bab 4 Lamaran

Keluarga Gendis sudah bersiap menyambut keluarga Danar yang akan datang melamar hari ini. Beberapa kerabat dari ayah dan ibu gendis sudah berkumpul,tidak banyak hanya keluarga inti. Rumah Gendis,terutama bagian ruang tamu sudah didekor meski sederhana tapi terlihat elegan sekali.

Ibu Gendis pun sudah menyiapkan menu prasmanan untuk jamuan para tamu undangan dan keluarga.

Gendis tampak cantik dengan kebayanya,kebaya etnik dengan model kutubaru. Wajahnya juga sudah selesai dirias oleh MUA terkenal.

"Cantik sekali keponakan Tante ini" tiba tiba Tante Mayang adik bungsu ibunya menghampirinya di kamar.

Gendis tersenyum malu.

"Rupanya diam diam keponakan Tante ini sudah punya calon,bisa-bisanya gak cerita sama Tante yaa,padahal kamu selalu cerita apa aja sama Tante. Hemmmm mulai deh udah gak mau lagi cerita sama Tante" berondong Tante Mayang dengan pertanyaan-pertanyaan menyudutkan.,Bukan Mayang tidak tahu kalau keponakannya itu dijodohkan,tapi Mayang memang sengaja ingin menggodanya.Dan itu adalah hal yang biasa karena Gendis dan tantenya Mayang itu sangatlah dekat. Tantenya itu sudah menikah tetapi belum dikaruniai seorang anak,dan usia mereka berdua juga tidak terlalu jauh makanya mereka bisa dekat sekali.

Gendis hanya tersenyum kala mendengar ocehan tantenya itu.

Selesai berdandan MUA berpamitan,tinggallah Gendis dan Mayang di dalam kamar.

"Kenapa mau dijodohkan?" tanya Mayang tiba tiba.

Gendis menatap Mayang dan tersenyum.

"Gak papa Tante,cuman percaya aja kalau jodoh aku sudah datang"

"Tapi kan kamu gak kenal dia,apa kamu dipaksa dengan ayah dan ibumu?" Mayang bertanya menyelidik,sungguh dia gak tega melihat keponakannya itu.

"Enggak,,ya ayah ibu beritahu aku kalau akan dijodohkan ya sudah,,hanya berdebat kecil saja" jelas Gendis lagi.

"Ayah dan ibumu itu memang kolot" gerutu Mayang geram.

"Aku hanya ingin berbakti Tante,menjadi anak yang baik buat mereka"

"Ya memang bagus niat kamu itu,tapi perasaan kamu gimana? Berharap nanti bakal cinta sembari menjalani rumah tangga?" dan calon kamu sendiri gimana? iya kalau dia bisa cinta sama kamu" Tante Mayang memberikan pandangan kepada Gendis.

"Terus harus dibatalin gitu?" tanya Gendis kemudian.

"Bukan begitu,harusnya jangan cepat ambil keputusan,bisa kan kalian pendekatan dulu"

"Ya,tapi keluarga Danar ingin anaknya cepat menikah".

"Iya,,tapi kamu berhak meminta waktu kan?"

"Tante,sebenarnya orang tua Danar gak tau kalau aku dan Danar itu gak pernah pacaran,jadi pihak yang menjodohkan itu hanya dari pihak ayah dan ibu,dan permintaan Danar. Orang tua Danar mengira kami itu sudah berpacaran lama" jelas gendis akhirnya dengan detail.

"Kok bisa begitu? Danar berbohong dengan kedua orang tuanya?" Tante Mayang merasa bingung dengan yang terjadi sebenarnya.

"Entahlah,,aku hanya mengikuti ceritanya aja" jawab Gendis.

"Yaa,semoga Danar benar benar menginginkan pernikahan ini,gak mempermainkanmu . Gak terima Tante kalau dia menyakitimu"

" Tanteeee jangan berpikir seperti itu dong,,jadi ngeri aku membayangkan" Gendis tampak gak suka dengan kata kata Tantenya tadi.

