JANGAN DEKATI SEKOLAH KAMI!

Jini, Bima, Jovan, Arian dan Rafa sedang termenung di teras rumah Arian. Mereka memikirkan cara untuk membebaskan semua arwah yang terkurung di SMA GAIB RENGGANI.

"Hmmm, Sebenarnya tujuan mereka masuk ke gedung itu apa?!" Tanya Jini.

"Buat belajar!" Jawab Rafa.

"Kalo kita bebasin satu-satu, ga mungkin dong! Ada berapa banyak murid di gedung itu! Lagian cuma Arian yang bisa ngeliat mereka!" Bima pun ikut memutar otak untuk memecahkan masalah itu.

"Kayaknya ga bisa kayak gitu! Coba lu jadi salah satu dari mereka! Sebelum lu jadi tumbal ujian. Lu ga tau, lu bakalan mati! Lu bakal mikirin apa?!" Tanya Jini.

"Pastinya Ujian Nasional!" Ucap Arian.

"Lebih ke arah pengen! Bukan keharusan!" Jini membuat semuanya bingung.

"Ngomong apa sih lu?!" Tanya Bima.

"GUA TAU!" Teriak Jini.

Rafa dan Jovan terkejut mendengarnya.

"Tau apa?" Jovan mengusap dadanya.

"Mereka mau Ujian Nasional dengan nilai yang baik, trus dapet Ijazah!" Jini berteriak pasti.

"Mayoritas sih pasti kayak gitu" jawab Arian.

"Kita ajarin mereka belajar! Kita adain Ujian Nasional! Kita kasih mereka Ijazah! Biar mereka tenang!" Ucap Jini.

"Bisa sih! Tapi ga mudah Jin! Mereka kan arwah semua! Yang bisa liat murid-murid itu cuma Arian! Dan Arian juga ga bisa denger mereka" Ucap Bima.

"Kita semua! Bukan Arian doang! Kalo Arian ga bisa denger, ada Jo yang bisa bantu!" Ucap Jini.

"Trus gimana cara kita ngajar disana?! Kirim surat lamaran kerja gitu?!" Bima masih tetap pesimis dengan semua rencana gila yang ada di otak Jini.

Jini, Jovan, Arian dan Rafa kembali berpikir.

***

Ujian hari pertama. Mereka berlima menyelinap ke sekolah sejak subuh. Mereka menemukan satu informasi baru.

Gedung tinggi SMA GAIB RENGGANI, Muncul ketika sekolah SMA RENGGANI memiliki murid untuk belajar.

Jelas saja hari minggu lalu mereka ke tempat itu, dan tak mendapatkan gedung itu di tempatnya. Karna tak ada murid yang belajar di sekolah.

***

Jini membawa lonceng kecil. Ia meletakkannya di rerumputan sambil menghela nafasnya.

"Kak Indah! Mohon bantuannya! Ini buat kakak, silahkan ambil! Kalo ada informasi, kakak goyangin aja loncengnya. Kakak ga perlu nemuin kita buat ngomong. Jovan bisa denger kok, asal kakak goyangin dulu loncengnya, biar Jovan bisa fokus sama suara kakak. Mohon bantuannya!"

Indah mengambil lonceng itu, namun secara gaib. Lonceng itu menghilang, itu lah yang Jini, Jovan dan Rafa lihat.

"Oke kita tunggu info seluk beluk gedung itu!" Bima dan Arian membersihkan tangan mereka yang basah terkena rumput di pagi hari.

Seketika, Arian melihat 2 makhluk hitam tanpa wajah menyeret Indah dan mengajaknya masuk ke gedung itu. Mereka mengucapkan selamat jalan untuk Indah yang di tarik paksa ke dalam gedung itu.

***

Ujian Nasional pun selesai. Jini dan teman-temannya kembali ke sekolah menjadi murid SMA RENGGANI. Sebentar lagi mereka akan menjalani Ujian Kenaikan Kelas. Tak ada yang aneh tentang SMA GAIB RENGGANI. Lonceng milik Indah pun tak pernah terdengar. Aktivitas di dalam gedung itu sama persis dengan aktivitas yang ada di SMA RENGGANI. Tak ada informasi baru dari Indah.

Jini merasa bahwa Indah tetaplah menjadi seorang murid disana. Sehingga ia tak merasakan sesuatu yang tak wajar.

