Mobil mewah tersebut akhirnya sampai di kediaman yang bangunannya lebih luas dari kediaman Xiao membuat Shenzen terkagum-kagum dengan sangat menggemaskan membuat Guang hanya bisa berdecak pasrah melihat kakaknya yang tingkahnya seperti anak kecil yang baru saja pertama kali.
“Liat, Guang, bangunannya luas sekali melebihi rumah kita,” ucap Shenzen yang menggagumi kediaman Liang Chen pada waktu mobil masuk ke dalam tempat bawah tanah.
“Ini nantinya nyonya muda akan tinggal di sini, nyonya,” ucap tentara tersebut yang sangat gemas dengan sikap dan tingkah laku nyonya mudanya yang selalu imut dan menggemaskan.
“Apakah Shenzen nanti bisa menanam kebun di tempat ini, Paman?” tanyanya dengan nada berseri-seri membuat Guang hanya bisa pasrah karena sepertinya kakaknya tidak ketakutan malah sangat senang dengan kediaman Liang.
“Sudah saatnya nona dan tuan muda Xiao turun,” ucap tentara tersebut dengan sopan membukakan pintu untuk tamu-tamu istimewa kaptennya. Dan begitu mereka turun, Wan sudah menunggu kedatangan tuan dan nona muda Xiao di pintu masuk kediaman Liang Chen begitu Shenzen dan Guang masuk melalui lift yang sudah tersedia di lantai bawah tanah sehingga bisa menuju ke kediaman utama.
“Selamat datang di kediaman pribadi tuan muda Liang, nona dan tuan muda Xiao,” sambut Wan dengan sopan dan ramah membuat Shenzen makinterkagum dengan desain dan arsitektur kediaman Liang Chen dan tidak hanya Shenzen yang dibuat kagum begitu Guang yang baru pertama kali masuk langsung terkagum meski dirinya menyembunyikan kekagumannya sangat rapat dan tidak ditunjukkan kepada siapa pun termasuk kepada sang kakak.
“Hey, Guang, liat kediamannya sangat luas dan melebihi luasnya kediaman kita, ini bagus sekali untuk membuka taman kanak-kanak,” ucap Shenzen dengan antusias dan senang ketika mengetahui ruang tamu kediaman Liang Chen sangat luas berbeda dengan ruang tamu di kediamannya dan juga sekolah yang mereka ajar membuat Wan dan Guang yang mendengarkannya hanya bisa menyembunyikan senyum mereka yang mendengarkan celotehan Shenzen yang terdengar gemas.
“Nona dan tuan muda Xiao, mari saya antar untuk melihat-lihat kediaman ini,” ajak Wan yang langsung saja disemangati oleh Shenzen dengan tidak sabar karena ingin menjelajahi kediaman Liang Chen sehingga dirinya membuat gerakan yang menggemaskan membuat para pelayan yang sempat berada di tempat tersebut sontak langsung heboh begitu melihat ada gadis kecil, manis dan sangat imut berada di kediaman tuan mudanya yang dikenal dengan sangat anti dengan wanita karena terlihat sekali jarang berdekatan atau membawa pulang seorang wanita atau gadis ke kediamannya sendiri.
“Liat ada seorang gadis manis dan sangat menggemaskan di kediaman ini,” ucap pelayan yang heboh serta mengabari ke pelayan lainnya sehingga seluruh pekerja yang bekerja di kediaman Liang Chen langsung mengetahui jika tempat ini kedatangan seorang gadis mungil, menggemaskan dan sangat cantik.
Sementara Wan mengajak Shenzen dan Guang mengitari kediaman Liang Chen yang begitu sangat luas membuat Shenzen tidak berhenti mengekspresikan kekagumannya dengan wajah menggemaskannya dan tingkah lakunya yang lucu hingga staminannya sempat habis membuat Shenzen meminta sang adik menggendongnya di pundak adiknya yang merupakan kegiatana yang dia sukai.
“Hoahmm… Tuan Wan, apakah masih panjang? Aku sudah kecapean, Guang gendong aku, aku sudah mager jalan kaki,” ucap Shenzen membuat Xiao Guang dengan senang hati langsung menghentikan langkahnya serta menundukkan badannya sehingga mempermudah sang kakak langsung memeluk punggung tegapnya dan menggendong kakaknya yang beratnya sangat ringan membuatnya Wan yang melihat terkejut dikarenakan dirinya dipesan jika calon istrinya dilarang berdekatan dengan pria lain selain tuan mudanya bahkan dengan dirinya pun sudah dilarang mendekati calon istri tuan mudanya.
