Rencana Dimas telah berhasil. Kini, saatnya membawa ke Villa yang telah dirancang sebelumnya.
"Akhirnya, kamu menjadi milikku sekarang Aqila."
Sudah sejak lama Dimas mengagumi Aqila. Tetapi, selalu tidak ada kesempatan. Selama 3 tahun menanti dan kini rencananya berhasil untuk memiliki gadis tersebut.
Jarak rumah ke Villa menempuh dua jam perjalanan. Beruntungnya, Villa itu jarang ditempati dan hanya saat lelah saja Dimas datang ke tempat itu untuk beristirahat bila memiliki masalah dengan istri atau rekan kerjanya.
Dua jam telah berlalu, Dimas sampai di Villa dimana penjaga membuka gerbang saat majikan datang. Villa milik keluarga Dimas sangatlah luas, banyak pohon berjajar rapi di halaman rumahnya.
Dimas turun dari mobil dan membuka pintu untuk menggendong Aqila yang tertidur pulas.
Ting tong
"Tuan Dimas!"
Mbok Darmi terkejut saat melihat majikannya datang ke Villa secara tiba-tiba. Biasanya, majikannya akan menghubungi bila mau datang.
"Mbok, jangan bilang siapapun bila saya datang kesini dengan wanita ini. Paham!" ancam Dimas pada pembantu yang telah melayaninya selama puluhan tahun.
"Baik Tuan."
Dimas pun melangkah pergi menuju lantai dua dengan hati riang gembira. Saat membuka kamar, Dimas berjalan menuju kasur king size dan meletakkan Aqila dengan perlahan.
Dirinya memandang wajah cantik Aqila dengan tatapan buas. Berkali-kali Dimas meneguk salivanya karena sudah tidak tahan ingin menodai gadis itu.
Kemudian, Dimas melepas semua pakaiannya dan juga milik Aqila yang sedang terpengaruh dalam obat tidur. Kini, Dimas menikmati tubuh Aqila dengan bebas dan berkali-kali memberi tanda cinta di tubuh polos gadis itu.
"Aaah, nikmat sekali dirimu Aqila. Om sampai sulit memasukkan senjata ke dalamnya. Tetapi, Om akan jadi orang pertama yang akan menikmati tubuh indahmu itu." kata Dimas setelah mencium bibir ranum Aqila dengan lembut dan kembali melanjutkan kegiatannya itu.
Tiga jam lamanya, barulah Dimas mencapai ******* beberapa kali. Belum pernah dirinya mengalami kepuasan seperti ini selama hidupnya. Dimas pun terlelap dalam tidurnya karena kelelahan melakukan aktivitas yang menguras tenaganya.
Beberapa jam telah terlewati, Aqila terbangun dari tidur panjangnya. Dia mengerjapkan matanya berulang kali dan menatap langit-langit kamar dengan bingung.
"Ini dimana?" gumam Aqila melihat sekeliling dan terkejut sedang berada dirumah yang sangat familiar baginya.
Sedang Dimas, pria paruh baya itu masih tertidur dengan nyenyak. Dirinya sangat mengantuk dan lelah setelah melakukan hubungan layaknya suami istri.
"Om Dimas, kenapa tega melakukannya pada Aqila? Apa salah Aqila Om? Hiks…hiks…hiks. Apa yang harus Aqila katakan pada kedua orang tuaku dan juga Mas Azka." Aqila terus menangis meratapi nasib yang sedang dialaminya ini.
Setelah, Aqila berkelana dengan pikirannya yang kalut, Aqila turun dari kasur tersebut seraya membawa pakaiannya ke kamar mandi.
Di kamar mandi, Aqila terduduk lemas. Dirinya merasa malu setelah apa yang terjadi hari ini. Dibawah guyuran air shower, gadis itu kembali menangis dalam diam dengan nasib yang harus menanggung malu keluarganya.
Lalu, Aqila berjalan menuju bathup untuk melakukan aksi bunuh dirinya dengan menenggelamkan tubuhnya ke dalam bak mandi itu.
Di kamar, Dimas yang sudah bangun mencari keberadaan Aqila. Saat mendengar suara air dalam kamar mandi, dirinya yakin bahwa gadis itu sedang mandi.
Menunggu setengah jam, gadis itu belum keluar. Dimas langsung memakai celananya dan berjalan menuju kamar mandi untuk melihat gadis itu.
"Aqila…Aqila…! Buka pintunya. Kamu sedang apa Aqila!" teriak Dimas berkali-kali.
Tak mendapat respon dari dalam, Dimas langsung mendobrak pintu berulang kali. Setelah pintu terbuka, dirinya melihat kamar mandi kosong.
"Aqila!"
"Kosong. Tetapi, air shower terus menyala. Dimana gadis itu?" tanya Dimas pada dirinya sendiri.
Dimas melangkah menuju bathup yang nampak sekali airnya keluar dari tempatnya.
"Aqila!" teriak Dimas langsung terkejut saat melihat tubuh gadis itu terendam dalam bak mandi yang besar itu.
Dimas mengangkat tubuh Aqila yang basah dan menggendongnya kembali ke kasur untuk melihat apakah masih hidup atau tidak.
Dengan cepat Dimas menekan dada Aqila agar air dalam tubuhnya keluar. Dia melakukan nafas buatan tiga kali untuk membuat gadis itu bernafas kembali.
"Uhuk…uhuk…uhuk."
Aqila terbatuk-batuk setelah diselamatkan oleh Dimas. "Untuk apa Om menyelamatkan Aqila."
"Untuk apa? Kamu bodoh ya? Kamu pikir dengan bunuh diri akan menyelesaikan masalah, hah!" bentak Dimas pada gadis itu.
"Kamu mau, orang tua dan kakakmu khawatir denganmu yang tidak kembali ke rumah nantinya," sambung Dimas mengatakan hal itu pada Aqila.
"Hiks…hiks…hiks." Aqila hanya menangis mendengar apa yang dikatakan oleh lelaki yang telah sangat dipercayainya terutama orang tua dan juga kakaknya
"Baiklah. Sekarang pakai seragam sekolahmu. Ingat, jangan katakan pada siapapun soal apa yang terjadi hari ini," ucap Dimas.
"Akan kusebarkan video perbuatan kita pada semua orang bila kamu berusaha memberitahu mereka." ancam Dimas pada Aqila yang terkejut bahwa orang yang merenggutnya telah merencanakan ini sebelumnya tanpa dia menyadarinya sama sekali.
Aqila tidak tahu harus mengatakan apa pada orang tua dan kakaknya nanti. Dirinya masih berusaha mencerna dan mengingat kembali kejadian pagi tadi hingga sekarang. Kejadian ini membuatnya terkejut, sampai akhirnya Dimas mengajaknya pulang ke rumah.
"Pakai bajumu. Kita makan dulu sebelum pulang kerumah," ucap Dimas yang keluar kamar lebih dulu memberitahu Mbok Darmi untuk menyiapkan makanan.
Aqila keluar kamar, berjalan pelan menuju meja makan dan telah tersedia makanan yang menggugah selera. Aqila tidak ingin duduk disamping dengan orang yang telah merenggut kesuciannya
Aqila tidak nafsu makan sama sekali setelah apa yang dialaminya. Dirinya hanya menatap lelaki itu menikmati makanan dengan lahap dan seolah tidak ada perasaan bersalah sama sekali.
Sedangkan Dimas tahu bahwa tatapan Aqila padanya seperti ingin membunuh. Tetapi, Dimas hanya diam saja dan menikmati makanan tersebut hingga habis.
Selesai makan, Dimas dan Aqila berjalan keluar rumah dimana mobil terparkir sejak tadi pagi.
"Mbok Darmi, Saya pulang dulu. Titip rumah dan satu hal lagi. Jangan bilang kepada siapapun soal hari ini." titah Dimas memberitahu pada pembantunya itu.
"Baik, Tuan."
Dimas kemudian bergegas ke mobil dan diikuti Aqila dari belakang.
Mobil melaju meninggalkan Villa yang akan membuat Aqila tak bisa melupakan seumur hidupnya. Dalam perjalanan, dia hanya diam saja tanpa banyak bicara.
Sampai pada akhirnya perjalanan yang awalnya bergerak lambat, kini terasa cepat sampai di rumah.
"Turun, kita sudah sampai," ucap Dimas yang turun lebih dulu dan Aqila ikut turun dari mobil.
Di teras rumah, telah berdiri seorang lelaki yang telah menunggu kepulangan majikannya dengan wajah datar dan penuh pertanyaan.
"Selamat sore Tuan," ucap Baron Ayah Aqila menyapa lebih dulu
"Selamat sore juga, Baron," balas Dimas.
"Tuan. Bagaimana, Aqila pulang bersama Tuan Dimas?" tanya Baron menatap wajah anaknya seperti pucat.
"Oh, jadi hari ini Aqila tidak masuk sekolah karena tiba-tiba perutnya sakit saat dalam perjalanan tadi. Makanya, kubawa ke Villa ku untuk istirahat sebentar di sana." terang Dimas menjelaskan pada Baron.
"Benarkah itu Aqila?" tanya Baron merasa curiga dengan kepulangan mereka yang bersama dan berada di Villa.
"Iya, Ayah. Benar, tadi Pak Dimas yang mengantar Aqila ke Villa karena sakit perut." Aqila pun melangkah masuk ke dalam setelah menyampaikan hal tersebut.
Sedang, Pak Dimas menatap punggung Aqila hanya tersenyum smirk. Berbeda dengan Dimas, Baron masih merasa curiga akan sikap anaknya barusan.
Kemudian, Dimas masuk ke dalam dan disambut dengan tatapan tak biasa dari anak dan istrinya yang memandang Aqila saat berjalan masuk ke rumah.
"Kenapa Aqila bisa pulang bareng Papa? Bukannya tadi pagi dia naik taksi?" tanya Davina karena curiga suaminya berselingkuh.
"Astaga, Mama. Kenapa curiga sama Papa. Papa beneran hanya menolong Aqila saat tadi pulang sekolah menunggu taksi kelamaan."
"Apa benar itu, Pa. Tetapi, kenapa wajahnya pucat pasi begitu?" tanya Ervin yang heran melihat wajah Aqila seperti mayat hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Putri Minwa
kasihan juga dengan nasibnya Aqila
2023-09-25
0
𝕾𝖓𝖞
astagafirullah.. it om² kurang diajar kek.y😑
moso di anu😑
2023-09-20
1
🍒⃞⃟🦅ᵢₙₑᷫₘᷤ ˢˡᵒʷ ᵐˢᶠ ⃝̈́ ⃝̈́🍿
rmh tuh om lucnut di Mana yaa pengen ku samperin ku ajak ngopi anuhh 😮💨
2023-09-19
30