DTSI 14

Irma dengan perasaan tak karuan tengah menunggu kedatangan Wandi di teras depan rumah ibu mertuanya. Benci, marah dan sakit hati kalau mengetahui tujuan suami dan keluarganya yang menemui Ningsih.

"Awas saja kamu, mas. Bisa bisanya kamu masih mengharapkan perempuan itu dan anaknya. Padahal kita sudah punya anak dan kini aku tengah hamil anak kedua. Aku tidak terima diperlakukan kayak begini sama kamu, kurang ajar!" Umpat Irma dengan dada berdenyut keras, sudah satu jam lebih dia menunggu, hanya duduk di amben yang ada di teras rumah Bu Patmi. Para tetangga desa Bu Patmi enggan untuk menyapa Irma, mereka semua tau kalau Irma adalah istri siri Wandi, wanita yang jadi perusak hubungan rumah tangga Wandi dan Ningsih.

"Kenapa kamu ada disini, Ir?" Sapa Wandi saat motornya memasuki halaman rumah sang ibu, dan mendapati Irma yang sudah ada di teras bersama anak lelakinya.

"Jangan kasar kasar kamu, Wan. Istrimu sudah jauh jauh kemari untuk menemui kamu, malah kamu nanyanya gak enak begitu. Irma, ayo masuk. Maaf kalau kamu harus menunggu kami semua, soalnya kita lagi ada keperluan penting tadi. Ayo masuk, nak." Bu Patmi dengan sangat lembut mengajak Irma masuk ke dalam rumah, dia memang selalu bersikap berlebihan pada Irma. Karena Irma sering memberikan uang dan juga barang barang yang Bu Patmi mau.

Wandi membuang nafasnya kasar, kesal dengan Irma yang tak bisa di nasehati. Wandi sudah memintanya untuk tetap diam dikontrakkan, tapi justru menyusul ke kampung orang tuanya.

"Kenapa tadi kamu gak bilang kalau mau nyusul kesini?" Kembali Wandi bertanya dengan hati yang dongkol.

"Kalau aku ngomong, pasti kamu tidak akan mengijinkan. Karena niatmu memang untuk bertemu dengan mantan istrimu itu. Apa kamu sekarang sudah puas, sudah bisa menatap wajahnya lagi?" Sindir Irma yang membuat Wandi semakin kesal, cemburunya selalu tak beralasan. Padahal Wandi sudah menjelaskan kalau dia datang menemui Ningsih hanya untuk mengambil Salwa.

"Kamu itu selalu saja berpikiran negatif. Aku sudah bilang kalau aku ingin membawa Salwa, agar dia sekolah dan tinggal disini sama ibu. Bukan untuk melihat Ningsih dan merayunya. Jangan berpikir yang membuat hatimu sakit sendiri. Orang kok sukanya cemburu gak jelas, capek lama lama ngadepin kamu." Sungut Wandi yang langsung berdiri meninggalkan Irma. Wandi lebih memilih pergi kerumah temannya dan akan memancing ikan di empang.

"Sudahlah, kamu harusnya tidak cemburu sama suami kamu, Irma. Dia itu benar, kalau niatnya untuk menjemput Salwa biar dia ikut dan tinggal bersama ibu disini. Kamu tau kan, kalau ibu sudah semakin tua, dan dirumah sendirian. Kalau ada Salwa kan enak, bisa bantu bersih bersih, bisa disuruh kesana kemari, dia sudah besar juga. Tapi sayangnya, Ningsih tidak memperbolehkan Salwa ikut dengan kami. Dasar perempuan sombong dan egois." Bu Patmi berusaha untuk memberikan pengertian pada mantu kesayangannya itu.

"Iya, Bu. Maafkan Irma, ya. Tadi Irma bawa oleh oleh buat ibu, itu ada dalam kardus samping pintu." Sahut Irma yang langsung lega mendengar penuturan Bu Patmi.

"Wah, kamu memang mantu idaman. Kamu tau bagaimana cara bersikap dan memperlakukan orang tua. Tidak salah kalau Wandi lebih memilih kamu dari pada si Ningsih sombong itu." Bu Patmi langsung membuka kardus yang dibawa Irma. Matanya melotot menatap banyaknya jajanan yang dibawa oleh Irma.

"Ya, ampun Irma. Ini banyak banget jajannya. Dan semua kesukaan ibu loh. Boni, bawa kardus ini ke meja dapur." Pekik Bu Patmi sumringah, dan Irma sangat senang karena ibu mertuanya begitu menyanjungnya.

"Ir, ibu mau ngomong sama kamu. Tapi kamu harus jawab jujur, dan tidak boleh marah ya. Karena ini demi kebaikan rumah tangga kalian." Sambung Bu Patmi yang kembali duduk di samping Irma dengan membawa bolu kukus di tangannya.

"Bicara soal apa, Bu? Ibu bicara saja, aku gak mungkin marah sama ibu." Balas Irma penuh dengan kelembutan, Irma ingin membuat mertuanya makin menyayangi dirinya, karena Irma sangat ingin jadi mantu idaman dan dinikahi secara hukum oleh Wandi.

"Apa Wandi pernah mengatakan kata talak ke kamu, Ir?" Tanya Bu Patmi hati hati, takut jika nanti menantu kesayangannya tersinggung dengan pertanyaan darinya. Sedangkan Irma langsung menatap Bu Patmi dengan wajah mengerut.

"Kenapa ibu tanya begitu?" Balas Irma yang bingung harus jujur atau tidak pada mertuanya.

"Kamu jawab saja, karena ini demi kebaikan hubungan kamu dan Wandi. Tidak usah ditutup tutupi, kalau memang Wandi pernah menalak kamu, harusnya kalian bisa nikah ulang lagi, agar hubungan kalian berkah." Sahut Bu Patmi serius, membuat Irma jadi salah tingkah.

"Memang benar, Bu. Mas Wandi pernah bicara cerai ke aku enam bulan yang lalu. Kami sempat tidak bertemu dan tidak komunikasi selama satu bulan lebih. Tapi tiba tiba mas Wandi datang lagi dan kami berhubungan seperti biasa sampai sekarang. Lagian kita ini suami istri, mungkin waktu itu mas Wandi sedang kesal, jadi dia gak sengaja bilang cerai. Irma memaklumi semua itu, Bu." Sahut Irma dengan entengnya, tanpa berpikir jika yang dilakukan adalah sebuah kesalahan besar dan jatuhnya dosa. Bu Patmi hanya bisa menghembuskan nafasnya dalam. Menatap mematung pada menantunya yang bahkan tidak ada beban sama sekali dengan hubungan pernikahannya yang sudah keliru.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

Novel baru :

#Dendam terpendam seorang istri

Novel Tamat

#Anak yang tak dianggap

#Tentang luka istri kedua

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]

#Bidadari Salju [ tamat ]

#Ganti istri [Tamat]

#Wanita sebatang kara [Tamat]

#Ternyata aku yang kedua [Tamat]

