Keluarga Gendis sudah bersiap menyambut keluarga Danar yang akan datang melamar hari ini. Beberapa kerabat dari ayah dan ibu gendis sudah berkumpul,tidak banyak hanya keluarga inti. Rumah Gendis,terutama bagian ruang tamu sudah didekor meski sederhana tapi terlihat elegan sekali.
Ibu Gendis pun sudah menyiapkan menu prasmanan untuk jamuan para tamu undangan dan keluarga.
Gendis tampak cantik dengan kebayanya,kebaya etnik dengan model kutubaru. Wajahnya juga sudah selesai dirias oleh MUA terkenal.
"Cantik sekali keponakan Tante ini" tiba tiba Tante Mayang adik bungsu ibunya menghampirinya di kamar.
Gendis tersenyum malu.
"Rupanya diam diam keponakan Tante ini sudah punya calon,bisa-bisanya gak cerita sama Tante yaa,padahal kamu selalu cerita apa aja sama Tante. Hemmmm mulai deh udah gak mau lagi cerita sama Tante" berondong Tante Mayang dengan pertanyaan-pertanyaan menyudutkan.,Bukan Mayang tidak tahu kalau keponakannya itu dijodohkan,tapi Mayang memang sengaja ingin menggodanya.Dan itu adalah hal yang biasa karena Gendis dan tantenya Mayang itu sangatlah dekat. Tantenya itu sudah menikah tetapi belum dikaruniai seorang anak,dan usia mereka berdua juga tidak terlalu jauh makanya mereka bisa dekat sekali.
Gendis hanya tersenyum kala mendengar ocehan tantenya itu.
Selesai berdandan MUA berpamitan,tinggallah Gendis dan Mayang di dalam kamar.
"Kenapa mau dijodohkan?" tanya Mayang tiba tiba.
Gendis menatap Mayang dan tersenyum.
"Gak papa Tante,cuman percaya aja kalau jodoh aku sudah datang"
"Tapi kan kamu gak kenal dia,apa kamu dipaksa dengan ayah dan ibumu?" Mayang bertanya menyelidik,sungguh dia gak tega melihat keponakannya itu.
"Enggak,,ya ayah ibu beritahu aku kalau akan dijodohkan ya sudah,,hanya berdebat kecil saja" jelas Gendis lagi.
"Ayah dan ibumu itu memang kolot" gerutu Mayang geram.
"Aku hanya ingin berbakti Tante,menjadi anak yang baik buat mereka"
"Ya memang bagus niat kamu itu,tapi perasaan kamu gimana? Berharap nanti bakal cinta sembari menjalani rumah tangga?" dan calon kamu sendiri gimana? iya kalau dia bisa cinta sama kamu" Tante Mayang memberikan pandangan kepada Gendis.
"Terus harus dibatalin gitu?" tanya Gendis kemudian.
"Bukan begitu,harusnya jangan cepat ambil keputusan,bisa kan kalian pendekatan dulu"
"Ya,tapi keluarga Danar ingin anaknya cepat menikah".
"Iya,,tapi kamu berhak meminta waktu kan?"
"Tante,sebenarnya orang tua Danar gak tau kalau aku dan Danar itu gak pernah pacaran,jadi pihak yang menjodohkan itu hanya dari pihak ayah dan ibu,dan permintaan Danar. Orang tua Danar mengira kami itu sudah berpacaran lama" jelas gendis akhirnya dengan detail.
"Kok bisa begitu? Danar berbohong dengan kedua orang tuanya?" Tante Mayang merasa bingung dengan yang terjadi sebenarnya.
"Entahlah,,aku hanya mengikuti ceritanya aja" jawab Gendis.
"Yaa,semoga Danar benar benar menginginkan pernikahan ini,gak mempermainkanmu . Gak terima Tante kalau dia menyakitimu"
" Tanteeee jangan berpikir seperti itu dong,,jadi ngeri aku membayangkan" Gendis tampak gak suka dengan kata kata Tantenya tadi.
"Ya,Tante akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu" kata Tante Mayang akhirnya.
Ibu Endang,muncul dari balik pintu.
"Sudah siap? Ayo keluar keluarga Danar sudah datang tu" kata ibu memberitahu sambil membantu Gendis berdiri dan menggandengnya keluar kamar. Tante Mayang juga segera mengiringi Gendis dari sisi yang satunya. Jadilah Gendis diapit oleh ibu dan tantenya.
Sampai di ruangan tamu yang sudah disulap cantik itu terlihat keluarga Danar sudah duduk dengan rapi,Danar duduk diantara kedua orang tuanya sedang menatapnya.
Gendis menundukkan wajahnya karena gak ingin beradu pandang dengan Danar. Gendis duduk diantara kedua orang tuanya dan mereka saling berhadapan antara keluarga Gendis dan Danar.
Juru bicara Danar seorang lelaki tua yang mungkin sesepuh dikeluarga Danar mulai membuka pembicaraan dan menyampaikan niat kedatangannya mewakili keluarga Danar untuk melamar Gendis.
Dan keluarga Gendis juga membalas seorang perwakilan dari keluarganya yang tak lain adalah paman Gendis mulai berbicara.
Setelah saling memperkenalkan keluarga masing masing melalui perwakilan acara inti pun dimulai.
Pembawa acara memanggil nama Danar dan Gendis untuk berdiri,begitu juga ibu Danar. Mereka berdiri berdampingan kemudian ibu Danar menyematkan sebuah cincin dijari manis Gendis setelah itu memberi pelukan dan ciuman pada Gendis dengan penuh kasih sayang.
"Ibu bahagia bakal punya menantu cantik dan baik seperti nak Gendis " bisik ibu Danar ditelinga Gendis. Gendis tersenyum mendengarnya.
Acara inti selesai kemudian keluarga Gendis pun menjamu para tamu untuk menyantap hidangan yang sudah disediakan dimeja prasmanan.
Saat keluarga sibuk mengambil makanan dan makan,Danar dan Gendis sedang berada dibalkon yang ada di lantai atas rumah Gendis. Entah kenapa mereka ada disana yang pasti tadi tiba-tiba Danar menggandengnya keatas sana. Gendis merasa aneh,seolah olah Danar tahu seluk beluk rumahnya.
"Kamu bahagia kita seperti ini?" tanya Danar saat mereka sudah sampai dibalkon.
"Kenapa tanya seperti itu? Bukannya ini keinginan mas Danar? Harusnya saya yang bertanya apa mas bahagia?" Kalau saya hanya menjalankan keinginan orang tua,saya hanya ingin berbakti kepada mereka,percuma saya berdebat dengan mereka,saya hanya akan menjadi anak yang berdosa karena membantah mereka" jelas Gendis panjang.
"Ya ini keinginan saya,tapi saya terpaksa demi memenuhi keinginan orang tua"
"Yang saya sesali satu saja,kenapa mas Danar harus memilih saya,akibatnya akan panjang sebenarnya,harus hidup dengan orang yang gak kita cintai dan asing. Tapi saya akan jalani dengan bismilah"
"Karena waktu itu ayahmu bercerita soal kamu,dan baiklah aku gak perlu repot mencari-cari lagi,maka ku putuskan untuk melamar kamu saja"
"Ya itulah,,,itu sama saja mas Danar menjatuhkan beban kepada saya,mas memaksa keinginan mas" .
"Maaf,tapi itu sudah keputusanku dan orang tuamu menyetujuinya" jawab Danar.
"Apakah kalian membuat kesepakatan atau apa itu namanya?" tuding Gendis.
"Jangan berpikiran seperti itu,ayahmu dan aku gak melakukan apa apa tidak ada perjanjian,tidak ada kesepakatan"
Gendis menghela nafas panjang,dan hatinya sedikit tenang orang tuanya benar menjodohkannya tanpa ada embel embel lain atau istilah kasarnya,ayahnya sudah menjualnya pada Danar.
"Dan aku memutuskan kita menikah seminggu lagi setelah acara lamaran ini,setelah menikah kamu akan tinggal bersamaku di rumahku" putus Danar,tanpa kompromi dengan Gendis.
Tapi Gendis hanya diam saja dengan keputusan Danar. Gendis malas berdebat.
"Setelah menikah nanti baru kita akan membicarakan tentang kita,akan seperti apa nantinya,apa yang aku inginkan dan yang kamu inginkan" jelas Danar lagi. sepertinya Danar sudah mulai menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga,sampai-sampai dari tadi dia yang selalu memutuskan segala galanya.
"Baiklah,," jawab Gendis singkat.
Kemudian keduanya turun dari balkon menuju Kembali keruangan pesta. Masih banyak keluarga yang menikmati jamuan.
Gendis gak berselera untuk makan dan mencoba macam-macam menu. Dia berharap acara cepat selesai seluruh tamu pulang dan dia ingin segera istirahat saja.
Gendis menghampiri ibu Danar,berusaha untuk mendekatkan diri,apalagi Gendis suka dengan ibu Danar yang baik dan ramah.
"Gimana Bu,,hidangannya?" tanya Gendis kemudian.
"Luar biasa sekali nak,ibu kamu pandai sekali memasak" puji ibu Danar menyantap kue terakhir yang ada dipiring kecilnya.
"Ibu bahagia,ibu senang sekali Danar memilih calon istri yang sesuai dengan kriteria ibu. Dari melihat wajahnya saja ibu sudah bisa membaca,kalau kamu gadis yang baik"
Gendis tersenyum dan menundukkan kepalanya.
"Keluarga kamu juga baik" jelas ibu Danar lagi.
"Trimakasih Bu,,ibu dan bapak juga baik sekali. Sangat ramah juga"
"Ibu jadi gak sabar,,pokoknya nanti kalau sudah menikah dengan Danar,ibu boyong setiap hari kerumah biar ibu ada temennya"
Gendis lagi lagi tersenyum mendengar kelakar ibunya Danar.
Beberapa jam kemudian keluarga Danar berpamitan. Begitu juga dengan keluarga Gendis yang sudah mulai meninggalkan rumah Gendis satu persatu.
Gendis menyempatkan beristirahat dikamar setelah keadaan rumah sudah sepi dan rapi kembali. Tubuhnya terasa lelah,dan dia ingin sekali segera tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Jell_bobatea
Keren abis! 👍
2023-09-18
2