Begitu sang tuan muda dan Valerie mendudukan bokongnya dikursi masing-masing, Bagas yang bertugas menyupiri pun menoleh ke belakang.
“Selanjutnya kita kemana tuan muda?” tanya Bagas.
“Mall xxx,” sahut sang tuan muda sembari memasang safety belt.
“Baik tuan muda,” respon Bagas yang langsung kembali memutar tubuhnya seraya menghidupkan mesin mobil, sebelum akhirnya menginjak pedal gas dan melaju meninggalkan area parkiran resto cepat saji.
Dalam perjalanan, Bagas terus saja melirik ke arah belakang lengkap dengan raut wajah khawatirnya, sebab sedari tadi Valerie hanya terdiam memandangi jalanan dari balik jendela mobil.
Ingin rasanya Bagas bertanya mengenai kegelisahan yang tengah Valerie rasakan saat ini, namun sudah pasti gadis itu akan kembali berkata, ‘ahh tidak, aku tidak apa-apa kok,’ seperti sebelumnya.
Alhasil, ia hanya bisa memperhatikan gadis murung itu melalui pantulan cermin tengah sesekali ditengah fokusnya mengendarai.
“Huhh!! Padahal kondisiku belum benar-benar pulih, mataku aja masih bengkak belum bisa lihat dengan benar, tega sekali tuan muda mengusirku pergi, heuuuu! Kukira tuan muda adalah orang yang dermawan dan baik hati, nyatanya dia hanyalah lelaki kejam tak berperasaan!” gerutu Valerie dalam hati selagi memandangi jalanan yang telah dilaluinya dari balik jendela mobil.
...****************...
Setibanya di basemant mall xxx.
Valerie mengerutkan keningnya kala tersadar dari lamunannya. Ia melirik ke arah tuan mudanya yang hendak turun dengan Bagas yang membukakan pintu mobil.
“Apa saya perlu ikut tuan muda?” tanya Bagas seraya kembali menutup pintu mobil.
“Iya, kau ingin aku yang membawakan belanjaan nanti?!” ketus Elbara dengan tatapan sinisnya.
“Baik tuan muda,” setelah merespon, Bagas berlarian ke arah pintu mobil lainnya untuk membukakan pintu Valerie yang masih tampak ling-lung di dalam mobil.
“Silahkan nona Valerie,” ucap Bagas seraya membukakan pintu dan mempersilahkan Valerie keluar dengan gesture yang sopan.
“Ahh.. i.. iya terimakasih pak Bagas,” kata Valerie yang kemudian turun dari mobil.
Begitu mendaratkan kedua kakinya, Valerie pun lantas berjalan perlahan sembari menelusuri area basemant dengan tatapan takjubnya.
“Kita ada dimana pak Bagas?” tanya Valerie dengan nada lembutnya.
“Kita sedang berada di basemant sebuah mall nona Valerie, atau bisa disebut juga parkiran,” respon Bagas, usai menutup pintu mobil ia pun berjalan mengikuti langkah Valerie dari belakang.
“ouhh..." sahutnya sembari manggut-manggut.
“AYO CEPAT!” bentak Elbara yang sudah tak sabar menunggu Valerie yang masih ingin melihat-lihat sebenarnya.
Namun mendengar bentakan nyaring Elbara membuat fantasinya buyar, lalu bergegas berlarian menyusul Elbara yang sudah jauh meninggalkannya.
Tak ingin ketinggalan, Bagas pun ikut berlarian dibelakang Valerie, layaknya seseorang yang tengah mengawal.
Mereka bertiga pun masuk ke dalam mall, dengan posisi Elbara dan Valerie berjalan beriringan sementara Bagas berada 2 langkah dibelakang keduanya.
“Tuan Muda,” panggil Valerie dengan suara sepelan mungkin ditengah perjalanannya.
“Ya,” sahut Elbara dingin.
“Sebenarnya kita mau kemana?” tanya Valerie seraya menoleh ke arah Elbara dan tidak memperhatikan jalanan didepannya.
Namun alih-alih menjawab rasa penasarannya, Elbara hanya terdiam dengan pandangan yang menyapu area sekitar seakan tengah mencari sesuatu.
Valerie pun hanya bisa mengehela nafas panjang serta menurunkan pandangannya ke bawah selagi berjalan mengikuti kemana langkah Elbara membawanya pergi.
Sampai…
Bruukkk!!! “Aduuuh!!” rengek Valerie saat dahinya menuburuk sebuah manekin hingga membuat tubuhnya sedikit terpental ke belakang.
“Astaga nona Valerie baik-baik aja?” panik Bagas yang langsung siap siaga menahan tubuh Valerie agar tidak terjatuh tersungkur, sedangkan Elbara yang sudah berada 5 langkah didepannya pun sontak memutar tubuhnya.
“Apa kau tak bisa berjalan dengan benar?! Gunakan matamu untuk melihat!” kesal Elbara lantaran gadis mungil itu selalu saja bertindak ceroboh.
