DTSI 15

"Kalian mau nginep berapa hari dirumah ibu?" Yayuk, kakaknya Wandi ikut duduk diruang tamu dengan ibu dan iparnya.

"Dua hari, mbak. Tapi nanti aku tanya lagi ke mas Wandi." Sahut Irma dengan senyum merekah.

"Oh, kirain sampai lusa. Nanti obrolin lagi sama Wandi, ajak pulang Kamis sekalian saja. Kita sewa travel, gak usah naik bis." Sambung Yayuk dengan gaya santainya.

"Mas Wandi kan naik motor, mbak. Jadi kita pulangnya boncengan saja. Karena mau mampir di Mojokerto dulu, kerumah budhe." Balas Irma yang memang memiliki rencana untuk mampir kerumah budhenya, karena ada sesuatu yang akan dia ambil.

"Oh, yasudah. Aku tak naik bis saja sama anak anak." Balas Yayuk yang sedikit kecewa, karena rencananya untuk menyewa mobil gagal, dan tak bisa menyombongkan dirinya pada tetangganya yang ada di Surabaya.

"Kamu masih kerja, Ir?" Tanya Bu Yati, yang sedari tadi hanya diam saja menyimak obrolan anak dan menantunya.

"Masih, Bu. Sekarang aku kerja di gudang beras. Bantu bantu pak lek." Sahut Irma jujur apa adanya.

"Gudang beras?

Memang kamu kerja sebagai apa, disana kan berat berat pekerjaannya?" Bu Yati menatap menantunya dengan kening berkerut.

"Cuma bagian ngawasin saja kok, Bu. Sama ngitung gaji para kuli panggul. Jam lima sore sudah pulang. Gajinya lumayan, sehari dikasih seratus lima puluh sama pak lek." Sahut Irma dengan senyum sumringah dan tangannya mengambil kue yang terhidang di meja.

"Wah banyak juga ya, kamu harus pintar nyimpen uang, Ir. Biar kalian bisa cepat beli rumah sendiri, tidak terus ngontrak. Ibu yakin, kamu sama Wandi pasti bisa, karena kalian sama sama kerja dan punya penghasilan yang lumayan. Tidak salah Wandi lebih memilih kamu, karena kamu bukan perempuan yang cuma ngandelin uang suami saja. Gak kayak si Ningsih itu. Bisanya cuma protes dan ngabisin uang suami. Sampai sampai mereka tidak punya apa apa selama mereka menikah." Sahut Bu Patmi panjang lebar dengan bibir yang di monyong monyongin. Mendengar penuturan ibu mertuanya, hati Irma merasa bahagia, karena dia selalu dibanggakan dan di puji puji oleh Bu Yati.

"Insyaallah, Bu. Doakan ya. Kamu juga sedang menabung untuk bisa mewujudkan impian itu. Makanya aku tuh gak suka kalau si Ningsih hubungi suamiku minta uang nafkah buat Salwa. Enak saja, dia mau manfaatin Salwa buat mendapatkan uang dari mas Wandi. Maka dari itu, aku ambil hape mas Wandi dan menyembunyikannya, biar si Ningsih tidak lagi mengganggu kami." Balas Irma dengan wajah gemas, karena dia selalu kesal tiap kali mendapati Ningsih menghubungi Wandi dan mengingatkan soal nafkah untuk Salwa.

"Ya jangan gitu, lah. Kamu itu harusnya tau, Salwa itu anaknya Wandi, dia berhak mendapatkan nafkah dari ayahnya. Jangan egois kamu, Ir." Yayuk ikut menimpali, karena tidak suka mendengar perkataan Irma yang seolah membuat Wandi melupakan tanggung jawabnya.

"Gimana sih kamu, Yuk. Benar apa yang dilakukan Irma, jangan sampai Ningsih memanfaatkan Wandi dengan alasan nafkah buat Salwa. Ibu yakin, uangnya akan dipakai Ningsih sendiri. Kalau mau Salwa dinafkahi ayahnya, ya biar Salwa ikut ibu disini. Gak mungkin kan, ibu mau korupsi uang anakku sendiri." Sahut Bu Patmi ikut membela keputusan menantu kesayangannya. Dan Yayuk merasa geram karena dia merasa sudah berpikir benar, karena bagaimanapun Salwa berhak mendapatkan haknya untuk dinafkahi oleh ayah kandungnya.

"Ibu itu kalau gak suka sama Ningsih ya gak suka saja sama Ningsih nya. Jangan bawa bawa Salwa dan kewajiban Wandi. Ibu mau, anak laki laki ibu kena azab dari Allah karena dia abai dengan kewajibannya?

Dan kamu, Irma. Jangan serakah dan egois, biarkan Wandi memberikan nafkah yang seharusnya diterima oleh Salwa, itu sudah jadi kewajibannya. Kasihan Salwa, dia itu anak yang jadi korban kalian orang dewasa. Biar aku nanti yang bicara sama Wandi dan kamu tidak usah menghalangi. Ibu juga sebaiknya menasehati Wandi agar tidak melupakan tanggung jawabnya pada Salwa, dia itu darah dagingnya Wandi. Inget Bu, aku juga perempuan. Bagaimana perasaan ibu kalau aku juga diperlakukan sama oleh suamiku, seperti Wandi memperlakukan Ningsih dan Salwa?

Apa ibu akan tetap mendukung mas Ali untuk bersikap abai dengan kewajibannya?" Sahut Yayuk panjang lebar, meskipun dia terkesan cuek pada masalah Ningsih dan Wandi. Tapi kasih sayang nya pada Salwa tidak berubah. Yayuk kasihan dengan nasib keponakannya itu. Dan memang Yayuk tidak begitu menyukai Irma.

"Kamu kok jadi belain perempuan sombong itu, Yuk? Ibu gak suka ya, kalau kamu terlalu membela dia. Dia saja tidak ada hormat hormatnya pada kita." Sahut Bu Patmi dengan wajah masam, sedangkan Irma memilih diam meskipun hatinya kesal luar biasa dengan sikap kakak suaminya itu.

"Aku cuma bersikap yang seharusnya saja, Bu. Bukan membela siapapun. Salwa yang jadi korban keegoisan kalian, jadi berhentilah bersikap yang membuat nasib seorang anak akan lebih menderita." Sahut Yayuk yang menghembuskan nafasnya dalam, menatap tajam ke arah ibu dan Irma.

"Tau lah, ibu pokoknya gak suka sama Ningsih. Urusan Salwa biar jadi urusan Wandi." Balas Bu Patmi yang langsung berdiri dan pergi meninggalkan ruang tamu. Hatinya sudah kesal mendengar kalimat demi kalimat yang dilontarkan anak perempuannya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

Novel baru :

#Dendam terpendam seorang istri

Novel Tamat

#Anak yang tak dianggap

#Tentang luka istri kedua

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]

#Bidadari Salju [ tamat ]

#Ganti istri [Tamat]

#Wanita sebatang kara [Tamat]

#Ternyata aku yang kedua [Tamat]