"Ya,Tante akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu" kata Tante Mayang akhirnya.

Ibu Endang,muncul dari balik pintu.

"Sudah siap? Ayo keluar keluarga Danar sudah datang tu" kata ibu memberitahu sambil membantu Gendis berdiri dan menggandengnya keluar kamar. Tante Mayang juga segera mengiringi Gendis dari sisi yang satunya. Jadilah Gendis diapit oleh ibu dan tantenya.

Sampai di ruangan tamu yang sudah disulap cantik itu terlihat keluarga Danar sudah duduk dengan rapi,Danar duduk diantara kedua orang tuanya sedang menatapnya.

Gendis menundukkan wajahnya karena gak ingin beradu pandang dengan Danar. Gendis duduk diantara kedua orang tuanya dan mereka saling berhadapan antara keluarga Gendis dan Danar.

Juru bicara Danar seorang lelaki tua yang mungkin sesepuh dikeluarga Danar mulai membuka pembicaraan dan menyampaikan niat kedatangannya mewakili keluarga Danar untuk melamar Gendis.

Dan keluarga Gendis juga membalas seorang perwakilan dari keluarganya yang tak lain adalah paman Gendis mulai berbicara.

Setelah saling memperkenalkan keluarga masing masing melalui perwakilan acara inti pun dimulai.

Pembawa acara memanggil nama Danar dan Gendis untuk berdiri,begitu juga ibu Danar. Mereka berdiri berdampingan kemudian ibu Danar menyematkan sebuah cincin dijari manis Gendis setelah itu memberi pelukan dan ciuman pada Gendis dengan penuh kasih sayang.

"Ibu bahagia bakal punya menantu cantik dan baik seperti nak Gendis " bisik ibu Danar ditelinga Gendis. Gendis tersenyum mendengarnya.

Acara inti selesai kemudian keluarga Gendis pun menjamu para tamu untuk menyantap hidangan yang sudah disediakan dimeja prasmanan.

Saat keluarga sibuk mengambil makanan dan makan,Danar dan Gendis sedang berada dibalkon yang ada di lantai atas rumah Gendis. Entah kenapa mereka ada disana yang pasti tadi tiba-tiba Danar menggandengnya keatas sana. Gendis merasa aneh,seolah olah Danar tahu seluk beluk rumahnya.

"Kamu bahagia kita seperti ini?" tanya Danar saat mereka sudah sampai dibalkon.

"Kenapa tanya seperti itu? Bukannya ini keinginan mas Danar? Harusnya saya yang bertanya apa mas bahagia?" Kalau saya hanya menjalankan keinginan orang tua,saya hanya ingin berbakti kepada mereka,percuma saya berdebat dengan mereka,saya hanya akan menjadi anak yang berdosa karena membantah mereka" jelas Gendis panjang.

"Ya ini keinginan saya,tapi saya terpaksa demi memenuhi keinginan orang tua"

"Yang saya sesali satu saja,kenapa mas Danar harus memilih saya,akibatnya akan panjang sebenarnya,harus hidup dengan orang yang gak kita cintai dan asing. Tapi saya akan jalani dengan bismilah"

"Karena waktu itu ayahmu bercerita soal kamu,dan baiklah aku gak perlu repot mencari-cari lagi,maka ku putuskan untuk melamar kamu saja"

"Ya itulah,,,itu sama saja mas Danar menjatuhkan beban kepada saya,mas memaksa keinginan mas" .

"Maaf,tapi itu sudah keputusanku dan orang tuamu menyetujuinya" jawab Danar.

"Apakah kalian membuat kesepakatan atau apa itu namanya?" tuding Gendis.

"Jangan berpikiran seperti itu,ayahmu dan aku gak melakukan apa apa tidak ada perjanjian,tidak ada kesepakatan"

Gendis menghela nafas panjang,dan hatinya sedikit tenang orang tuanya benar menjodohkannya tanpa ada embel embel lain atau istilah kasarnya,ayahnya sudah menjualnya pada Danar.