“I.. iya maaf tuan muda,” ucap Valerie.
Melihat manekinnya ditubruk oleh seseorang, salah satu staff toko tersebut pun berlarian keluar serta memastikan jika barangnya tidak dirusak.
“Aduh kalau jalan hati-hati dong mba! Lihat, patung saya jadi lecet kan,” tegurnya seraya mencoba membenarkan posisi sang patung yang agak miring.
“I.. iya maaf, maafkan saya mba, saya benar-benar ga sengaja,” ucap Valerie seraya membungkukan tubuhnya sebagai bentuk penyesalan dan permohonan maaf tulusnya.
“Iya maafkan teman saya ini ya mba, mari nona Valerie,” ajak Bagas seraya menggiring Valerie pergi dari lokasi menegangkan tersebut.
Mereka bertiga pun akhirnya kembali berjalan bersama, masih dengan posisi sebelumnya.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Elbara seraya menghentikan langkahnya sejenak dan menatap ke arah Valerie yang masih menundukan kepalanya.
“Yang kuinginkan? Maksud tuan muda?” Valaerie malah balik bertanya karena tak mengerti dengan maksud dari pertanyaan tuan mudanya.
“Apa yang ingin kau beli lebih dulu? Make up, pakaian atau hal lainnya?” Jelas Elbara yang malah membuat Valerie mengerutkan dahinya.
“huh? Bu.. bukankah tuan ingin mengusirku pergi?
Tak perlu repot-repot membelikanku..”
“Mengusir? Siapa bilang aku akan mengusirmu sekarang?” sela Elbara karena tak ingin mendengar ocehan panjang lebar Valerie yang tak berarti.
“Lantas, jika tuan muda tidak memintaku pergi sekarang, kita sedang apa disini?” tanya Valerie.
“Tuan Muda hanya ingin membelikan nona Valerie pakaian serta barang-barang yang dibutuhkan nona Valerie,” imbuh Bagas yang ikut bersuara untuk menjelaskan lebih detail pada gadis mungil yang maasih tampak melongo dengan tatapan kosongnya.
“Kau sudah mengerti sekarang?!” pekik Elbara ketika Valerie hanya terdiam tak memberikan respon apapun, bahkan setelah Bagas memaparkan tujuan mereka kemari.
“YAK!” bentak Elbara yang tentunya berhasil membawa jiwa Valerie kembali pada raganya, setelah sepersekian menit menghilang entah kemana.
“Te.. terimakasih Tuan Muda!! Terimakasih aku sangat…” belum sempat Valerie menyelesaikan pidato panjang lebarnya, Elbara lebih memilih melongos pergi menuju sebuah toko besar yang berada tak jauh didepannya.
Menyadari dirinya telah ditinggal, Valerie pun lantas berlarian menyusul langkah panjang Elbara masuk ke dalam sebuah pertokoan sembari berseru memanggilnya.
“Tuan muda tunggu!!”
...****************...
“Waaahh luar biasa, baru pertama kali aku melihat ada pasar sebesar ini..” seru Valerie seraya menelusuri area sekitar dengan raut wajah berseri-serinya.
“Apa kau akan tetap diam seperti ini seharian?!” ketus Elbara yang sudah tak sabar menghadapi gadis lemot tersebut.
“Ahh hehheee.. Aku bingung tuan,” respon Valerie lengkap dengan cengirannya.
“Bagaimana kalau kita mulai dengan pakian dalam dulu nona Valerie,” saran Bagas dan langsung ditanggapi lirikan maut oleh Elbara.
“Apa kau cabul?” sinis Elbara yang kemudian kembali berjalan sembari melihat-lihat pakaian yang tergantung disisi kanan dan kirinya.
“Maaf, maaf bukan begitu maksud saya,” dalih Bagas yang tak mengira jika tuan mudanya akan meresponnya seperti itu.
“Gak apa-apa, aku setuju kok dengan pak Bagas, hehehee, dimana aku bisa mendapatkan pakaian dalam?” kata Valerie polos sembari ikut berjalan mengikuti Elbara.
“Kau.. tunggu di kasir saja!” titah Elbara pada Bagas seraya menunjuk area kasir dengan sorot tajam matanya.
“Baik tuan,” respon Bagas yang kemudian bergegas mengundurkan diri dari keduanya.
“Pakain dalam ada di ujung sana,” kata Elbara seraya menunjuk dengan sorot matanya seperti biasa pada Valerie yang masih celingak-celinguk mencari tempat dirinya bisa menemukan pakaian dalam.
“Ahh disana rupanya, oke!” seru Valerie yang kemudian berlarian menuju lokasi yang ditunjukan oleh tuan mudanya.
Berbeda dengan Valerie yang berlari kegirangan, Elbara memilih berjalan dengan langkah cool nya, hingga tak jarang membuat para wanita yang sedang beralalu lalang diarea sekitar pun terpesona dan tak hentinya memperhatikan paras tampan Elbara.
...****************...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments