DTSI 13

Bu Patmi sangat kesal dengan ucapan ucapan pedas Ningsih yang sudah merendahkan harga dirinya dan juga harga diri Wandi. Sedangkan anak anaknya yang lain tidak ada yang ikut berkomentar, mereka memilih cuek dan tak terlalu ingin ikut campur. Ikut datang karena memang dipaksa sama Bu Patmi.

"Jaga bicaramu, Ningsih. Aku membenarkan sikap anakku jika dia lebih memilih perempuan lain. Kamu memang tidak pantas untuk dijadikan istri, selain kasar kamu juga sombong." Maki Bu Patmi, sambil melotot kesal ke arah Ningsih.

"Lagian yang ngurus surat cerai juga aku, berarti yang benar benar ingin pisah itu aku. Aku juga sudah lelah menghadapi sikap semena mena anak ibu, sudah tidak bertanggung jawab, suka merendahkan dan main tangan. Alhamdulillah, pisah dan jadi janda jauh lebih baik untuk kewarasan jiwaku." Balas Ningsih tak kalah pedas.

"Jadi janda kok bangga, dasar perempuan murahan. Bilang saja kalau kamu senang agar bisa seenaknya menjalin hubungan dengan banyak pria. Gatal dan sok kecantikan, menjijikkan!" Timpal Wandi dengan wajah merah padam, sedari tadi mendengar ucapan Ningsih darahnya sudah mendidih, meskipun apa yang dikatakan Ningsih sebuah kebenaran.

"Terserah kamu sajalah, mau bicara apa juga aku gak perduli. Lagian kita sudah gak ada hubungan apapun, jadi berhentilah mengurusi urusanku, paham?" Balas Ningsih dengan senyum kecut.

"Kami kesini mau membawa Salwa, panggilkan dia. Aku yakin, anakku pasti mau ikut denganku. Karena hidupnya akan jauh lebih baik bersamaku, dari pada disini, bisa bisa anakku mati kelaparan." Sambung Wandi yang sengaja mengalihkan obrolan, telinganya sudah panas karena terus direndahkan oleh Ningsih.

"Dan aku tidak akan biarkan anakku ikut dengan orang sepertimu, egois dan tidak punya tanggung jawab." Sentak Ningsih yang sedikitpun tidak gentar menghadapi Wandi dan keluarganya.

"Jangan banyak omong kamu, panggil Salwa. Biar dia yang menentukan akan ikut denganku atau kamu yang miskin." Wandi sudah benar benar tidak tahan dan kehabisan kalimat untuk melawan semua ucapan Ningsih yang menusuk jantungnya.

"Rin, panggil Salwa. Kita lihat siapa yang lebih dipilih olehnya." Ningsih mengalihkan pandangannya pada Rina, dan Tania banyak bicara Rina langsung beranjak untuk memanggil Salwa di kamarnya.

"Salwa, sini sayang. Ayah kangen, dan Salim dulu sama nenek dan yang lain." Sambut Wandi saat melihat kedatangan Salwa. Dengan langkah berat, Salwa menyalami satu persatu keluarga ayahnya dengan takzim, lalu memilih duduk dipangkuan sang ibu dengan manja.

"Salwa sehat nak?

Mau gak kalau Salwa ikut kerumah nenek dan sekolah disana?

Temannya disana banyak loh, dan bisa main ke sungai yang airnya jernih. Mau ya, sayang?" Rayu Bu Patmi dengan sangat antusias.

"Salwa kalau mau tinggal dirumah nenek, nanti ayah belikan sepeda baru. Dan juga akan ayah buatkan kamar yang bagus kusus untuk Salwa. Salwa ikut ayah ya, nanti biar nenek yang jagain Salwa kalau ayah lagi pergi kerja." Bujuk Wandi yang tak mau kalah dengan ibunya. Ningsih memilih diam, meskipun dalam hatinya geram juga cemas.

"Salwa mau sama mama saja, Salwa senang tinggal disini. Nenek Yati baik dan juga sayang sama Salwa, Tante Rina juga sayang banget sama Salwa. Salwa mau ikut sama mama sampai nanti." Sahut Salwa polos dan apa adanya. Meskipun masih kecil, tapi Salwa sudah bisa merasakan dan tau mana yang benar benar tulus menyayanginya dan mana yang hanya pura pura saja.

"Kamu sudah dengarkan, mas?

Jadi tolong, jangan maksa maksa lagi." Sambung Ningsih sambil mencium sayang rambut Salwa.

Bu Patmi tak lagi bersuara, wajahnya langsung masam menatap Salwa tak suka. Dan terdengar bunyi ponsel berdering, terlihat Boni salah tingkah saat menatap layar ponselnya, matanya langsung mengarah ke arah Wandi.

"Ada apa, kenapa kamu menatapku seperti itu?" Wandi langsung menegur adiknya yang langsung memberikan ponselnya pada Wandi.

"Ini, mbak Irma telepon." Sahut Boni yang langsung menyodorkan ponsel ke arah kakaknya.

"Oh, em iya. Aku mau angkat telpon dulu, permisi." Wandi langsung salah tingkah, karena sempat bilang kalau dia sudah cerai dari Irma demi membuat Ningsih mau kembali sama dirinya. Tapi nyatanya, sedikitpun Ningsih tidak Sudi untuk menerima Wandi.

"Kalau sudah tidak ada yang dibicarakan, saya mau permisi. Dan lebih baik kalian urus istri barunya mas Wandi yang sedang hamil, kasihan. Sudah capek capek merebut suami orang, giliran sudah dapat di abaikan." Ningsih tersenyum miring sambil menatap tajam pada keluarganya Wandi yang langsung salah tingkah.

"Dan satu lagi, aku tidak bodoh. Jadi jangan pernah membohongiku, bilang sudah cerai tapi masih tinggal satu kontrakan dan sekarang sudah hamil lagi, hubungan apa yang mereka jalani. Zina kok terus menerus, apa tidak takut dosa?" Sambung Ningsih yang langsung pergi masuk ke dalam kamarnya bersama Salwa. Terdengar Bu Patmi mengomel tak suka mendengar ucapan Ningsih.

"Jangan marah marah, Bu Patmi. Lebih baik ajari anak ibu agar tidak semakin terjerumus dalam lubang dosa. Menikah itu punya hukumnya sendiri, tidak asal cerai lalu kembali gumbul lagi tanpa menikah ulang. Awas jatuhnya zina, dan itu dosa besar." Sahut Bu Yati yang tidak terima jika Ningsih di maki oleh mantan besannya itu.

"Sok suci dan sok tau, anak sama ibu kok sama aja kelakuannya. Ayo kita pergi, lama lama bisa Jena stroke kalau disini terus." Sungut Bu Patmi yang sudah tidak tahan dengan sikap tak ramah Bu Yati dan anak anaknya. Tanpa mengucapkan kata pamit, Bu Patmi keluar begitu saja dan diikuti oleh anak anaknya. Melihat kelakuan keluarga mantan besannya, Bu Yati hanya bisa mengelus dadanya sambil beristighfar berkali kali.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

Novel baru :

#Dendam terpendam seorang istri

Novel Tamat

#Anak yang tak dianggap

#Tentang luka istri kedua

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]

#Bidadari Salju [ tamat ]

#Ganti istri [Tamat]

#Wanita sebatang kara [Tamat]

#Ternyata aku yang kedua [Tamat]

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Jaga saja bakal cucumu ug akan lahir.Buat apa susah merebut Salwa yg tidak mau sama kamu/Sob//Sob//Sob/

2025-01-06

0

Sartini Cilacap

Sartini Cilacap

wkwkwkwk ketahuan bohong nya wandi

2025-01-05

1

Jhemy Shayang

Jhemy Shayang

naikk tensi bacanya 🤣😭

2024-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 DTSI 1
2 DTSI 2
3 DTSI 3
4 DTSI 4
5 DTSI 5
6 DTSI 6
7 DTSI 7
8 DTSI 8
9 DTSI 9
10 DTSI 10
11 DTSI 11
12 DTSI 12
13 DTSI 13
14 DTSI 14
15 DTSI 15
16 DTSI 16
17 DTSI 17
18 DTSI 18
19 DTSI 19
20 DTSI 20
21 DTSI 21
22 DTSI 22
23 DTSI 23
24 DTSI 24
25 DTSI 25
26 DTSI 26
27 DTSI 27
28 DTSI 28
29 DTSI 29
30 DTSI 30
31 DTSI 31
32 DTSI 32
33 DTSI 33
34 DTSI 34
35 DTSI 35
36 DTSI 36
37 DTSI 37
38 DTSI 38
39 DTSI 39
40 DTSI 40
41 DTSI 41
42 DTSI 42
43 DTSI 43
44 DTSI 44
45 DTSI 45
46 DTSI 46
47 DTSI 47
48 DTSI 48
49 DTSI 49
50 DTSI 50
51 DTSI 51
52 DTSI 52
53 DTSI 53
54 DTSI 54
55 DTSI 55
56 DTSI 56
57 DTSI 57
58 DTSI 58
59 DTSI 59
60 DTSI 60
61 DTSI 61
62 DTSI 62
63 DTSI 63
64 DTSI 64
65 DTSI 65
66 DTSI 66
67 DTSI 67
68 DTSI 68
69 DTSI 69
70 DTSI 70
71 DTSI 71
72 DTSI 72
73 DTSI 73
74 DTSI 74
75 DTSI 75
76 DTSI 76
77 DTSI 77
78 DTSI 78
79 DTSI 79
80 DTSI 80
81 DTSI 81
82 DTSI 82
83 DTSI 83
84 DTSI 84
85 DTSI 85
86 DTSI 86
87 DTSI 87
88 DTSI 88
89 DTSI 89
90 DTSI 90
91 DTSI 91
92 DTSI 92
93 DTSI 93
94 DTSI 94
95 DTSI 95
96 DTSI 96
97 DTSI 97
98 DTSI 98
99 DTSI 99
100 DTSI 100
101 DTSI 101
102 DTSI 102
103 DTSI 103
104 DTSI 104
105 DTSI 105
106 DTSI 106
107 DTSI 107
108 DTSI 108
109 DTSI 109
110 DTSI 110
111 DTSI 111
112 DTSI 112
113 DTSI 113
114 DTSI 114
115 DTSI 115
116 DTSI 116
117 DTSI 117
118 DTSI 118
119 DTSI 119
120 DTSI 120
121 DTSI 121
122 DTSI 122
123 DTSI 123 (Episode tamat)
Episodes

Updated 123 Episodes

1
DTSI 1
2
DTSI 2
3
DTSI 3
4
DTSI 4
5
DTSI 5
6
DTSI 6
7
DTSI 7
8
DTSI 8
9
DTSI 9
10
DTSI 10
11
DTSI 11
12
DTSI 12
13
DTSI 13
14
DTSI 14
15
DTSI 15
16
DTSI 16
17
DTSI 17
18
DTSI 18
19
DTSI 19
20
DTSI 20
21
DTSI 21
22
DTSI 22
23
DTSI 23
24
DTSI 24
25
DTSI 25
26
DTSI 26
27
DTSI 27
28
DTSI 28
29
DTSI 29
30
DTSI 30
31
DTSI 31
32
DTSI 32
33
DTSI 33
34
DTSI 34
35
DTSI 35
36
DTSI 36
37
DTSI 37
38
DTSI 38
39
DTSI 39
40
DTSI 40
41
DTSI 41
42
DTSI 42
43
DTSI 43
44
DTSI 44
45
DTSI 45
46
DTSI 46
47
DTSI 47
48
DTSI 48
49
DTSI 49
50
DTSI 50
51
DTSI 51
52
DTSI 52
53
DTSI 53
54
DTSI 54
55
DTSI 55
56
DTSI 56
57
DTSI 57
58
DTSI 58
59
DTSI 59
60
DTSI 60
61
DTSI 61
62
DTSI 62
63
DTSI 63
64
DTSI 64
65
DTSI 65
66
DTSI 66
67
DTSI 67
68
DTSI 68
69
DTSI 69
70
DTSI 70
71
DTSI 71
72
DTSI 72
73
DTSI 73
74
DTSI 74
75
DTSI 75
76
DTSI 76
77
DTSI 77
78
DTSI 78
79
DTSI 79
80
DTSI 80
81
DTSI 81
82
DTSI 82
83
DTSI 83
84
DTSI 84
85
DTSI 85
86
DTSI 86
87
DTSI 87
88
DTSI 88
89
DTSI 89
90
DTSI 90
91
DTSI 91
92
DTSI 92
93
DTSI 93
94
DTSI 94
95
DTSI 95
96
DTSI 96
97
DTSI 97
98
DTSI 98
99
DTSI 99
100
DTSI 100
101
DTSI 101
102
DTSI 102
103
DTSI 103
104
DTSI 104
105
DTSI 105
106
DTSI 106
107
DTSI 107
108
DTSI 108
109
DTSI 109
110
DTSI 110
111
DTSI 111
112
DTSI 112
113
DTSI 113
114
DTSI 114
115
DTSI 115
116
DTSI 116
117
DTSI 117
118
DTSI 118
119
DTSI 119
120
DTSI 120
121
DTSI 121
122
DTSI 122
123
DTSI 123 (Episode tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!