Tumbal Selanjutnya Adalah ....

"KAMI HANYA INGIN TAU! SIAPA TUMBAL UJIAN TAHUN INI?!" Teriak Bima. Suara itu membuat seluruh murid SMA GAIB RENGGANI, berhamburan di lapangan mengelilingi Jini dan teman-temannya.

Wajar saja! Mereka semua adalah arwah penasaran yang tak menuntaskan Ujian Nasional mereka. Mendengar mitos 'Tumbal Ujian' yang di ucapkan Bima. Menarik mereka sebagai panggilan penyebab kematian mereka semua.

Jini mulai mual tak karuan hingga memuntahkan makanannya beserta cairan asam lambung yang menghijau dari dalam perutnya. Rafa pun ikut mual karna mencium aroma bangkai yang pekat di hidungnya. Arian tetap menundukkan kepalanya. Sedangkan Jovan dan Bima masih sama tak merasakan apapun.

"JANGAN SAKITI KAMI! KAMI HANYA INGIN TAU!" Teriak Bima lagi.

Sungguh aneh! Mengapa mereka tak bersuara dan mengganggu Jovan? Atau pun menampakkan diri di hadapan Bima.

Ruh Indah yang berada di dalam botol itu, terus menerus memberikan isyarat agar Jini dan teman-temannya menjauhi sekolah gaib itu. Namun ia terlalu jauh dari Jini dan teman-temannya.

***

"Huueeghhh! Huueeeghh!" Jini terus muntah hingga tubuhnya merasa lemas.

"Hhuuueeghh!" Rafa pun ikut mual tak karuan.

"Yan! Rafa sama Jini kenapa?" Tanya Bima.

"Mereka semua terlalu dekat sama kita!" Jawab Arian tertunduk.

"Dimana? Kok gua ga denger apa-apa" Jovan memegangi pundak Rafa.

"mereka semua ada di lapangan ini! Mending kita balik!" Ucap Arian menoleh ke arah Bima namun ia menundukkan kepalanya kembali karna melihat begitu banyak wajah menyeramkan di belakang Bima.

"Berdoa aja semuanya!" Ucap Rafa.

"Ga bisa! Gua ga kuat!" Jini berjalan mendekati Arian dan mengajaknya untuk pulang.

"Jadi ini gimana?!" Bentak Bima.

"Gua juga ga kuat Bim! Bau banget!" Rafa pun ikut berjalan sambil mual mengikuti Arian dan Jini.

Bima dan Jovan yang tak merasakan gangguan apapun, mulai melakukan hal yang tak sesuai dengan rencana mereka.

"Emang lu denger apa Jo?!"

"Ga ada! Suer! Ga ada apa-apa!"

"KALO KALIAN ADA DISINI! TUNJUKIN DIRI KALIAN KE KAMI!" Teriak Bima lagi. Seperti biasanya Bima memang tak takut pada hal gaib sejenis itu.

Namun ribuan makhluk tak kasat mata itu malah menghimpit mereka di tengah lapangan sambil berdesakan disana. Bima dan Jovan tak melihat atau merasakannya.

"Tumbal selanjutnya adalah kalian" bisik sosok wanita menyeramkan di sebelah Jovan.

Jovan membulatkan matanya.

"AAAAARRRGGHHHH! BALIK BIM! BALIK! BALIK ANJIRRRR! ASTAGHFIRULLAH! ASTAGHFIRULLAH! ISTIGHFAR BIM! BALIK! ASTAGHFIRULLAH!" Teriak Jovan berlari meninggalkan Bima di lapangan. Bima yang melihat Jovan ketakutan, juga ikut berlari mengejar Jovan.

Kaki Jovan begitu cepat melangkah, hingga ia mendahului Arian, Rafa dan Jini. Bima yang tertinggal di belakang, malah di kejar oleh ribuan murid SMA GAIB RENGGANI. Saat seluruh murid itu memasuki koridor sekolah, Bima mulai merasakan ada sesuatu yang mengejarnya di belakang. Bima pun menoleh ke belakangnya sambil terus berlari mengejar Jovan.

Betapa terkejutnya ia, ini adalah setan terbanyak dan terseram yang pernah ia lihat. Mereka semua berterbangan menuju ke Bima dan teman-temannya. Dengan secepat kilat Bima menambah kecepatannya.

"ASTAGHFIRULLAH! ASTAGHFIRULLAH! JO! ANJING LU! TUNGGUIN GUA! ASTAGHFIRULLAH!" Teriak Bima.

