bab 5 diundang makan siang Danar

Ponsel Gendis berdering,Gendis sedang berada di teras rumah segera berlari kekamarnya. Gendis meraih ponsel yang ada diatas nakas. Tampak nama Danar terlihat dilayar.

"Ada apa?" gumam Gendis.

Kemudian Gendis menggeser keatas menerima telpon.

"Hallo,," sapa Gendis.

"Ya hallo,kamu gak sibuk hari ini?" tanya Danar.

"Enggak,,ada apa?"

"Siang ini aku tunggu kamu di resto seafood,kamu tau kan yang terkenal itu?"jelas Danar.

"Ada apa?" tanya Gendis heran.

"Datang saja,aku tunggu jam makan siang,berangkat saja dari rumah jam 12"

"Hemmm,,,oke" Gendis setuju tanpa bertanya lagi.

"Ya sudah sampai nanti" Danar langsung menutup telponnya.

Gendis mengerutkan keningnya,merasa sikap Danar ini dingin sedingin batu es atau es balok atau salju. Semua tanpa basa basi,tiba-tiba saja menelpon tanpa mengucap salam,bicara ke inti dan sudah.

Gendis melirik sekilas jam diponsel,masih pukul 10. Masih ada waktu,karena Gendis malas dengan waktu yang terburu buru.

"Ada hal apa? Mau bahas soal pernikahan? Ahhh aku gak seantusias itu" gumam Gendis dalam hati.

Yaaa,Gendis menyerahkan semua urusan pernikahan pada ibunya dan ibunya meminta bantuan kepada keluarga,dan juga adiknya Tante Mayang. Gendis malas berpikir,karena ini bukanlah pernikahan impiannya,jadi dia akan menurut saja dengan orang tuanya.

Gendis menghampiri ibunya yang sedang sibuk didapur.

"Ibu,,nanti siang aku mau keluar. Mas Danar minta aku menemuinya di restoran" Gendis memberitahu ibunya.

"Oh yaa,ada apa nak?" tanya ibu antusias dan menghentikan kegiatannya.

"Gak tau itu,,dia gak bilang"

"Oh ya sudah,jam berapa?"

"Jam 12 Bu" jawab Gendis.

"Ohh,,,okelah" ibu memberi ijin,dan sebenarnya juga tadi Gendis bukan meminta ijin tapi hanya memberitahu ibunya.

Gendis kembali kekamarnya. Sambil menunggu waktu dia membereskan dulu kamarnya yang sedikit berantakan.

Setelah itu barulah dia mandi dan bersiap-siap.

Jam 12 Gendis berpamitan pada ibunya. Setelah itu barulah dia berangkat dengan menaiki mobilnya. Jalanan mulai sedikit macet karena ini sudah jam makan siang orang-orang kantoran dan juga pekerja lainnya. Tentu lumayan diperjalanan,harus bersabar dengan macet ini .

Setengah jam Gendis sampai di restoran yang dimaksud Danar. Gendis memarkirkan mobilnya diarea parkir yang sedikit penuh.

Mata Gendis mencari cari kepenjuru ruangan resto,dia belum melihat Danar. Jangan jangan dia sebenarnya belum sampai di tempat ini.

"Hei,,,"

Gendis sedikit tersentak ternyata Danar sudah ada disampingnya.

"Yuk,aku sudah pesan tempat" ajak Danar.

Gendis mengikuti Danar masuk kedalam lagi dan sampailah disebuah ruangan,tampaknya Danar memesan ruangan khusus,yang pastinya akan jauh dari hingar bingar suara pengunjung lainnya.

"Masuklah,," Danar mempersilahkan Gendis masuk terlebih dulu,barulah dia mengikuti dibelakang. Mereka duduk berhadapan. Tidak lama pelayan datang untuk menanyakan pesanan mereka.

"Apa ada hal yang ingin mas bicarakan?" tanya Gendis setelah selesai memesan makanan dan pelayan juga pergi meninggalkan mereka.

"Iya,makanya aku minta kamu kemari" jawab Danar.

"Mengenai apa?"

Danar tersenyum membuat Gendis sedikit risih,harusnya dia menjawab bukannya malah tersenyum seperti itu.

"Ada yang ingin aku ceritakan sama kamu,supaya nanti setelah kita menikah kamu sudah gak terkejut lagi. Karena aku gak mau kamu mendengar dari orang lain. Dan ini juga nanti akan menjadi kesepakatan kita selama kita menjalani rumah tangga" jelas Danar panjang membuka inti yang ingin dia bicarakan.