“Astaga tuan mudaku, bagaimana aku mau melarangnya jika calon istri tuan muda sangat menempel dengan adiknya dan adiknya itu laki-laki,” batin Wan dengan nada yang sedikit sedih karena hanya bisa menatap Guang yang dengan kasih sayang melakukan kakaknya sebagai ratu.
...----------------...
Liang Chen yang menaikan sedikit kecepatan kendaraannya akhirnya sampai di kediamannya juga dan langsung membunyikan klaksonnya sehingga pengawalnya segera membuka pagarnya dengan remote control sehingga pagar kediamannya dengan otomatis terbuka dan Liang Chen bisa memasukkan mobilnya menuju ke parkiran bawah tanah.
Sesudah memakirkan mobilnya dan tidak lupa menguncinya, dirinya masuk ke dalam melalui lift yang ada di parkirannya lalu mencari kepala pelayannya untuk menanyakan apakah calon istrinya sudah tiba kemari.
“Kepala pelayan Qin, apakah istri kecilku sudah tiba? Kalau sudah kamu segera cari Wan dan katakan jika suruh istri kecilku untuk ke kamarku,” ucap Liang Chen yang memerintahkan tanpa mendengar kepala pelayannya karena sudah masuk ke dalam kamarnya karena ingin segera mandi sementara kepala pelayan Qin hanya bisa pasrah karena tuan mudanya belum mendengar jawabannya namun dirinya yang mau tidak mau pergi mencari Wan untuk menyampaikan pesan Liang Chen jika dirinya bertemu dengan Liang Chen.
...----------------...
Dalam perjalanan Xiao Guang dan Wan yang mengitari kediaman lainnya meski Guang harus menggendong sang kakak yang sudah terlelap dari pundaknya karena kecapean berkeliling di kediaman Liang Chen.
“Tuan muda Xiao, apakah Anda ingin berhenti? Karena saya merasa kasian dengan nyonya jika tertidur dengan kondisi tidak nyaman,” ucap Wan yang sebenarnya ingin memisahkan nyonya mudanya dengan adiknya agar tuannya tidak cemburu jika mengetahui.
“Tidak usah, Tuan Wan, Kakak sangat suka tidur jika dirinya ada di pundakku,” ucap Xiao Guang dengan bangganya membuat Wan hanya bisa pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa. “Lagi pula, berat Kakak sangatlah ringan jadi tidak membuat kesusahan,” ucap Guang melanjutkan perkatannya sembari melihat wajah kakaknya yang tidur menggemaskan tanpa memakai make up.
Wan yang tidak punya pilihan lainnya membuatnya meneruskan perjalanannya sehingga dirinya tidak sadar jika tuan mudanya yang sudah habis mandi mencoba membuka gorden kamarnya yang menghadap ke arah taman tempat Wan dan Guang akan lewati. Liang Chen dalam kondisi tubuh hanya terbalut jubah mandi tidak sengaja mendapat jika calon istrinya digendong oleh seorang pria yang keliatannya usianya jauh lebih muda membuatnya mengepalkan tangannya dengan tatapan tidak suka lalu lantas keluar dari kamarnya dan menyusul Wan dan Guang.
“Kakak sangat suka taman, Tuan Wan, jadi jika nantinya Kakak benar-benar jadi istri resmi Kak Chen maka izinkan untuk kakak menanam bunga favoritnya,” jelas Guang yang menjelaskan hobi kakaknya membuat Wan mengerti dan mencatat untuk dia serahkan ke tuan mudanya.
“Wan, kau sedang jalan dengan siapa dan mengapa kau tidak melakukan titahku?!” tanya seseorang dengan suara berat membuat Wan yang mengenal suara tersebut langsung menoleh begitu juga dengan Guang yang membuat Wan terkejut jika tuan mudanya sudah di depan matanya.
Liang Chen mendekat ke arah Guang dan hendak ingin meninjunya namun dia tidak ingin jika istri kecilnya terluka jika dirinya melukai Guang. “Kamu siapanya istiku?” tanyanya dengan intimidasi kepada sang adik istrinya membuat Guang hanya mencibir sembari tangannya masih menggendong kakaknya.
“Dasar kakak ipar, begitu cepatkah melupakanku?” tanya Guang yang membuat Liang Chen membulatkan matanya mendengar jika pemuda yang menggendong di bahunya adalah adik iparnya.
......................
Wahh… ada yang cembikor nih keliatannya? Bisa-bisanya Liang Chen cemburu ke adiknya Shenzen.
Sorry ya man-teman kalau digantung sama Author.
Note : Selama novel ini berlangsung Author tetap akan menggunaka bahasa Indonesia setiap percakapan walaupun latar negara sedang berada di negara Taiwan.
Dukung karya Auhtor selalu ya dengan cara rate 5, like, vote, gift, dan comment. Xie xie dan pay pay.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments