Sembari mengatakan penyesalan dan kesedihan nya atas apa yang terjadi hari itu dan perlakuannya yang telah membuat ibunya bersedih atas sikapnya yang tiba-tiba mengabaikan ibunya, Anastasya pun terbaring dan tertidur lelap dalam lelahnya.
Di sisi lain ibunya masih menunggu nya untuk keluar dan makan bersama namun Anastasya tak kunjung keluar kamar.
"Dimana anak itu, lama sekali keluarnya aku sudah menyuruhnya keluar dari tadi untuk makan, dia pasti lelah habis berkerja"
"Kenapa dia mengurung dirinya di kamar seperti itu, aku mulai cemas ya Tuhan"
Ujar ibunya yang cemas menghawatirkan keadaanya sembari duduk termenung sambil memijat punggung nya akibat rasa sakit karna dorongan keras dari suaminya tadi.
"Bu.. Aku lapar mau makan, apa lauk kita hari ini? "
"Eh Anastasya akhirnya kamu keluar kamar juga"
"Bu... apa Sih aku Rena bukan Anastasya, pikiran Ibu cuman kakak terus"
"Sesekali pikirin aku Bu.... Aku lagi sakit mau makan, tadi suruh ibu beliin obat kenapa belum beliin sih badan aku makin panas sekarang"
Ujar Rena dengan nada suara tinggi sambil membentak ibunya.
"Astaga nak kok kamu bilang begitu sama kakak mu, maafin ibu nak Ibu ga fokus karna kakak mu tadi terlihat berbeda seperti biasanya"
"Alah bohong, ibu selalu saja seperti ini dan dipikiran ibu cuman kakak saja, aku ga pernah aja di pikirin dari dulu"
"Nak maafin ibu, ibu ga bermaksud buat kamu tersinggung"
"Dan juga ibu belum belikan kamu obat demam karna sedang tidak ada uang nak, tadi uangnya habis ibu pakai buat beli bahan-bahan sayur sama beras untuk kita makan hari ini, karna tadi ibu cek ternyata beras sudah habis"
"Tadi niatnya buat belikan kamu obat tapi uang ibu tidak cukup, maafkan ibu nak"
Ujar Ibunya yang sedih karna tidak menepati janjinya untuk membelikan Rena obat.
"Gimana sih Bu, badan aku sekarang makin demam tapi ibu tidak ada khawatir sama aku? "
"Minimal hutang dulu di tetangga atau siapa, padahal cuman beli obat demam saja dan Anastasya pasti ada uang kan?kenapa ibu tidak meminta padanya saja? "
Ujarnya kesal sambil menyalahkan ibunya.
"Tadi sudah ibu minta sama kakak kamu nak, cuman sepertinya dia sedang ada masalah atau mungkin besok kamu dibelikan obat sama kakak"
"Yasudah jangan marah-marah terus kamu kan lagi sakit, mari sini kita makan"
"Iya....... "
Ujar ibunya dengan sopan dan lembut menyuruh Rena untuk duduk makan bersama di meja makan.
Namun disisi lain ibunya masih gelisah memikirkan Anastasya yang tak kunjung datang untuk makan bersama.
"Ibu kenapa tidak makan? nanti lauknya Rena habisin lho"
"Eh iya nak kamu makan dulu saja ibu masih menunggu kakak mu untuk makan bersama, perasaan ibu tidak enak"
"Bu.... apa sih lagi dan lagi masih tentang kakak, dia paling udah kenyang makan diluar sana dan lupain kita, kan dia kerja di Restoran pasti dia sudah makan di tempat kerja nya"
"Lama-lama aku ga nafsu makan jadinya liat ibu mikirin Anastasya terus, ibu mikirin kondisi ibu saja ayo kita makan dan biarin aja dia, pasti dia sudah tidur lelap di kamar nya sekarang"
"Hmm yasudah ibu akan ikut makan"
Ujar ibunya sambil tersenyum kecil namun dibenak nya masih tersirat rasa cemas terhadap Anastasya kala hari itu.
