Bab 13

" Masuk dan Duduklah Bar " ucap Bi Dian memecahkan keheningan serta segala ketegangan yang ada

Ya..walaupun di dalam hati wanita paruh baya itu sebenarnya sangatlah merasa emosi , jengkel serta ingin menendang dan mengusir pria brengsek yang telah menyakiti hati keponakannya itu

Tapi tentu saja Bi Dian harus menahan rasa itu dalam - dalam

Bagaimanapun , pikirannya masih waras untuk melakukan hal yang menurutnya tak bermatabat tersebut

Saat ini ia merupakan penua di antara mereka , jadi Bi Dian sebisa mungkin akan menjadi wali dari Rani dan akan membantu keponakanya tersebut menyelesaikan permasalahan yang ia miliki dengan kepala dingin

Dulu saat pernikahan , Bi Dian dan almarhum suaminyalah yang menjadi wali dari wanita muda tersebut

Dan sekarang , saat Rani menginginkan perpisahan dengan Bara . Maka Bi Dian jugalah yang akan kembali menjadi wali dari keponakan yang telah ia anggap sebagai anak sendiri tersebut

Menikah baik - baik , berpisah pun harus dengan cara baik - baik pula

Ya meskipun alasan Rani ingin bercerai dengan Bara karena sikap pria itu yang maha brengsek , tapi tetap saja Bi Dian berharap pasangan suami istri yang baru menikah beberapa tahun itu bisa berpisah dengan cara yang damai

___

Bara terlihat mengikuti intruksi dari Bi Dian , sementara Reno dan Anton memilih pergi menjauh dari tempat itu

Mau bagaimanapun , ini merupakan masalah rumah tangga orang lain dan mereka cukup sungkan untuk mendengarkannya

Lagipula Anton merasa tak bisa menahan diri lagi untuk tak menonjok wajah dari pria brengsek yang telah berani menyakiti hati sepupunya tersebut

Tangannya benar - benar sangat terasa gatal saat ini , ingin menghajar babak belur wajah yang Bara milikki

Namun ia tahan , ketika mengingat apabila sang ibu yang tak terlalu menyukai keributan apalagi sampai main fisik

" Ayo Ren...kita ke teras , aku ingin mencari angin segar , disini serasa panas " sindir Anton yang membuat Bara jadi meneguk ludah dengan berat

Pria itu sudah menebak , pasti mereka semua sudah tahu tentang perselingkuhannya serta pernikahan siri yang telah ia lakukan bersama Sinta

Reno tampak mengangguk dan mengikuti langkah Anton di depannya

sekilas pria itu terlihat menatap ke arah Bi Dian yang terlihat tersenyum dan mengangguk ke arahnya , bagaikan mengucapkan terima kasih karena telah memberikan ruang bagi mereka bertiga untuk bicara secara pribadi mengenai masalah rumah tangga yang saat ini Rani hadapi

******

" Boleh bibi tahu apa alasanmu melakukan hal tersebut kepada Rani , Bar ? "ucap Bi Dian memulai pembicaraan

Bara yang ditanya seperti itu tentu saja menjadi tegang dan gugup seketika

Walau di awal pria itu memang sudah merasa tegang , tapi kali ini ia merasa benar - benar dua kali lipat bertambah tegang dari sebelumnya . Sehingga membuat Bara jadi melonggarkan ikatan dasi dilehernya karena merasa tercekik dengan tatapan tajam yang dilayangkan oleh Bi Dian dihadapannya

" Maafkan aku bi , aku benar - benar khilaf . Tapi aku benar - benar masih sangat mencintai Rani . Aku mohon maaf kan kebodohanku ini " Akui Bara dengan raut wajah penuh penyesalan di depan sana

Bi Dian yang mendengar pengakuan dari Bara , terlihat menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan

Sungguh saat ini wanita paruh baya itu sedang berusaha menahan diri di dalam sana agar tak menonjok , menjambak serta mencakar wajah dari pria yang masih menyandang status sebagai suami dari keponakannya tersebut

" Bagaimana bisa pria itu mengatakan sangat mencintai Rani tapi mendua , berselingkuh di belakang ponakannya hingga menghasilkan seorang anak . Dan apa itu tadi , khilaf ? Khilaf gundulmu apek!! Khilaf sampai bertahun - tahun , itu bukan khilaf namanya , tapi menikmati " kalimat umpatan itulah yang saat ini sedang terbersit di dalam benak Bi Dian