"Dan aku memutuskan kita menikah seminggu lagi setelah acara lamaran ini,setelah menikah kamu akan tinggal bersamaku di rumahku" putus Danar,tanpa kompromi dengan Gendis.

Tapi Gendis hanya diam saja dengan keputusan Danar. Gendis malas berdebat.

"Setelah menikah nanti baru kita akan membicarakan tentang kita,akan seperti apa nantinya,apa yang aku inginkan dan yang kamu inginkan" jelas Danar lagi. sepertinya Danar sudah mulai menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga,sampai-sampai dari tadi dia yang selalu memutuskan segala galanya.

"Baiklah,," jawab Gendis singkat.

Kemudian keduanya turun dari balkon menuju Kembali keruangan pesta. Masih banyak keluarga yang menikmati jamuan.

Gendis gak berselera untuk makan dan mencoba macam-macam menu. Dia berharap acara cepat selesai seluruh tamu pulang dan dia ingin segera istirahat saja.

Gendis menghampiri ibu Danar,berusaha untuk mendekatkan diri,apalagi Gendis suka dengan ibu Danar yang baik dan ramah.

"Gimana Bu,,hidangannya?" tanya Gendis kemudian.

"Luar biasa sekali nak,ibu kamu pandai sekali memasak" puji ibu Danar menyantap kue terakhir yang ada dipiring kecilnya.

"Ibu bahagia,ibu senang sekali Danar memilih calon istri yang sesuai dengan kriteria ibu. Dari melihat wajahnya saja ibu sudah bisa membaca,kalau kamu gadis yang baik"

Gendis tersenyum dan menundukkan kepalanya.

"Keluarga kamu juga baik" jelas ibu Danar lagi.

"Trimakasih Bu,,ibu dan bapak juga baik sekali. Sangat ramah juga"

"Ibu jadi gak sabar,,pokoknya nanti kalau sudah menikah dengan Danar,ibu boyong setiap hari kerumah biar ibu ada temennya"

Gendis lagi lagi tersenyum mendengar kelakar ibunya Danar.

Beberapa jam kemudian keluarga Danar berpamitan. Begitu juga dengan keluarga Gendis yang sudah mulai meninggalkan rumah Gendis satu persatu.

Gendis menyempatkan beristirahat dikamar setelah keadaan rumah sudah sepi dan rapi kembali. Tubuhnya terasa lelah,dan dia ingin sekali segera tidur.

Terpopuler

Comments

Jell_bobatea

Jell_bobatea

Keren abis! 👍

2023-09-18

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 dijodohkan
2 bab 2 bertemu Danar
3 bab 3 Danar meminta nomor telpon Gendis
4 bab 4 Lamaran
5 bab 5 diundang makan siang Danar
6 bab 6 diundang kerumah calon mertua
7 bab 7 Hari pernikahan
8 bab 8 malam pertama mendengar dengkuran
9 bab 9 Danar membujuk Gendis untuk keluar rumah
10 bab 10 Gendis menunggu
11 bab 11 akhirnya pulang ke rumah sendiri
12 bab 12 janji yang batal
13 bab 13 Danar semakin marah pada Gendis
14 bab 14 Gendis kedatangan Lalita
15 bab 15 berkunjung kerumah mertua
16 bab 16 Danar semakin membenci Gendis
17 bab 17 menasehati Danar
18 bab 18 Gendis ingin mengubah Danar
19 bab 19 Danar bingung dengan sikap Gendis
20 bab 20 Lalita cemburu
21 bab 21 Danar bimbang
22 bab 22 Tak di anggap
23 bab 23 melihat Gendis di Mall
24 bab 24 rasa Gendis
25 bab 25 si paling salah dan jahat
26 bab 26 nasehat Danar pada Lalita
27 bab 27 orang tua Danar bertanya soal kehamilan
28 bab 28 Danar bersitegang dengan ayahnya
29 bab 29 Gendis berharap Danar berubah pikiran
30 bab 30 Lalita ke kantor Danar
31 bab 31 Lalita cemburu
32 bab 32 Ibu Danar curiga
33 bab 33 Danar menyesal
34 bab 34 Danar sakit dan manja
35 bab 35 trauma Danar
36 bab 36 terungkap
37 bab 37 Danar harus dirawat di rumah sakit
38 bab 38 perhatian Danar untuk Gendis
39 bab 39 kedatangan Lalita di rumah sakit
40 bab 40 hati Gendis yang sedikit terbuai
41 bab 41 dokter Indri menemui Gendis
42 bab 42 dua sisi sifat Danar
43 bab 43 pulang
44 bab 44 murkanya ibu Danar
45 bab 45 Danar tidak berubah
46 bab 46 Rencana jahat Danar
47 bab 47 Danar dan Lalita tidak punya perasaan
48 bab 48 Danar mencari cari masalah
49 bab 49 Danar mengantar Gendis
50 bab 50 Danar menyusul Gendis
51 bab 51 program kehamilan
52 bab 52 ke dokter obgyn
53 bab 53 Gendis cemburu
54 bab 54 memberitahu orang tua Danar
55 bab 55 belajar mesra
56 bab 56 ciumam pertama Gendis
57 bab 57 malam pertama yang gagal
58 bab 58 akhirnya Gendis pasrah juga
59 bab 59 ketakutan Gendis
60 bab 60 diajak nonton konser
61 bab 61 bersitegang
62 bab 62 hanya peran
63 bab 63 cemburu tanpa alasan
64 bab 64 sikap yang labil
65 bab 65 hari terakhir bulan madu
66 bab 66 ajari aku jatuh cinta Gendis
67 bab 67 berbincang seru
68 bab 68 mengantar oleh oleh
69 bab 69 Cakra dan Danar bekerja sama
70 bab 70 Gendis hamil
71 bab 71 cek kedokter
72 bab 72 gangguan Lalita
73 bab 73 apakah rasa itu ada
74 bab 74 foto Danar dan Lalita
75 bab 75 penjelasan Danar
76 bab 76 melihat Cakra dan Lalita berdua
77 bab 77 menyelidik Cakra dan Lalita
78 bab 78 Lalita memohon bertemu dengan Gendis
79 bab 79 rencana jahat Lalita dan cakra
80 bab 80 saling percaya
81 bab 81 mengikut permainan
82 bab 82 ancaman Lalita
83 bab 83 Gendis dibawa ke kantor
84 bab 84 bilang cinta saja susah
85 bab 85 pesan dari Cakra
86 bab 86 merayu Gendis
87 bab 87 tunggu aku
88 bab 88 Gendis menangis
89 bab 89 tetap menunggu
90 bab 90 Danar pulang
91 bab 91 aku itu rindu
92 bab 92 kegelisahan Gendis
93 bab 93 pertemuan Danar dan Cakra
94 bab 94 rencana yang gagal
95 bab 95 Cinta Sederhana
96 bab 96 Cakra mendatangi Gendis
97 bab 97 Suasana Baru di Tempat Baru
Episodes

Updated 97 Episodes

1
bab 1 dijodohkan
2
bab 2 bertemu Danar
3
bab 3 Danar meminta nomor telpon Gendis
4
bab 4 Lamaran
5
bab 5 diundang makan siang Danar
6
bab 6 diundang kerumah calon mertua
7
bab 7 Hari pernikahan
8
bab 8 malam pertama mendengar dengkuran
9
bab 9 Danar membujuk Gendis untuk keluar rumah
10
bab 10 Gendis menunggu
11
bab 11 akhirnya pulang ke rumah sendiri
12
bab 12 janji yang batal
13
bab 13 Danar semakin marah pada Gendis
14
bab 14 Gendis kedatangan Lalita
15
bab 15 berkunjung kerumah mertua
16
bab 16 Danar semakin membenci Gendis
17
bab 17 menasehati Danar
18
bab 18 Gendis ingin mengubah Danar
19
bab 19 Danar bingung dengan sikap Gendis
20
bab 20 Lalita cemburu
21
bab 21 Danar bimbang
22
bab 22 Tak di anggap
23
bab 23 melihat Gendis di Mall
24
bab 24 rasa Gendis
25
bab 25 si paling salah dan jahat
26
bab 26 nasehat Danar pada Lalita
27
bab 27 orang tua Danar bertanya soal kehamilan
28
bab 28 Danar bersitegang dengan ayahnya
29
bab 29 Gendis berharap Danar berubah pikiran
30
bab 30 Lalita ke kantor Danar
31
bab 31 Lalita cemburu
32
bab 32 Ibu Danar curiga
33
bab 33 Danar menyesal
34
bab 34 Danar sakit dan manja
35
bab 35 trauma Danar
36
bab 36 terungkap
37
bab 37 Danar harus dirawat di rumah sakit
38
bab 38 perhatian Danar untuk Gendis
39
bab 39 kedatangan Lalita di rumah sakit
40
bab 40 hati Gendis yang sedikit terbuai
41
bab 41 dokter Indri menemui Gendis
42
bab 42 dua sisi sifat Danar
43
bab 43 pulang
44
bab 44 murkanya ibu Danar
45
bab 45 Danar tidak berubah
46
bab 46 Rencana jahat Danar
47
bab 47 Danar dan Lalita tidak punya perasaan
48
bab 48 Danar mencari cari masalah
49
bab 49 Danar mengantar Gendis
50
bab 50 Danar menyusul Gendis
51
bab 51 program kehamilan
52
bab 52 ke dokter obgyn
53
bab 53 Gendis cemburu
54
bab 54 memberitahu orang tua Danar
55
bab 55 belajar mesra
56
bab 56 ciumam pertama Gendis
57
bab 57 malam pertama yang gagal
58
bab 58 akhirnya Gendis pasrah juga
59
bab 59 ketakutan Gendis
60
bab 60 diajak nonton konser
61
bab 61 bersitegang
62
bab 62 hanya peran
63
bab 63 cemburu tanpa alasan
64
bab 64 sikap yang labil
65
bab 65 hari terakhir bulan madu
66
bab 66 ajari aku jatuh cinta Gendis
67
bab 67 berbincang seru
68
bab 68 mengantar oleh oleh
69
bab 69 Cakra dan Danar bekerja sama
70
bab 70 Gendis hamil
71
bab 71 cek kedokter
72
bab 72 gangguan Lalita
73
bab 73 apakah rasa itu ada
74
bab 74 foto Danar dan Lalita
75
bab 75 penjelasan Danar
76
bab 76 melihat Cakra dan Lalita berdua
77
bab 77 menyelidik Cakra dan Lalita
78
bab 78 Lalita memohon bertemu dengan Gendis
79
bab 79 rencana jahat Lalita dan cakra
80
bab 80 saling percaya
81
bab 81 mengikut permainan
82
bab 82 ancaman Lalita
83
bab 83 Gendis dibawa ke kantor
84
bab 84 bilang cinta saja susah
85
bab 85 pesan dari Cakra
86
bab 86 merayu Gendis
87
bab 87 tunggu aku
88
bab 88 Gendis menangis
89
bab 89 tetap menunggu
90
bab 90 Danar pulang
91
bab 91 aku itu rindu
92
bab 92 kegelisahan Gendis
93
bab 93 pertemuan Danar dan Cakra
94
bab 94 rencana yang gagal
95
bab 95 Cinta Sederhana
96
bab 96 Cakra mendatangi Gendis
97
bab 97 Suasana Baru di Tempat Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!