Setelah berdiskusi untuk menentukan tujuan selanjutnya, mobil yang dikendarai oleh Bagas pun melaju cepat meninggalkan area basemant dan bersiap menuju lokasi terakhir dari perjalanan perdana Valerie dan Elbara hari ini.
Setibanya di tempat tujuan, yakni taman wisata yang letaknya tidak terlalu jauh dari kediaman Elbara.
Begitu mematikan mesin mobil, Bagas bergegas keluar dan membukakan pintu tuan mudanya, sedangkan Valerie memilih membuka pintunya sendiri serta langsung berlarian menuju tepi pagar pembatas danau yang terbentang luas didepannya.
“Kau tunggu disini saja,” ucap Bara pada Bagas, Bagas pun mengangguk patuh dan menutup pintu mobil kembali.
Sebelum menghampiri Valerie yang sudah terduduk di tepi danau, Elbara membawa langkahnya menuju kedai kopi yang berada diujung sana.
Sementara itu Valerie yang terduduk di depan pagar pembatas ia tampak sangat menikmati waktu healingnya dengan baik. Ia memejamkan kedua matanya sejenak selagi menghirup udara segar yang berhembus ke arahnya.
Karena takut menjatuhkan sepatu barunya ia pun menaruh sepatu tersebut disampingnya, lalu menurunkan kedua kakinya ke bawah.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Elbara yang tiba-tiba sudah berada disampingnya hingga membuat Valerie terkejut dan hampir tergelincir ke bawah, namun beruntung tangan sigap Elbara langsung menggengam serta menarik rambut panjang Valerie yang terurai sampai ke pinggul.
Sehingga Valerie bisa lepas dari masa-masa kritisnya, “tu.. tuan muda..” Valerie masih belum bisa menstabilkan degup jantungnya.
Setelah dirasa aman, Elbara pun melepas genggaman rambut Valerie kemudian beralih mengambil 1 sandwich yang ia letakan disamping pahanya.
Tanpa berkata Elbara hanya memberikan sandwich tersebut pada Valerie yang tampak antusias sekali ingin cepat-cepat melahap roti berlapis daging itu.
“Terimakasih tuan muda..” ujar Valerie diiringi senyum lebarnya yang mengggetarkan hati.
“Sesenang itu makan sandwich?” tanya Elbara yang kemudian meraih ice americanonya lalu menyedotnya sembari ikut memandangi pemandangan danau yang terbentang luas didepannya.
“Ya! Enak sekali, sepertinya aku bisa memakan 5 roti sekali makan hehhehe,” seru Valerie yang sontak membuat Elbara terbatuk lantaran mendengar celetukan ngasal gadis yang masih menikmati cemilan sorenya.
“Uhhuk! Uhukk!”
Refleks Valerie mengusap-usap punggung Elbara dengan mulutnya yang dipenuhi roti sampai kedua pipinya menyembul membentuk setengah bola kasti.
Elbara hanya mengerutkan dahinya sebab tak menduga jika gadis tersebut akan berani menyentuh tubuhnya, setelah perlakuan kasar juga perkataan ketusnya terhadap Valerie ternyata tak lantas membuat gadis itu takut atau segan terhadapnya.
Setelah dirasa membaik, Valerie pun berhenti mengusap punggung Elbara dan kembali mengalihkan perhatiannya ke depan sembari menikmati sisa roti yang ada dalam genggaman tangan mungilnya.
“Boleh aku tanya sesuatu tuan muda,” gumam Valerie disela kunyahannya.
“tidak,” tolak Elbara bahkan tanpa berfikir.
“Hehhee (Valerie hanya nyengir mendengar tolakan ketus tuan mudanya, seakan perkataan ketusnya tak lagi menyakiti hatinya)
Wanita canitk yang masuk ke dalam kamar tuan muda, apakah dia kekasih tuan muda?” tanya Valerie seraya melirik sesaat ke arah Elbara, dirinya tak menghiraukan tolakan Elbara dan memilih meneruskan apa yang ingin dikatakannya.
“Bukan urusanmu,” ketus Elbara seraya menaruh ice americanonya kembali di samping pahanya.
“Hhhehee, dia sangat cantik sekali.. baru pertama kali aku melihat wanita secantik itu, jika aku lelaki mungkin aku sudah mengejar-ngejarnya hhiihihi!” celetuk Valerie yang langsung dibalas tatapan julid oleh Elbara.
“Kau selalu bilang yang pertama, yang pertama, apa selama ini kau hidup dalam Goa?!” kata Elbara dengan nada sarkasnya.
“Kehidupanku memang tidak seberuntung tuan muda, banyak hal yang belum pernah ku lakukan dan ku lihat, seperti rumah mewah dengan fasilitas yang sangat lengkap, pasar besar, wanita cantik alami bukan karena riasan tebal, juga makanan dan minuman yang hanya bisa kulihat di televisi.
Namun berkat tuan muda, aku bisa merasakan kebahagiaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya, terimakasih karena sudah baik padaku tuan muda..” ungkap Valerie yang diakhiri senyum cerahnya, hingga membuat pertahanan Elbara lagi-lagi goyah mendengar perkataan juga senyuman tulus dari gadis yang baru beberapa hari ini dikenalnya.
“Ekhmm!” Elbara mendadak tenggorokannya seret, ia pun lantas meraih kembali ice americanonya di tengah rasa gugup yang mulai menyerangnya.
“Aneh sekali, padahal kita baru pertama kali bertemu, tapi saat aku melihat kedua matamu.. Aku merasa seperti melihat seseorang yang ku kenal,” celetuk Valerie yang malah membuat Elbara tersentak dan memuncratkan kopinya yang belum sempat ia telan.
“Apa dikehidupan sebelumnya kita adalah sepasang kekasih hehhee!” seru Valerie lagi yang tak hentinya membuat kejutan bagi jantung Elbara yang mulai berdegup tak beraturan.
“YAK! Hentikan omong kosongmu! Minum saja ini!” geram Bara seraya meraih botol air mineral kemudian membukakan tutupnya sebelum diberikan pada Valerie yang sudah selesai melahap habis roti sandwichnya.
Dengan senyum lebar, Valerie menerima botol air mineral pemberian Elbara kemudian meneguknya beberapa kali untuk mengaliri kerongkongannya.
“Terimakasih tuan muda,” ucap Valerie setelah menghabiskan air setengah botol. “dimana tutupnya tuan muda?” tanya Valerie yang hendak menutup botol air mineralnya sendiri.
Namun alih-alih memberikan tutup botol yang ada ditangannya, ia malah merampas botol air mineral Valerie dan membantu menutup kembali botol air mineralnya, sebelum ia letakan ditempat semula.
“Sudahkan?! Ayo kita pulang,” Ajak Bara seraya beranjak serta membawa ice Americano dan botol air mineral ditangannya, sedang Valerie membawa sampah bungkus roti sandwich.
Tentunya sebagai warga Negara Indonesia yang baik, kita mesti mematuhi peraturan yang mewajibkan membuang sampah pada tempatnya. Hihihii.
“Tunggu tuan muda!” seru Valerie saat Elbara mengambil langkah panjang meninggalkan dirinya yang masih tampak kesulitan melewati pagar pembatas.
Mendengar rengekan Valerie, Elbara pun lantas memutar tubuhnya dan memperhatiakn Valerie yang kesulitan menaiki pagar untuk melewatinya, sampai akhirnya ia pun terjatuh karena tergelincir.
Brrukkk!! “Aduuh!!” rengek Valerie bersaaman dengan tubuhnya yang mendarat diatas aspal.
“Astaga! huuhh!” kesal Elbara yang malah meninggalkan Valerie yang sedang berusaha bangkit setelah jatuh tersungkur ke aspal.
“Tunggu!! Tuan muda!!” seru Valerie lagi seraya berlarian menyusul langkah cepat Elbara selagi menepuk-nepuk sikut serta gaunnya yang dipenuhi debu aspal.
Namun naasnya Valerie lagi-lagi terjatuh karena tersandung kakinya sendiri, Elbara yang kala itu hendak masuk ke dalam mobil pun hanya bisa geleng-geleng kepala dan masuk ke dalam mobil dengan acuh.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Valerie sampai dan langsung masuk ke dalam mobil dengan membuka pintunya sendiri sementara Bagas sudah siap menyalakan mesin mobilnya.
“Hhhhehee.. lelah sekali,” celetuk Valerie yang masih mencoba menstabilkan pernafasannya ditengah bulir-bulir keringat yang mulai mengalir membasahi keningnya.
“Kita berangkat,” seru Bagas sesaat sebelum menginjak pedal gas, namun tiba-tiba…
“Dimana sepatumu?” tanya Elbara begitu mendapati kedua kaki telanjang Valerie yang kucel akibat berlarian tidak memakai alas kaki.
Sontak saja Bagas langsung menarik kakinya dari pedal gas serta mematikan mesin mobilnya, ia pun menoleh ke belakang untuk melihat sendiri kaki Valerie yang tidak terbalut sepatu.
“Huh?!” Respon Valerie yang masih belum sadar jika sedari tadi ia berlari tanpa alas kaki dan meninggalkan sepatunya ditepi danau.
“Hhhhee.. Sepertinya tertinggal di tepi danau, akan ku ambil dulu sebentar, maaf.. maaf..” sambung Valerie begitu mengarahkan pandangannya ke bawah.
Ia pun lantas keluar turun dari mobil dan berlarian menuju tepi danau untuk mengambil flat shoesnya yang masih berada ditempat semula.
“Jalan,” titah Elbara pada Bagas yang masih memperhatikan langkah kecil Valerie di luar sana.
“Iya?” respon Bagas yang tak yakin dengan perintah Elbara barusan.
“LAJUKAN MOBILNYA!” bentak Elbara yang membuat Bagas terkejut dan langsung saja tancap gas meninggalkan Valerie yang kini sudah mendapatkan sepatunya kembali dan hendak berlari menuju keberadaan mobil.
“TUAN MUDA!! TUNGGU!!” teriak Valerie dibelakang sembari berlarian berusaha menyusul laju mobil yang dikendarai Bagas.
...****************...
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments