" Masuk dan Duduklah Bar " ucap Bi Dian memecahkan keheningan serta segala ketegangan yang ada
Ya..walaupun di dalam hati wanita paruh baya itu sebenarnya sangatlah merasa emosi , jengkel serta ingin menendang dan mengusir pria brengsek yang telah menyakiti hati keponakannya itu
Tapi tentu saja Bi Dian harus menahan rasa itu dalam - dalam
Bagaimanapun , pikirannya masih waras untuk melakukan hal yang menurutnya tak bermatabat tersebut
Saat ini ia merupakan penua di antara mereka , jadi Bi Dian sebisa mungkin akan menjadi wali dari Rani dan akan membantu keponakanya tersebut menyelesaikan permasalahan yang ia miliki dengan kepala dingin
Dulu saat pernikahan , Bi Dian dan almarhum suaminyalah yang menjadi wali dari wanita muda tersebut
Dan sekarang , saat Rani menginginkan perpisahan dengan Bara . Maka Bi Dian jugalah yang akan kembali menjadi wali dari keponakan yang telah ia anggap sebagai anak sendiri tersebut
Menikah baik - baik , berpisah pun harus dengan cara baik - baik pula
Ya meskipun alasan Rani ingin bercerai dengan Bara karena sikap pria itu yang maha brengsek , tapi tetap saja Bi Dian berharap pasangan suami istri yang baru menikah beberapa tahun itu bisa berpisah dengan cara yang damai
___
Bara terlihat mengikuti intruksi dari Bi Dian , sementara Reno dan Anton memilih pergi menjauh dari tempat itu
Mau bagaimanapun , ini merupakan masalah rumah tangga orang lain dan mereka cukup sungkan untuk mendengarkannya
Lagipula Anton merasa tak bisa menahan diri lagi untuk tak menonjok wajah dari pria brengsek yang telah berani menyakiti hati sepupunya tersebut
Tangannya benar - benar sangat terasa gatal saat ini , ingin menghajar babak belur wajah yang Bara milikki
Namun ia tahan , ketika mengingat apabila sang ibu yang tak terlalu menyukai keributan apalagi sampai main fisik
" Ayo Ren...kita ke teras , aku ingin mencari angin segar , disini serasa panas " sindir Anton yang membuat Bara jadi meneguk ludah dengan berat
Pria itu sudah menebak , pasti mereka semua sudah tahu tentang perselingkuhannya serta pernikahan siri yang telah ia lakukan bersama Sinta
Reno tampak mengangguk dan mengikuti langkah Anton di depannya
sekilas pria itu terlihat menatap ke arah Bi Dian yang terlihat tersenyum dan mengangguk ke arahnya , bagaikan mengucapkan terima kasih karena telah memberikan ruang bagi mereka bertiga untuk bicara secara pribadi mengenai masalah rumah tangga yang saat ini Rani hadapi
******
" Boleh bibi tahu apa alasanmu melakukan hal tersebut kepada Rani , Bar ? "ucap Bi Dian memulai pembicaraan
Bara yang ditanya seperti itu tentu saja menjadi tegang dan gugup seketika
Walau di awal pria itu memang sudah merasa tegang , tapi kali ini ia merasa benar - benar dua kali lipat bertambah tegang dari sebelumnya . Sehingga membuat Bara jadi melonggarkan ikatan dasi dilehernya karena merasa tercekik dengan tatapan tajam yang dilayangkan oleh Bi Dian dihadapannya
" Maafkan aku bi , aku benar - benar khilaf . Tapi aku benar - benar masih sangat mencintai Rani . Aku mohon maaf kan kebodohanku ini " Akui Bara dengan raut wajah penuh penyesalan di depan sana
Bi Dian yang mendengar pengakuan dari Bara , terlihat menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan
Sungguh saat ini wanita paruh baya itu sedang berusaha menahan diri di dalam sana agar tak menonjok , menjambak serta mencakar wajah dari pria yang masih menyandang status sebagai suami dari keponakannya tersebut
" Bagaimana bisa pria itu mengatakan sangat mencintai Rani tapi mendua , berselingkuh di belakang ponakannya hingga menghasilkan seorang anak . Dan apa itu tadi , khilaf ? Khilaf gundulmu apek!! Khilaf sampai bertahun - tahun , itu bukan khilaf namanya , tapi menikmati " kalimat umpatan itulah yang saat ini sedang terbersit di dalam benak Bi Dian
