"Aduh,,kenapa sekarang si."
Kara mengaduh karena ban motornya kempes dan sepertinya bocor.
Lelahnya Kara,motor yang kempes rasanya lengkap membuat Kara sangat kesal.
Kara memasang penyanggah motor.Tidak banyak rumah disekitaran jalan itu.
Kara terduduk.
"Hufffh.."
Dia harap lelahnya ikut terbuang bersama nafas yang dihembuskannya.
Kondisi Kara sedang sangat lelah seusai mengajar Seni musik.
Sedangkan Farhan tidak pulang bersamanya karena masih ada urusan lain,jadi mereka tidak barengan.
Klingg...
^^Kamu sedang apa?udah pulang mengajar?Maafkan kejadian tadi ya^^
Kara membaca pesan dari Arya.
"Aarrrgghhh,,bosen minta maaf teruss"
Kara memaki ponselnya seakan akan Arya akan mendengarya.Kara masih mengingat kejadian tadi siang di parkiran.
Kara terdiam beberapa saat mencari solusi,karena seingat Kara didekat sini tidak ada bengkel.
Tidak berniat membalas pesan dari Arya namun Arya pasti penasaran,kenapa Kara tidak membalas pesannya.
Dering ponsel Kara terus menerus.Lama kelamaan Kara luluh selain itu juga sangat risih jika ponsel terus berdering.Akhirnya Kara mengangkat telepon dari Arya.
"Hallo."
Jawab Kara malas.
"Kenapa tidak menjawab telponku?"
Arya berbica ditelepon dengan nada yang tinggi,terpancing emosi karena Kara tak kunjung mengangkat telponya.
"ada apa?"
Kara sama sekali tidak berniat meladeni emosi Arya.Dia tahu Arya bisa marah jika Kara protes.
"Tidak,aku hanya memastikan keadaanmu.Kamu dimana sekarang?"
Tanya Arya.
"Memastikan keadaan atau memastikan aku sudah tidak bersama Farhan.Bahkan sahabatku sendiri saja kau cemburui."
"Aku lagi dijalan."
"Kenapa kau angkat kalau kau sedang diperjalanan?"
"Aku tau kau tidak suka aku tidak mengangkat telponmu."
ucap Kara lugas.
"Boleh ketemu tidak?"
"Mau apa?"
Jawab Kara malas,karena masih mengingat kejadian tadi siang.
"Aku kan pacarmu,wajar ingin menemuimu.Mau kubawakan apa?"
Tanya Arya.
"Tidak usah,aku tidak ingin apa apa."
"Kau masih marah?aku kan sudah minta maaf."
"iya iya sudahlah."
Kara benar benar masih malas dengan Arya.
Tiba tiba ada orang berboncengan berhenti di samping motor Kara.
"Ada apa mbak?motornya bocor ya?"
Laki laki berkulit gelap ditangannya banyak tato,rambutnya gondrong.Postur tubuh yang tinggi besar terkesan menyeramkan.
Kara seketika takut orang itu akan berniat buruk padanya.Telepon masih tersambung dengan Arya dan Arya pun mendengarnya.
"Jemput aku di jalan barat SMA Harapan,ban motorku bocor."
Kara mengatakan pada Arya,awalnya tidak ingin meminta tolong pada Arya.
Kara lalu menutup telponnya.Tersenyum kaku memasang wajah ramah.
"Iya mas ban motor saya bocor,tapi saya sudah telpon teman saya.Sebentar lagi dia jemput kesini"
Perasaan Kara sedikit takut.
"Oh yasudah kalau sudah ada yang mau jemput.Tadinya saya mau bantu dorong ke bengkel,soalnya cukup jauh juga baru ada bengkel."
Ucap orang itu.
"Iya mas terima kasih,teman saya sudah mau sampai kok.Rumahnya juga dekat."
Jawab Kara sopan.
"Kalau begitu saya duluan mbak."
Orang asing itu mengangguk sopan dan pergi begitu saja.
Kara bernafas lega setelah orang asing itu pergi.
"Selamat selamat."
Mengelus dadanya.
"Ternyata dia bukan orang jahat,aku takut sekali soalnya tampangnya seram begitu."
Gumam Kara lirih.
Setelah sepuluh menit tibalah Arya.
Arya datang membantu Kara mendorong motornya hingga ke bengkel.
"Minumlah."
Arya memberikan sebotol air mineral pada Kara yang ia beli disamping bengkel.
"Terima kasih."
Kara menerimanya dan senyum sedikit kaku.
Kara sebenarnya ingin menjauh dari Arya mengingat Arya sering kasar padanya.Tapi disisi lain Arya selalu ada disaat Kara membutuhkan.
"***Arya,kenapa kamu selalu ada untukku.Aku tau kau mencintaiku.Tapi apa harus berlaku kasar padaku setiap aku membuat kesalahan sedikit saja.Arya aku ingin kau menyadari bahwa perbuatan kasarmu itu salah.
Aku ingin kau menjadi laki laki yang penyayang.
Aku jadi dilema antara baik dan burukmu.Aku sangat merasakan kebaikanmu.Tapi apa aku harus membayarnya dengan menerima perbuatan kasarmu.
Bahkan tadi siang kau menamparku hanya gara gara sepele.Kau melihatku tidak sengaja bertemu teman sekolahku di lampu merah.Aku juga tidak mungkin melakukan apapun dilampu merah kan.Hanya mengobrol selama menunggu lampu hijau menyala.
Cemburumu mengerikan sekali.Setiap aku berinteraksi dengan cowok lain."
Batin Kara yang pandangannya lurus kedepan.
"Kara."
"Kara."
"Kara."
Panggil Arya.
"Egh,,iya."
Kara terkejut Arya memanggil.
"Kau melamun?"
"Tidak,aku hanya capek saja.Dari pagi aku kuliah terus ke mengajar."
Kara menjawab sedikit gugup dan memijat tengkuknya sendiri.
Selama menunggu tukang tambal ban menambal ban motor Kara.
Arya dan Kara mengobrol,Arya mengobrol seakan tadi siang ia tidak menyakiti Kara.
Arya menganggap itu pelajaran bagi Kara karena beraninya mengobrol dengan cowok asing,apalagi tampak sangat asik.
Arya tidak ingin kehilangan Kara,bahkan pernah Kara meminta putus.
Arya memperjuangkan mati matian demi mempertahankan.
Tapi tindakan Arya berlebihan,cemburu buta yang pada akhirnya menyakiti Kara.
Bukan hanya hati Kara yang sakit namun fisik Kara juga.
Farhan kerabat kara sangat tau bagaimana cara berpacaran mereka.
Farhan yang selalu menasehati Kara agar mempertimbangkan Arya,apakah masih pantas atau tidak.
Tapi Arya bukan type orang yang mudah menyerah.
Menurut Farhan,Arya bukanlah mencintai Kara namun ini adalah obsesi.
Arya diduga terobsesi pada Kara.Kara gadis manis yang mempunyai bakat musik dan mengolah vokalnya.
Kara sering tampil diberbagai acara besar di Yogyakarta.
Meskipun dalam pendidikan Kara hanya memenuhi rata rata saja.
Arya tidak rela melepaskan Kara begitu saja.Arya ingin memiliki Kara seutuhnya.Mungkin caranya kurang baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments