"Ya sudah kamu baring tengkurap di kasur lantai itu biar aku bisa mengerok punggungmu lebih leluasa!" Jawab Saras.
Dodi tak lagi banyak bertanya langsung mengikuti permintaan Saras menengkurapkan dirinya kelantai di atas kasur busa tipis miliknya.
Saras mengambil minyak angin lalu mulai mengerok punggung Dodi walaupun hatinya sedikit berdebar.
Tiba-tiba Dodi berbalik lalu menatap wajah ayu itu.
"Mbak, apa mbak Saras nggak keberatan jika aku melamar mbak Saras jadi istriku?" Tanya Dodi dengan tatapan mata yang serius.
"Kamu jangan main-main Dod, usia kita terpaut sangat jauh, kamu pantasnya jadi a..." Suara Saras terputus saat tangan Dodi menutup mulutnya.
"Aku nggak peduli, asalkan mbak Saras mau menerimaku apa adanya aku tidak akan peduli pada semua itu!" Jawab Dodi perlahan.
Dodi menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya, Saras tidak sempat untuk mengelak.
Deg...deg
Dua jantung berdetak hebat saat keduanya berpelukan dengan erat.
"Mbak, boleh ya?" Ijin Dodi lalu mulai mengecup bibir mungil milik Saras.
Awalnya hanya sebuah kecupan tetapi pada akhirnya mereka berdua saling menuntut untuk berbuat lebih jauh. Satu gelora jiwa muda yang membara dan yang satu gelora seorang wanita yang sudah bertahun-tahun tak pernah disentuh dan mendapat belaian kasih sayang.
Saras menarik bajunya untuk menutupi sebagian tubuhnya yang polos sementara Dodi terkapar mandi keringat memejamkan matanya di samping Saras.
"Apa yang sudah aku lakukan?" Lirih Saras.
"Terima kasih mbak, aku bahagia sekali hari ini! Aku tidak akan meninggalkan mbak Saras, aku akan bertanggung jawab pada perbuatanku!" Bisik Dodi di telinga kekasihnya.
"Tapi janji ya Dod, jangan sampai teman-teman tau tentang hubungan kita, karena jika mereka tau salah dari kita akan dikeluarkan!" Ucap Saras.
Awalnya Dodi nampak keberatan tapi akhirnya karena Saras memohon akhirnya dia dengan berat hati setuju.
"Tapi mbak janji, karena hubungan kita sudah terlalu jauh maka aku nggak mau kalau mbak bersama dengan yang lain karena mbak Saras hanya milikku!" Kata Dodi lalu menarik tubuh Saras dan kembali mereka mengulang dan mengarungi gelora cinta berdua.
*********
"Om ini siapa bu?" Tanya si kecil Abim saat melihat Saras pulang diantar oleh Dodi ke rumah kontrakan mereka.
"Panggil ayah ya jangan panggil om, karena sebentar lagi om akan jadi ayah kamu!" Kata Dodi lalu mengacak rambut Abim.
"Hore, Abim dan kak Anis akan punya ayah!!" Seru Abim gembira.
"Jadi kalian hanya tinggal bertiga di sini? Lalu bagaimana keduanya jika mbak Saras bekerja?" Tanya Dodi memandang iba pada kedua bocah itu.
"Ya mereka tinggal berdua aja, Dod!" Sahut Saras.
Dodi hanya menggelengkan kepalanya mendengar itu.
"Ya sudah aku langsung pulang ya!" Kata Dodi akhirnya.
"Kamu nggak masuk dulu?" Tanya Saras.
"Pengennya sih! Tapi nanti kita berdua nyetrum lagi kayak listrik tegangan tinggi!" Sahut Dodi sambil mencubit hidung bangir milik Saras.
"Otakmu mesum melulu!" Cibir Saras.
"Kamu yang membuat aku jadi berpikiran mesum terus!" Tangkis Dodi tak mau kalah.
"Oh iya, aku ada sedikit uang untuk uang saku Abim dan Anis sekolah nanti kalau gajian besok pegang semua uangku, paling aku hanya ambil untuk bayar kontrakan dan bensin, selebihnya kamu yang mengatur!" Kata Dodi.
"Kok aku?" Tanya Saras.
"Kamukan istriku, lagipula aku makan di sini juga paling dikontrakan cuma numpang tidur doang, jika kita sudah menikah aku akan segera pindah kemari supaya nggak buang uang lagi!" Kata Dodi.
"Ya sudah terserah kamu lah...hati-hati dijalan ya!" Kata Saras.
"Kamu kelupaan sesuatu!" Sahut Dodi.
"Apa?" Tanya Saras bingung.
"Kiss me?" Sahut Dodi lagi.
"Tapi, bagaimana jika Abim dan Anis melihat?" Tanya Saras.
"Ah...kelamaan!"
Cup...cup
"Dod...i!!" Mata Saras mendelik memandang Dodi yang cengar cengir lalu bergegas menuju Vespanya takut cubitan Saras mendarat di pinggangnya.
"Bu, apa betul om Dodi akan jadi ayah kita?" Tanya Abim dengan polosnya.
"Berdoa saja, nak!" Sahut Saras.
"Anis juga pengen punya ayah seperti teman-teman bu, Anis pengen diajak jalan-jalan sama ayah, selama ini ibu hanya bilang ayah lagi tidur setiap kali kita pergi kerumah ayah!" Kata Anis yang membuat hati Saras bagai diiris pisau.
"Berdoa aja semoga om Dodi bisa menjadi ayah kalian ya!" Kata Saras.
***********
""Dodi, ibu melihat ada penarikan dana sebesar sepuluh juta rupiah dari atm kamu, untuk apa kamu mengeluarkan uang itu?" Tanya Ayu Kinasih.
"Bu, hanya sepuluh juta tidak membuat ibu rugi...kalau mbakyu Diah dan mbakyu Denok yang melakukan penarikan ibu diam saja walaupun sampai puluhan juta tapi giliran Dodi aja ibu selalu mempertanyakan, ibu pelit!" Kata Dodi.
"Dodi juga pengen seperti teman yang lain, ini Dodi makannya cuma mie sama telor doang!" Gerutu Dodi.
"Siapa yang menyuruhmu keluar dari rumah dan memilih bekerja sebagai cleaning service dan tinggal di kontrakan kumuh? Kan mau kamu sendiri!" Kata Ayu Kinasih.
"Dodi juga ingin mandiri bu, Dodi anak laki-laki! Dodi ingin melihat dan merasakan langsung bagaimana kehidupan di luar sana karena sedari kecil Dodi tak pernah hidup sengsara seperti mereka!" Jawab Dodi.
"Dasar kamunya aja yang memang pembangkang nggak pernah mau nurut nasehat ibu!" Jawab Ayu Kinasih kesal pada putra bungsunya itu.
"Ya sudah ibu akan meminta pak Parjo untuk mengurus keuanganmu setiap bulannya!" Kata Ayu Kinasih akhirnya mengalah.
"Bukan itu juga yang Dodi mau bu, yang Dodi inginkan jika Dodi membutuhkan jangan halangi Dodi untuk menarik uang itu, itukan juga uang tabungan Dodi sendiri! Dodi juga sudah punya gaji sendiri bu!"Jawab Dodi lagi.
Begitulah setiap kali bertemu mereka selalu ribut dengan pembahasan yang itu-itu saja, itu sebabnya Dodi jarang pulang kerumah besarnya semenjak dia ngekost sendiri apalagi kini ada Saras yang selalu ada bersamanya.
**********
"Mbak mari kita menikah! Tapi begitulah, aku hanya bisa menikahimu secara siri terlebih dahulu!" Kata Dodi yang masih memeluk kekasihnya setelah aktifitas panas yang sudah mereka lakukan barusan.
"Aku ingin menikahimu karena jika kamu hamil aku bisa membawamu pada keluargaku dan bisa langsung menikahimu secara resmi." Jawab Dodi mengelus rambut Saras dan menciuminya.
"Sebentar ya!" Kata Dodi lagi lalu bangkit dari pembaringan menuju kelemari kecil tempat dia menyusun pakaiannya.
Dia mengambil sebuah kotak kecil lalu membawanya kehadapan Saras.
Dodi membuka isinya yang ternyata ada dua pasang cincin kawin dengan motif yang sama dengan mengukir nama Saras dan Dodi di bagian dalam cincin tersebut.
*
*
***Bersambung...
Mohon dukungannya untuk author receh ini ya reader😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ray
ehh dodddd sat set banget
2023-10-29
0
Ray
mawar meluncur...🌹
2023-10-28
0
ZasNov
Buruan nikah, kayaknya Dodi udah ga bisa tahan nafsu.. Maunya nyosor terus 😆
2023-10-27
0