek saja, mampir dulu kak, ayo jangan sungkan-sungkan, tidak ada siapa-siapa di rumah"
"malah bukanya bahaya jika rumah mu sepi, aku tidak ingin ada berita buruk tentangmu gara-gara aku, kapan-kapan saja deh"
"oh ya terima kasih da,da"
Nasya pun masuk ke kompleks perumahan elit tersebut. Sementara Satri masih belum beranjak dari tempat. Pikirannya berkecamuk, emang aku sebodoh itu ya dulu" batinya. Dia pun akhirnya melanjutkan perjalanan ke rumah.
****************
"buk,buk,buk,buk,buk,buk" samsak yang berat itu bergelantung dengan cepat, setelah sampai di rumah Satria langsung berganti baju lalu segera pergi ke tempat gym. Ia ingin menumpahkan isi hatinya, mencari pelampiasan.
"hey men, kamu ada masalah" kata seorang pemuda yang lebih tua darinya, badanya kekar dan penuh keringat, rambut berantakan menambah kesan maskulin dan ketampanan nya.
"siapa?" kata Satria dingin.
"ayolah men, jangan serius-serius sekali, sini cerita siapa tau bisa bantu"
"buk, buk, buk, buk," satria malah terus memukuli samsak tersebut. "buk" sebuah pukulan mendarat di pipi kiri Satria, dan orang itulah yang mendaratkannya.
"ayo kita tanding, di sana di arena" kata orang tersebut. Satria pun mengikutinya, orang-orang yang ada di gym pun mengamatinya dan mulai berkumpul untuk melihat pertandingan.
"ayo jangan sungkan-sungkan" kata orang tersebut, Satria pun langsung mendaratkan pukulan telak di wajahnya. "sakit juga ya pukulan mu" penonton mulai bersorak. Tak lama jual beli pukulan terjadi, dan pada klimaks nya Satria mulai tersudut, ia mendapatkan rentetan bogem mentah dari lawannya.
"ok sudah, dia sudah tidak kuat" penonton pun berseru kecewa saat pemuda tersebut mengatakan itu. Dia menyodorkan tangannya kepada Satria yang terduduk lemas.
"udah lega ?, tanya pemuda tersebut. Satria pun mengangguk, mungkin inilah yang ia butuhkan sekarang, rasa sakit dan kelegaan yang luar biasa.
"ayo cerita" Satria pun di bopong pemuda tersebut ke pojok an tempat gym. Dia menyodorkan minuman kepada Satria.
"apa masalah mu" kata pemuda tersebut sambil duduk di sampingnya.
"aku suka seseorang bang, tapi Dianya yang tidak suka" kata Satria.
"ya di perjuangin dong"
"sudah bang selama 3 tahunan dari kelas 1 SMP" pemuda itu pun terkejut,
"berati Lo masih kelas 1 SMA dong"
"lha iya, bang emang aku terlihat lebih tua "
"tidak sih, tapi kelas 1 SMA sudah punya kekuatan seperti mu itu bukan hal yang bisa dilakukan anak sepantaran mu"
"begitu ya" pemuda itupun berdiri, dan ia menepuk pundak satria lalu berkata "tenang men !, Lo berati sudah saatnya move on, jangan terlalu di pedulikan, Lo itu kuat" kata pemuda tersebut sambil meninggalkannya.
"oh ya namaku Roy, jika ada apa-apa jangan sungkan" Satria pun hanya diam, Lalu tersenyum.
"kapan-kapan tanding lagi" kata Satria.
"ku tunggu, aku selalu nge gym di siang hari"
"ok bang"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments