DTSI 11

"Boleh kami masuk, Bu?" Wandi membuyarkan lamunan Bu Yati yang masih tertegun dengan kedatangannya bersama keluarga.

"Oh, iya. Silahkan masuk." Sahut Bu Yati dengan memaksakan senyum. Wandi dan keluarganya dipersilahkan duduk di ruang tamu yang tak begitu besar, lalu Supri dengan cekatan mengambil kursi plastik yang ada di dapur untuk yang tidak mendapatkan tempat duduk, karena sofa hanya cukup untuk lima orang saja. Sedangkan yang bertamu ada enam orang.

Rina berjalan ke belakang untuk membuatkan minuman dan ditemani sama Supri. Meskipun masih ada rasa tidak suka, layaknya seorang tamu wajib untuk dihormati dan diterima dengan baik. Sedangkan Salwa berdiam di dalam kamarnya, meskipun tau yang datang bertamu ayah dan saudaranya, Salwa enggan untuk keluar dan menemui ayahnya.

"Maaf sebelumnya, ada keperluan apa rame rame datang ke rumah saya?" Sapa Bu Yati dengan wajah datarnya, tak mau basa basi karena hatinya masih sakit jika mengingat semua kelakuan Wandi yang tak tau adab itu.

"Dimana Salwa dan Ningsih, Bu?

Aku mau ketemu dan bicara sama mereka." Sahut Wandi yang justru balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Bu Yati.

"Ningsih masih kerja, dan Salwa sedang tidur siang. Katakan tujuan kamu datang kesini dengan keluarga kamu?" Balas Bu Yati menahan geram, sikap Wandi tidak ada sopan sopannya.

"Aku kesini mau bawa Salwa, biar dia ikut denganku dan tinggal dengan ibuku di kampung. Takutnya kalau tetap disini dia tidak terawat dan terlantar." Sahut Wandi dengan senyuman miring menghiasi bibirnya yang sedikit tebal.

"Astagfirullah, kalau bicara itu di filter dulu, mas. Jangan asal njeplak begitu. Mikir itu menggunakan otak, bukan dengan dengkul." Ketus Rina yang tak terima dengan ocehan Wandi. Rina meletakkan beberapa gelas teh hangat dan irisan kue bolu ke meja.

"Memang kenyataannya begitu, kan?

Kalian punya apa untuk merawat Salwa?

Makan saja kalian nunggu ada yang ngasih." Sewot Wandi yang berkata dengan tajamnya, membuat Bu Yati dan Rina semakin geram.

"Buktinya Salwa di sini tidak kekurangan apapun, dia bisa makan enak, bisa setiap hari beli jajan, dan juga bisa sekolah di sekolahan yang bagus. Meskipun kamu sama sekali tidak memenuhi tanggung jawab kamu sebagai ayahnya. Ningsih yang harus banting tulang dengan bekerja keras demi bisa mencukupi kebutuhan anaknya. Lha kamu, sepeserpun tidak pernah memberikan nafkah buat darah daging kamu. Harusnya kamu malu, kecuali kalau kamu memang sudah tidak punya hati nurani." Herdik Bu Yati begitu tajamnya, matanya menatap Wandi dengan penuh kebencian. Sedangkan semua keluarga Wandi hanya diam menunduk mendengar perdebatan Wandi dan Bu Yati.

"Aku sengaja tidak kasih uang, karena aku tau kalau uang itu Ningsih yang gunakan untuk senang senang. Enak saja mau membodohi ku." Sengit Wandi dengan penuh ejekan, menatap sinis pada bu Yati yang semakin geram menghadapi sikap gila mantan menantunya itu.

"Dasar laki laki gila, otakmu sudah geser?

Memenuhi kebutuhan anak itu kewajiban kamu sebagai bapaknya, bukan malah sibuk cari alasan yang gak masuk akal. Emangnya berapa uang yang mau kamu kasih, kok kamu bisa bilang jika akan dibuat Ningsih senang senang, hah?" Semprot Bu Yati dengan dada naik turun, emosinya benar benar di uji oleh kelakuan Wandi yang memang sudah keterlaluan.

"Lima ratus ribu satu bulan itu banyak, kalau buat kebutuhan Salwa saja, masih ada sisa buat di tabung. Bukannya justru bilang kurang terus, dengan alasan ini itu. Ningsih saja yang tidak tau diuntung." Sahut Wandi membuat Bu Yati melotot tajam, Rina dan Supri sampai geleng geleng mendengar ocehan mantan suami Ningsih.

