Setelah melewati situasi menegangkan beberapa saat lalu, akhirnya emosional Elbara berhasil diredam oleh ketulusan dan senyum teduh Valerie.
Sementara Valerie sedang sibuk mencari serta mencoba 1 per 1 dress yang disukainya dengan dibantu oleh beberapa pegawai, Elbara dan sang pemilik toko yakni Joy berdiri tak jauh dari keberadaan Valerie
Elbara terus memperhatikan raut wajah Valerie yang berbinar menunjukan sekali kebahagian yang terpancar saat ini, sedang Joy tentu mengawasi para pegawainya yang sedang melayani Valerie.
“Sekali lagi maaf atas perlakuan tidak mengenakan pegawaiku terhadap nona Valerie, dan juga terimakasih karena tidak memperpanjang masalah tersebut,” ujar Joy seraya melirik sesaat ke arah Elbara.
“Seharusnya kau meminta maaf dengan tulus pada Valerie bukan padaku,” jawab Elbara dengan nada dingin seperti biasanya seraya memasukan 1 tangan ke dalam saku celananya.
“Iya iya aku akan melakukannya, sepertinya kau sudah mulai membuka hatimu,” celoteh Joy yang mengubah cara bicaranya jadi lebih santai, layaknya berbicara dengan seorang teman.
Elbara hanya melirik sesaat ke arah Joy untuk menanggapi perkataannya barusan.
“Hubunganmu dengan Serena sudah benar-benar berakhir rupanya,” katanya lagi yang kemudian mengarahkan atensinya pada gadis yang masih tampak sibuk berganti-ganti pakaian di dalam ruang ganti.
“Ada apa dengan wajah dan tubuhnya, kau yang memukulinya?” tanya Joy kembali yang berusaha mencairkan suasana, sebab sedari tadi Elbara hanya terdiam membeku layaknya patung yang tak memiliki nyawa.
Merasa terganggu karenanya, Elbara pun lantas melangkahkan kakinya meninggalkan Joy dan beralih mendekat ke tempat dimana Valerie berada dengan pandangan lurus mengarah tepat ke wajah penuh senyum dan tawa itu.
“Hmmm.. Dia masih saja kaku seperti dulu, apa hanya aku yang menganggap hubungan kita istimewa? Padahal kita sudah mengenal dari sejak SMA, tapi dia selalu memperlakukanku seperti orang asing, huh!” dumel Joy yang kemudian pergi seraya menggelenng kepalanya.
...****************...
Diruang kerja Joy.
Begitu Joy kembali ke ruangannya, ia pun lantas berjalan cepat menuju meja kerjanya kemudian meraih ponsel dan mengetikan sebuah nama disebuah pencarian dalam kontak telfonnya.
Selagi menunggu telfon tersambung ia menempelkan ponselnya ditelinga.
“Halo! Serena, kau dimana?” tanyanya seraya memutar tubuhnya dan menatap pintu yang baru saja dilaluinya.
...****************...
Kembali ke tempat dimana Valerie masih bersenang-senang dengan para pegawai yang membantu memilihkan pakaian yang cocok untuknya.
Tak hanya dress, tapi juga piyama tidur serta pakaian hangat seperti sweater, cardigan dan jaket tebal.
“Sudah cukup.. hari sudah mulai sore,” ujar Elbara begitu bergabung dalam kegiatan main-main mereka.
“Ahh.. i.. iya, maaf kau harus menunggu lama,” respon Valerie seraya memutar tubuhnya menghadap Elbara.
“Sebentar, aku ganti pakaianku dulu,” imbuh Valerie yang hendak kembali mengganti pakaiannya ke gaun yang dipakainya kemari.
“tidak perlu, sudah pakai yang itu saja,” cegah Elbara.
“Bisa kau carikan flat shoes untuknya,” pinta Elbara pada salah satu pegawai seraya melirik ke arah Valerie, tanda jika flat shoes tersebut ditujukan untuk Valerie.
“Iya baik tuan, sebentar saya ambilkan dulu,” sahutnya yang kemudian bergegas menuju area per sepatuan setelah memindai ukuran kaki Valerie dengan menggunakan instingnya.
“Duduk,” titah Elbara pada Valerie yang tiba-tiba terdiam setelah Elbara bergabung.
“Ba.. baik,” respon Valerie patuh yang kemudian berlari kecil menuju sofa yang letaknya tak jauh dari tempatnya berdiri.
“Bungkus semua yang dia coba barusan,” kata Elbara pada 2 pegawai yang tersisa setelah 1 temannya pergi mengambilkan sepatu.
“Baik tuan!” seru keduanya serempak yang kemudian mengumpulkan semua pakaian yang sebelumnya di coba Valerie dan membawanya menuju kasir untuk dikemas.
Sementara Valerie masih duduk manis menantikan sang tuan muda yang sedang berjalan menghampirinya dengan langkah penuh karismatik hingga membuatnya terkesima dan tak hentinya mengaguminya dalam ukiran senyum.
“Berhenti tersenyum,” ucap Elbara seraya berjongkok dihadapan Valerie.
“Ehh.. tuan muda mau apa?” Valerie terkejut ketika Elbara tiba-tiba berjongkok dihadapannya seraya hendak meraih 1 kakinya.
“Berikan kakimu,” pinta Elbara sebab dengan cepat Valerie menarik kedua kakinya.
“Tidak perlu tuan muda, saya bisa..”
Tak ingin mendengar ocehan Valerie, Elbara pun lantas menarik kasar salah satu kaki Valerie kemudian dilanjut dengan melepaskan tali heels yang melilit dipergelangan kakinya. Valerie pun hanya bisa pasrah dan berhenti berontak, ia membiarkan Elbara melepaskan kedua heels yang membuat kedua kakinya lecet.
“Kau bahkan tak tahu jika kakimu terluka,” omel Elbara begitu melihat kedua kaki mungil Valerie lecet oleh gesekan heels yan dipakainya.
“Tidak hhhehee.. Mungkin karena aku terlalu bahagia hingga lupa akan rasa sakit yang kurasakan, hihihi..” Valerie hanya bisa nyengir untuk merespon tatapan tajam Elbara padanya.
“Silahkan tuan muda flat shoesnya, saya bawakan 2 pilihan, barangkali nona Valerie mau memilih,” ujar sang pegawai yang kembali bergabung dengan membawa 2 pasang flat shoes dalam baki khusus untuk memudahkan membawanya.
“Amm.. aku mau yang berwarna hijau aja kak, biar samaan kaya dressku hehhee, terimakasih ya,” timpal Valerie seraya mengambil 1 pasang sepatu yang diinginkannya.
Namun sebelum Valerie menaruh sepatunya dilantai, Elbara sudah lebih dulu menyambarnya dengan kasar, ia mengambil sepasang flat shoes tersebut kemudian diletakannya disamping kakinya.
“Ba.. ik sama-sama nona Valerie,” ucap pegawai tersebut yang terkejut dengan perlakuan istimewa Elbara pada gadis yang tampak tidak lebih baik baginya.
Pegawai itu pun lantas undur diri dengan perasaan sedikit iri dengki.
“Padahal aku bisa memakainya sendiri,” gumam Valerie ketika Elbara sedang memakaikan 1 per 1 flat shoes tersebut ke kakinya.
“Ayo!” seru Elbara usai memakaikan flatshoes pada Valerie, ia pun lantas bangkit dan menarik langkah lebih dulu menuju tempat pembayaran.
“Tunggu!” tahan Valerie hingga membuat Elbara kembali berbalik.
“Ada apa?” tanya Elbara.
“Boleh aku meminta 1 sendal, aku lihat dirumah semuanya pada pakai sandal selop, aku ingin sandal selop itu..” pinta Valerie seraya menunjuk salah satu sandal selop kelinci berbulu di atas meja pajangan, lengkap dengan raut wajah sok imutnya guna membujuk Elbara.
“Ya,” sahut Elbara, yang membuat Valerie berlari kegirangan menuju meja pajangan untuk mengambil sandal selop yang diinginkannya.
Selagi Valerie mengambil sandal, Elbara pun kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat pembayaran.
Di tempat pembayaran.
“Ada lagi?” begitu Valerie sampai dan meletakan sandal selopnya diatas meja pembayaran.
“tidak, sudah cukup,” katanya lengkap dengan senyum lebar yang menampilkan 2 gigi kelincinya.
“Teri…”
“Totalnya jadi 15.990.000 tuan,” potong sang kasir hingga membuat Valerie yang hendak mengucapkan rasa terimakasihnya pun terhenti dan malah melongo mendengar totalan barang-barang yang sudah terbungkus rapi dihadapannya.
“APA?! Astaga mahal sekali!! Apa ga sebaiknya ada yang dikembalikan aja tuan, agar…”
“Bawa semuanya dan juga gadis ini pergi dari sini!” pekik Elbara pada Bagas, selagi dirinya hendak mengeluarkan dompet dari saku jas nya.
“Baik tuan muda!” seru Bagas yang kemudian menyambar semua bungkusan yang berjejer diatas meja dan menarik lengan Valerie pergi dari area toko tersebut.
Usai membayar dengan kartunya, Elbara pun lantas pergi dan menyusul supir serta Valerie yang masih menunggunya diluar.
“Kau dengar tadi gadis itu memanggil tuan Elbara dengan sebutan tuan muda, bukankah itu berarti gadis itu tak lebih sama halnya dengan seorang pelayan?
Baik sekali tuan Elbara hingga membelanjakan pelayannya barang-barang mewah,” celetuk salah satu pegawai dibelakang pada rekannya, hingga membuat langkah Elbara tiba-tiba terhenti.
Elbara memutar tubuhnya dan menatap tajam seorang pegawai wanita yang membicarakan Valerie dibelakangnya. “Namanya Valerie! Dan dia bukan pelayan!” tegas Elbara yang kemudian pergi berlalu meninggalkan kesan mendalam akan sorot mata tajam mengintimidasinya.
...****************...
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Latipah Hashim
Manasambungannya
2024-09-04
0