Santoso menatap kolam mendidih yang dikelilingi oleh pohon lebat. Berwarna merah menyala. Dirinya menuruni anak tangga menenggelamkan tubuh menyisakan kepalanya. Dirinya tersenyum ketika mengingat sesuatu yang lucu menurutnya.
"Begitu menyenangkan memetik bunga dan menghisap madunya, " ucapnya menggelengkan kepala.
Tak jauh dari tempatnya terdapat tumpukan mayat menggunung.
"Akan aku babat mereka lagi dan lagi, " ucapnya tertawa mengerikan.
Guruh mendobrak pintu rumah. Dirinya terkejut ketika melihat seluruh tempat telah bersih dan tertata rapi. Ia berlari menuju ruang bawah tanah secepat mungkin. Menuruni anak tangga dan melihat sekelilingnya bersih tak berjejak. Bahkan makam dan tumpukan tengkorak tak ada satupun.
"Dimana....!! Dimana..!! Aku melupakan sesutu! " ucap Guruh panik.
Ia melihat sekeliling dengan bingung. Ilusi dirinya waktu kecil muncul meminta untuk mengikutinya. Guruh berjalan dengan keraguan serta keputusasaan. Melewati jalan setapak di belakang rumah, ia menemukan pohon rimbun yang mengelilingi sesuatu. Melihat ilusi dirinya waktu kecil, ia tersenyum.
"Aku menemukan mu!" ucapnya mengendap-endap masuk ke dalam kawasan tersebut.
Santoso tengah melakukan ritual. Tubuhnya telanjang bulat berjalan pelan mengelilingi kolam dari dalam air. Menangkupkan tangan sembari bergumam sesuatu. Dari tengah-tengah kolam gelembung udara panas meletup-letup mengeluarkan aroma aneh. Pusaran air tiba-tiba muncul dan sebuah patung terlihat jelas yang terbuat dari batu. Santoso mendekati sembari membawa mangkuk emas yang ia angkat tinggi-tinggi. Berjalan menuju patung baru menuangkan cairan merah di atas kepala patung.
"Mbah kakung waktunya datang..... " ucap Santoso berulang-ulang kali.
Guruh mengepalkan tangannya erat ketika melihat keadaan Santoso sehat bugar tanpa adanya luka sedikitpun.
"Benar-benar iblis! " geramnya marah.
Langit bergemuruh. Petir menyambar-nyambar. Hujan turun begitu derasnya mengaburkan penglihatan. Guruh merasakan merinding di sekujur tubuhnya. Ia tercekat ketika mencium bau busuk. Tak berani untuk menoleh sedikitpun karena ia tahu siapa dibelakangnya. Pocong muncul dari balik pepohonan. Kain putih lusuh oleh lumpur dan bergerak begitu cepat mengepung Guruh.
"Kalian hanya budak yang dipelihara oleh iblis! " ucapnya tak peduli pocong mengerumuninya.
Guruh berjalan lebih dekat mendengar dan melihat jelas apa yang tengah dilakukan kakeknya. Ia dengan sadar merentangkan kedua lengan yang penuh akan bekas darah. Guruh terkejut ketika merasakan menginjak sesuatu. Ia menunduk tak menyangka apa yang dilihat olehnya. Mayat manusia. Disekelilingnya terdapat beberapa mayat. Guruh terduduk ketika melihat tumpukan mayat gadis dengan tubuh telanjang dan jejak darah pada ***********.
"Iblis...!! Aku mengutukmu! " ucap Guruh yang tak bisa lagi membendung emosi nya berniat menghampiri Santoso.
Ketika ia hendak melangkah, petir menyambar patung dan kepulan asap hitam membumbung tinggi di udara membentuk siluet besar. Mata merah menyala terlihat begitu mengerikan.
"Menyerahkan 100 gadis dan keperawanannya untuk persembahan menuju abadi. Darah menggenang membangkitkan yang gelap menuju abadi, " ucap Santoso.
Suara geraman terdengar mampu mengoyak seluruh hutan. Guruh menelan ludah kasar ketika melihat sesosok putih setinggi pohon.
"Dia membawa sumber energi gelap untuk mereka, " gumamnya lirih.
"Bagus..!!! Setengah langkah kau menjadi abadi. Tersisa langkah terakhir, " ucap raja iblis selatan.
"Apa yang harus hamba lakukan? " tanya Santoso.
"Kau harus membuat anak kembar tiga dengan perawan dari tanah abadi. Setelah bayi lahir, bunuh mereka," jawab raja iblis selatan.
"Hamba melaksanakan perintah, " balas Santoso merendah.
Guruh benar-benar marah namun ia tak bisa berbuat lebih. Pusaran energi ghaib tiba-tiba muncul. Santoso mendongak melihatnya.
"Kumpulan energi terlalu besar... " gumam Guruh.
"Ini....." ucap Santoso menggantung tak bisa berkata-kata.
Di dalam rumah, Mbok Sum menggeret kambing dilorong-lorong membawanya ke ruang tamu. Suara kambing memecah kesunyian. Tubuh rentanya melawan waktu kehidupan. Rambut putih panjang terurai rontok satu per satu. Mbok Sum menyiapkan semacam ritual. Centing hijau miliknya menjuntai ke tanah. Penampilannya benar-benar kacau. Nafasnya tersengal-sengal.
"Menekannya ke dalam tanah! " ucap Mbok Sum geram.
Ia menyiapkan pisau merobek perut kambing membuat darah menggenang. Mengoleskan nya di lantai hingga membentuk sebuah pola. Mbok Sum menyayat leher memutus kepala kambing meletakkannya di tengah-tengah pola. Ia menyatukan kedua tangannya menggumamkan sesuatu.
"Deggg...!! "
Dirinya terkejut ketika seseorang menyentuh lengannya. Menoleh untuk berbalik melihat pak Parno mencengkeram erat lengannya.
"Hentikan Mbok....!! " ucap Pak Parno.
"Tidak...!! Aku harus mengorbankan diri mengurung nya dalam waktu dekat! Aku pemuja iblis namun tak akan aku biarkan Tuan Muda mati di kemudian hari, " balas Mbok Sum mendorong Pak Parno menjauh. Ia kembali menyatukan telapak tangan merapalkan mantra keras.
Satu per satu rambut putihnya rontok hingga tak bersisa. Tubuhnya mengalami perubahan ekstrem. Seperti mayat kering. Giginya rontok begitu saja dan tak henti-hentinya mengucapkan mantra. Pak Parno tak tega melihat istrinya tersiksa di ambang kematian. Dialah yang memilih sendiri sebagai manusia iblis ke empat. Dirinya duduk bersila meluruskan dengan tubuh Mbok Sum.
"Tujuh nyawaku gantikan dengan kehidupan bagi kelahiran baru mengutuk kematian dan melanggar karma, " ucap Pak Parno melepaskan salah satu jiwa iblis merasuk ke dalam tubuh Mbok Sum.
"Degggg...!!! "
Mbok Sum terhenti seketika. Tubuhnya kembali pulih perlahan-lahan. Pak Parno memiliki wajah pucat. Mbok Sum menghampiri Pak Parno menggoyangkan tubuhnya.
"Pak... Pak... Pak... Menggapa menggantikannya kepadaku," ucap Mbok Sum.
"Untuk mengelabui Tuan Besar. Aku baru mengetahui bahwa Heru hanyalah boneka bukan manusia iblis sempurna. Dua manusia iblis selain kita aku tak mengetahuinya. Hanya Tuan Besar yang tahu. Aku ingin melimpahkan kesalahan kepada mereka yang tak terlihat, " balas Pak Parno.
"Siapa mereka..!!? " ucap Mbok Sum.
Guruh perlahan-lahan mundur ketika melihat pusaran energi begitu hebat memenjarakan raja iblis selatan membentang seluruh kolam memblokir energi dari luar. Alam ghaib berguncang dibuatnya. Prasasti batu mistik terkuras habis oleh paksaan energi misterius.
"Menggunakan kekuatan pembalikan demi melawan ku? Terlalu lugu! " ucap raja iblis selatan meledakkan auranya. Energi meluap-luap berusaha memecahkan kekangan. Jiwa dari para gadis satu per satu tersedot ke dalam pusaran misterius yang berada di luar kekangan. Raja iblis selatan tak lagi marah. Ia menarik kembali auranya.
"Ada bawahanmu yang berkhianat. Lebih baik kau mencarinya sekarang atau menyesal dikemudian hari. Dan bocah, lebih baik kau ke luar sekarang. Bukankah aku mengatakan kita akan bertemu kembali? " ucap raja iblis selatan.
Guruh ke luar dari persembunyiannya. Santoso menoleh ke belakang. Berjalan hingga berada di pinggiran kolam.
"Aku datang bertemu denganmu, " ucap Guruh tenang. Berusaha menyembunyikan jejak ketakutannya.
"Hmph! Ketakutanmu adalah sumber kekuatanku. Bukankah kau penasaran mengapa kakekmu memujaku? " ucap raja iblis selatan.
"Menjadi abadi, " balas Guruh singkat.
"Terlalu lugu. Sepertinya kau harus melihat mereka, " ucap raja iblis selatan menekan Guruh memaksa menundukkan kepala melihat kolam. Bayangan dirinya terlihat samar. Sesosok bayangan hitam gelap berada di sisinya. Guruh terhenyak berusaha untuk tak menatapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments