HAPPY READING!
Namun sedari tadi Linda memandang ke arah Dimas terus-menerus tetapi Dimas tidak sadar jika sedang di perhatikan oleh Linda. Linda juga mengetahui Dimas sering melihat ke arah Nindi. Tidak tahu mengapa Linda merasa sedih, tetapi ia mencoba untuk tidak menampilkan wajah sedihnya.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 20 menit akhirnya mereka sampai di depan rumah Dimas. Dimas segera memarkirkan mobilnya di samping rumah. Linda turun lalu Dimas menggendong Nindi, dan mereka pun masuk ke dalam rumah Dimas yang sudah di sambut oleh mama Niken yaitu mama Dimas.
Senyum terpancar dari muka mama Niken ketika melihat Nindi dan Linda datang ke rumah karena kedatangan Nindi dan Linda sudah di tunggu-tunggu olehnya. Tapi senyum itu terhenti sesaat setelah mama Niken melihat Dimas yang tengah masuk dengan menggendong Nindi. Dan kakinya Nindi terlihat berwarna merah. Mama Niken pun bertanya kenapa kaki Nindi bisa terluka.
"Dimas, Nindi nya kenapa itu kakinya bisa jadi merah dan terluka?" tanya mama Niken
"Ini tadi Nindi enggak sengaja ketabrak orang pas dari toilet di sekolah ma." jawab Dimas
"Pasti masih sakit ya Nin, gimana kalo tante panggilin dokter ke sini buat periksa kaki kamu," mama Niken
"Iya Nin, biar gk makin parah," Linda
"Ini gapapa kok tan, udah di obatin di uks tadi. Jadi udah mendingan cuma belum bisa jalan aja, tante, Dimas sama Linda enggak usah khawatirin Nindi lagi. Palingan besok juga udah bisa jalan lagi." Nindi
"Kamu yakin Nin?" Dimas
"Iya Dim, tenang aja," Nindi
"Yaudah kalo gitu sekarang kita langsung ke meja makan buat makan, pastinya kalian udah laper kan." ajak mama Niken
"Iya ma," Dimas
"Iya tan," Nindi dan Linda bersamaan
Mereka pun segera menuju meja makan, dengan Nindi yang digendong Dimas sampai ke kursi di meja makan. Di situ terlihat sajian makanan yang sengaja dimasak sendiri oleh mama Niken untuk anak-anak kesayangannya. Ada capcay, gurame bakar, opor ayam ,dan Sup kambing. Tak lupa minumnya juga tersaji Jus jeruk dan air putih.
Tidak ada obrolan selama makan. Karena memang mama Niken selalu melarang mereka mengobrol pada saat makan. Jadi mereka hanya fokus makan makanan yang ada di piring mereka masing-masing.
Setelah menyelesaikan acara makan siang bersama mereka melanjutkan dengan bermain di taman yang letaknya ada di samping kolam renang dalam rumah Dimas. Nindi, Dimas, Linda tampak bahagia tertawa bersama seperti biasanya begitu juga mama Niken yang juga ikut tersenyum melihat ke kebahagiaan mereka saat ini. Sebenarnya mama Niken menginginkan salah satu dari Nindi dan Linda menjadi pasangan Dimas karena mama Niken tau bahwa Nindi dan Linda adalah anak yang baik dan mampu membuat Dimas yang awalnya dingin terhadap semua orang kini menjadi lebih ceria meski tidak dengan semua orang. Tapi bagi mama Niken itu sudah cukup senang dengan perubahan Dimas yang ini.
Tak terasa mereka sudah menghabiskan waktu ber jam jam di rumah Dimas. Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Tanda sudah mulai sore. Nindi dan Linda berpamitan dengan mama Niken. Mereka berdua pulang di antar oleh Dimas seperti saat mereka datang bersama kemari.
"Tan, Nindi pamit pulang dulu ya, udah sore soalnya takut dicariin mama nanti," pamit Nindi sembari bersalaman dengan mama Niken
"Linda juga pamit pulang dulu tante, makasi buat makanannya." pamit Linda sembari bersalaman dengan mama Niken
"Ma, Dimas pamit juga buat nganterin Nindi sama Linda buat pulang ke rumah mereka dengan aman dan selamat," pamit Dimas sembari menyalami mamanya
"Hati-hati sayang, besok-besok main ke sini lagi. Jangan lupa juga salam buat mama papa dari tante ya," mama Niken
"Sampai jumpa lagi tante Niken, lain waktu kita mampir lagi kesini." ucap Nindi dan Linda bersamaan yang dibalas anggukan oleh mama Niken.
Nindi, Dimas dan Linda menuju mobil. Sebelum mobil di jalankan mereka melambaikan tangannya ke arah mama Niken. Setelah itu Dimas melajukan mobilnya ke arah rumah Linda terlebih dahulu, ntah mengapa padahal rumah Nindi lebih dekat di bandingkan rumah Linda. Karena Dimas ingin berdua dengan Nindi mungkin.
Akhirnya sampai juga dirumah Linda. Kemudian Linda turun dan tak lupa ia berpamitan pada kedua sahabatnya. Linda segera masuk rumah. Di rumah Linda disambut oleh mamanya.
"Apa Dimas mau berduaan sama Nindi ya, makanya aku dianterin dulu sampe rumah baru dia nganterin Nindi pulang." ucap Linda pelan
"Anak mama udah pulang, di anter siapa?" tanya mama Desi (mama Linda)
"Tadi dianter Dimas sama Nindi ma," jawab Linda
"Gimana tadi acara makan siang di rumah Dimas?" mama Desi
"Seru ma, tadi abis makan bareng kita main di taman deket kolam rumah Dimas. Yaudah ma, Linda capek mau istirahat Di kamar dulu." Linda sembari berjalan ke arah kamarnya , di balas anggukan oleh mamanya.
***
Sementara itu di dalam mobil Dimas, Nindi merasa canggung tidak seperti biasanya. Mungkin karena mereka hanya berdua. Tetapi Dimas berusaha mencairkan suasana dan memecah keheningan diantara mereka berdua.
"Nin, besok kamu berangkatnya mau aku jemput apa gimana?" tanya Dimas
"Enggak usah nanti ngrepotin kamu kalo harus jemput aku duluan." tolak Nindi
"Tapi Nin, aku pengen bareng kamu." ucap Dimas kelepasan dan reflek ia segera menutup mulutnya karena sadar dengan apa yang sudah ia katakan barusan.
Wajah Nindi terlihat memerah karena ucapan Dimas barusan. Sepertinya Nindi mulai sadar ia memiliki sedikit rasa lebih dari sekedar sahabat pada Dimas. Mereka pun saling diam dan suasana menjadi semakin canggung. Keduanya sama-sama bingung dan tidak tau mau bicara apa setelah Dimas mengucapkan kata-kata tadi.
Dalam hati Dimas berkata " Kenapa bisa kelepasan gini sih, kan jadi enggak enak sama Nindi. Nanti di kiranya aku mau ngerusak persahabatan kita lagi."
Dalam hati Nindi "Aduh gimana ni, aku enggak tau harus jawab apa soal kata kata Dimas tadi"
"Nin, maaf soal kata-kata ku tadi enggak ada maksud apa-apa." Dimas
"Iya gapapa santai aja, aku juga enggak anggep serius kok." Nindi
"Kita mampir kedepan dulu ya, aku mau beli martabak buat Nevan." Dimas
"Enggak usah repot-repot." Nindi
"Udah gapapa lagian aku udah anggep Nevan kaya adek aku sendiri." Dimas
Setelah beberapa menit sampai di tempat yang menjual martabak. Dimas turun dan segera memesan martabaknya. Sesudah mendapatkan martabak Dimas segera membayar kepada penjualnya dan kembali masuk mobil lalu menjalankan kembali mobilnya ke arah rumah Nindi.
-----------Bersambung------------
Next?
Jangan lupa tinggalkan like, vote, fav, rat, komen and share.
Bila berkenan mampir ke karya gaje author yang kedua "love is an author"
Follow akun author "Halley
Terimakasih,
Salam manis author:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Lenie Karina
semangat terus kak 😊 karyanya bagus, aku suka 😁😁
2021-01-21
1
Fahrizal
semngt ceritanya bgus thor..
2021-01-19
2
Cahaya mata
ku tinggalkan jejak like disini kak
2021-01-10
1