Sedangkan Rani , diatas tempat duduknya hanya bisa tersenyum miris
Mendengarkan ucapan permintaan maaf dari Bara , benar - benar membuatnya begitu muak
Mungkin Rani bisa memaafkan , tapi melupakan perbuatan menyakitkan dari pria itu
Sepertinya sangatlah sulit untuk ia lakukan
Daripada menjalani mahligai pernikahan namun saling menyakiti seperti ini , lebih baik Ranilah yang memilih mundur
Ia ikhlas jika harus memberikan Bara kepada Sinta dan juga anaknya , mereka lebih membutuhkan pria itu daripada dirinya
" Ran..bagaimana keputusanmu . Saat ini bibi akan menjadi walimu kembali menggantikan kedua orang tuamu dan pamanmu yang telah tiada . Bibi akan terima semua keputusanmu , karena disisi ini kamulah pihak yang paling menjadi korban dan tersakiti " ucap Bi Dian akhirnya yang membuat mata Bara yang sudah mengembun jadi terbelalak seketika di atas tempat duduknya
Sungguh ia tak terima apabila disini hanya Rani lah yang dikatakan sebagai korban
Benar - benar pria yang egois
" Maaf bi , tapi disini bukan Rani saja yang menjadi korban , aku juga sama " ucap Bara tiba - tiba yang membuat Rani dan Bi Dian jadi mengernyitkan alis heran seketika
Maksudnya apa pria pengkhianat gila ini ?
" Apa maksudmu Bara ? " tanya Bi Dian masih tetap terlihat tenang di luar , namun sudah greget di dalam
" Selama pernikahan , Rani belum juga memberikan seorang anak untukku. Aku juga butuh anak , aku juga butuh penerus bu . Ibuku dirumah juga sering menuntutku seperti itu . Jadi kalian tidak bisa menyalahkanku saja atas peristiwa ini . Karena disini aku juga korban " ucap Bara yang membuat sudut bibir Bi Dian jadi langsung berkedut seketika
Andai saja ia masih muda seperti dulu , mungkin Bi Dian sudah membanting serta mengsmack down tubuh lelaki brengsek di hadapannya kini hingga jatuh pingsan tak sadarkan diri , bila perlu biar pria itu sampai masuk ruang ICU dan tak bangkit kembali , batin Bi Dian
Namun lagi dan lagi ia harus menahan hasrat terpendam itu
Sebagai orang tua ia harus memberikan contoh yang baik bagi yang lebih muda
" Kau dengar kan Rani ucapan suamimu , jadi silahkan ungkapkan keputusanmu . Apapun itu bibi selalu mendukung " jelas Bi Dian yang diangguki oleh wanita berparas cantik itu
sekilas Rani terlihat menarik dan menghembuskan nafas dengan sangat dalam
Hal ini merupakan hal yang tak mudah untuk dilakukan
Berat ...bahkan sangat - sangat terasa berat bagi Rani
Tiada wanita di muka bumi ini yang menginginkan perpisahan , apalagi dengan pria yang dicintainya selama bertahun - tahun
Berharap pria dihadapannya ini bisa membawanya ke dalam mahligai rumah tangga yang bahagia namun sayang...
Rani harus menelan pil kepahitan
Harapan itu benar - benar hanyalah tinggal harapan
Dan Rani harus siap melapangkan hati dan siap memutuskan bagai mana jalan yang harus ia tempuh untuk pernikahannya yang telah tersisip oleh sebuah pengkhianatan
Mata Rani menatap lekat ke arah mata yang Bara miliki
Rasa Kepedihan
Luka
Dan kecewa
Ketiga kalimat itulah yang tersirat di dalam sorot mata Rani saat ini ketika Bara menatapnya
Segala penyesalan memang selalu datang diakhir
Andai saja Bara bisa mengulang waktu , dia tak akan mungkin berselingkuh dan menyakiti hati wanita baik seperti istrinya milikki
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
adning iza
sketika ngakak dgn kta²y bara,, korban katay 😅😅😅😅😅😅Kocaakkk😡😡😡
2025-04-10
0
Yati Syahira
mulutnya pedaas,khilaf dasar laki laknat ,cerai ran
2024-05-11
1
S yaquila
dan ternyata faktanya nanti bara MANDUULLL... nah loh anak Sinta dapet telur dr siapa??🤣😁
2024-05-08
0