Menyembunyikan

Restoran mewah dengan berbagai macam jenis makanan itu adalah hal yang biasa bagi Tari yang untuk sekian kalinya ke restoran mewah.

Kini wanita cantik itu terlihat anggun sambil memakan makanan seafood yang telah Arvin pesan. Pria itu juga tampak makan dengan lahap dengan gaya yang berkelas.

"Kamu ke pasar tadi naik apa?"tanya Arvin di sela makannya.

"Naik ojek Mas, di desa untungnya ada pangkalan ojek"jawab Tari seadanya, wanita itu memang tidak pernah menutupi soal kehidupannya.

"Kamu bisa mengendarai motor?"

"Aku dulunya pernah mengendarai motor di Sulawesi, dan sudah ada SIM juga. Semenjak tinggal di Jawa tidak pernah lagi"

Di Sulawesi adalah tempat asal Tari, ia dulu bertemu sang mantan suami disana. Lalu setelah menikah ia ikut suaminya ke Jawa dan tinggal di desa Z, dan siapa sangka Tari malah ditinggal oleh suaminya dan membuatnya terjebak di desa terpencil tersebut? Oleh karena itulah Tari ingin cepat-cepat pindah dari sana.

"Tapi masih bisakan?"tanya Arvin memastikan.

"Bisa"jawab Tari.

"Good"Arvin menyuapi makanan ke arah Tari yang langsung wanita itu terima memasukkan ke dalam mulutnya. "enak?"tanyanya tersenyum.

"Hmm enak"jawab Tari diiringi anggukkan kepala.

Setelah bercengkrama ringan sambil menikmati hidangan tersebut Arvin mengambil sesuatu berbentuk persegi di dalam saku jasnya.

"Ini untukmu"pria itu menyerahkan beda berbentuk persegi berwarna merah bludru itu pada Tari.

"Ini apa Mas?"tanya Tari yang kemudian membuka beda tersebut "Mas ini berlebihan"ucap Tari meletakkan kembali beda itu yang berisi kalung permata berbentuk love.

"Biar aku pasangkan"Arvin berdiri mengambil kalung tersebut dan mengalungkannya.

"Mas tapi"Tari bersifat seolah tidak enak hati. Ia akui, dia adalah wanita licik yang sebenarnya memang itu yang ia inginkan dari pria berkantong tebal.

"Tidak apa sayang, aku membelinya khusus untuk kamu"

"Terimakasih Mas, kalungnya cantik"ucapnya dengan senyuman manis yang memikat.

"Lebih cantik kamu yang memakainya"

****

Hari berangsur-angsur menjadi gelap, cahaya matahari berganti dengan cahaya rembulan yang terang benderang malam ini. Di rumah, Rey dan Matcha tengah menonton televisi yang menampilkan kartun Tom and Jerry sambil menunggu Tari pulang. Sungguh Rey sangat gelisah sejak tadi karena tidak sabar menunggu kabar dari wanita itu.

Beberapa jam kemudian sekitar jam sembilan malam terdengar suara deru mobil di halaman rumah. Rey yang memang tidak jauh dari pintu mengintip sedikit lewat jendela, ia penasaran siapa yang datang.

Disana Rey melihat Tari diantar oleh seseorang memakai mobil hitam. Wanita itu terlihat melambaikan tangan sambil tersenyum pada sang pemilik mobil, Rey menyimpulkan bahwa Tari memiliki kekasih. Ia tak bertanya kemana suami Tari, sebab Matcha sendiri yang bercerita bahwa ayahnya pergi meninggalkannya begitu saja bersama sang Ibu.

"Om sedang melihat apa?"Matcha tiba-tiba saja berdiri di belakangnya ia pikir anak itu sudah tidur di depan TV.

"Bukan apa-apa"Rey segera menutup tirai dengan cepat.

Ceklek...

Bersamaan dengan itu Tari masuk yang Langsung di kejutkan oleh Rey dan Matcha depan pintu.

"Matcha!"Tari terkejut melihat anaknya yang masih belum tidur. Sebab biasanya saat dia pulang Matcha sudah tertidur di kamar.