"Ya cerita aja,aku dengarkan" jawab Gendis.

Tetapi saat hendak mulai bercerita dua orang pelayan datang membawakan pesanan mereka dan menata diatas meja.

"Makanlah dulu" pinta Danar setelah pelayan selesai dengan pekerjaannya dan pergi meninggalkan mereka..

Gendis tidak menjawab tapi menuruti permintaan Danar. Mereka berdua mulai menyantap makanan itu. Tidak ada suara diantara mereka,karena memang masih terasa asing.

Setelah selesai makan Danar melanjutkan kembali hal yang tadi ingin dia ceritakan pada Gendis.

"Kita lanjut lagi " jelas Danar.

"Silahkan mas" jawab Gendis.

"Sebenarnya niatku untuk menikahimu karena aku terpaksa,aku sudah didesak kedua orang tuaku untuk mencari istri secepat mungkin,kalau tidak kulakukan orang tuaku akan mengambil seluruh aset aset yang akan mereka wariskan untukku nantinya.,maka dari itu aku berpikir lebih baik aku segera menuruti keinginan mereka"

"Dan aku bercerita kepada ayahmu tentang masalahku ini,kemudian beliau bercerita soal anak gadisnya,tanpa berpikir dua kali aku memutuskan dan meminta pada ayahmu untuk mengijinkan aku menikahi mu"

"Awalnya beliau menolak,,tapi aku memang sedikit memaksanya,akhirnya ayahmu menyetujuinya"

"Tapi disini yang mau aku bicarakan,hal yang sesungguhnya,aku sebenarnya memiliki seorang kekasih,aku sudah lama berhubungan dengan dia. tapi sayang kedua orang tuaku tidak memberikan restu untuk kami,dan sangat menentang hubungan kami,dan itu salah satu ancaman mereka kepadaku,kalau aku masih nekad menikahi dia,semua aset gak akan jatuh padaku"

Gendis terhenyak mendengar cerita Danar. Tapi dia berusaha menutupi rasa terkejutnya dan bersikap santai didepan Danar.

"Sampai saat ini aku masih menjalin hubungan dengan dia. Karena aku begitu mencintai dia"

"Segala upaya sudah aku lakukan untuk mendapatkan restu mereka,tapi tetap tidak berhasil"

"Maka dari itu aku mengalah,aku mengikuti kemauan mereka,aku mencoba mencari wanita lain untuk aku kenalkan kepada mereka dan yang akan aku nikahi,dan ternyata orang tuaku sangat menyukaimu,kamu lihat sendiri kan sikap mereka saat pertama kali bertemu denganmu?"

"Syukurlah mereka langsung jatuh cinta denganmu,aneh kan justru mereka yang jatuh cinta denganmu"

"Jadi aku gak perlu repot repot lagi mencari wanita lain"

"Tapi ada hal yang aku ingin kamu tau,kamu mengerti" jelas Danar sedikit menegaskan kata katanya.

"Aku menikahimu hanya karena untuk membahagiakan kedua orang tuaku dan juga ingin menyelamatkan aset aset mereka tidak mereka berikan kepada orang lain,tapi setelah kita menikah aku tetap berhubungan dengan kekasihku. Karena aku mencintai dia dan gak pernah ingin meninggalkan dia"

Kata kata Danar lagi lagi membuat Gendis tersontak.

Selicik itu niat Danar ternyata. Mau menikah dengan perempuan lain hanya karena harta,kalau misal karena memang perjodohan dari orang tua mungkin Gendis masih bisa menerima,toh dia memang menerima saja saat orang tuanya menjodohkan dia dengan Danar.Tapi Danar,dia sendiri yang mencari wanita yang ingin dia nikahi ternyata ada niat licik yang dia rencanakan.

"Toh kita gak saling mencintai,jadi gak masalah kan kalau aku tetap berhubungan dengan kekasihku" kata Danar lagi membuat lamunan Gendis buyar.

Yaa memang dia gak mencintai Danar,dan memang gak masalah,tapi itu sama saja merugikannya. Dia harus terjebak dalam permainan Danar,dan itu sampai kapan?

"Kamu tetap akan mendapat fasilitas terbaik,kamu akan tetap ku nafkahi,ingat hanya nafkah lahir,aku akan tetap membiayai hidupmu,apapun yang kamu mau aku gak akan melarangnya,aku juga gak akan ikut campur dengan kehidupanmu. Kita hanya sebatas suami istri di buku nikah,diatas kertas" jelas Danar lagi.

"Kamu juga sebenarnya beruntung,kamu gak mendapat cintaku tapi kamu mendapatkannya dari orang tuaku"

Hhhhh,,,,percaya diri sekali dia bilang seperti itu,gak mendapatkan cinta darinya,memangnya dia pikir Gendis mencintainya. Gendis hanya memberikan senyum sinis. Gendis malas berdebat,dia memilih diam dan mendengarkan saja ocehan Danar. Gendis gak perduli,karena dirinya juga gak mencintai Danar. Meski yang Danar lakukan ini sebenarnya merugikannya. Benar benar licik niat Danar ini.

"Kita gak akan saling melarang,mengatur kita tetap masing masing,kecuali dihadapan orang tua,mau gak mau harus menjaga didepan mereka dan bersikap manis" jelas Danar lagi,sedari tadi dia yang mengajukan tuntutannya.

Gendis belum bisa berpikir apakah dia juga memiliki tuntutan pada Danar. Sebenarnya Gendis tidak setuju dengan semua itu,baginya rumah tangga itu adalah hubungan yang sakral,meski gak ada rasa cinta bukan berarti ada penghianatan dan perselingkuhan. Dan belum menikah saja Danar sudah mengajukan hal itu,dan pastinya semua itu dengan dalih wanita itu ada terlebih dulu di banding Gendis.

Yang membuat Gendis kesal kenapa harus dirinya wanita yang dipilih Danar,kenapa Danar gak mencari wanita lain. Seperti inikah jodoh?

"Kaget aja aku dengar ini mas. Gak menyangka demi harta kamu bisa berbuat ini. Aku gak masalah mas,karena memang aku gak mencintai kamu. Tapi ini sama saja beban dihidupku,berbohong kepada orang tuamu,aku sudah ikut andil dengan rencana licikmu"

"Asal kamu tutup mulut dan jangan pernah bicarakan ini kepada orang tuaku atau orang tuamu"

"Kalau aku menolak ini semua kamu mau apa?" tanya Gendis tegas.

"Tidak bisa,aku sudah memilihmu menjadi istriku,,atau aku akan membuat ayahmu jadi hilang pekerjaan,atau bisa lebih dari itu?" Danar mulai terlihat menampakkan sifat aslinya.

"Ohh,,ngancem ya" Gendis berusaha tenang meski hatinya marah sekali pada Danar.

"Demi tercapai keinginanmu kamu bisa ya berbuat selicik ini" kata Gendis lagi berusaha menahan emosinya.

"Yaa,,kamu akan menikah denganku,dan seperti yang sudah aku jelaskan tadi,kita hanyalah suami istri diatas kertas,jadi sudah paham kan kamu apa yang harus kamu lakukan dan tidak kamu lakukan" jelas Danar tegas dan lebih ke arogansi dan keegoisannya.

"Jujur mas rumah tangga kalau sudah ada perselingkuhan dan penghianatan itu gak akan pernah baik kedepannya,mungkin juga akan berpengaruh dikarirmu. Aku gak masalah tentang perasaan yang gak ada diantara kita,tapi paling tidak jangan ada perselingkuhan" Gendis sedikit berani memberikan pandangan untuk Danar.

"Dia sudah ada sebelum kita berencana menikah"

"Ini bukan rencana kita,tapi ini rencanamu. Kamu yang menyeretku kedalam permainanmu. berdosa sekali aku kepada kedua orang tuamu dan juga orang tuaku,karena akan membohongi mereka" jelas Gendis dengan hati gelisah. Bulir air mata mulai jatuh dipipinya,tapi Gendis buru-buru mengusapnya karena jangan sampai Danar beranggapan dirinya sengaja menarik perhatian Danar dengan tangisan.

"Sudahlah,bersiap siap saja menyambut hari baru,gak ada protes atau keluhan" ucap Danar tegas kemudian dia berlalu meninggalkan Gendis tanpa sepatah kata. Gendis menatap kepergian Danar dengan hati kesal. Gak bisa Gendis bayangkan tentang kehidupannya bersama Danar nanti,dan itu terlalu berat rasanya.

Terpopuler

Comments

Yoh Asakura

Yoh Asakura

Jalan cerita seru banget!

