Pintu ruangan Danar terdengar diketuk dari luar.
"Masuk,," perintah Danar.
Kemudian pintu terbuka dan masuklah seorang pria setengah baya yang tak lain adalah Ayah Gendis.
"Ada apa nak Danar memanggil ?" tanya Ayah Gendis sopan.
"Maaf,,saya lupa menanyakan nomor telpon Gendis,bisa saya minta sama bapak?" tanya Danar.
"Oh bisa nak" jawab Ayah Gendis sambil mengeluarkan ponsel dari saku celananya,kemudian mulai mencari kontak putrinya Gendis. Setelah menemukan ayah Gendis yang bernama bapak Haryo mengirim ke nomor ponsel Danar.
"Sudah saya kirimkan ke nomor nak Danar" kata pak Haryo memberitahu.
Danar mengecek ponselnya.
"Oh iya pak,trimakasih" ucap Danar
"Kalau begitu saya kembali keruangan saya lagi nak Danar"
"Silahkan pak" jawab Danar. Pak Haryo pun segera berlalu meninggalkan ruangan Danar.
Danar segera menyimpan nomor ponsel Gendis dikontak nya.
"Gendis,,,nama yang cantik" gumam Danar.
Tiba tiba pintu ruangan Danar terbuka dengan kasar,Danar spontan menatap kearah pintu dan ternyata muncullah Lalita pacar Danar,wajahnya tampak sedang menahan amarah,dan Danar hanya menanti apa yang akan Lalita perbuat.
"Danar,,apa benar kabar yang aku dengar?" tanya Lalita kasar. Danar mengerutkan keningnya karena gak tahu maksud pertanyaan Lalita.
"Kabar apa?" tanya Danar kemudian.
"Kamu akan menikah? Dengan siapa? "
"Siapa yang memberitahumu?"
"Aku tadi bertemu ibu kamu di butik,dan ibu kamu memintaku untuk menjauhi mu,ibumu bilang kalau kamu akan menikah dengan seorang wanita yang katanya itu pacar kamu,benarkah itu Danar?" jelas Lalita dengan emosinya.
"Kamu gak pernah cerita soal itu,apa kamu tutupi selama ini? kamu selingkuh?"
"Tega kamu Danar,,aku sudah setia selama ini sama kamu,aku bersedia menunggu sampai orang tuamu merestui kita,tapi apa sekarang? Kamu akan menikah dengan wanita lain?" Lalita semakin memojokkan Danar dengan tudingan tudingannya.
"Lalita sayang,,,dengarkan aku,duduklah disini" pinta Danar berusaha menenangkan kekasihnya itu. Danar menuntun Lalita menuju ke sofa dan mereka duduk berhadapan.
"Dengarin aku sayang,,aku akan jelaskan"
"Yaa,apa yang dikatakan ibuku kekamu itu benar,aku akan menikah dengan wanita lain. Maaf aku belum sempat memberitahumu"
"Apa Danar??? Kamu tega Danar,,kenapa kamu berbohong? Kamu khianati aku" Lalita mulai histeris. Dan Danar mencoba menenangkan Lalita.
"Sayang,,dengar dulu,diam lah dulu. Lalita,,aku hanya menjalankan apa yang orang tuaku minta,mereka gak setuju dengan hubungan kita,tapi mereka minta aku segera menikah,akhirnya aku memutuskan untuk menikahi wanita lain. Tapiiii bukan berarti aku akan meninggalkan kamu,aku gak mencintai wanita itu,aku juga baru mengenalnya" jelas Danar panjang pada Lalita.
"Meski nanti aku menikah dengannya hubungan kita tetap berjalan,kamu akan tetap menjadi kekasihku,menjadi wanita satu-satunya dalam hidupku" Danar menyakinkan Lalita.
"Tapi Danar,aku tetap merasa cemburu,memang hatimu milikku,tapi ragamu selalu bersama dia"
"Aku akan sering menemui mu,kita tetap seperti sedia kala,gak ada yang berubah. Gak akan ada yang bisa melarang ku untuk menemuimu,sekalipun dia"
"Kenapa kamu gak mau berusaha Danar untuk hubungan kita?" tanya Lalita kemudian dan mulai sesenggukan menahan tangisnya.
"Aku gak bisa Lalita,orang tuaku keras apalagi memang dari awal mereka gak menyukaimu,terutama penampilanmu" jelas Danar terus terang.
"Ada apa dengan penampilanku?,aku berpenampilan layaknya seorang wanita,aku berpakaian seksi,terbuka karena aku menyukainya" Lalita berusaha membela diri.
"Kamu menyukainya,aku juga tapi orang tuaku sangat membencinya Lalita"
"Kenapa kuno sekali mereka?" cibir Lalita.
Danar menghela nafas merasa perkataan Lalita gak sepenuhnya benar. Mereka hanyalah orang orang yang menjaga adat ketimurannya.
"Sudahlah sayang,kamu gak perlu khawatir. Dia gak akan bisa menyingkirkan kamu dari hatiku. Dan aku rasa dia juga gak mencintaiku" Danar berusaha menenangkan Lalita lagi. Tangannya membelai lembut pipi Lalita.
"Siapa nama gadis itu?" tanya Lalita kemudian.
"Gendis" jawab Danar singkat.
"Hemmm,baiklah aku percaya sama kamu,dan aku mohon berjanjilah padaku,kamu gak akan pernah jatuh cinta dengan dia" Lalita memohon pada Danar.
" Iya sayang,aku janji" jawab Danar.
Lalita pun tersenyum mendengar janji Danar.
"Kita makan siang yuk" ajak Lalita kemudian.
"Hemmm baiklah,tapi kamu keluarlah lebih dulu dan tunggu aku dibawah" perintah Danar.
"Kenapa?"
"Gak apa apa,aku masih ada pekerjaan sedikit lagi,dari pada kamu jenuh menungguku lebih baik kamu tunggu saja aku dibawah,di lobby"
"Emm,,oke,," jawab Lalita. sebelum keluar dari ruangan Danar Lalita memberikan ciuman terlebih dulu dibibir Danar.
Danar sengaja meminta Lalita untuk menunggunya dibawah,karena dia gak ingin terlihat berjalan berdua didepan ayahnya Gendis.
Tapi entahlah apakah Ayah Gendis tahu atau tidak kalau Lalita itu kekasihnya,karena pasalnya Lalita sering sekali mengunjunginya di kantor.
Beberapa menit kemudian Danar turun menemui Lalita. Bergegas mereka menaiki mobil yang sudah tersedia di halaman kantor. Danar mulai mengemudikan mobilnya di jalanan yang tampak ramai,karena memang ini adalah jam makan siang para pekerja.
Selesai makan siang Danar kembali kekantor. Ternyata di dalam ruangannya sudah menunggu pak Haryo ayah Gendis.
"Maaf,bapak ada perlu sama saya?" tanya Danar kemudian setelah mendekat kearah ayah Gendis.
"Maaf kalau saya lancang masuk ke ruangan nak Danar tanpa ijin. Saya hanya ingin memberitahu kepada nak Danar,kalau nanti nak Danar sudah menjadi suami dari anak saya Gendis,saya mohon sekali nak Danar untuk benar-benar menjaganya,mencintainya,menghargainya dan jangan menduakannya" jelas Ayah Gendis tiba- tiba,tampak ada kekhawatiran diraut wajah tua itu.
"Saya tahu nak Danar masih berhubungan dengan gadis itu. Saya harap nak Danar menikahi anak saya bukan untuk menghindari tuntutan kedua orang tua nak Danar,dan nak Danar pun sudah berjanji pada saya waktu itu akan benar-benar menjaga anak saya"
Danar tersenyum
"Pak Haryo jangan khawatir,saya akan menjaga anak bapak dengan baik" jelas Danar kemudian.
"Trimakasih nak Danar,dan saya harap nak Danar pegang kata- kata nak Danar "
"Pasti pak"
Kemudian pak Haryo berpamitan keluar dari ruang kerja Danar.
Danar menyandarkan punggungnya kekursi kerjanya,pikirannya mulai melayang kepada dua wanita yaitu Lalita dan Gendis,dan kali ini ditambah dengan tuntutan ayah Gendis.
Danar teringat pada nomor ponsel Gendis,entah kenapa dia ingin menghubunginya. Danar meraih ponsel yang tergeletak begitu saja diatas meja kerjanya. lalu dia membuka aplikasi hijau dan mencari kontak Gendis.
Danar menekan nomor Gendis saat sudah menemukannya. Sekilas dia melihat foto profil yang terpampang.
"Hemm,,memang cantik" gumam Danar. Tapi dia buru- buru menepis perasaannya.
Danar mengetikkan pesan
*Simpan nomor aku Danar*
Hanya itu yang Danar ketikkan. Dan langsung mendapat balasan dari Gendis.
*oke*
Ya hanya itu kalimat yang mereka kirimkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Tít láo
Menghidupkan imajinasi
2023-09-17
2