Baldar, sang Centaur yang Perkasa

“AUUUUUUUUUUURGHHH!!!”

Boss Centaur melolong begitu keras. Suaranya terdengar berat dan mengerikan.

Lolongan itu bisa saja merupakan sinyal untuk memanggil Panglima Perang Pertama Naga Azorth.

Sebuah energi hitam menyeruak keluar dari tubuh Boss Centaur itu. Energi itu mirip seperti yang keluar dari tubuh Minotaur. Hanya saja, energi boss Centaur itu jauh lebih kuat.

Faelan dan kawan-kawan sampai bergidik ngeri. “Jadi, beginikah kekuatan sebenarnya dari prajurit naga iblis?” gumam Faelan.

“Fae, Rakko, hati-hati. Dari energinya, sepertinya Centaur yang satu ini sudah mencapai tingkat enam” bisik Elysia.

“Wahai makhluk rendahan! Ingat namaku baik-baik! Aku adalah Baldar. Prajurit naga agung Azorth yang paling tangguh” teriak boss Centaur yang kini lebih terdengar seperti lolongan.

Faelan dan kawan-kawan sadar bahwa mereka hanya memiliki waktu yang sedikit sebelum Azorth akhirnya menyadari ada keanehan dari teriakan Baldar, mereka kini berkumpul membentuk formasi, siap-siap menyerang.

Elysia berada di belakang Faelan, mereka berdua lalu memberikan Rakko Buff Aurum. Rakko berada paling depan.

Selain Buff Aurum miliknya sendiri, Rakko kini menerima dua Buff lainnya. Triple Buff Aurum tentunya memiliki kekuatan yang berbeda.

Mereka berharap itu bisa sedikit membantu Rakko untuk mengurangi perbedaan rentang tingkatan MagiEssence yang terlampau jauh.

Mereka lalu bergegas maju.

Rakko menghalau setiap anak panah yang dialiri sihir hitam dengan memutar gadanya, membentuk perisai, “Earth Shield!” rapal Rakko.

Enam pasukan Baldar maju tanpa perlu menunggu aba-aba, seakan mereka adalah petarung yang sudah terlatih.

Faelan dan kawannya melihat keenam prajurit Centaur yang berlari mendekati mereka dengan pedang dan perisai bersinar. Rakko mengayunkan Gada besarnya dengan tangkas, menghantam tanah yang mengeluarkan dentuman keras serta menghasilkan tabir batu yang terus-terusan meninggi dengan cepat.

Elysia melompat melaluinya sehingga menghasilkan loncatan yang tinggi. Lalu dengan pedang putihnya, ia menyayat tenggorokan salah satu prajurit Centaur.

Kelima prajurit Centaur yang tersisa bergerak dengan cepat, meluncur ke arah Faelan dan Rakko dengan kecepatan yang luar biasa.

Kelima prajurit itu menggumamkan rapalan sihir. Lalu tiba-tiba keberadaan mereka seakan sirna ditelan kegelapan.

“Rakko” teriak Faelan, “Berhati-hatilah! Itu adalah sihir kamuflase!”

Rakko menjadi sasaran pertama. Seorang Centaur muncul dari bayang-bayang dan menyerangnya dengan pedangnya yang berkilat. Rakko dengan gesit menghindar ke samping, lalu mengayunkan Gada besarnya dengan kuat. Gada itu menghantam Centaur dengan kekuatan dahsyat.

Centaur tampak hampir terpental, tapi ia mampu bertahan.

Rakko tak sempat menghindari serangan Centaur yang kedua.

Centaur itu menghantam ke arah rusuk Rakko dengan pedang.

Tzzzzztt!!

Untung saja Rakko memiliki Triple Buff Aurum. Nyawanya terselamatkan.

Elysia telah selesai di bagian depan, kini ia membantu Rakko. Pedang putihnya bersinar terang, memotong melalui udara dengan kecepatan yang memukau. Dua Centaur itu mencoba menghindar, tetapi Elysia dengan gesit mengikuti setiap gerakannya, akhirnya menusuk pedangnya ke dalam dada dua Centaur itu sekaligus.

Faelan berhadapan dengan dua Centaur yang lain. Dia menggunakan sihir cahaya untuk menciptakan perisai pelindung di sekitarnya “Aegisflare!” rapalnya sambil berteriak.

Pedang Centaur pertama mendarat di perisai itu.

Perisai itu lalu mengeluarkan sinar yang sangat terang, membuat Centaur terbakar oleh cahaya yang sekaligus menelan energi hitam yang meluap dari tubuh pasukan naga iblis itu.

Sedangkan pedang Centaur yang lain berhasil dihindari oleh Faelan dengan kecepatan refleksnya yang luar biasa.

Para Centaur pemanah sedang siap-siap menembahkan anak panahnya. Baldar di belakang mereka sedang sibuk memberikan Buff sihir kegelapan. Energi kegelapan yang memasuki anak panah itu lalu menduplikasinya. Kini ratusan anak panah dengan aura hitam terlihat mengambang di udara.

“Elysia, Rakko, tahan sebentar! Aku mau melakukan itu sekarang!” teriak Faelan.

Elysia dan Rakko bergegas melindungi Faelan dengan perisai sihir yang berlapis-lapis.

Ratusan anak panah melesat dengan cepat dan tertancap di perisai sihir. Kali ini kekuatan anak panah itu terasa benar-benar berbeda.

Dua prajurit Centaur yang tersisa di depan juga kini telah mengalami peningkatan dari buff Baldar. Mereka menghantam perisai dengan membabi buta. Percikap api terlihat berkilatan di malam yang gelap.

“Cepatlah, Fae! Perisai ini tak bisa bertahan selamanya” teriak Elysia.

