Di bawah pohon besar itu, malam semakin dingin hingga menusuk ke tulang. Setelah melakukan adegan plus tersebut, Aqila tertidur di dalam pelukan hangat Dimas yang membuatnya nyaman.
Begitu pula Dimas, dia juga tertidur seraya memeluk tubuh gadis itu setelah melakukannya di saksikan oleh angin malam yang menambah kenikmatan syahdu di antara keduanya.
Beruntung, pohon tersebut besar dan kegiatan panas tersebut aman. Kedua orang tersebut pun tidur hanya dengan beralaskan tikar yang memang telah dibawa Aqila untuk menumpahkan segala resah dan gelisah saat menghadapi masalah yang ada di rumah besar itu.
Hingga setengah jam saja Aqila terbangun dari tidurnya karena dinginnya malam menembus ke dalam baju tipis yang dikenakannya. Dirinya mengerjapkan mata dan terkejut saat berada di pelukan Dimas.
"Tuan, maafkan Aqila," ucap Aqila terbangun dan duduk merapikan bajunya.
Di dalam gelapnya malam, Dimas bisa melihat tubuh Aqila yang terkena sinar rembulan. Tubuhnya kembali menegang dan hasrat ingin berhubungan dengan Aqila kembali bergelora.
Dimas pun ikut terbangun saat mendapati gerakan dari Aqila, tatapan matanya saat melihat dua gunung kembar milik gadis itu langsung memeluk tubuh Aqila dan kembali melakukan kegiatan panas itu kedua kalinya di bawah pohon.
Hingga satu jam kemudian kegiatan panas tersebut selesai. Aqila segera merapikan pakaian dan berlari setelah melayani pria itu.
Namun, dia merasa bersalah karena tanpa sadar dirinya juga tidak melawan saat melakukan aktivitas tak wajar itu. Aqila merasa bingung dengan dirinya sendiri dengan apa yang terjadi barusan.
Aqila berlari menuju rumah besar itu melalui pintu belakang dan segera mandi malam untuk mengganti pakaiannya yang kotor.
Di kamar mandi, Aqila mandi dengan cepat dan ingin segera melupakan kegiatan panas itu, agar esok hari ingatan tentang malam ini hilang begitu saja. Tetapi, berusaha melupakan kejadian pilu tersebut Aqila tetap tidak bisa.
Selesai mandi, Aqila memakai baju tidurnya dan menyelimuti tubuhnya hingga ke kepala. Memeluk guling untuk menutupi wajahnya yang merasa malu akan kondisinya saat ini.
"Ayah, Ibu, Mas Azka. Maafkan Aqila yang telah kotor dan tak mampu menjaga kehormatan ini," gumam Aqila menangis memeluk guling.
Sedangkan Dimas masih terduduk dan tersenyum senang melakukan kegiatan itu dengan Aqila.
"Aqila, kenapa kamu tidak melawan saat melakukannya denganku? Apakah kamu mulai menyukainya?" monolog Dimas saat melihat Aqila diam saja ketika tubuhnya disentuh.
Dimas membayangkan hal indah berdua dengan Aqila di bawah sinar rembulan yang bersinar terang malam ini. Sampai akhirnya, Dimas pun ikut kembali ke rumah karena sudah larut malam.
Menatap pohon besar itu, Dimas tersenyum. Itu adalah kenangan indah dengan Aqila. Dirinya, merasakan getaran aneh pada gadis itu. Namun, dirinya berusaha menepis hal itu semua bahwa itu semua tidak mungkin terjadi.
*
Keesokan paginya. Matahari telah menampakkan sinarnya menembus tirai di kamar sepasang kekasih yang dimabuk asmara.
"Selamat pagi sayang," ucap Bayu pada wanita di sampingnya itu seraya mencium bibir seksinya.
"Selamat pagi juga sayang. Cantik sekali kamu saat tertidur. Aku jadi ingin memakanmu sekarang," ucap Bayu tanpa pikir panjang saat menatap kekasihnya itu.
Mencium bibir ranum kekasihnya beralih ke leher putih bersih yang membuat Bayu tak bisa menahan hasrat di saat pagi hari seperti ini. Kedua insan tersebut, melakukan kegiatan panas itu penuh dengan gairah.
Davina begitu bersemangat saat melakukannya kembali dengan sang kekasih. ******* dan erangan wanita itu membuat Bayu lebih cepat dan bergairah. Belaian demi belaian dan juga bergantian untuk melakukannya sampai mereka melakukan pelepasan bersamaan.
