Bab 18

" Memang rejeki nomplok dari mana Bang ? " tanya Reno sedikit penasaran

" Dari bu Sinta bang , inget gak ..wanita yang nangis kejer di pos satpam kita beberapa hari yang lalu " ucap Tarno yang membuat Reno jadi terlihat sedikit mengangguk bagai berkata iya

Mana mungkin pria itu bisa melupakan wanita lucu dan manis itu , bahkan nama wanita yang masih berstatus sebagai istri orang itu saat ini memiliki tahta tertinggi di dalam hati yang Reno milikki

" Nah , bu Sinta itu madunya ..istri kedua pak Bara . Tadi bu Sinta minta bantuan kita buat mindahin tubuh pak Bara yang sedang tak sadarkan diri di ruang tamu karena mabuk berat . Nah ini lah imbalannya , awalnya kita menolak namun karena di paksa ya kita terima "

" Elah , sok nolak padahal dalam hati mau tuch !! " ejek ujang yang membuat Tarno langsung jadi mendelik seketika

" Lo juga sama kan , awal nolak diakhir langsung set masuk kantong " Balas Tarno yang membuat kedua satpam itu jadi tertawa lepas bersama

Sementara Reno yang mendengarnya juga ikut tertawa didalam mobil mewah yang ia miliki

Namun alasan tertawa pria itu sedikit berbeda dengan kedua satpam tersebut tertawakan

Saat ini Reno sedang menertawakan keadaan Bara , pria bodoh itu pasti mabuk karena sedang frustasi merutuki kebodohannya karena telah membuang berlian dan memungut batu kerikil untuk ia simpan

" Dasar pria bodoh !! " gumamnya yang membuat dua satpam itu jadi langsung berhenti tertawa seketika

" Den Reno ada ngomong ? " tanya ujang , masalahnya telinganya mendengar sesuatu dari Reno namun tak jelas untuk ia dengar

" Gak ada pak , mungkin bapak salah dengar " balas Reno dengan raut wajah tenang namun dalam hati sebenarnya gugup

Ia tak sengaja kelepasan mengumpat karena rasa kesal atas sikap Bara terhadap Rani tadi siang dirumah Bi Dian

" Masak iya gue salah dengar ya.." ucap Ujang tampak mengusap usap lubang telinga dengan ujung jari miliknya

" Kalau gitu saya pergi masuk dulu ya pak , oh ya..ini ada gorengan buat bapak berdua , lumayan buat cemilan ngejaga kompleks " ujar Reno sembari memberikan sebungkus gorengan ke tangan Ujang yang membuat mata kedua pria paruh baya itu jadi berbinar seketika

" Alhamdulilah , hari ini kita kebagian double rejeki nomplok jang " pekik Tarno senang , begitupula dengan Ujang yang terlihat ikutan memekik senang disampingnya sehingga membuat Reno yang melihatnya jadi ikutan tersenyum di dalam mobil

Betapa indahnya ketika kita bisa berbagi , membuat orang lain menjadi bahagia benar - benar merupakan kebahagiaan terindah bagi Reno . Mungkin bagi sebagian orang pemberian Reno tak seberapa dan terlihat sederhana , namun percayalah pemberian sekecil apapun , sesederhana apapun itu pastilah akan sangat berarti dan bermakna jika diberikan kepada orang yang tepat dan menghargai sesuatu di dunia ini

****

Pagi tampak menjelang , mata Bara tampak mengerjap pelan

Kepala pria itu terasa sakit , hingga terasa mau pecah ia rasakan

" Sshhhh....oh **** kepalaku pusing sekali " umpat Bara yang saat ini terlihat tengah bertelanjang dada dan berusaha turun dari atas tempat tidurnya

Sinta memang sengaja tak memakaikan pakaian lengkap terhadap tubuh suaminya tersebut

Selain karena takut pria itu yang akan muntah lagi , wanita itu juga tak bisa memakaikan baju Bara karena pria itu yang selalu berontak tak bisa diam seperti menolak untuk dipakaikan pakaian kembali olehnya

Alhasil membuat Sinta jadi langsung kesal dan berpasrah diri membiarkan tubuh suaminya terbuka seperti itu

Lagipula Sinta menidurkan Bara di dalam kamar tamu , yang letak kamarnya berdekatan dengan kamar utama yang selalu ia tempati bersama Bara

Sehingga membuat Sinta berpikir , apabila Bara sadar nantinya bisa langsung berpindah mencari keberadaan dirinya di dalam kamar utama yang ia tempati

