Rani terlihat keluar rumah menggunakan motor matic andalannya , saat ini ia berpikir untuk pergi kerumah bibinya yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya bersama Bara
Ia ingin menenangkan diri , ia butuh seseorang untuk mengeluarkan semua keluh kesah dari permasalahan yang saat ini tengah menderanya
Ia telah melakukan curhat kepada sang pencipta , dan kali ini ia ingin melakukan sesi penumpahan isi hati kepada bibinya , satu - satunya keluarga yang masih ia miliki di dunia ini
Motor Rani tampak memasuki gerbang rumah sederhana , dan itu merupakan rumah bibinya yang telah menjanda karena beberapa bulan yang lalu telah di tinggal pergi oleh sang suami untuk selamanya karena sakit types yang pria itu alami sedari lama
" Assalamuallaikum " teriak Rani dari luar pintu
" Wallaikum salam " sahut wanita paruh baya dari dalam sana
" Astaga Rani...ini benar kamu nak ? " ucap Bi Dian , selaku adik dari ibu kandungnya terdahulu
Maklumlah Rani memang jarang sekali untuk singgah kerumah bibinya tersebut , hal itu disebabkan karena Rani ingin menjaga amanat dari Bara yang tak memperbolehkannya keluar rumah jika tidak ada suatu hal yang urgent
Bukannya menjawab Rani malah langsung menghambur kedalam pelukan sang bibi dan menangis terisak disana , sehingga membuat Bi Dian jadi bingung melihat ponakannya tersebut
" Ada apa nduk...coba ceritakan kepada bibi , kenapa kamu jadi menangis terisak seperti ini . Dan mana Bara , tumben sekali kamu pergi keluar tak bersama suamimu itu " tanya Bi Dian semakin penasaran , perasaan wanita paruh baya itu tiba - tiba saja terasa berubah menjadi tak enak ketika melihat raut wajah sedih yang Rani saat ini tunjukkan kepada dirinya
" Ayo ..kita masuk , lebih baik kau minum dulu agar lebih tenang " Bi Dian terlihat menuntun tubuh Rani agar masuk mengikuti langkahnya
Rani yang terasa tubuhnya lemas pun hanya bisa pasrah mengangguk mengikut langkah Bi Dian untuk memasuki rumah
******
" Apa !! Kau tidak sedang bercanda kan " pekik Bi Dian tanpa sadar ketika mendengar cerita Rani tentang Bara
Rani tampak menggeleng lemah , yang menandakan bahwa ponakannya itu sedang tak bercanda akan masalah rumah tangganya saat ini
Bi Dian tampak menarik nafas dalam di atas sofa tempat duduknya , wanita itu sedang berusaha menghilangkan rasa emosi yang memuncak yang saat ini tengah melanda dalam dirinya atas perlakuan Bara terhadap Rani - anak dari kakak kandungnya
" Lalu apa langkahmu selanjutnya ? , apa kau akan tetap bertahan dengan Bara dan siap berbagi hati dan ranjang dengan madumu itu " ucap Bi Dian yang langsung di geleng keras oleh Rani
Di duakan , mana sudi Rani
Memang menikahi wanita lebih dari satu bukanlah hal yang dosa bagi seorang suami , namun itu memiliki aturan serta ajarannya tersendiri
Bukan karena zina serta perselingkuhan yang dilakukan oleh Bara serta Sinta secara sadar di belakang dirinya
Bahkan monyet pun akan mengutuk perbuatan laknat kedua manusia tersebut
" Aku tidak mau bi , membayangkan tubuh mas Bara yang telah menjamah wanita lain saja membuatku jijik . Apalagi harus hidup satu atap dan menjalani mahligai rumah tangga bersama pria pengkhianat itu . Aku tak mau Bi , lebih tepatnya tak akan pernah siap. " ucap Rani yang diangguki oleh Bi Dian
" Baiklah , bibi akan meminta bantuan Anton untuk mengurus surat perceraianmu " saran Bi Dian yang membuat Rani jadi tersenyum sumringah
Anton merupakan anak dari Bi Dian , pria itu saat ini sedang menjabat sebagai pengacara handal di satu instansi pengadilan terkenal di ibu kota
Kebaikan hati yang diberikan oleh majikan Bi Dian , membuat anak semata wayang dari wanita paruh baya itu jadi bisa mengecam pendidikan yang tinggi .