"Lima ratus satu bulan, masih bisa nabung?

Memangnya anak kamu gak makan, dan gak butuh jajan?

Mikir deh, kebutuhan sekarang itu semakin mahal, apa apa semuanya naik. Belum lagi punya anak yang gak mungkin gak butuh beli jajan. Apalagi Salwa masih minum susu formula. Buat beli susu saja kurang, haduh otak kok ditaruh di dengkul. Emang kamu tau berapa harga susunya anakmu, mas?

Satu kardus tujuh puluh delapan ribu, dan satu bulan Salwa habis lima kardus. Hitung sendiri dan gunakan otak buat mikir." Rina yang sudah geram akhirnya ikut angkat bicara, tak lagi mau bersikap sopan, karena Wandi memang tidak pantas untuk di hargai.

"Salah siapa sudah besar kok masih dibiasakan minum susu. Ajari tuh minum air putih, biar sehat. Gak terus sakit sakitan dan habisin uang saja." Sahut Wandi yang masih belum mau mengakui kekeliruannya.

"Sudah tau anak sakit sakitan, tapi kok masih saja gak ngerti tanggung jawab. Salwa sakit karena memang jantungnya bermasalah, jadi gak usah deh nyalahin pola asuh. Selama ini juga mbak Ningsih sendirian yang pusing dan susah kalau Salwa sakit, kamu enak enakkan sama pelakor dan anak haram kalian." Bentak Rina yang tidak bisa lagi menahan kemarahannya, wajahnya merah padam sangking kesalnya dengan sikap Wandi.

"Jaga mulut kamu, dia anakku dan aku sudah menikah siri dengan Irma." Wandi tidak terima dengan ucapan Rina, tapi justru Rina menanggapi santai dan tersenyum sinis menatap Wandi.

"Pelakor hamil sebelum kalian nikah, kan? Jadi anak itu hadir dari hubungan perselingkuhan dan zina. Dia tak bernasab sama bapaknya, cuma sama ibunya. Makanya kalau ngaji itu jangan tidur, biar tau hukum dalam agama." Sinis Rina dengan mata tajam menatap Wandi yang langsung terdiam.

"Asalamualaikum." Terdengar salam dari arah pintu, dan semua mata langsung menatap ke arah perempuan yang terpaku dengan wajah datarnya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

Novel baru :

#Dendam terpendam seorang istri

Novel Tamat

#Anak yang tak dianggap

#Tentang luka istri kedua

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]

#Bidadari Salju [ tamat ]

#Ganti istri [Tamat]

#Wanita sebatang kara [Tamat]

#Ternyata aku yang kedua [Tamat]

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

Li siok Lie

Li siok Lie

iya banyak promosi isi ceritanya sedikit jadi malas bacanya

2024-03-28

0

Harmini

Harmini

kbanyakan promosi klo emg ceritanya bgus nnti jg orang baca ngeganggu

2023-10-09

1

say

say

nah gitu song berani ngelawan, jan mau diinjak-injak sama yg besar kepala dan ga ada isinya😒