"Ibu"ucap Matcha terheran dengan reaksi Ibunya terlebih pakaian Tari berbeda saat ia pergi tadi siang.

"Matcha kamu belum tidur nak?"Tari langsung menggendong Matcha menuju kamar "kenapa belum tidur?"tanya Tari sembari menguncir rambutnya.

"Ibu dari mana? Kok baju ibu beda? Ibu juga memakai make up"Matcha tidak menjawab pertanyaan Ibunya, ia lebih penasaran kenapa Tari tampil berbeda. Inilah yang Tari takutkan.

"Tidak nak, Ibu habis menemani teman Ibu pergi ke suatu acara. Baju yang ibu pakai milik teman Ibu"kilah Tari berbohong.

"Oohh, terus itu apa yang Ibu bawa?"Matcha melihat Tari membawa paper bag.

"Oh ini barang teman Ibu, dia ingin menyimpannya di rumah"

Matcha mengangguk paham "Matcha tadi tidur siang sama Om Rey lama sekali Bu, makanya sekarang Matcha belum mengantuk"tutur Matcha menjelaskan kenapa dia belum tidur.

"Yasudah Matcha sekarang bobo dulu, nanti lama-lama juga tertidur"Tari membaringkan Matcha dan menyelimuti anak itu yang patuh.

Rey yang mendengar obrolan keduanya sekarang paham. Tari sengaja menyembunyikan hubungan dengan kekasihnya dari Matcha.

"Maaf pak Rey atas ketidaknyamanannya, ini saya belikan lauk untuk pak Rey makan"Tari meletakkan bungkusan plastik di meja bersama air minumnya.

"Bagaimana dengan asisten saya? Apa yang dia katakan?"tanya Rey tidak sabaran.

"Dia tidak percaya apa yang saya katakan pak. Padahal saya sudah meyakinkan kalau pak Rey sedang ada di rumah saya. Tapi tetap saja dia tidak percaya, dia ingin mendengarnya sendiri dari Pak Rey"jelas Tari apa adanya.

Rey mengusap wajahnya gusar, ia lupa bahwa Marshel (asistennya) tidak akan mempercayai orang lain yang mengaku bahwa bossnya sedang berada di rumah seseorang. Sebab sudah pernah ada kejadian sebelumnya seperti saat ini, namun kenyataan orang itu hanya manfaatkan Marshel untuk memeras pria itu.

"Sepertinya kaki Pak Rey semakin parah, izinkan saya untuk mengobatinya"Tari melihat kondisi kaki Rey yang sudah kelihatan lebam dengan luka yang terbuka "jika tidak segera di obati kaki Pak Rey akan terkena infeksi"lanjutnya.

"Tidak perlu"ucap Rey dengan ketus.

Tari membuang nafas jengah, tanpa izin ia mengambil kotak obat p3k "jika bapak ingin tinggal lebih lama disini, diamlah"Tari mengangkat paksa kaki pria itu ke pangkuannya agar mudah di obati.

"A-apa yang kamu lakukan?"

"Bapak ingin cepat pulangkan? Maka dari itu obati dulu supaya cepat sembuh"Tari tidak berani menatap balik Rey yang menatapnya dengan tajam.

Mendengar itu, Rey terpaksa menurut dan membiarkan Tari untuk mengobati lukanya.

"Lagi pula bukan keinginan saya untuk tinggal disini"ucapnya sambil melihat Tari yang dengan telaten membersihkan lukanya.

"Iya, bagus"jawab Tari.

"Siihkkk! Hati-hati! Kamu marah sama saya?"keluh Rey merasakan pedih di lukanya.

"Tidak"

"Sihhkk"desisnya lagi merasa sangat perih.

"Tahanlah sebentar, saya beri alkohol untuk membersihkan lukanya"Tari menatap tak tega. Lalu kemudian Tari mengoleskan obat dan memperban luka itu.

"Apa pergelangan kakinya terkilir?"tanya Tari memegang pergelangan kaki Rey.

Belum sempat Rey menjawab pria itu sudah mengeluh saat di pegang ke pergelangan kakinya.

"Biar saya urut!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!