PART 8

HAPPY READING!

Mereka berempat duduk dibangku biasa dan memakan pesanan masing-masing tanpa sepatah kata. Mereka berpikir sendiri dalam otaknya dan tak ada yang mencairkan suasana dingin keheningan ini.

Linda yang mencuri pandang ke arah Dimas, Dimas yang memperhatikan Nindi, Helio yang mengamati Nindi. Dan Nindi yang hanya melihat ke makanannya.

Setelah selesai makan siang dikantin mereka berempat bergegas menuju kelas mereka. Beberapa saat guru mapel Biologi pun masuk ke kelas untuk memberi pelajaran.

"Siang anak-anak," salam guru mapel Kimia pada murid sekelas Nindi

"Siang juga pak," jawab murid sekelas serempak bersamaan

"Pelajaran Kimia siang ini tentang konfigurasi elektron. buka paket hal:20," kata guru mapel Kimia

"Sudah pak," jawab murid sekelas

"Saya beri waktu 15 menit untuk membaca baru nanti akan saya jelaskan materi inti nya. Selamat membaca," ucap guru mapel Kimia

Guru mapel Kimia memberi waktu untuk mereka membaca terlebih dahulu. Semua siswa membaca buku masing-masing. Setelah waktu habis guru mapel Kimia menjelaskan inti materi konfigurasi elekton.

Sehabis diberi penjelasan materi guru membahas kelompok praktek minggu depan bab masih sama yaitu konfigurasi elektron. Kelompok akan dipilih langsung oleh guru mapel Kimia. Yang sudah ditetapkan tidak boleh membantah ataupun protes.

"Anak-anak saya akan membacakan daftar nama tiap kelompok kalian semua. Jadi dengarkan baik-baik dengan seksama karena tidak ada pembacaan ulang." kata guru mapel kimia

"Baik pak," jawab siswa sekelas

Nama-nama per kelompok pin di sebutkan (Kelompok 1 : Dimas, Nindi, Helio), (kelompok 2 : Fahri, Linda, Lala) (kelompok 3 : Arka, Vera, Fina) dan seterusnya sampai semua siswa dapat kelompok.

"Sudah jelas semua. Nanti untuk pemenang akan mendapat hadiah spesial dari saya. Jadi bersemangatlah belajar untuk penilaian praktek, agar nilai kalian bagus. Sekian terimakasih," kata guru mapel kimia

Bel pulang berbunyi semua murid keluar kelas termasuk guru mapel kimia yang mengajar di kelas mereka.

Pulang sekolah telah tiba Nindi dan Linda menuju taman untuk membicarakan suatu hal yang dibilang rahasia oleh Linda. Nindi sangat penasaran dengan rahasia Linda yang kali ini. Mungkin ia tidak terpikir bahwa rahasia ini akan menyakiti hatinya.

Dibawah pohon rindang, dibangku taman dekat sekolah Nindi dan Linda bertemu lalu membicarakan hal rahasia tersebut.

Nindi sempat berfikir hal apa yang akan Linda katakan sebagai rahasia kita?

"Nin udah siap dengerin rahasia ini kan?" tanya Linda

"Siap Lin," jawab Nindi

"Nin sebenarnya dari dulu aku suka sama Dimas sejak dulu," Linda

"Ternyata kamu suka sama Dimas," Nindi

***

Nindi yang mendengar itu pun langsung tersentak, bak disambar petir di siang bolong. hatinya sakit mendengarnya. Tetapi ia mencoba untuk tetap kuat di depan Linda. Bagaimana bisa menjadi seperti ini? Nindi menyukai Dimas, Linda juga menyukai Dimas. Lalu persahabatan kita selama ini? .

"Nin Dimas kayanya suka sama orang lain, kamu bantuin aku ya biar bisa deketan sama Dimas." pinta Linda

"Enggak bisa jamin, tapi semoga aja bisa," jawab Nindi

"Makasi banyak Nin. Kamu memang sahabat terbaikku." seru Linda sembari memeluk Nindi

"Bagaimana ini, apa aku harus lupain Dimas buat Linda bahagia? sepertinya iya," batin Nindi

"Sama-sama Linda. Aku pulang dulu ya mama nanti nyariin" pamit Nindi sambil berjalan menjauh.

Nindi berjalan pulang dengan perasaan tak menentu. Jujur ia menyukai Dimas namun ia berfikir ulang ketika ia mengetahui Linda sahabatnya juga menyukai Dimas.

Sepanjang perjalanan pulang menaiki taxi, Nindi terus termenung memikirkan tadi. Ia berfikir apakah Dimas Juga menyukai Linda atau tidak? begitulah isi otak Nindi saat ini.

