Elkairo tiba di rumah sakit dengan membawa belanjaan untuk Glenca dan bayi itu. Ia melangkah masuk ke ruangan tempat Glenca dan bayi tersebut berada.
Glenca mengangkat kepalanya saat melihat Elkairo dengan tangan terulur membawa bungkusan belanjaan.
Elkairo meletakkan bungkusan tersebut di meja sebelah dan menjawab,
"Gue beliin soto buat sarapan pagi lo suka kan?"
Glenca mengangguk dan tersenyum "iya suka kok"
Elkairo mengambil beberapa buah mangkuk dari laci meja di ruangannya. Glenca, yang terheran-heran, melihat bahwa ada perlengkapan makan yang lengkap di ruangan tersebut.
"Loh, kok bisa ada alat makan di sini?" tanya Glenca.
Elkairo menjawab singkat, "Entahlah, yang penting bersih."
Ia segera mengelap mangkuk dan sendok dengan tisu, lalu menuangkan soto Medan ke dalam mangkuk dan menyajikannya kepada Glenca yang masih memeluk bayi.
"Sini, gantian. Biar gue yang pegangin bayi ini, lo makan dulu," ujar Elkairo,
namun saat ia mencoba mengambil bayi tersebut, bayi malah menangis karena sudah nyaman berada dalam pelukan Glenca.
"Cup cup, sayang, jangan nangis. Kamu makan dulu saja, aku akan menunggu sampai bayi ini tertidur," ucap Glenca dengan lembut.
Elkairo merasa tidak enak kalau dirinya makan sendiri dan hanya melihat Glenca yang kesusahan menegangkan bayi.
Elkairo menyendok satu sendok kuah soto yang berwarna bening dan meniupnya dengan pelan.
"Cobain dulu!" Elkairo menyodorkannya ke dekat bibir Glenca.
Glenca langsung mencicipi kuah soto tersebut dan menganggukkan kepalanya,
"Hmm, enak. Aku suka."
Setelah itu, Elkairo kembali menyendok, kali ini dengan nasi, dan menyuapi Glenca.
Glenca hanya terdiam, sesekali ia tersipu dengan perhatian hangat yang diberikan Elkairo.
"Ternyata dia juga bisa jadi orang perhatian seperti ini," gumam Glenca dalam hati.
Setelah selesai makan, Elkairo membersihkan bekas makanan sementara Glenca mencoba membersihkan tubuh bayi kecil yang masih merah itu dengan mengelapnya menggunakan tisu basah, serta memakaikan minyak telon dan bedak, serta mengganti popoknya.
"Hmm, bayi ini belum punya pakaian sama sekali," ujar Glenca sambil beranjak dari tempat duduknya.
Ia meninggalkan bayi itu di atas sofa dan mengambil pakaian berupa kaos yang ada di dalam tasnya.
"Maaf ya, pakai ini dulu. Nanti kita beli pakaian untukmu," kata Glenca sambil membedong bayi itu dengan kaosnya.
Elkairo kembali ke ruangan dan membantu Glenca.
"Oh ya, aku harus pergi ke apotik di daerah perkotaan. Kamu tolong jagain bayi ini ya!" ucap Glenca.
"Tapi kaki lo masih sakit kan? Mana mungkin kamu bisa berjalan sejauh itu menuju fasilitas kendaraan," jawab Elkairo khawatir.
Glenca menjawab, "Tenang saja, aku akan mencari ojek motor di sekitar perkampungan ini."
Glenca pergi ke kamar mandi yang berada di ruangan tersebut dan sengaja memakai baju yang panjangnya hampir sebetis supaya bisa menutupi lukanya karena tidak bisa memakai pakaian ketat yang bisa melukai lukanya.
Setelah berganti pakaian, ia pun berpamitan kepada bayi yang digendong Elkairo.
"Bayi, aku pergi sebentar ya! Kamu di sini jangan rewel," ucap Glenca yang gemas pada bayi tersebut.
"Lo tenang saja, gue bakal jagain dia," jawab Elkairo.
Glenca pun melangkah meninggalkan rumah sakit dan menuju perkampungan untuk mencari ojek.
Dalam perjalanan...
"Mohon maaf, mbak. Orang baru di sini ya? Saya kok belum pernah liat mbak," tanya ojek yang sedang menyetir.
"Enggak pak, saya mahasiswa kedokteran yang ditugaskan untuk menjadi relawan di sini," jawab Glenca.
"Owalah, pantesan bening mbaknya, ternyata calon dokter," canda ojek.
Sesampainya di tempat penungguan kendaraan roda empat, Glenca turun dan membayar ojek tersebut, lalu langsung mencari taksi untuk mengantarnya ke apotik.
Sesampainya di apotik, Glenca langsung memesan beberapa stok obat yang dibayar dengan uang sumbangan dari para mahasiswa lainnya.
Tak lupa, ia juga membeli susu soya untuk bayi baru lahir. Namun, saat ia akan membayarnya, matanya tertuju pada obat penambah hormon ibu menyusui.
"Apa aku harus membeli obat itu?" gumam batinnya bingung.
"Tapi aku nggak bisa merawat bayi itu, kemungkinan keluarganya akan mengambil bayi itu segera mungkin." Lagi-lagi ia bingung.
Tak beberapa lama, ia akhirnya membeli obat itu dan segera membayar total pembelanjaannya.
Supir taksi pun membantu membawakan beberapa kardus obat ke dalam mobil. Tak lupa, Glenca juga mampir ke toko untuk membeli perlengkapan bayi serta pakaian untuk bayi tampan itu.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Sri Supeni
lanjut
2023-09-25
1