"Nah gitu dong Bu, nih aku dah sajikan makanan buat ibu"
"Iya sayang makasih ya"
Ujarnya sambil mengambil sepiring nasi yang di berikan oleh Rena.
"Nak sisakan lauk dan nasinya sedikit buat kakak kamu ya, mungkin nanti dia terbangun dan mencari makan"
"Oh Tuhan masih aja mikirin kakak"
"Iya-iya akan aku sisakan sedikit untuknya"
Ujar Rena sambil ketus menjawab ibunya.
"Kenapa sih Anastasya kamu tu ngeselin banget jadi kakak, andai saja aku tidak punya kakak seperti mu dan kasih sayang Ibu hanya untuk ku"
"Dari kecil selalu saja hanya kamu yang di perhatikan dari pada aku, saat kamu sakit ibu akan sangat khawatir dan merawat mu setiap saat, sedangkan aku dibelikan obat saja tidak bahkan aku harus keluar dari kamar untuk makan dan kamu dulu dibawakan makanan ke kamar dan disuapi oleh ibu, ini tidak adil untuk ku dasar"
Ujar Rena bergumam kesal dalam hatinya karna selalu merasa bahwa ibunya lebih sayang kepada Anastasya di bandingkan dirinya seorang.
"Buk makanan ku sudah habis aku mau ke kamar dulu mau istirahat"
"Iya sayang, mau ibu antar ke kamar? "
"Tidak usah aku bisa sendiri, ibu urus saja kakak sana"
Ujar Rena yang masih kesal kepada kakak nya sambil menjawab ibunya dengan ucapan yang membuat ibunya sedih.
Rena pun beranjak pergi meninggalkan meja makan dan masuk ke kamar nya dengan mood yang masih kesal.
"Astaghfirullah.... Ya Tuhan kenapa aku harus menerima semua ini, kenapa anak-anak ku tidak pernah aku satu sama lain padahal kasih sayang ku sudah ku bagi rata sedari mereka kecil"
Ujar nya sambil duduk termenung di meja makan sambil meratapi nasib nya dan bingung harus bagaimana lagi membuat kedua putri nya akur dan tidak harus saling membenci setiap hari.
Dengan air mata yang membasahi pipinya dia pun berusaha kuat agar bisa menghadapi semua ujian yang Tuhan berikan padanya.
"Ya Tuhan.... Sungguh ujian yang kau berikan ini begitu kecil dan tidak seberapa bagimu, tapi ujian ini begitu besar bagi hamba"
"Entah kenikmatan seperti apa yang akan kau berikan kepada hamba sampai-sampai hamba sudah tak sanggup lagi dengan semua ujian ini"
"Disisi lain engkau menguji hamba dengan suami hamba yang kasar dan tidak mau menafkahi keluarganya"
"Disisi lain juga engkau menguji hamba dengan ekonomi yang sulit dan hamba harus banting tulang berhutang kesana-kemari untuk membiayai kedua putri hamba"
"Dan disisi lain juga engkau menguji hamba dengan kedua putri hamba yang tidak pernah akur satu sama lain dari dulu, padahal semua kasih sayang hamba bagi rata untuk mereka berdua"
"Apa salah hamba ya Tuhan sampai-sampai hamba harus menanggung beban seberat ini di pundak hamba? "
"Maafkan hamba Tuhan, hamba lelah dengan semua ini"
"Biarkan hamba beristirahat dan mengeluh untuk saat ini dan berikan hamba sedikit waktu untuk bisa bangkit kembali"
Tangisan seorang ibu yang awal nya kuat menghadapi segala cobaan akhirnya terjatuh hingga tak berdaya.
Dia Menangis tak henti dengan hati yang sudah hancur dan menyerah dengan keadaan yang tidak bisa dia hadapi.
Tangisannya membuat badannya lelah dan pikiran nya kosong.
Matanya pun mulai mengantuk dan membuatnya tertidur di meja makan dengan air mata yang sudah membanjiri pipi nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
YouTube: hofi_03
jangan sedih Rena sini aku peluk 😭😭
2023-10-09
1
Nory
semangat
2023-09-20
1