Bab 3

Joshua menonton televisi acara kompetisi seniman. Dia mengenal wanita seniman yang di telivisi itu, Monica.

Joshua mendengar hasil penilaian juri dan mengumumkan pemenang kompetisi seniman 2023 adalah Monica dari Indonesia.

Joshua langsung mematikan televisinya. Tadi hujan sangat deras, jalan berlas lumpur banyak genangan airnya.

"Josh, kau tidak akan menginap lagi di sini?" Mandy, paman Joshua di desa.

"Tidak, aku memiliki banyak pekerjaan di kantor." Sahut Joshua sambil memasukkan barang-barang ke dalam bagasi mobil.

"Hati-hati di jalan belokan sana ada lumpur yang dalam." Ucap Mandy.

Joshua mengangguk dan masuk ke dlaam mobilnya.

Joshua merasa lega setelah melewati jalan lumpur, dia yakin pasti mobilnya kotor. Dia berinsiatif untuk kembali ke Mansionnya. Karena perjalanan ke kantor masih jauh. Dia lebih baik ke mansion saja karena lebih dekat.

Joshua menerima panggilan dari Anthony.

"Apa file yang dua hari lalu?" Joshua mengambil file di dalam tas kerjanya, dengan sebelah tangan. Filenya terkait dengan resleting tas, Joshua melihat ke depan ingin memberhentikan mobilnya tapi seseorang orang mengejar mobilnya, joshua melihat di kaca spion. Joshua mengerem mobilnya.

Tok! Orang itu mengetuk kaca mobil Joshua.

"Tuan."

Valeria.

***

Valeria tinggal di mansion milik Joshua, tanpa sepengetahuan pemiliknya. Semalaman Valeria tidak bisa tidur memikirkan soal Alex. Alex sedang bersembunyi di tempat mobil rongsokan, Valeria sangat menyayangi kakaknya. Dialah satu-satunya keluarga Valeria.

Alex ingin pergi ke paris dan bekerja di sana, Valeria tidak punya uang untuk membeli tiket pesawat.

Dia mengamati mansion Joshua, Valeria telah mengelap meja dan pas bunga yang berdebu. Dia tidak ingin cuma-cula tinggal di sini. Valeria pergi ke halaman dan menyapu dengan semangat lalu mencabut rumput liar. Dia sudah kelelahan dari pagi hari sampai siang hari melakukan rutinitas bersih-bersih.

Valeria berjalan menuju aquarium disana ada ikan hias, Valeria memberikan makan untuk ikan, "dengar, aku kasihan sekali kalian pasi lapar, jadi makanlah yang banyak."

Merasa bosan, Valeria berjalan mengelilingi Mansion dia melihat ada bunga lavender yang berjatuhan. Valeria mengambil bunga yang berjatuhan.

Dia memiliki ide berlian untuk menghasilkan uang.

Di sisi jalan Valeria menjual bunga lavender.

Valeria bahagia jualannya telah laris semua, padahal dia membuat ratusan ikat bunga.

Valeria menghitung jumlah jualannya dan mendapatkan uang tak terduga.

Ke esokan harinya valeria kembali berjualan di tempat kemarin, karena tempat itu ramai dengan sepasang kekasih yang sedang berkencan dan wisatawan. Mobil pick up hitam berhenti, dia Roni sahabat Valeria.

"Kau sudah keterlaluan Valeria." Teriak Roni, "kau tiak takut mereka akan melaporkanmu?"

"Ron, kau tahu aku seorang pengangguran yang butuh pekerjaan." Valeria tidak memiliki job selama sebulan lebih, baru kemarin dapat kerja dari Joshua.

"Tapi ini salah, Vale." Roni melihat bunga yang indah dan pasti kualitas terbaik. "Ini bahkan bukan kebun milikmu."

"Ron, kau mau apa." Valeria memegang mejanya ketika roni mengangkat meja itu.

"Berhentilah Valeria, kau mau jadi sperti dulu lagi?" tanya Roni.

Dulu Valeria pernah menipu pemilik perushaaan kopi dan dia menjadi buronan. Makanya Valeria suka berpindah-pindah tempat tinggal dengan kakaknya. Hidupnya begitu sulit ketika kehilangan orangtuanya.

Treng! Suara kaleng jatuh.

Valeria berteriak dan berlari ke jalan memungut uangnya yang berhamburan di sana. Valeria lupa menutup kaleng bekas wafer yang isinya uang hasil jualan bunga hari ini.

