BS 003

Li Zetian berjalan menuju aula kekaisaran. Banyak pelayan dan prajurit memperhatikan Li Zetian.

Saat tiba, Li Zetian di hentikan oleh prajurit penjaga pintu masuk

"Anggota kekaisaran sedang mengadakan pertemuan arap kembali"

"Lalu mengaap saya tidak bisa masuk" tanya Li Zetian

"Tentu saja rakyat jelata sepertimu tidak di izinkan" jawab prajurit lainnya merendahkan

"Cih..." Li Zetian menendang pintu aula hingga terbuka lebar. Lalu masuk kedelam menghempaskan prajurit yang menghalanginya.

Li Zetian berjalan dengna anggun. Rambutnya tertiup angin dan jubah ungunya juga melambai. Li Zetian tampak sangat mempesona.

Ketika berada di depan kaisar Li Zetian segera membungkuk hormat kepada ayahandanya.

"Salam yang mulia ayahanda, Zetian mohon maaf menimbulkan keributan. Semoga ayahanda panjang umur"

Kaisar Wu terdiam. Dia mencoba mengingat siapa itu Zetian, apa dia memiliki putri bernama Zetian.

Mengerti kebingungan ayahandanya Li Zetian kembali berucap.

"Ananda Li Zetian adalah putri dari selir Wang Zhaojun yang meninggal 2 tahun lalu. Ananda baru sembuh dari kelumpuhan sehingga baru mengucap salam kepada ayahanda"

Mendengar penuturan Li Zetian, kaisar segera berdiri dan terlihat binar senang di matanya.

"Ze'er kemarilah, biarkan ayah melihatmu" balas kaisar wu

"Mohon maaf yang mulia ayahanda, Zetian tidak nyaman dekat dengan siapapun"

Kaisar mengerti, putrinya tidak menyukainya. Namun apalah daya memang kesalahannya membiarkan Li Zetian kesepian.

Berbeda dengan kaisar, para pangeran dan putri serta para petinggi di dalam Aula merasakan dingin dengan penolakan Li Zetian.

Kieran di dalam diri Li Zetian telah memantapkan dirinya untuk tidak terlalu mengharapkan kasih sayang lagi seperti saat menjadi Kieran.

"Ahaha, baiklah. Apa yang membawamu kemari"

"Zetian ingin pergi ke pasar dan mengambil seluruh kekayaan Zetian yang tidak pernah Zetian ambil"

"Ayah tidak mengizinkan mu untuk keluar istana" jawab kaisar, namun dia menulis dekrit untuk Li Zetian bisa mengambil bagiannya.

Li Zetian tidak peduli dan menunggu kaisar selesai menulis surat persetujuan untuknya.

"Keluarlah bersama salah satu saudaramu. Ayahanda tidak ingin terjadi apapun padamu"

Melihat Li Zetian mengangguk kaisar segera memerintahkan seorang pangeran untuk menemani Li Zetian.

"Li Shimin, temani adikmu pergi"

"Baik ayahanda, mari mei mei"

Setelah pamit keduanya keluar aula dan menuju perbendaharaan istana.

..

"Mei mei, apakah kau benar adik Zetian dari ibunda Wang"

"Apa maksud gege. Mana mungkin orang luar dapat masuk istana dengan mudah" jawab Li Zetian ketus

Pangeran Shimin memang tampan dan merupakan putra mahkota, tapi jika dia membuat Li Zetian tidak senang maka Li Zetian tetap akan ketus.

"Mei mei jangan marah. Aku hanya terlalu senang memiliki adik perempuan"

"Memangnya gege tidak tahu kalau punya adik perempuan yang lumpuh" balas Li Zetian sarkas

"Tidak seorangpun pernah membicarakan hal itu, dan aku baru kembali dari bukit Changsom satu tahun lalu"

Li Zetian akhirnya melunak

"Baik, tapi Ze masih marah" Li Zetian pergi mendahului pangeran Shimin menuju perbendaharaan istana

"Ayolah jangan marah. Gege akan mengajakmu keliling kemanapun yang kamu mau"

Mendengar tawaran itu telinga Zetian berdiri. Itu tawaran yang cukup karena dia tidak memiliki ingatan apapun tentang dunia luar.

"Gege jangan membohongiku" Jawab Zetian sedikit manja

"Tentu mei mei" Pangeran Shimin mencubit pipi Li Zetian gemas

Gemdong keliling istana

"Hahaha...

Siang itu di tutup dengan tawa Li Zetian di punggung Shimin. Keduanya berkeliling istana sebelum pergi ke pasar kekaisaran.

...

Di sebuah ruangan yang terasing di istana kekaisaran han.

Seorang pria seumuran Li Zetian. Tangan dan kakinya di rantai. Ruangan itu tidak terlihat dan nampak sangat menyeramkan.

Laki laki itu membuka mata dan tersenyum tulus. Seolah apa yang terjadi padanya bukan apa apa

...

