Salah Menilai

Akhir pekan yang cerah membuat Rey berniat untuk berolahraga sebentar di ruang gymnya yang tak berada jauh dari kamar. Seolah tidak merasa lelah, pria itu terus berlari dengan kecepatan tinggi hingga peluh terus bercucuran di tubuhnya.

Drtttt.... Drrtttt.....

Getaran ponsel berhasil menghentikan aktivitasnya itu, ia mengangkat panggilan dari Marshel yang memberitahu ia sudah mengirimkan informasi tentang Tari dan Zain lewat email.

Tak menunggu waktu yang lama, Rey segera keruang kerjanya dan mengecek email yang dikirim oleh Marshel, membacanya dengan seksama.

Getaran ponsel kembali Rey dengar.

"Bu Tari, dia seorang janda. Lahir di Sulawesi Selatan, pindah ke Jawa karena ikut suaminya dulu yang saat ini meninggalkannya bersama dengan satu anak. Dia pernah bekerja di salah satu warung kopi di pasar Z, dan menurut informasi disini. Bu Tari hanya miliki saudara laki-laki yang masih tinggal di Sulawesi, sedangkan orang tuanya sudah lama meninggal"

"Informasi selanjutnya"tukas Rey juga sambil mengamati informasi di laptopnya. Tapi dia meminta Marshel untuk menjelaskannya.

"Pak Zain, memiliki dua anak bersama istrinya Diana. Dia dari keluarga berada dan memiliki beberapa perusahaan di Jawa timur---"

Deg!

Rey mendengar penjelasan dari Marshel membeku sejenak, ia seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Marshel.

Tari yang ia pikir hanya perempuan sederhana dan penyayang melakukan hal se-keji itu? Jujur ia merasa terbohongi dengan sikap Tari padanya dan juga Matcha.

Dan yang ia lihat kemarin itu bukanlah sepasang kekasih namun sebuah perselingkuhan? Benarkah? Tari seperti itu?

Bagaimana bisa? Bahkan Rey telah kehabisan kata-kata dan hanya mengepal tangannya dengan erat.

"Calon istri?"gumam Rey tersenyum getir mengingat Zain menyebut Tari sebagai calon istrinya.

Braakk !!!

Tanpa sadar pria itu memukul meja hingga barang berjatuhan.

Rey memang sudah menyadari ia telah jatuh hati pada perempuan itu. Ia pikir dengan kesibukannya ia bisa melupakannya, namun semakin ia lupakan semakin ia merasa ingin sekali bertemu dan ada rasa rindu yang mendalam di dalam hatinya.

Namun, saat tidak sengaja bertemu. Rey tentu terkejut sekaligus bahagia, ia kembali bertatapan dengan mata indah itu. Tapi, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, bahkan meninggalkan goresan di hatinya saat tahu Tari dan kliennya memiliki hubungan.

Menolak percaya, Reynand nekat segera pergi ke rumah Tari hari itu juga. Ia ingin mendengarnya sendiri dari mulut perempuan itu.

"Kak mau kemanaaa? aku mengantar makanan dari Mamaaa!"teriak Shenia yang melihat sang kakak pergi tergesa-gesa seolah tidak memperdulikannya.

Dengan perasaan campur aduk Reynand pergi menerobos jalanan dengan kecepatan tinggi. Pria itu sampai melewati mobil-mobil yang menghalanginya yang membuat para pengendara lain menegurnya lewat klakson.

Perjalanan yang jauh itu seakan terasa dekat bagi Reynand yang di selimuti rasa emosi dan penasaran. Kurang lebih 1 jam, Rey telah sampai di rumah Tari, momen-momen yang ada di rumah ini kembali ia ingat.

Dengan tidak sabaran, Reynand mengetuk pintu secara beruntun. Namun tidak ada jawaban dari dalam rumah, Rey pikir rumah itu sedang kosong.

Ceklek.....

Pintu terbuka, hanya ada Matcha disana yang sepertinya baru bangun tidur. Terlihat dari rambutnya yang berantakan.

"Oomm Rey!!"pekik Matcha sembari mengucek matanya memastikan bahwa yang dilihatnya itu adalah Rey.

"Matcha"Rey langsung menggendong anak itu, tidak ia pungkiri ia sangat rindu dengan anak ini.