Angin sepoi-sepoi berhembus kencang membawa dedaunan terbang dan membuat sore hari terasa sejuk. matahari mulai terbenam tanda petang hampir tiba.

Suasana sore yang sepi, tenang tanpa gangguan. Sesampainya di rumah Nindi merebahkan tubuhnya dikasur miliknya sembari memejamkan matanya untuk mengistirahatkan otaknya setelah berfikir seharian.

Hingga Nindi melupakan janjinya pada Dimas tadi pagi untuk minum coffe bersama di cafe langganan mereka. Nindi lupa karena perkataan Linda tadi siang terus terngiang dan mengganggu pikiran Nindi sampai Nindi tak bisa berfikir jernih seperti yang ia inginkan.

***

Sementara itu ditempat lain Dimas sedang menikmati es caramela cappucino di cafe tempat ia bertemu Nindi biasanya. Sebenarnya saat ini Dimas tengah menunggu Nindi disitu karena pagi tadi Nindi sempat berjanji akan menemuinya di cafe tersebut.

Tetapi sampai sekarang Nindi tidak tiba juga. Dan Dimas masih dengan setianya menunggu kedatangan Nindi. Ia berharap Nindi segera tiba disana.

"Nin, kamu kemana sih kok enggak dateng-dateng? Apa kamu lupa sama janji yang kamu bikin sendiri tadi pagi pas di kelas," dalam hati Dimas

FLASHBACK ON

Dimas yang sudah sampai dikelas berjalan menuju kelas dan mendekati Nindi. Nindi yang semula tidak menyadari adanya Dimas pun menatap Dimas.

"Nin, pulang sekolah mampir ke cafe dulu yuk, lagi bosen di rumah nih." ajakan Dimas

"Kita bertiga sama Linda juga kan," tanya Nindi

"Terserah gimana kamunya," Dimas sembari hendak berjalan keluar

Namun langkah kaki Dimas terhenti ketika ada tangan seseorang yang menahannya, yaitu tangan Nindi.

"Dim, jangan pergi dulu. Dengerin penjelasan dari aku dulu." Nindi

"Ada apa lagi," Dimas

"Gini aja biar kamu enggak marah, nanti kita berdua ketemuan di cafe langganan kita cuma berdua aja." -Nindi

"Serius Nin?" Dimas tak percaya

"Serius lah Dim," Nindi percaya diri

"Janji ya Nin, aku tunggu kamu sampe dateng. awas enggak dateng." Dimas

"Iya janji Dimas aku bakal dateng" janji Nindi

"Yaudah aku keluar dulu ya. bye," Dimas

"Bye," Nindi

FLASSBACK OFF

***

Dimas menunggu Nindi hingga cafe mau tutup.

"maaf mas bisa segera ke kasir untuk membayar lalu pergi. Cafe kami akan tutup ini sudah jam 11 malam." ucap pelayan cafe

"Ennggak bisa sebentar lag mbak. Temen saya belum dateng," kata Dimas

"Maaf mas kami akan tutup segera," uvap pelayan cafe

"Baiklah," jawab Dimas pasrah

Dimas segera menuju kasir untuk membayar tagihan. Lalu Dimas beranjak pulang. Ia tak mengerti mengapa Nindi mengingkari janjinya pada dirinya.

Angin malam berhembusan Dimas menjalankan mobilnya pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah Dimas segera ke kamar lalu mandi dan tidur. Saat ini ia benar-benar tidak ada mood untuk belajar atau apapun itu selain tidur dan menenangkan otaknya.

Pikirannya tentang Nindi yang tidak pernah terlepas dari Nindi. Senyum Nindi, sikap Nindi bahkan hingga Nindi yang ingkar janji pada Dimas.

Meski begitu Dimas tetaplah menyayangi Nindi selalu.

-----------Bersambung-----------

Next??

Jangan lupa tinggalkan like, vote, fav, komen and share.

Bila berkenan mampir juga ke karya gaje author yang kedua "Love Is An Author"

Follow akun author "Halley"

Area Bebas PM

Terimakasih,

Salam manis author:)

Terpopuler

Comments

Fahrizal

Fahrizal

semngat up

2021-01-24

1

Dewik Diah

Dewik Diah

hai kak maaf baru sempat mampir 🙏😍

aku datang dengan boom like 💪🙏🙏

ditunggu feedback nya ke MaGic (Matchs & Logic) 😘😍😍

2021-01-09

2

V

V

like

2021-01-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!