Episode 4

Dengan ragu-ragu, Jenna kembali ke ruang kerja pria yang belum ia tahu siapa namanya tersebut. Sampai di depan pintu ruangan tersebut, Jenna menghentikan langkahnya antara ingin mengetuk pintu atau langsung masuk saja.

Tok tok tok

Akhirnya Jenna mengetuk pintu itu tiga kali, setidaknya ia harus menunjukkan kesopanannya di hari pertama bekerja ini. Ketukan pertama tak mendapat balasan dari dalam. Ketukan kedua, ketiga juga sama yang mana membuat Janna nekat masuk begitu saja.

Jenna tak langsung mendekati tuan muda yang kembali melihat ke arah jendela tersebut. Ia terpaku di tempatnya.

"Ngapain ke sini lagi? Nggak dengar tadi saya ngomong apa?" pria itu hanya menoleh sekejap lalu kembali menatap ke depan.

"Maaf tuan, tapi saya akan menjadi pengasuh Anda mulai hari ini, tuan tidak dengar kata pak Dion tadi?"

"Yang gaji kamu siapa? Dion? Cepat keluar! Saya nggak butuh pengasuh!" usir pria itu, ia geli sendiri dengan kata pengasuh, apalagi itu untuk dirinya, kayak anak kecil aja di asuh, pikirnya.

"Maaf tuan, tapi saya tetap akan bekerja mulai hari ini. Soal siapa yang gaji saya, itu urusan Anda dan Pak Dion. Yang penting saya di gaji gitu aja," Jenna memasang muka tembok, ia tak peduli seperti apa pria di depannya mengusir.

Jenna butuh uang untuk bertahan hidup dengan kedua anaknya. Di keluarkan dari pekerjaan lamanya tanpa pesangon sama sekali, di tambah gajinya terakhir kali harus di gunakan untuk melunasi hutangnya, itupun masih kurang, membuat Jenna benar-benar kelabakan. Ia juga tak mungkin membiarkan si kembar terus-menerus membantunya mencari uang dengan cara live streaming.

"Butuh duit berapa? Katakan! Saya kasih asal kamu pergi!"

Jenna menggeleng, "Saya tidak mau menerima uang secara cuma-cuma, tuan. Jadi biarkan saya bekerja merawat Anda setelah itu baru Anda kasih uang ke saya sebagai imbalan," jawab Jenna.

Pria itu tampak menggeram dengan tangan mengepal. Keras kepala juga nih perempuan, pikirnya.

"Lo mau berdiri aja di situ? Mau makan gaji buta?" sentak si pria di kursi roda itu. Sepertinya dia yang menyerah dan membiarkan Jenna bekerja padanya.

Jenna terkesiap, ia lalu berjalan mendekat. Jujur, ia bingung harus melakukan apa pada pria itu di hari pertamanya bekerja ini karena untuk melakukan perawatan terhadap pria itu, Jenna harus tahu dulu seluk beluk pria tersebut. Namun, kesan pertama pria tersebut saat pertama kali mereka bertemu sangat dingin dan tak ramah, sepertinya akan mempersulit Jenna bekerja ke depannya.

"Tuan butuh apa? Apa yang harus saya lakukan?" tanya Jenna setelah mendekat.

"Kamu tanya saya? Kamu nggak tahu tugas mu apa? Nemu dimana sih ni perawat si Dion, asal pungut aja!" umpat pria itu.

"Minggir!" pria itu memutar kursi rodanya.

"Nggak punya telinga?" ujar pria itu lagi karena Jenna bergeming di tempatnya.

Jenna langsung menyingkir, mempersilakan tuan mudanya lewat.

"Kamu di gaji bukan buat bengong!"

Jenna langsung sigap, ia memegang bagian belakang kursi roda itu dan mendorongnya.

"Ya Ampun, nggak bisa jalan aja belagu gini. Gimana kalau sehat," gumam Jenna dalam hati.

"Nggk usah membatin, kalau merasa nggak betah, langsung resign aja!" suara itu membuat Jenna tersentak. Bagaimana bisa pria itu tahu isi hatinya.

.....

Jenna pulang dengan sangat lesu, hari pertamanya bekerja sungguh mengurah tenaga dan pikirannya. Bukannya melakukan perawatan sesuai pekerjaannya, ia malah seperti di paksa kerja rodi oleh tuan muda.

Pria itu sepertinya sengaja membuat Jenna tidak betah lama-lama dekat dengannya. Tapi, bukan Jenna namanya kalau dia menyerah begitu saja. Seperti hari ini, pagi-pagi Jenna sudah berangkat ke tempat tinggal pria itu yang masih belum ia ketahui namanya tersebut.

Dengan tekat yang kuat, yaitu demi uang, Jenna melangkah mantap memasuki gerbang yang menjulang tinggi dengan dua orang penjaga berbadan besar tersebut.

Jenna tak tahu apa yang akan terjadi hari ini, tapi ia bertekad untuk tetap bertahan apapun yang terjadi, hanya pekerjaan ini yang gajinya lumayan di tambah bonus yang di janjikan.

"Kita lihat tuan muda, siapa yang akan merasa di butuhkan, Anda atau saya," gumam Jenna sembari melangkahkan kakinya.

"Tuan muda Arion ada di kolam renang, nona," ujar salah seorang pelayan saat Jenna menanyakan dimana bosnya berada. Sekarang tahulah dia siapa nama asien songongnya tersebut. Jenna langsung melangkahkan kakinya menuju kolam renang.

"Baiklah, saya akan mengurusnya. Saya permisi, tuan," Dion langsung pamit saat melihat Jenna datang.

"Apa tidak sebaiknya Anda menginap saja, tuan muda sudah menunggu Anda," ucap Dion saat berpapasan dengan Jenna.

Jenna tak menjawab, bagaimana ia akan tinggal di mansion tersebut, sedangkan ia punya dua anak. Harusnya Dion tahu itu, pikirnya.

"Kamu tidak niat bekerja?" sinis Arion saat Jenna mendekat.

Jenna melihat jam di tangannya, "Baru telat lima menit, tuan," Jenna membela diri.

"Lima menit adaah waktu, lo bisa kehilangan uang miliaran hanya dalam waktu sedetik, paham?"

"Nggak mungkin saya kehilangan uang sebanyak itu, tuan. Punya saja tidak pernah,"

"Kamu...." Arion geram dibuatnya.

Jenna segera mendorong kursi roda Arion, "Lo mau bawa gue kemana?"

"Hari ini kita akan mulai terapi, tuan," jawab Jenna.

"Percuma, kamu hanya akan buang-buang waktu!" ucap Arion mengingat pengalamannya selama ini dengan perawat-perawat sebelumnya.

"Kita coba dulu. Belum di coba udah psimis. Semangat dong buat sembuh," ucap Jenna yang mana membuay rahang Arion mengeras.

Jenna tak peduli dengan penolakan yang di lakukan oleh Arion. Semakin cepat mereka menerapkan metode terapi yang pernah ia pelajari sebelumnya, semakin akan cepat terlihat hasilnya. Apakah metode itu akan berhasil pada tuan muda dingin tersebut atau sebaliknya. Jika berhasil, pasti Jenna akan semakin cepat menerima bonus, pikirnya.

Metode yang digunakan Jenna termasuk unik dan langka. Ia pelajari semua itu dari salah seorang kenalannya yang berprofesi sebagai dokter setelah ia di usir dan di buabg oleh suami dan keluarganya. Dalam keadaan mengandung si kembar, Jenna mempelajari terapi unik itu.

Awalnya Arion menolak metode pengobatan yang di lakukan oleh Jenna, tapi berkat kegigihan dan kekebalan telinganya, Jenna terus saja melakukannya meski dengan perdebatan sengit antara keduanya.

"Jangan lihat prosesnya, tapi lihat hasilnya, tuan. Sekarang coba gerakkan kakinya," ucap Jenna.

"Kamu becanda?" tanya Arion. Bagaimana mungkin ia bisa menggerakkan kakinya hanya dengan satu kali terapi.

