Ditengah perjalanan Anastasya masih saja bersedih meratapi nasib nya yang begitu sial hari itu.
"Tuhan jikalau ini semua adalah takdir yang kau berikan pada ku maka aku akan merubah takdir ini"
"Aku tidak ingin terus seperti ini, aku ingin tau bagaimana rasanya dicintai dan aku akan membuat Ibu ku bahagia"
"Aku tidak ingin wajah manis *i**bu ku setiap hari terlihat bersedih dan tidak ingin melihatnya diam-diam menangis setelah sholat, begitu sakit rasanya hati ini melihat semua itu*"
"Dunia ini tidak adil Tuhan, bagaimana aku harus mensyukuri semua ini, sedangkan satu kebahagiaan pun tidak pernah aku rasakan"
Ujar Anastasya di tengah perjalanan yang sedang bergumam dalam hati dengan air mata yang tidak henti jatuh membasahi pipinya. Matanya yang bengkak dan memerah karna terus menangis tak henti dari tadi sambil menangis dalam diam dengan menahan sesak dada yang dia rasakan.
Ia pun sampai di rumah sambil berlari menutupi air matanya dan mengabaikan Ibunya yang sedang duduk di teras.
"Nak....? "
Ujar ibu nya menoleh sambil terkejut karna Anastasya tidak pernah mengabaikan dan setiap pulang bekerja pasti selalu bersalaman kepadanya.
Namun keadaan saat itu berbeda dengan hari-hari biasanya.
Hari itu adalah hari dimana hatinya dipatahkan oleh seorang pria yang sangat dia sayangi, yang selalu dia banggakan dan ceritakan kepada ibunya, tetapi Anastasya menutupi semua itu dan tidak ingin menceritakan nya kepada ibunya karna tidak ingin ibunya tahu bahwa anak kesayangan nya menangis karna lelaki brengsek seperti Gandi.
Anastasya lalu masuk kamar mengunci kamarnya dan melempar badannya dengan keras ke kasur sambil menangis.
Hari itu dia begitu kacau tak berujung,dan mengurung dirinya dikamar sambil melanjutkan tangisannya tanpa bersuara karna dia tidak ingin ibunya mendengar nya menangis dan khawatir tentang kondisinya.
Ibunya yang penasaran kenapa anak kesayangan nya untuk pertama kali mengabaikan kannya, karna biasanya saat pulang bekerja Anastasya pasti akan terlihat ceria dan bersalaman dengan ibu nya, hal itu membuat ibunya cemas.
Ibunya pun beranjak berdiri melangkah ke kamar Anastasya.
Saat ingin membuka pintu, untuk pertama kalinya Anastasya mengunci pintu dan membuat ibunya bingung bahkan sampai cemas dengan keadaan anak nya tersebut.
"Eh... dikunci?"
"Tidak seperti biasanya Anastasya mengunci pintu kamar nya, lalu tadi dia mengabaikan ku dan tidak bersalaman dengan ibunya, aku khawatir sebenarnya apa yang terjadi sampai membuatnya seperti itu"
"Nak.... Anastasya.... buka pintunya, kok tumben pintunya dikunci? "
"Kamu kenapa nak, tidak seperti biasanya bahkan tidak bersalaman kepada ibu lho, ibu ada salah kah sama kamu? "
"Nak.... buka pintunya ibu mau masuk, tadi kamu beda banget lari-lari nyelonong gitu, seperti ada yang di tutup kan dari ibu"
"Kamu ada nutupin sesuatu kah?"
"Ibu khawatir sama kamu, ayo keluar ibu sudah siapkan makan dan cepat mandi dulu ganti baju lalu ke ruang makan ya, kamu pasti capek habis pulang kerja"
Anastasya hanya diam mengurung diri dikamar tanpa bersuara atas apa yang dia alami saat itu.
Ia hanya terus menangis tak henti dan tidak ingin membukakan ibu nya pintu.
"Hmm... nak kalau begitu ibu tunggu di meja makan ya jangan lupa makan"
"Adik kamu tadi sakit sekarang lagi terbaring lemas di kamarnya badannya panas sekali tapi ibu sedang tidak ada uang untuk membelikannya obat, apakah kamu ada uang? "
"Jika ada nanti belikan adek obat paracetamol di warung ya biar kondisinya mendingan"
Setelah ibu mengatakan hal itu,ayah Anastasya pun pulang dengan bau alkohol yang menyengat di bajunya, dan terlihat sangat mabuk berat dengan kondisi yang sudah berantakan.