Roni membantu Valeria memungut uang itu. "Kenapa kau menaruh uang di kaleng sih?"

"Aku pernah dengar kalo mau jualannya laris uangnya harus di simpan di dalam kaleng."

"Tuan." Valeria mengetuk kaca mobil hitam.

Uangnya menempel di ban mobil orang itu, dengan tak sabaran Valeria mengetuk keras kaca mobil itu.

"Tuan lihatlah anda telah membuat uang saya kotor." Valeria berteriak, saat kaca mobil terbuka dia tiba-tiba terdiam melihat siapa orang yang menyetir mobil itu.

"Nona Valeria, ada apa?" Joshua sambil menurunkan kacamata hitamnya.

Valeria menggeleng ketika melihat joshua turun dari mobilnya.

"Apa semua itu ulahku?" Joshua melihat uang yang berlumuran tanah di jalanan.

"Tidak apa-apa. Itu tidak masalah Tuan." Valeria tidak tahu bakalan ketemu lagi dengan Joshua.

"Biar aku ganti uangmu," Joshua mengambil cek di dompetnya.

"Tidak usah, Tuan." Tolak Valeria ketika Joshua memberikannya sebuah cek.

Joshua menyimpan di saku kemeja Valeria. "Aku merasa bersalah, kau sangat butuh uang itu!"

Valeria merasa tak tenang dia sendiri yang seharusnya merasa bersalah, karena menjual bunga milik orang itu.

Tapi sepertinya Joshua tidak mepertanyakan pekerjaannya. Valeria kembali tenang.

"Kalau begitu sampai jumpa." Joshua naik mobilnya.

"Vale, siapa dia?" Roni menghampiri Valeria.

"Dia Joshua." Valeria mengambil bunga yang dipegang Roni.

Roni terkejut ternyata orang itu pemilik bunga itu.

"Tuan, ini hadiah untuk anda." Ucap Valeria sambil menaruh di samping kursi yang kosong.

Joshua melihat kaca spion, di belakang ada yang jualan bunga.

"Saya membelinya di sana." Jelas Valeria.

"Oke, terimakasih."

***

Joshua telah sampai di mansion.

Di ruangan tamu dia merebahkan dirinya dia atas sofa. Dia teringat denga bunga pemberian Valeria, Joshua kembali ke garasi mobil dan mengambil bunga itu.

Aromanya enak, Joshua akan menyimpan itu di kamarnya.

Joshua menemukan pakaian wanita di atas kasurnya. Siapa orang yang berani masuk ke mansionnya, Joshua menuruni tangga dan mencari keberadaan orang yang tinggal di mansion. Di ruang makan dia melihat piring kotor di wastafel.

Sudah setengah dia tidak menemukannya, hanya ada satu tempat yang belum dia periksa. Joshua pergi ke kebun bunga, dia melihat sebagian bunga ada yang memetiknya.

"Siapa kau?" Joshua menatap punggung seorang yang sedang berdiri membelakanginya.

Kelihatannya orang itu terkejut hingga menjatuhkan gunting. Joshua melihat bunga yang di petik oleh orang itu.

Valeria.

Di kamar Joshua, Valeria memasukkan pakaiannya ke dalam tas. Joshua mengamatinya.

"Tuan saya sudah mengembalikan semua uang hasil jualan bunga anda." Valeria menunduk menatap lantai.

Joshua telah bertanya kenapa Valeria menjual bunga dan tinggal di mansion. Valeria ingin membeli tiket pesawat dan menjenguk kedua orang tuanya.

"Oke, kalau begitu kau tinggalkan mansion ini sekarang." Joshua tudak jadi melaporkan valeria, dia merasa kasihan dengannya.

Valeria tidak bergeming dan terus menatap uang yang telah ia kumpulkan hasil kerja kerasnya 2 hari. "Anda berjanji tidak akan melaporkan saya?"

"Sungguh dia benar-benar pelit sekali." Gerutu valeria di luar mansion.

"Kalau dia punya hati nurani, mungkin dia bakal meberiku uang kompensasi jualan bunga."

Joshua melajukan mobilnya dia tidak jadi menginap di mansion, ada rapat dadakan di kantornya.

cuaca mendung di sore hari sepertinya akan turun hujan, di tempat halte bus Joshua melihat Valeria sedang duduk di sana.

"Mau bareng denganku?" Joshua membuka kaca mobilnya.

"Tidak, saya akan naik bus saja." Sahut Valeria.

"Tuan, turunkan saya di depan toko itu!" Valeria merasa lapar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!