Waktu terus bergulir setelah kepulangan Mentari dan Matcha, Reynand kembali menyibukkan diri dengan pekerjaan yang beberapa hari sudah ia tinggalkan. Sesekali pria itu tiba-tiba tersenyum ketika mengingat tingkah konyolnya yang membuat Mentari kesal, ia tak peduli dengan penolakan wanita itu. Ia yakin, seyakin-yakinnya ia akan mendapatkan hati perempuan itu.
Dua hari lamanya Reynand tidak mengunjungi Mentari dan Matcha. Ia betul-betul disibukkan dengan pekerjaan perusahaannya yang baru saja menggerakkan proyek besar di Kalimantan.
Dan hari ini dengan semangat, Rey akhirnya memiliki kesempatan untuk pergi ke desa Z, ia tidak sabar bertemu wanita yang sangat dirindukannya seperti sudah beberapa bulan tidak bertemu.
"Percepat lagi Marshel"titah Rey pada Marshel yang sedang menyetir mobil.
"Baik Pak"sahut Marshel.
Dengan kecepatan di atas rata-rata, mobil mewah berwarna putih itu membelah jalanan Jakarta menuju desa Z. Dengan segala kemacetan dan rintangan, kurang lebih tiga jam perjalanan akhirnya Rey sampai di tempat tujuan.
Tuk...
Tuk...
Tuk...
"Matchaa"panggil Rey, ia sudah terbiasa di bukakan pintu oleh anak itu sehingga memilih memanggil Matcha di banding Mentari.
Tidak ada sahutan dari dalam.
Rey mengetuk pintu lagi berkali-kali sambil melihat jendela yang transparan, rumah itu tampak sepi tidak ada terdengar aktifitas apapun di dalam.
Rey pikir Mentari dan Matcha sedang pergi keluar, ia pun memutuskan untuk menunggu di depan rumah. Namun, belum sempat Rey duduk di kursi tiba-tiba datang seorang pria paruh baya dari rumah sebelah.
"Maaf, bapak ini cari siapa ya?"tanya pria tersebut pada Rey dan Marshel.
"Tidak, saya hanya menunggu tuan rumah datang"jawab Rey.
"Bapak mencari bu Tari?"tanya pria itu lagi.
"Iya"
"Tapi ibu Tari dan anaknya sudah tidak tinggal disini lagi. Mereka baru pindah ke kota 2 hari yang lalu"
Ucapan itu tentu membuat Rey dan juga Marshel terkejut. Seolah tidak percaya, Rey kembali melihat rumah itu hingga mengitarinya sampai ke halaman belakang. Dan ternyata benar, semuanya tertutup rapat hingga barang yang memang di letakkan di luar pun sudah tidak ada lagi.
"Apa bapak tahu mereka tinggal dimana?"tanya Rey berusaha untuk tidak gegabah.
"Saya tidak tahu, mereka hanya pamit ingin pindah ke kota setelah membagikan makanan pada tetangga"
"Kembali ke Jakarta!"putus Rey pada Marshel yang langsung mengangguk patuh.
"Terimakasih atas informasinya Pak, saya pamit"ucap Marshel sembari menyusul Rey yang sudah masuk mobil, pria itu sampai lupa berterimakasih.
Di perjalanan Rey memandang jalanan dengan sorot mata yang dingin . Hatinya sangat gelisah pada saat itu, antara marah,sedih dan kecewa bercampur menjadi satu. Ia tidak menyangka Mentari benar-benar akan bertindak sejauh itu demi menghindarinya.
"Percepat!!"tegas Rey yang membuat Marshel terkejut parah karena bentakan dari sang bos.
"Ba-baik"jawab Marshel, bosnya itu seketika berubah drastis dari yang ia lihat sebelumnya yang begitu bahagia dan tersenyum kini berubah dengan raut wajah yang serius dan dingin.
Sepanjang jalan pria bernama Reynand Dirga Grissham itu larut dalam pikirannya. Hingga tibalah ponselnya berbunyi, menandakan ia sudah mendapatkan sinyal.
Tak tunggu lama, Rey segera menghubungi nomor telepon Mentari. Nomor yang biasa ia hubungi kemarin-kemarin, karena terus tidak tersambung, Rey pikir itu karena saat dia menelpon Mentari berada di rumah dan tidak ada sinyal. Namun kini ketika Rey hubungi lagi, nomor tersebut benar-benar tidak tersambung sama sekali.
"Arrghh sial !"umpat Rey melempar ponselnya ke sembarang arah.
"Cari tahu keberadaan Mentari ! Tanyakan pada klien kita Zain. Apa mereka bertemu baru-baru ini, juga cari pria bernama Arvin"ucap Reynand pada Marshel.
"Siap pak! Tapi bagaimana cara mencari pria bernama Arvin?"tanya Marshel, jika Rey hanya menyebutkan nama saja Marshel akan kesulitan untuk mencari tahu orang tersebut.
"Cek CCTV restoran X pada hari Senin, 4 April"
***
Dengan segala upaya Marchel mencari informasi tentang Mentari serta mencari pria bernama Arvin juga sudah menginterogasi Zain mengenai Mentari. Akhirnya Marshel menemui Rey yang sudah lama menunggu kabar darinya di ruang tamu.