Arian, Rafa dan Jini yang mendengar teriakan Bima, sontak menoleh ke arah Bima yang berada di belakang. Arian melihat semua murid itu mengejar Bima. Arian menarik Jini dan mengajaknya keluar dari sekolah. Mereka semua segera berlari memasuki Bus sekolah dan menutup seluruh pintunya dengan rapat. Supir bus pun terkejut melihat mereka semua begitu panik.

"Jalan aja pak! Kami murid terakhir! Di sekolah ga ada lagi!" Teriak Bima sambil mengatur nafasnya. Bus pun langsung berjalan dengan santainya.

"Motor kalian gimana?" Tanya Jini yang mengingat bahwa Jovan, Bima dan Arian yang membawa motor ke sekolah malah pulang naik bus.

"Besok aja!" Ucap Arian yang menoleh ke arah Jini di sebelahnya. Namun ia merasa terganggu dengan jendela bus yang berdebu. Ia segera mengusap dan membersihkannya. Seketika ia melihat seluruh murid SMA GAIB RENGGANI berada di belakangnya dari pantulan kaca jendela bus. Saat ia menoleh ke belakangnya, ia tak melihat apapun.

Arian memerhatikan sekitar mereka. Ia merasa bahwa yang baru saja ia lihat bukanlah halusinasi.

"Duhh! Gua mual lagi!" Ucap Jini kesal.

"Bajingan! Bau ******!" Kesal Rafa yang terus menerus mencium aroma bangkai.

Benar! Itu pertanda bahwa semua murid itu berada di dekat mereka. Mereka tak bisa bersembunyi dimana pun. Karna Jini bisa merasakannya dan Rafa bisa mengendusnya.

"Jin! Lu bawa minyak wangi?" Tanya Arian. Dengan segera Jini mengeluarkan minyak wangi miliknya dan memberikannya kepada Arian. Arian segera mengosongkan minyak wangi itu, karna ia hanya membutuhkan botolnya saja.

Arian mulai mencari-cari murid yang bersembunyi di bus itu. Ia berjalan mencarinya satu persatu. Namun ia cukup kesulitan mencarinya sendirian.

"Mereka ada di bus ini! Bantu gua cari mereka!" Perintah Arian. Bima, Jini, Rafa dan Jovan segera mencari mereka semua.

"Di samping supir!" Bisik Bima yang melihat asap tipis di sebelah supir.

"Masukin ke sini Bim!" Perintah Arian agar Bima menariknya masuk kedalam botol.

Bima segera membaca doa dan menariknya dengan cepat. Seketika botol minyak wangi itu di penuhi asap dan Arian segera menutupnya.

Bima memberikan botol itu kepada Arian. Namun saat ia memutar tubuhnya, Mata Bima membulat sempurna. Membuat Jini juga ikut memutar tubuhnya dan menyaksikan apa yang disaksikan oleh Bima.

Untuk pertama kalinya Jini melihat setan, dan untuk pertama kalinya ia merasakan ketakutan yang mampu membuat kakinya melemah. Hingga darahnya pun ikut membeku. Mata Jini ikut melebar menyaksikan ribuan makhluk tak kasat mata sedang bersiap menyerang mereka.

Hlup!

Bima menutup mata Jini. Ia tak membiarkan Jini menyaksikan hal yang menyeramkan itu.

Mereka semakin mendekat ke arah Jini dan teman-temannya. Semua wajah mengerikan itu menganga dan menunjukan wajah seakan bertingkah akan memakan mereka semua. Dada Jini berasa sesak dan sempit. Cela napasnya terhimpit akan rasa ketakutan

Mereka semakin mendekat!

10cm lagi mereka akan menyentuh Arian yang membelakangi mereka semua. Arian sengaja tak melihat kejadian yang membuat Jini dan Bima terkejut, begitu pula Rafa dan Jovan.

Seketika, ribuan makhluk itu menjadi kabut asap yang menghitam dan menghilang. Bus pun perlahan berhenti.

Mereka semua menyadari bahwa bus itu berhenti perlahan. Arian menoleh ke belakangnya, tidak terjadi apapun. Ia menoleh ke seluruh penjuru di dekatnya, ia juga tak menemukan apapun. Supir yang membawa mereka, ikut menghilang.

"Supirnya mana?!" Tanya Jovan. Hanya ada mereka berlima di dalam bus itu.

Apa yang terjadi pada mereka?

Kemana perginya makhluk mengerikan itu?

Mengapa mereka pergi?

***

Bukan nyawa yang kami cari Tetapi keadilan atas nyawa kami

~Anonim

Terpopuler

Comments

~•Aikuro saki©^®

~•Aikuro saki©^®

istifar tapi misyuuhh misyyuhhh😅🤣🤣

2024-01-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!