2023-09-18

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 dijodohkan
2 bab 2 bertemu Danar
3 bab 3 Danar meminta nomor telpon Gendis
4 bab 4 Lamaran
5 bab 5 diundang makan siang Danar
6 bab 6 diundang kerumah calon mertua
7 bab 7 Hari pernikahan
8 bab 8 malam pertama mendengar dengkuran
9 bab 9 Danar membujuk Gendis untuk keluar rumah
10 bab 10 Gendis menunggu
11 bab 11 akhirnya pulang ke rumah sendiri
12 bab 12 janji yang batal
13 bab 13 Danar semakin marah pada Gendis
14 bab 14 Gendis kedatangan Lalita
15 bab 15 berkunjung kerumah mertua
16 bab 16 Danar semakin membenci Gendis
17 bab 17 menasehati Danar
18 bab 18 Gendis ingin mengubah Danar
19 bab 19 Danar bingung dengan sikap Gendis
20 bab 20 Lalita cemburu
21 bab 21 Danar bimbang
22 bab 22 Tak di anggap
23 bab 23 melihat Gendis di Mall
24 bab 24 rasa Gendis
25 bab 25 si paling salah dan jahat
26 bab 26 nasehat Danar pada Lalita
27 bab 27 orang tua Danar bertanya soal kehamilan
28 bab 28 Danar bersitegang dengan ayahnya
29 bab 29 Gendis berharap Danar berubah pikiran
30 bab 30 Lalita ke kantor Danar
31 bab 31 Lalita cemburu
32 bab 32 Ibu Danar curiga
33 bab 33 Danar menyesal
34 bab 34 Danar sakit dan manja
35 bab 35 trauma Danar
36 bab 36 terungkap
37 bab 37 Danar harus dirawat di rumah sakit
38 bab 38 perhatian Danar untuk Gendis
39 bab 39 kedatangan Lalita di rumah sakit
40 bab 40 hati Gendis yang sedikit terbuai
41 bab 41 dokter Indri menemui Gendis
42 bab 42 dua sisi sifat Danar
43 bab 43 pulang
44 bab 44 murkanya ibu Danar
45 bab 45 Danar tidak berubah
46 bab 46 Rencana jahat Danar
47 bab 47 Danar dan Lalita tidak punya perasaan
48 bab 48 Danar mencari cari masalah
49 bab 49 Danar mengantar Gendis
50 bab 50 Danar menyusul Gendis
51 bab 51 program kehamilan
52 bab 52 ke dokter obgyn
53 bab 53 Gendis cemburu
54 bab 54 memberitahu orang tua Danar
55 bab 55 belajar mesra
56 bab 56 ciumam pertama Gendis
57 bab 57 malam pertama yang gagal
58 bab 58 akhirnya Gendis pasrah juga
59 bab 59 ketakutan Gendis
60 bab 60 diajak nonton konser
61 bab 61 bersitegang
62 bab 62 hanya peran
63 bab 63 cemburu tanpa alasan
64 bab 64 sikap yang labil
65 bab 65 hari terakhir bulan madu
66 bab 66 ajari aku jatuh cinta Gendis
67 bab 67 berbincang seru
68 bab 68 mengantar oleh oleh
69 bab 69 Cakra dan Danar bekerja sama
70 bab 70 Gendis hamil
71 bab 71 cek kedokter
72 bab 72 gangguan Lalita
73 bab 73 apakah rasa itu ada
74 bab 74 foto Danar dan Lalita
75 bab 75 penjelasan Danar
76 bab 76 melihat Cakra dan Lalita berdua
77 bab 77 menyelidik Cakra dan Lalita
78 bab 78 Lalita memohon bertemu dengan Gendis
79 bab 79 rencana jahat Lalita dan cakra
80 bab 80 saling percaya
81 bab 81 mengikut permainan
82 bab 82 ancaman Lalita
83 bab 83 Gendis dibawa ke kantor
84 bab 84 bilang cinta saja susah
85 bab 85 pesan dari Cakra
86 bab 86 merayu Gendis
87 bab 87 tunggu aku
88 bab 88 Gendis menangis
89 bab 89 tetap menunggu
90 bab 90 Danar pulang
91 bab 91 aku itu rindu
92 bab 92 kegelisahan Gendis
93 bab 93 pertemuan Danar dan Cakra
94 bab 94 rencana yang gagal
95 bab 95 Cinta Sederhana
96 bab 96 Cakra mendatangi Gendis
97 bab 97 Suasana Baru di Tempat Baru
Episodes

Updated 97 Episodes

1
bab 1 dijodohkan
2
bab 2 bertemu Danar
3
bab 3 Danar meminta nomor telpon Gendis
4
bab 4 Lamaran
5
bab 5 diundang makan siang Danar
6
bab 6 diundang kerumah calon mertua
7
bab 7 Hari pernikahan
8
bab 8 malam pertama mendengar dengkuran
9
bab 9 Danar membujuk Gendis untuk keluar rumah
10
bab 10 Gendis menunggu
11
bab 11 akhirnya pulang ke rumah sendiri
12
bab 12 janji yang batal
13
bab 13 Danar semakin marah pada Gendis
14
bab 14 Gendis kedatangan Lalita
15
bab 15 berkunjung kerumah mertua
16
bab 16 Danar semakin membenci Gendis
17
bab 17 menasehati Danar
18
bab 18 Gendis ingin mengubah Danar
19
bab 19 Danar bingung dengan sikap Gendis
20
bab 20 Lalita cemburu
21
bab 21 Danar bimbang
22
bab 22 Tak di anggap
23
bab 23 melihat Gendis di Mall
24
bab 24 rasa Gendis
25
bab 25 si paling salah dan jahat
26
bab 26 nasehat Danar pada Lalita
27
bab 27 orang tua Danar bertanya soal kehamilan
28
bab 28 Danar bersitegang dengan ayahnya
29
bab 29 Gendis berharap Danar berubah pikiran
30
bab 30 Lalita ke kantor Danar
31
bab 31 Lalita cemburu
32
bab 32 Ibu Danar curiga
33
bab 33 Danar menyesal
34
bab 34 Danar sakit dan manja
35
bab 35 trauma Danar
36
bab 36 terungkap
37
bab 37 Danar harus dirawat di rumah sakit
38
bab 38 perhatian Danar untuk Gendis
39
bab 39 kedatangan Lalita di rumah sakit
40
bab 40 hati Gendis yang sedikit terbuai
41
bab 41 dokter Indri menemui Gendis
42
bab 42 dua sisi sifat Danar
43
bab 43 pulang
44
bab 44 murkanya ibu Danar
45
bab 45 Danar tidak berubah
46
bab 46 Rencana jahat Danar
47
bab 47 Danar dan Lalita tidak punya perasaan
48
bab 48 Danar mencari cari masalah
49
bab 49 Danar mengantar Gendis
50
bab 50 Danar menyusul Gendis
51
bab 51 program kehamilan
52
bab 52 ke dokter obgyn
53
bab 53 Gendis cemburu
54
bab 54 memberitahu orang tua Danar
55
bab 55 belajar mesra
56
bab 56 ciumam pertama Gendis
57
bab 57 malam pertama yang gagal
58
bab 58 akhirnya Gendis pasrah juga
59
bab 59 ketakutan Gendis
60
bab 60 diajak nonton konser
61
bab 61 bersitegang
62
bab 62 hanya peran
63
bab 63 cemburu tanpa alasan
64
bab 64 sikap yang labil
65
bab 65 hari terakhir bulan madu
66
bab 66 ajari aku jatuh cinta Gendis
67
bab 67 berbincang seru
68
bab 68 mengantar oleh oleh
69
bab 69 Cakra dan Danar bekerja sama
70
bab 70 Gendis hamil
71
bab 71 cek kedokter
72
bab 72 gangguan Lalita
73
bab 73 apakah rasa itu ada
74
bab 74 foto Danar dan Lalita
75
bab 75 penjelasan Danar
76
bab 76 melihat Cakra dan Lalita berdua
77
bab 77 menyelidik Cakra dan Lalita
78
bab 78 Lalita memohon bertemu dengan Gendis
79
bab 79 rencana jahat Lalita dan cakra
80
bab 80 saling percaya
81
bab 81 mengikut permainan
82
bab 82 ancaman Lalita
83
bab 83 Gendis dibawa ke kantor
84
bab 84 bilang cinta saja susah
85
bab 85 pesan dari Cakra
86
bab 86 merayu Gendis
87
bab 87 tunggu aku
88
bab 88 Gendis menangis
89
bab 89 tetap menunggu
90
bab 90 Danar pulang
91
bab 91 aku itu rindu
92
bab 92 kegelisahan Gendis
93
bab 93 pertemuan Danar dan Cakra
94
bab 94 rencana yang gagal
95
bab 95 Cinta Sederhana
96
bab 96 Cakra mendatangi Gendis
97
bab 97 Suasana Baru di Tempat Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!