2023-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 DTSI 1
2 DTSI 2
3 DTSI 3
4 DTSI 4
5 DTSI 5
6 DTSI 6
7 DTSI 7
8 DTSI 8
9 DTSI 9
10 DTSI 10
11 DTSI 11
12 DTSI 12
13 DTSI 13
14 DTSI 14
15 DTSI 15
16 DTSI 16
17 DTSI 17
18 DTSI 18
19 DTSI 19
20 DTSI 20
21 DTSI 21
22 DTSI 22
23 DTSI 23
24 DTSI 24
25 DTSI 25
26 DTSI 26
27 DTSI 27
28 DTSI 28
29 DTSI 29
30 DTSI 30
31 DTSI 31
32 DTSI 32
33 DTSI 33
34 DTSI 34
35 DTSI 35
36 DTSI 36
37 DTSI 37
38 DTSI 38
39 DTSI 39
40 DTSI 40
41 DTSI 41
42 DTSI 42
43 DTSI 43
44 DTSI 44
45 DTSI 45
46 DTSI 46
47 DTSI 47
48 DTSI 48
49 DTSI 49
50 DTSI 50
51 DTSI 51
52 DTSI 52
53 DTSI 53
54 DTSI 54
55 DTSI 55
56 DTSI 56
57 DTSI 57
58 DTSI 58
59 DTSI 59
60 DTSI 60
61 DTSI 61
62 DTSI 62
63 DTSI 63
64 DTSI 64
65 DTSI 65
66 DTSI 66
67 DTSI 67
68 DTSI 68
69 DTSI 69
70 DTSI 70
71 DTSI 71
72 DTSI 72
73 DTSI 73
74 DTSI 74
75 DTSI 75
76 DTSI 76
77 DTSI 77
78 DTSI 78
79 DTSI 79
80 DTSI 80
81 DTSI 81
82 DTSI 82
83 DTSI 83
84 DTSI 84
85 DTSI 85
86 DTSI 86
87 DTSI 87
88 DTSI 88
89 DTSI 89
90 DTSI 90
91 DTSI 91
92 DTSI 92
93 DTSI 93
94 DTSI 94
95 DTSI 95
96 DTSI 96
97 DTSI 97
98 DTSI 98
99 DTSI 99
100 DTSI 100
101 DTSI 101
102 DTSI 102
103 DTSI 103
104 DTSI 104
105 DTSI 105
106 DTSI 106
107 DTSI 107
108 DTSI 108
109 DTSI 109
110 DTSI 110
111 DTSI 111
112 DTSI 112
113 DTSI 113
114 DTSI 114
115 DTSI 115
116 DTSI 116
117 DTSI 117
118 DTSI 118
119 DTSI 119
120 DTSI 120
121 DTSI 121
Episodes

Updated 121 Episodes

1
DTSI 1
2
DTSI 2
3
DTSI 3
4
DTSI 4
5
DTSI 5
6
DTSI 6
7
DTSI 7
8
DTSI 8
9
DTSI 9
10
DTSI 10
11
DTSI 11
12
DTSI 12
13
DTSI 13
14
DTSI 14
15
DTSI 15
16
DTSI 16
17
DTSI 17
18
DTSI 18
19
DTSI 19
20
DTSI 20
21
DTSI 21
22
DTSI 22
23
DTSI 23
24
DTSI 24
25
DTSI 25
26
DTSI 26
27
DTSI 27
28
DTSI 28
29
DTSI 29
30
DTSI 30
31
DTSI 31
32
DTSI 32
33
DTSI 33
34
DTSI 34
35
DTSI 35
36
DTSI 36
37
DTSI 37
38
DTSI 38
39
DTSI 39
40
DTSI 40
41
DTSI 41
42
DTSI 42
43
DTSI 43
44
DTSI 44
45
DTSI 45
46
DTSI 46
47
DTSI 47
48
DTSI 48
49
DTSI 49
50
DTSI 50
51
DTSI 51
52
DTSI 52
53
DTSI 53
54
DTSI 54
55
DTSI 55
56
DTSI 56
57
DTSI 57
58
DTSI 58
59
DTSI 59
60
DTSI 60
61
DTSI 61
62
DTSI 62
63
DTSI 63
64
DTSI 64
65
DTSI 65
66
DTSI 66
67
DTSI 67
68
DTSI 68
69
DTSI 69
70
DTSI 70
71
DTSI 71
72
DTSI 72
73
DTSI 73
74
DTSI 74
75
DTSI 75
76
DTSI 76
77
DTSI 77
78
DTSI 78
79
DTSI 79
80
DTSI 80
81
DTSI 81
82
DTSI 82
83
DTSI 83
84
DTSI 84
85
DTSI 85
86
DTSI 86
87
DTSI 87
88
DTSI 88
89
DTSI 89
90
DTSI 90
91
DTSI 91
92
DTSI 92
93
DTSI 93
94
DTSI 94
95
DTSI 95
96
DTSI 96
97
DTSI 97
98
DTSI 98
99
DTSI 99
100
DTSI 100
101
DTSI 101
102
DTSI 102
103
DTSI 103
104
DTSI 104
105
DTSI 105
106
DTSI 106
107
DTSI 107
108
DTSI 108
109
DTSI 109
110
DTSI 110
111
DTSI 111
112
DTSI 112
113
DTSI 113
114
DTSI 114
115
DTSI 115
116
DTSI 116
117
DTSI 117
118
DTSI 118
119
DTSI 119
120
DTSI 120
121
DTSI 121

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!