"Gege mengapa pergi ke bukin Changsom. Bukankah tempat itu sangat berbaya"

Li Zetian pernah membaca buku mengenai tempat itu. berdasarkan informasi Bukit Changsom dihuni oleh suku pemakan manusia dengan mata merah dan duri duri di tubuhnya.

"Mencari penawar"

Li Zetian terdiam, jawaban pangeran Li Shimin sangat tidak memuaskan. Namun dia tetap diam

"Nah mei mei apa yang ingin kamu beli"

"Pedang"

"Hah"

"Gege tuli, aku ingin pedang"

"Tidak"

"Ayolah gege. Muah"

Pangeran Li Shimin tampak bodoh setelah di cium oleh Li Zetian.

"Prajurit arahkan kereta menuju pavilium Bingqi"

Zetian tersenyum. Ternyata apa yang dia baca di dunia modern tentang "Meluluhkan laki laki" cukup membantunya

"Lain kali jangan asal mencium laki laki"

"Baik"

...

Kereta yang digunakan Li Zetian dan Li Shimin menarik perhatian penduduk.

Siapa yang tidak mengenal kereta kuda milik pangeran mahkota. Banyak pasang mata menatap kereta yang sudah berhenti di paviliun Biqing. Terutama para gadis yang memandang dengan binar.

Para gadis tidak bisa tidak berteriak melihat putra mahkota turun dari kereta.

Namun mereka aneh saat melihat putra mahkota menunggu seseorang dan bahkan berniat membantu turun.

Tidak lama tangan halus mungil terlihat. Keluar sosok cantik bergaun ungu yang belum pernah terlihat di manapun.

Banyak yang berspekulasi bahwa gadis itu adalah tunangan putra mahkota.

.

Saat Li Zetian turun dia merasa risih melihat para gadis menatap saudaranya dengan lapar. Entah sejak kapan dia merasa menyayangi pangeran Li Shimin

Tiba tiba Li Zetian mengalami Siscom dan tidak ingin saudaranya dilihat orang.

Segera dia ber drama agar terlihat seperti sepasang kekasih

ket : Li Zetian | 10 tahun | Putri ke lima kekaisaran Han

Li Zetian mengapit tangan Li Shimin mesra. Melangkah menuju pavilium Biqing. Terlihat seorang pria paruh baya menatap dengan sedikit tidak suka.

Li Shimin yang mengerti perlakuan Li Zetian diam saja. Dia juga melihat binar tidak suka dari pemilik pavilium.

"Salam putra mahkota semoga panjang umur"

"Saya terima salammu"

"Apa yang hendak putra mahkota cari dengan mengunjungi pavilium ini"

"Paman aku hendak membeli beberapa senjata untuk gadisku"

"Mohon maaf pangeran, pavilium ini telah kehabisan senjata tingkat tinggi, dan hanya tersisa yang terlihat. Stok baru tiba esok lusa"

Putra mahkota hanya mengangguk saja. Dia tahu pemilik pavilium tidak bersedia menjual senjatanya untuk Li Zetian.

Sedangkan Li Zetian telah melepas tangan putra mahkota semenjak dihiraukan oleh pemilik pavilium.

Dia berkeliling, hanya ada senjata tingkat rendah saja. Dan tidak menarik minatnya. Hingga suara Roro terdengar.

"Nona, bisakah kamu membeli pedang di sisi kanan. Yang tampak tua dan berwarna coklat"

Saat melihat pedang yang dimaksud err itu bukan coklat tapi karat. Dasar roro. Namun dia tetap mengambilnya.

Lagipula dia tau pemilik pavilium tidak menyukainya.

Li Zetian menghampiri Li Shimin yang masih berdebat dengan pemilik pavilium agar mengeluarkan senjatanya.

"Sayang sudahlah, aku sudah menemukan yang aku sukai"

"Baiklah.. Aku akan membayar"

"Cih seleranya murahan sama seperti dirinya"

Li Zetian dapat mendengar suara gadis yang sedari tadi menatap nya tajam.

Tidak hanya gadis itu, yang lain bahkan juga memandang rendah pilihan Li Zetian.

Ya sedari kereta berhenti banyak yang ikut masuk kedalam paviliun Biqing, baik membeli senjata atau sekedar melihat untuk memuaskan ke kepoan mereka.

Li Zetian tidak peduli dan berlalu bersama pangeran Li Shimin.

Tanpa Li Zetian sadari, musuh pertamanya di dunia telah tiba dan siap melancarkan beragam sekema licik

...

Li Zetian merasakan aura tidak mengenakkan dari pangeran Li Shimin. Terlebih saat dia melarang pangeran Li Shimin untuk membungkam mulut penduduk.

Biar bagaimanapun mereka penduduk kekaisaran shimin yang harus dilindungi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ada yang kepo Visualnya Shimin nggak wkwk. Jangan lupa like dan komen hehe...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!