Mengejar Cinta Tuan Muda Elbara
Seorang lelaki berperawakan tinggi besar tengah membungkukan tubuhnya sembari menatap cermin besar dikamar mandi yang memantulkan paras tampannya. Masih dengan jubbah mandinya ia hanya terdiam seakan tengah berfikir keras untuk mencari solusi dari rentetan masalah yang sedang dihadapinya saat ini.
Sesekali jemarinya mengetuk ke pinggiran wasteful seiring dengan otaknya yang terus berkerja tanpa henti.
Sampai… tok.. tok.. suara ketukan pintu membuyarkan keheningan kala itu.
“Tuan muda! Sudah waktunya kita pergi, Tuan besar sudah menunggu di dek kapal,” serunya dari balik pintu setelah 3 kali mengetuk pintu kamar mandi majikannya.
“Ciih!!” namun lelaki yang berada dikamar mandi itu hanya berdecak kesal lengkap dengan lirikan tajamnya yang ia tujukan pada pintu kamar mandi seolah ia bisa melubangi pintu tersebut dengan sinar laser dari kedua bola matanya.
“Tuan muda!! Tuan muda!!” panggilnya lagi dengan nada paniknya sebab orang yang berada dalam kamar mandi itu tak juga menanggapi panggilannya.
Brugghh!! Brugggh!! Bruggh!! Ketukan itu berubah menjadi gedoran yang lebih agresif, membuat lelaki yang tengah merunduk dihadapan cermin itu kini menegakan tubuhnya dan lantas berjalan menuju pintu dengan langkah tegasnya.
“Tuan muda baik-baik saja?! Tuan muda!! Tuan muda!!” seru pelayannya yang makin menggila takut jika terjadi sesuatu pada majikannya didalam.
Ceklek! Pintu kamar mandi pun terbuka seiring dengan kemunculan lelaki yang masih memasang wajah dinginnya di ambang pintu.
“KATAKAN PADA KAKEK TUA ITU! BERHENTI MENGUSIK KEHIDUPANKU!
AKU TAK AKAN MENIKAH DENGAN SIAPAPUN!!” bentaknya sampai membuat sang pelayan pun dengan cepat menarik langkah ke belakang karena saking takutnya menghadapi amukan majikannya yang sudah seperti singa tengah meraung ganas.
“Tapi tuan muda…,”
“PERGI!!” bentaknya lagi hingga membuat sang pelayan mengerutkan tubuhnya berkali-kali karena terkejut mendapat teriakan yang bertubi-tubi.
“ba.. baik tuan,” dengan muka lemas ia pun pamit undur diri dari kamar tuannya.
...****************...
Usai mengenakan pakaiannya, lelaki yang penuh dengan aura hitam itu pun berjalan menuju pintu utama dan keluar meninggalkan kamarnya.
“Selamat malam tuan muda!” sambut para anak buahnya yang memang sedang berjaga didepan kamarnya.
Ia hanya melenggangkan kakinya dengan dagu terangkat, melewati para anak buahnya yang tengah berjejer dipinggir-pinggir lorong dengan setelan kemeja serba hitam.
“Sepertinya kakek tak ingin menyerah kali ini, dia bahkan sudah mengerahkan puluhan anak buahnya untuk membawamu pulang,” seorang lelaki tiba-tiba saja muncul dari belakangnya untuk melaporkan situasi terkini.
“Sial! Tua Bangka itu benar-benar tidak tahu malu sama sekali, beraninya dia mengatur kehidupanku setelah apa yang sudah dilakukannya pada kedua orang tuaku!” pekiknya seraya menghentikan langkahnya sejenak sembari mengepalkan kedua tangannya.
“Panggil Stevan kemari, dan alihkan semua perhatian mereka, aku akan pergi lewat pintu timur!” perintahnya yang kemudian langsung direspon anggukan patuh oleh lelaki yang tampak seumuran dengannya.
Lelaki yang memberikan perintah itu pun mengubah haluannya, kemudian mempercepat langkahnya ditengah situasi genting yang terjadi saat ini.
Segera setelah atasannya pergi ke arah lain, para anak buah yang tidak ikut melindungi atasannya, berpencar untuk mengecoh para anak buah utusan kakeknya yang kini tengah sibuk melakukan perburuannya.
Tak.. tuk.. tak.. tuk!! Terdengar suara langkah kaki yang ramai berlarian didalam lorong-lorong kapal, ketika para anak buah utusan sang kakek melihat sekilas cucu majikannya itu tengah berusaha kabur ke sisi lain.
Sontak saja suasana di dalam kapal pun menjadi kacau balau. Iya, melihat ada puluhan orang bersetelan jas hitam tengah berlarian dikapal membuat mereka semua ketakutan dan saling berlarian mencari tempat persembunyian. Belum lagi saat orang-orang utusan sang kakek menodongkan pistol yang berisikan jarum bius pada anak buah cucunya, hal itu membuat para penumpang semakin histeris dan tak terkendali hingga beberapa diantaranya pingsan tak sadarkan diri.
Ditengah kericuhan yang terjadi, seorang gadis dengan gaun putih yang dipenuhi noda darah bergegas keluar dari sebuah kamar, meski harus tertatih tapi ia tetap berusaha memacu langkahnya sembari berpegangan pada dinding kapal.
Tak hanya gaunnya yang tampak lusuh, keadaan wajah serta tubuh mungilnya saat ini pun terlihat sangat tragis, dengan luka lebam dan goresan disekujur tubuhnya membuat dirinya kesulitan bernafas kala tubuhnya terus saja memaksa berlari sekuat tenaga menjauh dari tempat sebelumnya ia disekap.
“Hikkksss.. hikssss.. tolong!! Tolong aku!!” ia mencoba memanggil siapapun yang tertangkap oleh mata kanannya, sebab kondisi mata kirinya saat ini cukup bengkak hingga membuatnya tak dapat melihat secara normal.
Namun orang-orang itu hanya berlarian kesana kemari melewati dirinya yang saat ini sudah tak sanggup lagi berjalan.
Alhasil dirinya hanya bisa menangis sejadi-jadinya ditengah hiruk pikuk orang-orang yang hanya mengabaikannya sedari tadi.
Padahal gadis malang itu berulang kali mencoba menahan serta mencengkram lengan baju orang-orang yang melintas dipinggirnya, tapi mereka hanya menepis dan pergi begitu saja lengkap dengan raut wajah ketakutannya seolah tengah diburu oleh seseorang.
“Kumohon tolong aku!! Hikkksss.. aku sangat takut!” pekiknya yang lagi-lagi mencoba mencengkram ujung kemeja seorang bapak-bapak.
“Kau fikir kami pun tidak takut huh?! Selamatkan dirimu sendiri, aku tak memiliki waktu untuk menolongmu!” serunya nyaring seraya mendorong tubuh malang gadis tersebut hingga membentur dinding kapal, bapak-bapak itu pun kembali berlari meninggalkan gadis tersebut tanpa ada rasa iba terhadapnya.
“Arrghh!” ringis gadis malang itu yang tak mampu menahan rasa sakit disekujur tubuhnya.
Tak ingin menyerah begitu saja, gadis tersebut kembali bangkit dan berjalan dengan kedua kakinya yang gemetaran.
Namun baru saja ia memijakan kakinya 2 langkah, telinganya kembali mendengar suara hentakan sepatu ke lantai kapal, berbeda dari yang sebelumnya, kali ini langkahnya cukup ramai hingga membuatnya sangat ketakutan dan lantas berjongkok ditepi dinding sembari memeluk tubuh mungilnya.
Tak.. tuk.. tak.. tuk.. langkah itu semakin dekat menuju ke arahnya membuat gadis malang itu hanya bisa menundukan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya, kalau-kalau mereka yang datang adalah segerombolan orang-orang yang sudah berbuat jahat padanya.
Meskipun begitu ia tetap ingin memastikan siapakah gerangan yang kini hendak melewatinya, ia pun mencoba mengintip dari celah kecil lipatan tangannya berharap jika mereka bukanlah orang-orang yang akan berniat jahat padanya.
Mengetahui ternyata mereka bukanlah orang yang sama dengan orang jahat yang menyekapnya, ia pun lantas kembali melakukan aksinya dengan mencengkram erat kaki seseorang yang berada diposisi kedua, setelah yang pertama terlewatkan olehnya.
“Tolong… tolong aku tuan, kumohon tolong aku!! Aku akan melakukan apapun untukmu sebagai gantinya! Kumohon…” rengeknya ditengah cengkraman kuatnya pada kaki jenjang lelaki tersebut.
Sontak para anak buahnya bergegas menarik paksa tubuh gadis malang itu yang menempel di kaki tuannya.
Sementara itu sang tuan hanya menatap tajam ke arah wajah gadis malang tersebut yang masih berusaha mencengkram kuat kakinya.
...****************...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Bunga Dahlia
mampir ka
2023-12-23
1
ALYANA
hadir, mampir di ceritaku juga yu kak, SUAMI YANG KU JAGA NAMA BAIKNYA"
2023-10-13
0
lirian
mampir KA....
2023-10-06
0