"Coba saja dulu, tuan," ucap Jenna.

Meski kesal, Arion mencoba menggerakkan kakinya. Usaha pertama gagal.

"Coba sekali lagi!" pinta Jenna.

Arion kembali mencoba dan gagal lagi.

"Ayo tuan, semangat, sekali lagi coba!" bujuk Jenna namun Arion terlihat menyerah.

"Ck, masa segitu saja usahanya. Ayo dong lebih usaha lagi, Nggak capek apa tahunan cuma bisa duduk di kursi roda?" Jenna mengompori Arion dan berhasil. Arion berusaha menggerakkan kakinya sekali lagi. Tak di duga, kakinya memberikan reaksi yang luar biasa menurutnya karena selama ini tak ada satupun metode yang berhasil.

" Nah, kan! Hanya perlu sedikit usaha dan niat aja udah lumayan hasilnya!" seru Jenna senang.

Pun dengan Arion, ia jauh lebih senag daripada Jenna. Tanpa sadar, bibirnya tersenyum. Senyuman yang selama ini tak pernah lagi ia perlihatkan semenjak kecelakaan itu terjadi.

"Selamat ya tuan, tuan berhasil melakukannya," ucap Jenna yang melihat senyuman di bibir Arion.

Tak ingin terlihat oleh Jenna kebahagiannya, Arion langsung memasang wajah datarnya, "Ya, lumayanlah! Ini baru permulaan dan cukup mengesankan," ucapnya.

Jenna mencebik, apa susahnya bilang terima kasih, pikirnya.

"Jadi, bagaiaman tuan? Lanjut, kan?" tanya Jenna.

"Ya, karena metode ini cukup bekerja, saya harap kedepannya kamu lebih berusaha lagi. Saya tidak ingin sia-sia menggaji kamu," balas Arion.

"Ck, bilang saja tuan ingin saya terus merawat tuan? Tuan berubah pikiran, kan? Tak perlu menguji saya lagi?" ujar Jenna dengan percaya dirinya.

"Kenapa? Kau menolak bekerja lebih lama denganku?"

"Tentu saja tidak tuan, justru saya senang karena itu artinya saya akan mendapatkan bonus,"

"Ck, apa yang Dion janjikan padamu?" tanya Arion.

"Ya itu, kalau saya bisa bertahan menjadi perawat tuan muda, minimal sebulan saja, saya akan dapat bonus," ujar Jenna jujur.

"Anak itu, seenaknya saja buat janji," gumam Arion.

Jenna mengulurkan tangannya, "Deal ya tuan, kita bekerja sama lebih lama lagi," ucapnya.

"Hem," sahut Arion dengan wajah datarnya. Tangannya tak menyambut uluran tangan Jenna. Jenna langsung menarik uluran tangannya dan mengusap-usapkannya pada bajunya, "Perasaan nggak najis, tadi udah cuci tangan," gumamnya.

Jenna harus menambah stok sabarnya karena ia akan bekerja dalam jangka yang panjang pada pria di depannya tersebut. Tidak apa-apa, semua demi anak-anaknya. Jenna akan menyiapkan mentalnya lebih kuat lagi.

......

Hari sudah gelap, saatnya Jenna untuk bersiap pulang. Ia sudah tak sabar bertemu kedua buah hatinya setelah seharian meninggalkan mereka. Untung saja, anak-anak itu tak pernah rewel dan mengerti keadaannya.

Saat membereskan tasnya, Jenna melihat ada tamu datang ke rumah tersebut. Ya, memang tadi dia sempat mencuri dengar jika akan ada makan malam di rumah tersebut. Namun, yang buat Jenna kaget adalah tamu yang datang tersebut tak asing baginya. Kevin terlihat datang bersama seorang wanita yang Jenna tahu dari media adalah istri barunya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Deswita

Deswita

🙏

2025-02-06

0

Rina Purnomo

Rina Purnomo

Duhhh

2024-11-09

0

jaran goyang

jaran goyang

💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪

2024-10-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!