Namun sayang ,..bukannya mencari keberadaan Sinta , pria itu malah bergumam mencari keberadaan Rani sang istri pertama di dalam rumah megah tersebut

Sehingga membuat mood cerah yang Sinta dan Mira miliki di pagi hari jadi langsung berubah buruk seketika , tatkala mendengar teriakan Bara yang memanggil nama wanita yang mereka berdua tidak sukai

Mira yang melihat putranya sudah bangun dari mabuknya langsung saja terlihat menyenggol lengan milik menantu kesayangannya tersebut , guna memberi kode kepada Sinta untuk mendekati Bara dan melayani suaminya

Sinta terlihat menarik nafas panjang sejenak , mau bagaimanapun saat ini ia tak mau memulai pertengkaran di pagi hari dengan suaminya . meskipun di dalam hati wanita itu sudah sangat ingin melakukannya ketika mendengar Bara menyebut nama Rani dari dalam mulut miliknya

Sekali lagi ia harus bersabar , untuk mencapai posisi istri pertama dan satu - satunya di dalam keluarga itu maka ia harus mengorbankan diri terlebih dahulu , itulah pikir Sinta di dalam hati

Dengan langkah perlahan dan senyuman mengembang , Sinta tampak berjalan mendekat ke arah sang suami berada

" Mas sudah bangun " ujarnya lembut yang membuat Bara jadi terbelalak dan tersadar bahwa saat ini ia sedang berada di rumah istri keduanya bukanlah di rumah yang Rani - istri pertamanya miliki

Helaan nafas berat terdengar keluar dari dalam mulut pria itu , pikiran tenang yang kemarin malam sempat menghinggapinya karena minuman alkohol yang telah ditenggaknya beberapa botol kini terasa tak bermanfaat dan hilang tak meninggalkan jejak .

Bara tampak mengangguk lesu , pikiran pria itu kembali menjadi mumet , ketika mengingat Rani yang sudah memantapkan hati ingin berpisah dengan dirinya .

Hah ..mengingat hal itu benar - benar membuat Bara tak terima , mau bagaimanapun ia sangat mencintai Rani terlepas dari kesalahan fatal yang telah ia buat

Menceraikan Sinta tak mungkin , mereka memiliki anak di tengah hubungan pernikahan mereka saat ini

Melepaskan Rani juga tak mungkin Bara lakukan karena cinta yang begitu besar yang pria itu miliki terhadap istri pertamanya tersebut

" Mas..mas memiliki masalah ? "tanya Santi lemah lembut , wanita itu tampak menuntun suaminya agar duduk disebuah kursi meja makan yang mereka miliki

Wanita itu tampak meletakkan secangkir teh jahe hangat di hadapan Bara , sehingga membuat pria itu jadi tersenyum senang melihatnya

Istri keduanya ini memanglah sangat pengertian , bahkan ia pulang dengan keadaan mabuk pun Sinta tak terlihat kesal dan memarahinya pikir Bara di dalam sana

Pria itu berpikir , mungkin tak apa apabila bercerita tentang permasalahannya bersama Rani kepada Sinta

" Rani ingin meminta cerai kepadaku Sin..." ucap Bara , yang membuat Sinta jadi tersenyum senang di dalam hati namun menunjukkan raut wajah prihatin di depan Bara

Benar - benar wanita bermuka dua , pikir author dan pembaca menjadi greget

" Tenanglah mas , nanti aku akan mencoba berbicara dari hati ke hati sebagai perempuan kepada Rani . Siapa tahu nanti mbak Rani mau mengurungkan niatnya untuk bercerai denganmu " Jawab Sinta yang membuat mata Bara jadi langsung terlihat berbinar seketika

" Kau sungguhan Sinta mau bicara membujuk Rani " Bara tampak mengenggam kedua tangan Sinta dengan penuh harap , yang membuat Sinta jadi langsung mengangguk dan tersenyum manis di hadapan Bara

Padahal dalam hati wanita itu berkata " ogah banged membujuk Rani , yang ada aku akan membuat hubungan kalian makin merenggang hingga tak bisa rujuk lagi "

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Sinta ucapan mulut dan ucapan hatimu sangat jauh berbeda

2024-05-14

0

Yati Syahira

Yati Syahira

lakor mana bicara dari hati munafik cocok pezina

2024-05-11

0

Wiwik Wardoyo

Wiwik Wardoyo

tu kan... titisan Mak lampir

2024-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!