"Oomm, Matcha sangat rindu"lirih Matcha memeluk Rey dengan erat.

Bagai mimpi indah di siang bolong, Matcha sampai menangis melihat Rey kembali.

"Shuuuttt, Matcha jangan menangis"Rey menyeka air mata Matcha dan menggendongnya masuk ke dalam rumah seakan sudah terbiasa keluar masuk dalam rumah itu.

"Ibu mana? Kenapa Matcha tinggal sendirian?"tanya Rey menggebu-gebu.

"Matcha tidak tahu, dari semalam Ibu belum pulang"jawab Matcha apa adanya.

"Apa?"sentak Rey tanpa sadar, raut wajahnya kembali terlihat marah. Matcha yang melihat itu jadi ketakutan.

Menyadari Matcha ketakutan, Rey memeluk anak itu dia berusaha meredakan amarahnya. Bisa-bisanya Tari meninggalkan Matcha sendirian di rumah dan tidak pulang, apa tidak ada rasa khawatir akan terjadi apa-apa pada anaknya? Rey tak habis pikir dengan sikap Tari.

"Apa Ibu sering meninggalkanmu sendirian?"tanya Rey pada Matcha.

"Tidak, Ibu jarang sekali keluar meninggalkan Matcha, kalau ada keperluanpun Ibu membawa Matcha pergi. Tapi kenapa kali ini Ibu pergi lama sekali?"jawab anak itu dengan jujur.

Rey terdiam, ia mulai mikir yang tidak-tidak apa yang dilakukan Tari selepas dari Mall itu. Sungguh, ia tidak bisa berfikir dengan jernih.

"Om baik-baik saja?"tanya Matcha melihat ekspresi Rey yang tampak gelisah.

"Hemm baik-baik saja"Rey mengelus rambut Matcha sambil berusaha menenangkan dirinya.

***

Disisi lain Tari sedang sibuk mengurus pembelian rumah di salah satu kompleks yang ada di Jakarta. Ternyata wanita itu sibuk memilih rumah yang pas dari semalam, Ia cepat-cepat ingin segera pindah, dan memulai hidup baru bersama Matcha. Tari sudah muak sekali tinggal di desa bersama rumah peninggalan mantan suaminya yang minim itu.

Akhirnya Tari bisa membeli rumah, begitu banyak proses yang harus ia lalui hingga mencapai titik hari ini. Walaupun sebenarnya ia tidak membenarkan caranya mencari uang, tetapi mau bagaimana lagi? Tari terpaksa melakukannya demi keluar dari desa itu. Jika tidak seperti itu, dengan bekerja jadi pelayan di warkop saja tidak cukup untuk membiayai kebutuhannya apalagi sampai membeli rumah.

Setelah Tari menyelesaikan segala urusannya, ia bergegas untuk pulang. Karena sudah sangat khawatir sekali dengan Matcha yang tinggal sendirian.

Hari menjelang malam, dari kejauhan terlihat mobil Arvin mendekat. Ya, Tari meminta pria itu untuk mengantarnya pulang jika tidak keberatan karena iapun tidak membawa motor.

"Maaf aku jadi merepotkanmu"ucap Tari setelah masuk mobil.

"Tidak, aku juga merindukanmu Mentari"ucap Arvin sembari menggenggam tangan Tari dengan mestra.

Pria itu baru saja bercerai dengan istrinya beberapa Minggu lalu, bukan perkara pria itu selingkuh dengannya. Karena memang dari sebelum bertemu Tari, rumah tangga Arvin dan Istrinya sudah rusak karena ada satu dan lain hal yang membuat mereka pisah.

Sepanjang jalan pria itu tidak melepaskan tangannya.

"Kamu tahu hal yang paling membahagiakan?"tanya Arvin memandang Tari sekilas lalu melihat jalan.

"Tidak"jawan Tari dengan gelengan.

"Bahagiaku duduk berdua denganmu hanyalah bersamamuuu"ucap Arvin dengan menyanyikan lirik lagu yang di sambut tawa riang dari Tari.

"Ada satu lagi !"

Tari memandang Arvin menunggu pria itu melanjutkan kalimatnya.

"Hal-hal apa yang semua orang tidak bisa lakukan? Tapi cuma kamu yang bisa"

"Terbang"jawab Tari asal.

"Bukan"

"Lalu?"

"Membuatku jatuh cinta"

Tari memukul kecil lengan pria itu, seolah dia tersipu. Nyatanya dia menyembunyikan kekhawatiran terhadap anaknya.

"Sudahlah fokus saja menyetir, berhenti menggodaku!"sungut Tari.

"Bagaimana bisa fokus menyetir sementara fokus aku ke kamu"

"Arvin...."

"Iya sayang"

"Ayoo, nanti kita kemalaman. Kasihan Matcha sendirian di rumah"

"Oya? Baiklah. Mari kita meluncurrr!"pria itu mempercepat laju kendaraannya menerobos jalanan dengan lihai.

Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya Tari sampai di perkarangan rumahnya.

"Mentari"panggil Arvin saat Tari hendak membuka pintu. Pria itu merentangkan kedua tangannya, dengan tatapan damba berharap ingin di peluk oleh Tari.

"Terimakasih telah mengantarku pulang"ucap Tari memeluk singkat Arvin. Namun pria itu menariknya lagi mendekap Tari kedalam pelukannya. I

"Aku tidak ingin kehilanganmu"ucap Arvin dengan tulus, ia dekap wanita itu sangat lama.

"Hmm"Tari hanya bisa berdehem, ia sebenarnya tidak tega menyakiti Arvin.

"Yasudah, pulanglah. Hati-hati"Tari pamit, dan menutup pintu mobil sambil melambaikan tangan.

Tari melangkah menuju masuk rumahnya, ia yakin Matcha sudah tidur. Namun belum sempat ia mengambil kunci di tasnya, pintu sudah terbuka duluan dengan memperlihatkan Reynand menatap tajam ke arahnya. Tak hanya tajam raut kemarahan juga jelas Tari lihat di wajah pria itu.

"Mentari, ini dompetmu tertinggal di mobilku"belum sempat Tari berkata, tiba-tiba Arvin datang dengan memberi dompet padanya.

"Oohh iya, terimakasih"Tari mengambil dompet itu, namun ia melihat Arvin memperhatikan Rey yang berdiri di depan pintu.

"Dia siapa?"tanya Arvin.

"Bukan siapa-siapa, pulanglah"Tari mendorong Arvin supaya balik lagi ke dalam mobil.

Melihat hal itu membuat kemarahan Rey semakin besar, tenyata Tari tidak hanya memiliki satu kekasih tetapi pria itu juga yang baru saja dilihatnya. Dan mobil yang ia lihat waktu lalu, rupanya mobil pria itu.

"Ada apa Pak Reynand kesini?"tanya Tari sembari menerobos masuk. Ia tak perduli dengan tatapan tajam pria itu.

"Apa kamu terus seperti ini? Meninggalkan Matcha sendirian? Dan kamu malah bersenang-senang dengan pria itu? Apa kamu tidak mengkhawatirkan anakmu?"Rey meluapkan kemarahannya.

"Itu bukan urusanmu"

Jawaban Tari membuat Reynand mengusap wajahnya gusar "berapa harga yang harus saya bayar untuk membeli hidupmu"ucap Rey tiba-tiba.

Tari mendengar itu mengerutkan dahinya menatap Rey dengan tatapan remeh.

"Saya tahu anda bisa membeli apa saja yang anda mau, tapi tidak dengan hidup saya. Atas dasar apa anda berbicara seperti itu? Dan kenapa tiba-tiba anda marah-marah pada saya? Bukankah anda tidak mengenali saya?"ucap Tari dengan penuh penekanan.

"Kenapa? bukankah kamu suka uang? Dengan cara memoroti banyak pria kaya?"

Plaaakkk!!!

Tamparan keras mendarat di wajah Rey.

"Bagus! kalau anda sudah tahu! Tapi ingat, saya tidak serendah itu untuk anda beli !"

Reynand memukul dinding, hingga darah keluar dari jari tangannya. Jawaban Tari seolah membenarkan ucapnya.

"Saya salah menilai kamu selama ini"ucap Rey dengan nada putus asa.

Tari mendengus geli "saya tidak butuh penilaian dari anda!"tekan Tari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!