Di tengah pertarungan sengit itu, rapalan sihir terdengar menggema di seluruh medan perang. Rapalan

itu berasal dari seorang anak laki-laki yang memikul takdir dunia.

Faelan tengah memejamkan mata memfokuskan energinya, "When we beseech the radiant light of Luxuary, O great Argentia, may the shadows bow before us, the light shine forth....”

(Artinya: Kami memohon kepada sang terang yang memiliki cahaya gemilang, sang agung Argentia, semoga bayangan tunduk di hadapan kami, cahaya yang bersinar terang...)

Faelan membuka mata. Matanya tampak mengeluarkan kilatan cahaya biru keemasan.

“Sekarang!!” teriak Elysia dan Rakko sambil menghilangkan perisai mereka.

“LUXNOVA!” teriak Faelan.

Sebuah cahaya laser yang begitu besar dan dahsyat melesat dari kedua tangan Faelan yang disatukan.

Faelan mengarahkannya menuju kedua Centaur yang berada di depan Rakko dan Elysia, sekaligus kepada Baldar dan prajurit pemanah di belakangnya.

Para prajurit Centaur mencoba menghindar, tetapi serangan itu mengenainya, menyebabkan ledakan cahaya yang membutakan.

Darah tercecer di tanah bersamaan dengan potongan tubuh para prajurit Centaur yang lebih mirip seperti daging cincang.

 “Kergh!” Erang Faelan. Ia terbatuk. Darah segar lalu mengalir dari mulutnya.

“Fae!”

“Tuan!”

Elysia dan Rakko buru-buru menangkap tubuh Faelan yang sempoyongan.

“Sudah kubilang, masih terlalu awal jika kau ingin memadukan antara sihir dan kekuatan naga” Elysia terlihat kuatir dan marah.

“Hahaha” Faelan tertawa sambil batuk, “Aku bahkan belum menccoba Runalith tahap 1...”

“Jangan pernah lakukan itu, Fae! Kau mengerti?!!” kini Elysia benar-benar marah.

“Iya iya iya” Faelan masih terlihat sok tenang dengan tersenyum.

“Guys” ucap Rakko, “aku punya berita buruk untuk kalian” ucapnya tanpa menatap ke arah Faelan dan Elysia. Tubuh Rakko sedang bergetar.

Di tengah kekacauan akibat pertempuran, dari mulut gua, Baldar sang boss Centaur tertawa begitu keras.

“HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. LUMAYAN! YA YA YA LUMAYAN! KAU MELAMPAUI EKSPEKTASIKU ANAK MUDA!”

Dalam sekejap, Baldar tiba-tiba muncul di depan ketiga kawanan itu, dengan pedang besar dan perisai raksasanya. Menghantam ke arah tanah tempat Faelan berdiri.

Faelan, Elysia, dan Rakko entah bagaimana telah berhasil mundur dan merapatkan barisan. Di hadapan mereka ada Baldar, seorang prajurit sakti, memandang mereka dengan tatapan menantang dan kobaran energi hitam yang membuat udara sekeliling seperti badai.

“Restore health!” rapal Elysia.

Lalu ketiganya mendapatkan sedikit tambahan enrgi.

Faelan adalah yang mendapat paling sedikit, luka dalam akibat sihir yang melampaui kapasitasnya tadi terlalu fatal.

Faelan, dengan sisa-sisa kekuatannya berkonsentrasi untuk mengeluarkan kekuatan terakhirnya. Dia memejamkan mata dan siap-siap merapalkan mantra sihir cahaya paling kuat yang dia kuasai. “Break the limit! With the spark of will, flames..."

Cahaya menyilaukan muncul dan menjalar ke seluruh tubuh Faelan,”IGNITE!!” lalu memusat ke kedua tangannya. Sebuah ledakan api yang dahsyat memenuhi medan pertempuran, menyapu Baldar yang berdiri di tengah kumpulan debu.

Ternyata Baldar berhasil menahan serangan Faelan dengan perisai besarnya. Perisai besarnya tampak menyerap sihir Faelan.

Aku mengerti sekarang. Ternyata perisainya itu.. Batin Faelan.

Elysia dan Rakko, yang telah bersiap, melompat menuju Baldar dengan kecepatan kilat. Elysia dengan pedang putihnya yang memancarkan cahaya menyilaukan bergerak dengan lincah, berusaha mengecoh dan menghindari serangan Baldar. Rakko dengan gada besarnya menghantam dengan pukulan yang begitu kuat, menciptakan dentuman keras yang menggetarkan tanah.

Baldar yang terkejut dengan serangan mendadak itu, berusaha menghadapinya. Dia mengayunkan pedang besar ke arah Elysia.

Tetapi Elysia dengan lincah melompat dan berpijak di atas pedang Baldar.

“Enhance gravity!” rapal Elysia.

Pedang Baldar menghantam tanah, menciptakan retakan besar.

Rakko kini mendekap tangan Baldar yang memegangi perisai, sekuat tenaga.

Faelan, setelah melepaskan pukulan apinya, ia bergegas menuju Baldar dengan gerakan yang cepat. Ia sedang merapal sihir Luxnova yang keduanya.

Faelan sempat terlihat batuk darah, tapi ia tak mau menghiraukannya. Ia harus cepat-cepat menyelesaikan rapalannya sebelum Baldar terlepas dari cengkraman Rakko dan Elysia.

Faelan kini telah sampai di depan Baldar. Dengan sigap, ia naik le atas dada Baldar.

Tepat di depan wajah Baldar, Faelan menyatukan kedua tangannya. Ini adalah serangan yang sebenarnya! Pekik Faelan dalam hati.

“Break the limit! When we beseech the radiant light of Luxuary,O Great Argentia,  may the shadows bow before us and the light shine forth: LUXNOVA!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!