BAB 05

"Sayang kamu mau pilih bunga yang mana?" Aku bertanya pada Rebecca yang tengah asyik berfoto selfi.

"Aku mau buket bunga paling besar dan paling mahal." Aku mengiyakan permintaannya lagi, aku tak ingin membuatnya kecewa karena aku menolak permintaanya.

"Mbak tolong berikan pada kekasih saya ini buket bunga paling mahal dan besar." Aku berujar pada salah karyawan ditoko bunga tersebut.

"Siap tuan, silahkan ditunggu." Karyawan tersebut menyahuti kata-kata ku dengan nada lembut dan ramah.

*

*

*

"Rumah berantakan begini mana cucian numpuk malah tuh alien sama ulet bulu asyik-asyikan diluar tebar kemesraan. Harap-harap dimuntahin sama orang-orang. Bayanginnya aja aku udah mau muntah." Aku memegangi perutku dan tenggorokanku yang mulai terasa mual saat memikirkan suamiku serta kekasih kecentilanya itu tengah tebar kemesraan di depan orang banyak.

"Duh gusti mimpi apa coba aku sampai harus jadi istrinya si alien berwujud manusia itu." Aku mulai bergulat dengan cucian menumpuk dan rumah yang tampak berantakan.

Lelah? yah itu yang selalu ku rasakan semenjak dipersunting oleh alien tersebut.

Jika para istri di sayang, dicintai serta di bantu soal urusan rumah tangga beda halnya lagi dengan aku.

Aku harus mengurus rumah besar ini sendirian. Mulai dari memasak, menjemur, mengepel, penyapu dan lain sebagainya.

Padahalkan dia salah satu orang terkaya di kota ini, apa tidak bisa menyewa pembantu. Aku tertawa miris ketika melihat keadaan ku ketika aku tak sengaja lewat di depan sebuah cermin berukuran besar diruang tamu.

"Pantas saja aku selalu direndahkan ternyata benar. Selain kumal dan berantakan aku juga bau perdapuran." Aku menyentuh wajahku yang tampak kusam dengan beberapa jerawat dan noda hitam.

Andai bapak tau keadaan putrinya seperti ini mungkin bapak akan meminta agar aku dipulangkan saja. Tapi, aku tidak mau sampai bapak tau karena aku takut penyakit jantung bapak kumat.

Yah, selain kecelakaan yang bapak alami bapak juga menderita penyakit jantung.

Jika sampai kumat tentu kalian tau jawabannya bapak ku akan meregang nyawa.

Aku terus menatap pantulan diriku dicermin, apa mulai sekarang aku harus membenahi diriku? agar bisa menarik dimata orang lain dan tidak dihina lagi? ah sepertinya itu akan membuang uang ku saja.

-

Setelah aku menemai Rebecca aku pun berinisiati untuk berkunjung kesebuah club milik temanku-Jordan Pranscisco.

Pria dengan blasteran Indonesia Prancis tersebut sudah cukup lama menggeluti dunia malam. Jordan juga membuka beberapa cabang bar dan club malam.

Saat aku sudah sampai diparkiran club aku segera menyerahkan kartu masuk ku pada bodyguard yang menjaga bagian depan club.

*

"Hei Jordan Pranscisco." Aku memanggil nama lengkapnya sembari menjatuhkan bokongku pada sebuah sofa empuk.

"Hei yo Reyhan. Udah lama lo gak kesini. Gak kangen sama cewek-cewek disini." Aku tersenyum getir ketika dia membuka aibku.

Saat masih menduduki bangku sekolah SMA aku sering bermain ke club Jordan untuk sekedar minum dan menggoda para gadis saja.

"Jangan bahas hal yang sudah lama Jordan." Aku berujar sembari menyunggingkan senyum padanya.

"Sok iye banget lo." Jordan memanggil seorang pelayan club kemudian memesan beberapa botol wiski.

"Jadi lo masih stay buka club Jo? gue kira lo udah insyaf setelah kejadian Riko sama Claudya." Aku menyinggung masa lalu yang terjadi di salah satu club milik Jordan.

"Huft udahlah Rey gak usah dibahas. Gua masih kepikiran soal kejadian itu sampai sekarang." Jordan menghela nafas berat kemudian meneguk setengah botol wiski yang baru saja diantar oleh pelayan.

"Betewe lo punya barang baru?" Aku mengalihkan pembicaraan agar tak terlalu mengingatkan Jordan tentang kejadian tersebut.

"Gak ada, lagi kosong Rey." Jordan mengerjapkan matanya. Tidak biasanya Jordan cepat mabuk seperti ini. Ah mungkin hanya perasaan ku saja.

Aku pun ikut minum hingga aku juga ikut mabuk berat sama seperti Jordan. Ternyata Jordan memesan sebuah wiski dengan kadar alkohol yang tinggi.

_

POV RUMAH

Jam sudah menunjukan pukul lima lewat dua puluh tiga menit yang artinya sebentar lagi malam akan menyapa kota tersebut.

Namun bukan itu masalahnya, sampai sekarang Rey belum kunjung pulang hingga rasanya Sekar sangat muak untuk menunggu.

Bukan karena dia khawatir tapi jika sudah lewat dari jam enam malam Sekar akan mengunci rumah dan tak akan membukanya sampai pagi menyapa.

Saat tengah memaininkan ponselnya, Sekar dikejutkan dengan kedatangan sebuah mobil ferrari yang langsung masuk kearea bagasi tanpa membuka pintu garasi.

Alhasil pintu garasi rusak dan mobil tersebut menabrak sebagian perkakas didalam bagasi tersebut.

Aku yang tau itu adalah mobil Reyhan segera menghampirinya. Dan benar saja dugaanku, Reyhan mabuk berat.

Tapi kenapa dia bisa selamat mengendarai mobil dengan kondisi mabuk seperti ini? apakah dia punya kekuatan super.

Ahh sudahlah itu tidak penting untuk dipikirkan sekarang. Yang terpenting aku harus segera mengajak Reyhan masuk sebelum dia akan berteriak seperti orang gila.

Dengan bobot tubuh ku yang lebih kecil dari pada Reyhan aku memapah tubuh kekar tersebut tergopoh-gopoh masuk kedalam rumah.

Hingga akhirnya aku bisa menghemaskan tubuh kekar tersebut diatas kasur yang terbuat dari spring bed master berukuran besar.

"Hei ayo bangun." Aku menepuk pipi Reyhan sembari menahan nafasku karena aroma alkohol yang dia minum menguar dari dalam mulut serta tubuhnya.

Apa dia mandi alkohol, astaga bau sekali.

Tanpa berpikir panjang aku mengambil sebaskom air lalu tanpa basa basi aku menyiram Reyhan menggunakan sebaskom air tersebut.

Mungkin saja ada air yang masuk kedalam lubang hidunganya! ahh perduli amat.

Karena aksi ku itu Reyhan terbangun dengan terbatuk-batuk serta memegangi hidungnya yang mungkin terasa perih karena kemasukan air.

"Aghhh sialan lo, berani-beraninya nyiram gua." Pekik Reyhan dengan wajah memerah padam.

"Upss sorry, habisnya situ dibangunin secara halus gak bangun-bangun jadi aku siram aja sekalian biar sadar." Ucap ku enteng membelas perkataanya yang cukup memekakkan telinga.

"Sekar Ayu Ningrum berani-beraninya kamu. Suara Reyhan terdengar naik satu oktaf. Menakutkan? tentu saja.

Wajahnya sekarang bahkan lebih menyeramkan dari pada alien atau opet di seriel animasi Upin & Ipin.

Aku meneguk ludah kasar ketika Reyhan mendekatiku bahkan mengikis jarak diantara kami. Ada kobaran api peperangan yang bisa ku lihat jelas dimatanya yang tajam setajam silet.

Dengan sigap tangan kekar Reyhan menarik pinggang ramping milikku hingga tak ada jarak yang terbentang diantara aku dan dia.

"Reyhan lepasin." Ada ketakutan tersendiri saat Reyhan tiba-tiba saja bersikap seperti ini.

"Kenapa? bukannya ini yang lo mau? biar semua harta gua bisa lo kuasain?" Reyhan tertawa mengejak ketika mengucapkan kalimat tersebut.

"Maaf tapi aku gak tertarik sama hartamu." Aku mencoba mendorong tubuh Reyhan agar menjauh dari ku tapi nihil tenaga ku kalah jauh darinya.

..._SELAMAT MEMBACA_...

..._JANGAN LUPA IKUTI AKUN MIMIN DAN BERIKAN KOMENTAR_...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!