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

say

say

ternyata bu patmi takut dosa juga ya🙄

2023-09-29

1

lihat semua
Episodes
1 DTSI 1
2 DTSI 2
3 DTSI 3
4 DTSI 4
5 DTSI 5
6 DTSI 6
7 DTSI 7
8 DTSI 8
9 DTSI 9
10 DTSI 10
11 DTSI 11
12 DTSI 12
13 DTSI 13
14 DTSI 14
15 DTSI 15
16 DTSI 16
17 DTSI 17
18 DTSI 18
19 DTSI 19
20 DTSI 20
21 DTSI 21
22 DTSI 22
23 DTSI 23
24 DTSI 24
25 DTSI 25
26 DTSI 26
27 DTSI 27
28 DTSI 28
29 DTSI 29
30 DTSI 30
31 DTSI 31
32 DTSI 32
33 DTSI 33
34 DTSI 34
35 DTSI 35
36 DTSI 36
37 DTSI 37
38 DTSI 38
39 DTSI 39
40 DTSI 40
41 DTSI 41
42 DTSI 42
43 DTSI 43
44 DTSI 44
45 DTSI 45
46 DTSI 46
47 DTSI 47
48 DTSI 48
49 DTSI 49
50 DTSI 50
51 DTSI 51
52 DTSI 52
53 DTSI 53
54 DTSI 54
55 DTSI 55
56 DTSI 56
57 DTSI 57
58 DTSI 58
59 DTSI 59
60 DTSI 60
61 DTSI 61
62 DTSI 62
63 DTSI 63
64 DTSI 64
65 DTSI 65
66 DTSI 66
67 DTSI 67
68 DTSI 68
69 DTSI 69
70 DTSI 70
71 DTSI 71
72 DTSI 72
73 DTSI 73
74 DTSI 74
75 DTSI 75
76 DTSI 76
77 DTSI 77
78 DTSI 78
79 DTSI 79
80 DTSI 80
81 DTSI 81
82 DTSI 82
83 DTSI 83
84 DTSI 84
85 DTSI 85
86 DTSI 86
87 DTSI 87
88 DTSI 88
89 DTSI 89
90 DTSI 90
91 DTSI 91
92 DTSI 92
93 DTSI 93
94 DTSI 94
95 DTSI 95
96 DTSI 96
97 DTSI 97
98 DTSI 98
99 DTSI 99
100 DTSI 100
101 DTSI 101
102 DTSI 102
103 DTSI 103
104 DTSI 104
105 DTSI 105
106 DTSI 106
107 DTSI 107
108 DTSI 108
109 DTSI 109
110 DTSI 110
111 DTSI 111
112 DTSI 112
113 DTSI 113
114 DTSI 114
115 DTSI 115
116 DTSI 116
117 DTSI 117
118 DTSI 118
119 DTSI 119
120 DTSI 120
121 DTSI 121
Episodes

Updated 121 Episodes

1
DTSI 1
2
DTSI 2
3
DTSI 3
4
DTSI 4
5
DTSI 5
6
DTSI 6
7
DTSI 7
8
DTSI 8
9
DTSI 9
10
DTSI 10
11
DTSI 11
12
DTSI 12
13
DTSI 13
14
DTSI 14
15
DTSI 15
16
DTSI 16
17
DTSI 17
18
DTSI 18
19
DTSI 19
20
DTSI 20
21
DTSI 21
22
DTSI 22
23
DTSI 23
24
DTSI 24
25
DTSI 25
26
DTSI 26
27
DTSI 27
28
DTSI 28
29
DTSI 29
30
DTSI 30
31
DTSI 31
32
DTSI 32
33
DTSI 33
34
DTSI 34
35
DTSI 35
36
DTSI 36
37
DTSI 37
38
DTSI 38
39
DTSI 39
40
DTSI 40
41
DTSI 41
42
DTSI 42
43
DTSI 43
44
DTSI 44
45
DTSI 45
46
DTSI 46
47
DTSI 47
48
DTSI 48
49
DTSI 49
50
DTSI 50
51
DTSI 51
52
DTSI 52
53
DTSI 53
54
DTSI 54
55
DTSI 55
56
DTSI 56
57
DTSI 57
58
DTSI 58
59
DTSI 59
60
DTSI 60
61
DTSI 61
62
DTSI 62
63
DTSI 63
64
DTSI 64
65
DTSI 65
66
DTSI 66
67
DTSI 67
68
DTSI 68
69
DTSI 69
70
DTSI 70
71
DTSI 71
72
DTSI 72
73
DTSI 73
74
DTSI 74
75
DTSI 75
76
DTSI 76
77
DTSI 77
78
DTSI 78
79
DTSI 79
80
DTSI 80
81
DTSI 81
82
DTSI 82
83
DTSI 83
84
DTSI 84
85
DTSI 85
86
DTSI 86
87
DTSI 87
88
DTSI 88
89
DTSI 89
90
DTSI 90
91
DTSI 91
92
DTSI 92
93
DTSI 93
94
DTSI 94
95
DTSI 95
96
DTSI 96
97
DTSI 97
98
DTSI 98
99
DTSI 99
100
DTSI 100
101
DTSI 101
102
DTSI 102
103
DTSI 103
104
DTSI 104
105
DTSI 105
106
DTSI 106
107
DTSI 107
108
DTSI 108
109
DTSI 109
110
DTSI 110
111
DTSI 111
112
DTSI 112
113
DTSI 113
114
DTSI 114
115
DTSI 115
116
DTSI 116
117
DTSI 117
118
DTSI 118
119
DTSI 119
120
DTSI 120
121
DTSI 121

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!