Sedangkan Rani , diatas tempat duduknya hanya bisa tersenyum miris

Mendengarkan ucapan permintaan maaf dari Bara , benar - benar membuatnya begitu muak

Mungkin Rani bisa memaafkan , tapi melupakan perbuatan menyakitkan dari pria itu

Sepertinya sangatlah sulit untuk ia lakukan

Daripada menjalani mahligai pernikahan namun saling menyakiti seperti ini , lebih baik Ranilah yang memilih mundur

Ia ikhlas jika harus memberikan Bara kepada Sinta dan juga anaknya , mereka lebih membutuhkan pria itu daripada dirinya

" Ran..bagaimana keputusanmu . Saat ini bibi akan menjadi walimu kembali menggantikan kedua orang tuamu dan pamanmu yang telah tiada . Bibi akan terima semua keputusanmu , karena disisi ini kamulah pihak yang paling menjadi korban dan tersakiti " ucap Bi Dian akhirnya yang membuat mata Bara yang sudah mengembun jadi terbelalak seketika di atas tempat duduknya

Sungguh ia tak terima apabila disini hanya Rani lah yang dikatakan sebagai korban

Benar - benar pria yang egois

" Maaf bi , tapi disini bukan Rani saja yang menjadi korban , aku juga sama " ucap Bara tiba - tiba yang membuat Rani dan Bi Dian jadi mengernyitkan alis heran seketika

Maksudnya apa pria pengkhianat gila ini ?

" Apa maksudmu Bara ? " tanya Bi Dian masih tetap terlihat tenang di luar , namun sudah greget di dalam

" Selama pernikahan , Rani belum juga memberikan seorang anak untukku. Aku juga butuh anak , aku juga butuh penerus bu . Ibuku dirumah juga sering menuntutku seperti itu . Jadi kalian tidak bisa menyalahkanku saja atas peristiwa ini . Karena disini aku juga korban " ucap Bara yang membuat sudut bibir Bi Dian jadi langsung berkedut seketika

Andai saja ia masih muda seperti dulu , mungkin Bi Dian sudah membanting serta mengsmack down tubuh lelaki brengsek di hadapannya kini hingga jatuh pingsan tak sadarkan diri , bila perlu biar pria itu sampai masuk ruang ICU dan tak bangkit kembali , batin Bi Dian

Namun lagi dan lagi ia harus menahan hasrat terpendam itu

Sebagai orang tua ia harus memberikan contoh yang baik bagi yang lebih muda

" Kau dengar kan Rani ucapan suamimu , jadi silahkan ungkapkan keputusanmu . Apapun itu bibi selalu mendukung " jelas Bi Dian yang diangguki oleh wanita berparas cantik itu

sekilas Rani terlihat menarik dan menghembuskan nafas dengan sangat dalam

Hal ini merupakan hal yang tak mudah untuk dilakukan

Berat ...bahkan sangat - sangat terasa berat bagi Rani

Tiada wanita di muka bumi ini yang menginginkan perpisahan , apalagi dengan pria yang dicintainya selama bertahun - tahun

Berharap pria dihadapannya ini bisa membawanya ke dalam mahligai rumah tangga yang bahagia namun sayang...

Rani harus menelan pil kepahitan

Harapan itu benar - benar hanyalah tinggal harapan

Dan Rani harus siap melapangkan hati dan siap memutuskan bagai mana jalan yang harus ia tempuh untuk pernikahannya yang telah tersisip oleh sebuah pengkhianatan

Mata Rani menatap lekat ke arah mata yang Bara miliki

Rasa Kepedihan

Luka

Dan kecewa

Ketiga kalimat itulah yang tersirat di dalam sorot mata Rani saat ini ketika Bara menatapnya

Segala penyesalan memang selalu datang diakhir

Andai saja Bara bisa mengulang waktu , dia tak akan mungkin berselingkuh dan menyakiti hati wanita baik seperti istrinya milikki

Terpopuler

Comments

S yaquila

S yaquila

dan ternyata faktanya nanti bara MANDUULLL... nah loh anak Sinta dapet telur dr siapa??🤣😁

2024-05-08

0

Yati Syahira

Yati Syahira

mulutnya pedaas,khilaf dasar laki laknat ,cerai ran

2024-05-11

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

kan katanya gak mau punya anak dulu...piye to lambemu bar

2024-04-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!