"Keberadaan Bu Mentari belum di temukan Pak, dan pak Zain bilang perempuan itu sudah lama tidak bertemu dengannya padahal sudah ia hubungi berulangkali tapi tetap saja tidak aktif. Saat ini Pak Zain juga sedang mencari Bu Mentari lewat orang-orangnya, dia tidak rela Bu Mentari pergi menghilang begitu saja"terang Marshel apa adanya berdasarkan informasi yang ia tangkap.
Reynand hanya diam, ia ingin mendengarkan sang asisten menjelaskan semuanya.
"Dan ini adalah video rekaman CCTV saat Bu Mentari di restoran X"lanjut Marshel sembari menunjukkan sebuah video di ponselnya pada Rey.
Video yang berisi saat Mentari sedang bermesraan dengan seorang pria yang bernama Arvin. Disana pria tersebut begitu sangat dekat, dan selalu membuat Mentari tertawa yang berhasil membuat hati Reynand terbakar. Matanya menatap nanar layar ponsel tersebut, terlebih melihat akhir dari video itu ia melihat wanita yang ia cintai di tampar oleh seseorang dengan sangat keras.
"Cari pria itu sampai ketemu!"titah Rey tak terbantahkan.
Pantas saja malam itu Mentari sangat emosi dengan pipi yang merah. Ternyata dugaannya itu benar, perempuan itu habis di tampar usai memutuskan hubungan dengan Arvin.
"Orang kita sudah melacak keberadaannya"ucap Marshel pada Rey.
Dari yang ia tanggapi bosnya itu sedang jatuh cinta. Ya, benar! Dan orang yang membuatnya jatuh cinta itu adalah Bu Mentari, sebab Marshel sendiri belum pernah melihat sang bos se-respect ini pada seorang wanita.
Tak lama dari itu ponsel Marshel berbunyi, ia segera mengangkat telepon dari anak buahnya yang telah ia beri tugas.
"Bagus, serlok sekarang!"ucap Marshel usai menerima telepon dari anak buahnya.
"Arvin sudah di temukan!"
***
Di sebuah tempat sepi yang terlihat seperti gudang dengan banyak kotak-kotak tersusun rapi di rumah itu. Mereka menyekap Arvin disana.
"Siapa kalian?! Siapa yang menyuruh kalian menculikku dasar bajiingaan!!"Arvin terus meronta-ronta di kursi itu. Kaki dan tangannya diikat dengan sangat erat.
"Diamlah atau aku pukul wajah tampanmu?"ancam seseorang.
Mendengar itu Arvin terdiam, ia hanya bisa memandang para pria perawakan seperti preman itu dengan sinis. Tak lama kemudian, datanglah dua orang pria menghampirinya.
BUGH...
Tanpa babibu Reynand langsung melayangkan bogem mentah pada wajah pria itu yang terhuyung ke samping akibat pukulan keras dari Reynand. Alhasil sudut bibir Arvin mengeluarkan darah segar.
"Dimana Mentari?"tanya Reynand dingin sembari mencekik leher Arvin.
"Ti-tidak tahu"jawab Arvin dengan tenggorokan tercekat oleh tangan Rey.
Rey menghela nafas kasar mendengar jawaban yang tidak ia inginkan dari mukut Arvin. Rey melepaskan tangannya dari leher pria itu yang langsung mengambil nafas sebanyak-banyaknya.
"Saya tanya sekali lagi jika kamu menjawab tidak tahu, nyawamu habis di tanganku!"ancam Reynand menatap intens wajah Arvin bak harimau yang ingin menerkam mangsanya "dimana Mentari? Bukankah kamu sering bersamanya?"tanya Reynand lagi.
"Kenapa anda bertanya pada saya?"
Plakk!!
Tamparan kecil lagi-lagi mendarat sempurna di wajah Arvin.
"Jangan balik bertanya, jawab saja apa yang di tanyakan!"ucap Marshel juga ikut geram.
Arvin diam sejenak memperhatikan Rey dan Marshel bergantian. Ia baru menyadari bahwa pria yang di temuinya tempo hari di rumah Mentari adalah pria di hadapannya.
"Jika kalian bertanya pada saya dimana keberadaan Mentari, jawabannya saya tidak tahu. Tapi, yang saya lihat beberapa waktu lalu dia membeli sebuah rumah di Jakarta. Saya menjemputnya di kompleks perumahan Pondok Cemara nomor 24"
Mendengar itu Reynand dan Marshel saling pandang.
"Apa ucapanmu bisa di percayai?"tanya Reynand ragu.
Arvin tertawa geli "terserah anda percaya atau tidak, karena saya sudah mengatakan yang sebenarnya tentang wanita ****** itu"ucapnya dengan sinis, ia masih kesal dengan Mentari yang mengancamnya melaporkan penggelapan dana pekerjaannya.
"Brengsekk!!"
Reynand terpancing emosi dengan perkataan Arvin yang menyebut Mentari wanita jallang. Reynand memukul pria itu secara membabi buta kerap tidak terima wanita yang ia cintai di sebut wanita jallang.
Hatinya kembali sakit mendengar itu, karena faktanya ia sendiri pun tidak memungkiri bahwa Mentari sudah mengencani banyak pria.
"Siiaalll!!"umatnya penuh kekesalan.
Rey meramas rambutnya frustrasi, kenapa ia bisa jatuh cinta pada wanita itu? Bahkan juga sangat menyayangi anaknya yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
martina melati
mungkin merasa pernah dtolonk dan tinggal serumah wkt ddesa... jd merasa berutang budi gt
2024-05-01
0
martina melati
dblokir x no hp pak rey
2024-05-01
0