3

Lana hanya bisa memejamkan matanya ketika pria itu sudah berdiri hanya berjarak beberapa inchi dengannya , tangan kekar itu kembali meraih dagunya dan sedikit mengangkatnya . Sean tak peduli ketika terdengar desisan dari mulut istri mudanya yang terlihat kesakitan .

" Aku adalah aturan di rumah ini !! Jangan sekali kali mencoba untuk menentangku karena kau tidak akan pernah bisa membayangkan apa yang bisa aku lakukan untuk seorang pembangkang sepertimu !! " ujar Sean mengeratkan cengkeramannya di dagu Lana .

" Lepassss .. s-sakittt !! " lirih Lana karena merasa tangan kekar suaminya bagaikan jepitan yang terbuat dari besi baja yang sangat menyakiti dagunya . Sampai sekarang pun ia tak habis pikir kenapa Sean sangat membencinya ataupun keluarganya . Sampai sampai harus melakukan trik kotor dengan menghancurkan perusahaan keluarganya .Tiba tiba ia merasa kepalanya sangat pening , semua terasa berputar dan pandangannya menjadi gelap .

BRUGGHHHHH....

Sean hanya terpaku ketika melihat tubuh yang masih mengenakan gaun putih panjang itu terkulai di depannya . Bukan tidak mau menolong tapi tubuh itu terlalu cepat luruh di lantai . Tapi ada sebuah seringai ketika melihat tubuh itu sama sekali tidak bergerak , rasa puas sangat terlihat di sorot matanya . Hingga suara Damian membuat pandangannya teralih dari wajah cantik yang ternyata sangat pucat itu .

" Tuan Sean .... Nyonya Muda ! "

" Kau pikir aku buta ?? Biarkan saja , anggap saja ini hukuman karena sudah mengabaikan aku tadi . Dia harus belajar mendengarkan dan patuh padaku .... "

Setelah berbicara seperti itu Sean membalikkan badan dan melangkah pergi dari kamar itu meninggalkan Lana yang masih tergolek di lantai dengan bibir memucat . Sedang Damian hanya memandang Lana dengan tatapan yang siapapun tak akan bisa mengartikannya . Setelah beberapa kali menghela nafas pria berparut itu kemudian mengikuti langkah tuannya pergi meninggalkan kamar itu setelah sebelumnya meminta dua penjaga berjaga di luar pintu kamar itu .

" Darrell sudah tidur ?? "

" Sepertinya sudah Tuan , tadi saya lihat pengasuhnya sudah pergi ke kamar belakang . Itu artinya Tuan Muda sudah beristirahat di kamarnya " sahut Damian yang masih melangkah dibelakang Sean , seperti biasa jika sebelum istirahat tuan besarnya selalu menyempatkan diri memeriksa pekerjaan yang seharian sudah dikerjakan sekaligus membaca laporan laporan yang dikirim melalui emailnya .

Tapi langkah Damian terhenti ketika Sean urung melangkah ke lantai atas . Pria itu melangkah ke arah sebuah kamar yang ada tepat di bawah tangga . Sebuah kamar yang dibuat khusus untuk pewaris tunggal keluarga Jayde . Seorang anak laki laki berumur enam tahunan yang harus hidup di atas kursi roda karena sebuah kecelakaan saat dia masih berumur satu tahun .

Waktu itu Darrell dan pengasuhnya sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit karena waktu itu Darrel tiba tiba demam tinggi . Sean sedang ada di luar kota dan Tiffany istrinya sedang ada pemotretan di luar negeri . Tiffany Spencer adalah seorang super model , dan setelah tujuh tahun pernikahan mereka Darrell baru hadir ditengah mereka .

Jika wanita lain mungkin akan sangat bahagia karena sudah dikarunia seorang anak , tapi berbeda dengan Tiffany . Wanita itu sama sekali tidak peduli pada Darrell , dia berpikir putranya cukup diasuh oleh pengasuh karena menurutnya karirnya ada diatas segalanya .

Sejak kecil Darell harus menjalani berkali kali operasi di bagian kakinya akibat kecelakaan itu dan itupun belum bisa membuatnya berjalan sendiri . Dokter mengatakan hanya keajaiban yang bisa membuat kedua kaki putranya bisa berjalan kembali .

KLEKKKK ...

Sean melangkah masuk di kamar putranya yang bernuansa abu abu dan hitam . Jauh berbeda dengan anak seumurannya yang menyukai warna cerah , Darell lebih menyukai warna gelap . Baik untuk koleksi mainannya ataupun baju yang di kenakannya .

Seperti juga dirinya , Darell bukan anak yang ramah terutama pada orang asing . Selama ini hanya sang pengasuh saja yang di perkenankan masuk ke dalam kamar milik anak itu . Anak itu benar benar sudah menutup dirinya dari dunia luar termasuk pada kedua orang tuanya , untuk sekolah pun terpaksa Sean menerapkan home schooling agar putranya merasa tetap nyaman untuk belajar .

Sean mendekat ke arah ranjang dimana sang putra sudah memejamkan mata dengan nafas yang teratur . Hanya di saat seperti ini ia bisa leluasa melihat wajah lelah putranya , karena Darrel sangat jarang mau berbicara dengannya . Ada sakit di hatinya ketika harus melihat Darell harus mengalami semua cobaan hidup saat umurnya masih sekecil ini . Dan naasnya uang ataupun kekuasaannya tidak dapat meringankan penderitaan putranya .

" Kau akan selalu baik baik saja son !! Daddy akan membalas semua orang yang sudah menyakitimu ... "

Saat pertama melihat putranya terbaring di meja operasi setelah kecelakaan itu dia sudah bersumpah jika dia tidak akan melepaskan siapapun yang menyebabkan semua ini terjadi . Dia akan menghancurkan siapapun yang sudah menghancurkan hidup putranya !

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

udah baca sih sebenarnya cuma rada lupa sama alur ceritanya.. setelah bab ini baru ingat,, oohh sean ingin balas dendam sama lana karena sean pikir lanalah penyebab kecelakaan itu.

2024-04-22

3

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

......lanjut......

2024-03-26

0

Sraine Annase

Sraine Annase

maaf nih keganggu baca spasinya banyak amat,alur ceritanya sih menarik cuma bikin gk fokus

2024-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!