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Episodes
1 DTSI 1
2 DTSI 2
3 DTSI 3
4 DTSI 4
5 DTSI 5
6 DTSI 6
7 DTSI 7
8 DTSI 8
9 DTSI 9
10 DTSI 10
11 DTSI 11
12 DTSI 12
13 DTSI 13
14 DTSI 14
15 DTSI 15
16 DTSI 16
17 DTSI 17
18 DTSI 18
19 DTSI 19
20 DTSI 20
21 DTSI 21
22 DTSI 22
23 DTSI 23
24 DTSI 24
25 DTSI 25
26 DTSI 26
27 DTSI 27
28 DTSI 28
29 DTSI 29
30 DTSI 30
31 DTSI 31
32 DTSI 32
33 DTSI 33
34 DTSI 34
35 DTSI 35
36 DTSI 36
37 DTSI 37
38 DTSI 38
39 DTSI 39
40 DTSI 40
41 DTSI 41
42 DTSI 42
43 DTSI 43
44 DTSI 44
45 DTSI 45
46 DTSI 46
47 DTSI 47
48 DTSI 48
49 DTSI 49
50 DTSI 50
51 DTSI 51
52 DTSI 52
53 DTSI 53
54 DTSI 54
55 DTSI 55
56 DTSI 56
57 DTSI 57
58 DTSI 58
59 DTSI 59
60 DTSI 60
61 DTSI 61
62 DTSI 62
63 DTSI 63
64 DTSI 64
65 DTSI 65
66 DTSI 66
67 DTSI 67
68 DTSI 68
69 DTSI 69
70 DTSI 70
71 DTSI 71
72 DTSI 72
73 DTSI 73
74 DTSI 74
75 DTSI 75
76 DTSI 76
77 DTSI 77
78 DTSI 78
79 DTSI 79
80 DTSI 80
81 DTSI 81
82 DTSI 82
83 DTSI 83
84 DTSI 84
85 DTSI 85
86 DTSI 86
87 DTSI 87
88 DTSI 88
89 DTSI 89
90 DTSI 90
91 DTSI 91
92 DTSI 92
93 DTSI 93
94 DTSI 94
95 DTSI 95
96 DTSI 96
97 DTSI 97
98 DTSI 98
99 DTSI 99
100 DTSI 100
101 DTSI 101
102 DTSI 102
103 DTSI 103
104 DTSI 104
105 DTSI 105
106 DTSI 106
107 DTSI 107
108 DTSI 108
109 DTSI 109
110 DTSI 110
111 DTSI 111
112 DTSI 112
113 DTSI 113
114 DTSI 114
115 DTSI 115
116 DTSI 116
117 DTSI 117
118 DTSI 118
119 DTSI 119
120 DTSI 120
121 DTSI 121
Episodes

Updated 121 Episodes

1
DTSI 1
2
DTSI 2
3
DTSI 3
4
DTSI 4
5
DTSI 5
6
DTSI 6
7
DTSI 7
8
DTSI 8
9
DTSI 9
10
DTSI 10
11
DTSI 11
12
DTSI 12
13
DTSI 13
14
DTSI 14
15
DTSI 15
16
DTSI 16
17
DTSI 17
18
DTSI 18
19
DTSI 19
20
DTSI 20
21
DTSI 21
22
DTSI 22
23
DTSI 23
24
DTSI 24
25
DTSI 25
26
DTSI 26
27
DTSI 27
28
DTSI 28
29
DTSI 29
30
DTSI 30
31
DTSI 31
32
DTSI 32
33
DTSI 33
34
DTSI 34
35
DTSI 35
36
DTSI 36
37
DTSI 37
38
DTSI 38
39
DTSI 39
40
DTSI 40
41
DTSI 41
42
DTSI 42
43
DTSI 43
44
DTSI 44
45
DTSI 45
46
DTSI 46
47
DTSI 47
48
DTSI 48
49
DTSI 49
50
DTSI 50
51
DTSI 51
52
DTSI 52
53
DTSI 53
54
DTSI 54
55
DTSI 55
56
DTSI 56
57
DTSI 57
58
DTSI 58
59
DTSI 59
60
DTSI 60
61
DTSI 61
62
DTSI 62
63
DTSI 63
64
DTSI 64
65
DTSI 65
66
DTSI 66
67
DTSI 67
68
DTSI 68
69
DTSI 69
70
DTSI 70
71
DTSI 71
72
DTSI 72
73
DTSI 73
74
DTSI 74
75
DTSI 75
76
DTSI 76
77
DTSI 77
78
DTSI 78
79
DTSI 79
80
DTSI 80
81
DTSI 81
82
DTSI 82
83
DTSI 83
84
DTSI 84
85
DTSI 85
86
DTSI 86
87
DTSI 87
88
DTSI 88
89
DTSI 89
90
DTSI 90
91
DTSI 91
92
DTSI 92
93
DTSI 93
94
DTSI 94
95
DTSI 95
96
DTSI 96
97
DTSI 97
98
DTSI 98
99
DTSI 99
100
DTSI 100
101
DTSI 101
102
DTSI 102
103
DTSI 103
104
DTSI 104
105
DTSI 105
106
DTSI 106
107
DTSI 107
108
DTSI 108
109
DTSI 109
110
DTSI 110
111
DTSI 111
112
DTSI 112
113
DTSI 113
114
DTSI 114
115
DTSI 115
116
DTSI 116
117
DTSI 117
118
DTSI 118
119
DTSI 119
120
DTSI 120
121
DTSI 121

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!