Selesai melakukan kegiatan itu, Bayu dan Davina pun mandi bersama. Lagi dan lagi mereka melakukannya di kamar mandi. Sepasang kekasih tersebut melepaskan rasa rindu mereka setelah sekian lama berpisah dan hanya saling bertukar kabar melalui telepon.
Satu jam kemudian. Mereka berdua keluar kamar dimana Bayu dan Davina melewatkan sarapan pagi. Keduanya berciuman di depan pintu sehingga seseorang datang membuat mereka terkejut.
"Maaf Tuan dan Nyonya atas kelancangan saya," ucap Aqila langsung menunduk yang tanpa sengaja melihat mereka berdua keluar kamar dengan saling berciuman.
Tubuh Aqila menegang saat melihat kemesraan sang majikan. Dirinya kembali mengingat kejadian semalam dengan Pak Dimas.
"Dasar kamu Aqila. Tidak tahu diri. Untuk apa kamu kesini?" bentak Davina yang terkejut dengan kedatangan Aqila yang tiba-tiba.
Begitu juga dengan Bayu yang ikut terkejut akan kedatangan gadis itu. "Siapa gadis ini? Cantik sekali?" kata Bayu berucap dalam hati seraya menatap gadis itu dari atas hingga ke bawah.
"Maafkan saya, Nyonya. Saya tidak sengaja melihat kalian berdua. Saya hanya ingin membersihkan kamar Nyonya dan Tuan Dimas.
"Alasan saja kamu Aqila. Awas kamu kalau sampai membocorkan kejadian ini pada Tuan. Sudah sana, kamu lanjutkan pekerjaan kamu!" titah Davina pada gadis itu dengan tangan dipinggang.
"Baik, Nyonya. Saya permisi dulu."
Aqila hendak melangkah pergi meninggalkan keduanya. Tetapi dicegah oleh Davina.
"Berhenti Aqila."
Davina pun mendekati gadis itu dan berdiri di depannya dengan tatapan tidak suka. Aqila hanya menundukkan kepala saat sang majikan berdiri tepat di depannya dengan tangan menangkup di depan dada.
Sedang Bayu hanya diam saja melihat sang kekasih terlihat ingin marah pada gadis itu dan dirinya menatap Aqila terus menerus tanpa berkedip seraya tersenyum.
"Ingat Aqila. Apa yang kamu lihat barusan, jangan sampai ada orang yang tahu. Kalau sampai ada apa-apa, akan ku buat keluargamu menderita seumur hidup. Camkan itu!" ancam Davina pada gadis tersebut seraya jari telunjuk menekan pundak gadis itu bahwa dirinya tidak main-main.
"Ba…baik, Nyonya. Saya tidak akan mengatakan apapun pada orang lain," jawab Aqila mengangguk berkali-kali.
Sudah 2 kali Aqila menerima ancaman pada sang majikan. Dirinya kali ini merasakan kesialan dalam hidupnya. Entah, dosa apa yang telah Aqila lakukan pada mereka sampai kedua majikan mengancam hingga sedemikian rupa.
Sedang dari jauh, Dimas menyaksikan istrinya berusaha memberi ancaman pada Aqila. Dirinya berdiri mematung di depan tangga saat mendengar suara teriakan Davina dari bawah saat ingin sarapan pagi.
Dimas merasa tidak suka saat melihat adik dan istrinya memberi ancaman pada gadis itu. Melihat kedekatan mereka berdua, membuat Dimas yakin akan membalas perbuatan adik dan istrinya suatu saat nanti.
Untuk saat ini, Dimas berpura-pura tidak melihat atau mengetahui hal lainnya tentang kedekatan keduanya selama menjadi kekasih. Dirinya yakin, Bayu dan Davina sudah menjalin hubungan sejak lama.
Tak tahan melihat kejadian itu, Dimas pun berteriak seraya menghampiri ketiga orang tersebut.
"Aqila."
Ketiga orang langsung menoleh saat mendengar suara tegas dan besar itu.
"Mas Dimas!"
"Papa."
"Tuan Dimas."
Visual Aqila Bahira
Visual Dimas Sunjoyo
Hai, bagaimana kisah Aqila? Aku termewek dan nyesek bacanya. Pantengin kisah Aqila ya 😘🤧. Dukung terus author agar tetap semangat. Terimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
visual yang keren
2023-09-29
1
apanya yang tidak mungkin 😂 semuanya telah terjadi wee
2023-09-29
1
Putri Minwa
semangat ya
2023-09-25
1