Sehingga pria bernama Anton tersebut hanya perlu menguras otak untuk menyelesaikan kuliahnya tanpa perlu menguras kantong , hingga sekarang
Pria itu telah sukses dan menjadi seorang pengacara terkenal serta handal , namun masih saja memiliki hati yang rendah seperti Bi Dian di hadapannya
Lihat saja penampilan Bi Dian beserta rumah yang ia miliki , meski telah memiliki uang yang banyak dari hasil kerja keras yang anaknya miliki , wanita paruh baya itu tetap saja berpenampilan sederhana serta tetap tinggal di rumah mendiang suaminya beli dulu
Tak ada niat dari wanita itu menggantinya , karena rumah yang terlihat sederhana di mata orang lain itu memiliki beribu banyak kenangan tentang dirinya bersama dengan mendiang suaminya begitu pula dengan Anton , yang dimana semua kenangan itu tak akan bisa di nilai dari beberapa lembar kertas yang membuat mata semua orang menjadi hijau . Apalagi benda itu jika bukan uang
Lagipula untuk apa ia memiliki rumah besar apabila rumah sederhana saja sudah cukup menampung dirinya
Lebih baik uang yang ia miliki , Dian pergunakan untuk membantu anak yatim piatu atau orang - orang yang sedang dalam hidup yang sulit di luar sana yang tentunya itu akan menjadi berkah serta pahala bagi Dian nantinya jika hendak bertemu dengan sang pencipta
" Terima kasih Bi...maafkan aku , bisanya hanya selalu menyusahkan bibi saja " ucap Rani sambil tertunduk malu
" Jangan berkata seperti itu nduk , semenjak kedua orang tuamu meninggal . Dirimu sudah menjadi tanggung jawab bibi seutuhnya , sampai kamu menikah dengan Bara disanalah tanggung jawab bibi jadi berpindah . Namun ketika bibi mendengar jika suamimu itu tak bisa memperlakukanmu dengan baik , dan hendak berpisah . Maka mulai saat inilah bibi akan mengambil tanggung jawab itu kembali , sampai suatu hari nanti kau akan menemukan pria yang tepat yang akan bisa menjagamu kelak " Jelas Dian yang membuat Rani jadi tersenyum senang sekaligus sesak secara bersamaan
" Sepertinya aku tidak akan menikah lagi bi , melihat kelakuan Bara yang berkhianat di belakangku membuat aku jadi trauma untuk menjalankan pernikahan itu kembali " sahut Rani yang membuat Bi Dian jadi tertawa kecil mendengarnya
" Jangan seperti itu nduk , hal itu jangan sampai membuat mu terpuruk . Wanita cantik dan sebaik dirimu berhak mendapatkan pria baik melebihi Bara . Bara saja yang bodoh membuang berlian dan mengambil batu kerikil usang untuk dibawa pulang kerumahnya " jawab Bi Dian kembali yang membuat Rani jadi mengangguk dan membenarkan ucapan dari wanita paruh baya tersebut
Tin..tin
Sebuah mobil mewah tampak memasuki halaman rumah Bi Dian , Sehingga membuat atensi kedua wanita itu jadi teralihkan seketika
" Siapa bi ? " tanya Rani penasaran
" Oh itu anaknya majikan ibu , dulu ia satu sekolah dengan Anton . Ia memang sering kemari untuk berkunjung . Kadang membahas soal pekerjaanlah , main saja lah , malah yang paling lucu dia hanya numpang makan disini . Padahal di rumahnya sudah banyak makanan yang dimasak oleh para koki terkenal , namun masih saja tetap kemari minta makan . Dasar anak orang kaya aneh !! " ucap Bi Dian sambil tertawa kecil di belakangnya sehingga membuat Rani jadi ikut tertawa mendengarnya
Rani melihat bahwa bibinya itu sudah menganggap anak majikannya itu sebagai anak kandungnya sendiri
Bi Dian memang orang yang sangat baik , maka dari itu Tuhan juga selalu akan mempertemukan orang baik untuknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Zuhril Witanto
apa Reno
2024-04-20
0
Diajeng Ayu
alah gak Sudi gak Sudi, habis dikhianati sma suamimu tapi masih mau di setubuhi dan menikmati hilang respect gw ke lu
2024-03-12
0
Budi Paryanti
seperti xa reno lah yg datang ke rumah bi dian.... semoga kelak dia lah yg jadi jodoh rani kelak buang bara dapat reno
2024-03-11
0