***

Ujian Kenaikan Kelas pun di mulai. Jini dan teman-temannya masih menunggu lonceng milik Indah di bunyikan. Namun hingga saat ini, Jovan tak mendengar apapun.

***

Hari ke-2 Ujian Kenaikan Kelas. Jini dan teman-temannya telah menyelesaikan Ujiannya. Mereka duduk di atas rumput lapangan di belakang sekolah. Arian memerhatikan gedung tinggi yang di sebut SMA GAIB RENGGANI itu. Murid dari sekolah itu sangat banyak. Ia tak bisa menemukan Indah di antara murid yang lain. Arian berpikir, berapa lama tradisi Tumbal Ujian ini telah berlaku? Jika mereka hanya mendapatkan 1 murid untuk tiap tahunnya. Tetapi murid yang mereka kumpulkan di sana benar-benar banyak.

***

Hari ke-3 Ujian kenaikan kelas. Arian menyelesaikan Ujian terlebih dahulu dari pada temannya yang lain. Arian membawa tasnya ke lapangan belakang sekolah. Ia menatap jendela gedung tinggi di hadapannya. Ia mencari sosok Indah, namun ia tak menemukannya. Ia mulai berpikir bahwa ada hal yang tak sesuai dengan rencananya dan teman-teman yang lain.

Jini, Bima, Jovan dan Rafa menyusul Arian.

"Jo! Coba lu denger! Ada suara Indah ga?" Perintah Arian panik. Jovan segera memfokuskan pendengarannya pada bunyi lembaran kertas yang ada di dalam gedung itu. Namun ia tak mendengar suara Indah. Jovan menggeleng.

"Raf! Coba lu cium bau darah segarnya Indah!" Perintah Arian. Rafa segera membuka masker dan filter penciumannya. Ia mulai mengendus, namun ia hanya mencium bau basah dari rerumputan. Rafa juga menggeleng.

"Emangnya kenapa sih?!" Tanya Jini heran.

"Gua ga bisa liat Indah di dalam gedung itu! Jo sama Rafa juga kehilangan jejak Indah! Ada yang ga beres!" Ucap Arian.

"Maksud lu Indah ilang?!" Bima lebih terkejut dengan dugaannya.

"Kayaknya mereka tau kita mau jadiin Indah mata-mata" ucap Jini.

***

Di waktu yang sama, tepat di atas mereka. Indah tengah berdiri di puncak gedung SMA GAIB RENGGANI. Ia bisa melihat seperempat Bumi dari atas gedung itu. 2 sosok hitam di belakangnya berniat untuk menjatuhkannya dari atas gedung. Tentunya Indah tidak akan mati, karna ia telah mengalaminya. Mereka hanya ingin menyiksa Indah, karna mereka tau. Sedikit luka pada ruhnya, akan memberikan sakit yang amat pada inangnya. Tentunya hal itu juga berlaku jika di alam kubur, metode penyiksaan atau pembalasan amal buruk seseorang. Mereka akan menyiksa ruh yang berada di bawah tanah tanpa henti. Tentu Inangnya lah yang akan merasakan kesakitan. Setelah inangnya kesakitan, mereka menyiksa ruhnya kembali.

Indah mendapat hukuman berat dari sekolah barunya itu. Ia telah di cap sebagai CURUT SMA GAIB RENGGANI.

Ia membuat kondisi sekolah barunya itu menjadi terancam akan informasi yang ia sampaikan kepada Jini dan teman-temannya.

Pandangan Arian tertutupi awan, ia tak bisa menemukan keberadaan Indah.

***

Hari ke-4 sekaligus hari terakhir Ujian Kenaikan Kelas. Jini dan teman-temannya berlari ke arah gedung belakang sekolah. Arian tak melihat gedung itu lagi. Gedung itu menghilang.

"Kok bisa hilang?! Kan masih ada murid yang masuk sekolah!" Teriak Jini tak percaya mendengar penjelasan Arian bahwa ia tak melihat gedung itu.

"Gua ga tau!"

"Tapi gua ngecium bau darah segar loh! Pekat banget baunya!" Ucap Rafa yang mengendus-endus area sekitarnya. Dengan segera Jovan melepas headsetnya. Ia memfokuskan pendengarannya.

"JANGAN DEKATI SEKOLAH KAMI!" suara wanita itu terngiang di telinga Jovan. Perlahan, suaranya bertambah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!