Pada saat itu pun pertengkaran di mulai dan ketenangan di rumah itu berubah menjadi kekacauan yang membuat hati Anastasya semakin hancur karna harus mendengar kan pertengkaran kedua orang tuanya yang selalu saja terulang karna ayahnya selalu mabuk dan pergi menghamburkan uang nya demi wanita pelacur, tapi tidak pernah menghabiskan uangnya untuk menghidupi keluarganya.
"Mas..... kamu habis mabuk lagi? "
"Anak kita sedang sakit dan Anastasya juga ga tau kenapa, sedangkan kamu malah asik sama wanita pelacur di tempat hiburan malam di sana? "
"Aku udah capek mas sama kamu, aku udah ga punya uang lagi, buat kita makan aja engga ada dan aku bahkan sampai ngutang buat kita makan hari ini, dan uang aku ga cukup buat beliin adek obat"
"Kamu malah kayak gini?"
"dimana rasa tanggung jawab kamu sebagai seorang kepala keluarga mas?"
"Kamu malah lebih mementingkan diri kamu dan uang sepeser pun ga kamu kasih ke aku?"
"Ah.. berisik banget sih kamu, aku ga peduli mau kamu ngomel-ngomel kayak gitu"
"Urus saja anak-anak mu sendiri aku ga punya anak, aku capek tadi habis mabuk berat mau ke kamar,kamu jangan halangi aku dasar wanita tua dan jelek"
Mendorong istrinya sendiri tanpa merasa bersalah sampai istrinya terpental jatuh ke lantai.
"Agh.. mas sakit banget"
Suaminya terus berjalan ke kamar dan mengabaikan nya.
"Ya Tuhan kenapa nasib ku malang sekali?"
"Apa salah ku Tuhan? "
"Kasihan sekali nasib anak-anak ku yang harus mendengar dan melihat pertengkaran ku setiap hari dengan suami ku, aku ingin membahagiakan anak-anak ku tapi kenapa takdir begitu kejam kepada ku? "
Ujarnya sambil menangis merenungi nasibnya lalu mengusap air matanya dan beranjak ke ruang makan sembari menahan sakit yang dia rasakan akibat dorongan keras dari suaminya.
Disisi lain Anastasya yang sudah tidak tahan mendengar semua kejadian yang baru saja didengarnya semakin membuat air matanya tak henti meneteskan air mata.
"Tuhan mengapa aku harus mendengar semua itu? "
"Kenapa Tuhan, kenapa aku harus mendengar ibu ku menangis,begitu pedih hati ini terasa seperti disayat-sayat ratusan pisau tapi aku tak bisa berbuat apa-apa dan membuat diri ku bersalah seperti ini"
"Dan ibu ku bahkan lebih mementingkan adik ku yang sakit, kenapa ibu ku lebih sayang kepada adik ku dibandingkan aku? "
"Pria brengsek seperti ayah tidak pantas menikah dengan ibu, dia bukan ayah ku Tuhan"
"Kenapa dia menikahi ibu ku dan membuat ku lahir di dunia ini namun dia menyakiti ibu dan tidak menganggap ku sebagai anaknya? "
"Aku ingin bahagia.......... aku lelah Tuhan, aku lelah dengan semua ketidak adilan ini"
Ujar Anastasya dalam hati nya dengan mata yang sudah sangat membengkak dan air matanya sudah tidak bisa menetes lagi, karna terlalu banyak air mata yang jatuh pada hari itu.
Tubuhnya begitu lemas dan sudah tidak berdaya. Anastasya membaringkan badannya sambil terdiam meratapi nasibnya lalu berusaha menenangkan pikiran dan mengistirahatkan badannya yang sudah lelah dengan apa yang dia alami hari itu.
"Hooh... maafkan aku ibu, aku ingin mengistirahatkan pikiran ku sejenak, maaf sudah mengabaikan mu dan untuk saat ini aku tidak bisa keluar dengan keadaan seperti ini"
Ujar nya bergumam sambil menutup matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
@Kristin
Mampir Dek Nami semangat nulisnya
2024-02-01
1
⍣⃝ꉣꉣ❤️⃟Wᵃf◌ᷟ⑅⃝ͩ●diahps94●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kak aku mampir, bawa like and rate. ditunggu mampir tmpat ku kak.
mari saling dukung ❤️❤️
2024-01-16
1
YouTube: hofi_03
satu gift mawar meluncur buat kamu
2023-10-04
1