PELAKOR

Jika di dunia ini ada sebuah istilah pelakor, nampaknya hari ini Caroline sedang menghadapi wanita yang tiba-tiba datang dan mengaku sebagai Nyonya rumah.

"Nampaknya tanaman di rumahku ini semuanya layu dan kering, coba aku siram biar tidak layu.'' Caroline kembali menyiram tanaman dan pepohonan yang ada di sekitarnya.

Sudah basah kuyup ditambah lagi hujan rintik yang dihasilkan oleh air yang disiram oleh Caroline ke atas.

"Sayang, bisakah kita berbicara." ucap Erik lembut.

"Memangnya ada apa?" Caroline yang mencoba untuk berbicara lembut.

Kata-kata yang terucap itu bukannya membuat Erik bahagia, namun kata-kata yang diucapkan oleh istrinya itu malah membuat bulu kuduknya merinding disco.

"Erik Sayang, tolong aku." rengek manja Adelin.

Caroline melirik sang suami, lirikan maut itu benar-benar mengenai jantung Erik.

GLEKK..

terasa ludah yang ada di mulutnya tidak bisa ditelan sama sekali, Erik hanya sedikit tersenyum menatap sang istri.

"Bisa buang wanita ini keluar, suamiku?" tanya Caroline yang membuat Erik menganggukkan kepalanya.

"Beraninya kamu mengatakan hal itu padaku!!" teriak Adelin dengan sangat keras.

"Hemm..," satu kata yang keluar dari mulut Caroline.

"Katakan padaku siapa wanita ini, Erik! beraninya dia bersikap kurang ajar padaku!!" teriak Adeline yang hendak menjambak rambut Caroline.

"Hentikan Adeline! hentikan!!" bentak Erik dengan sangat keras.

"Apa maksudmu?! Kenapa kamu membentak ku!" Adeline ikut berteriak.

"Kamu jangan berani-berani menyentuh istriku, Adelin!" seru Erik.

"Apa maksudmu, Erik?" Adelin yang tidak percaya.

"Dia ini istriku, wanita ini adalah istriku!" seru Erik kembali.

Adelin tidak percaya dengan kata-kata yang diucapkan oleh Erik, dia nampak tersenyum mencemooh apa yang dikatakan oleh pria itu.

"Kamu pasti membohongi aku, bukan? Aku tidak percaya dengan kata-kata yang kamu ucapkan."

"Kamu tidak percaya itu bukan urusanku, tapi jangan pernah kamu mencoba untuk mengganggu istriku." dari sorot mata yang ditunjukkan oleh Erik membuat Adelin sedikit ketakutan. Dia mengenal Erik selama beberapa tahun, Adelin sangat paham betul bagaimana sifat Erik.

"Kamu pasti berbohong kan Erik?" tanya Adelin berulang kali.

"Tanyakan saja kepada orang-orang yang ada di rumahku."

"Itu tidak bisa terjadi, Erik. Aku mencintaimu!Kamu tidak boleh mencintai wanita lain!!" teriak Adelin.

Karena kesal akhirnya Caroline kembali menyiram Adelin dengan selang yang ada di tangannya.

Surrr...

tepat di muka Adeline Caroline menyiram wanita itu, dari raut wajah sih Caroline tidak terlihat kesal, namun dari kelakuan yang dia lakukan semua orang bisa melihat wanita itu begitu murka.

"Maaf ya, nyonya. Tanganku benar-benar gatal." Caroline tersenyum mengejek Adelin.

tubuh Adeline sudah basah kuyup, dia melongo menatap apa yang dilakukan oleh Caroline.

"Kelvin, antar wanita ini keluar dari rumahku?" perintah Erik.

"Kamu tidak bisa melakukan hal ini, Kamu tidak bisa melakukannya!!" teriak Adelin.

"Jika kamu tidak mau di perlakukan seperti ini, Apa kamu mau aku yang melakukannya? akan ku siram kamu dengan selang pemadam kebakaran, Aku mau lihat wajah tebal mu itu masih tetap sama atau tidak?!" bentak Caroline yang sudah mulai termakan emosi.

"Nyonya benar-benar marah." ucap beberapa pelayan.

"Nyonya kalau marah benar-benar menakutkan ya, Nyonya Adelin yang terkenal menyebalkan saja diperlakukan seperti ini." jawab Salah satu pelayan kembali.

"Sudah-sudah kalian mau mendapatkan giliran?" tanya Vivi.

Beberapa pembantu wanita langsung menggelengkan kepalanya, mereka langsung kabur ke tempat mereka masing-masing. tidak mungkin kan mereka harus mendapatkan perlakuan Sama persis dengan Adeline, salahkan saja dirinya sendiri datang-datang langsung mengakui rumah orang lain sebagai rumahnya, mengakui suami orang lain sebagai suaminya.

Kelvin membawa Adelin keluar dengan paksa, sedangkan Caroline yang masih berada di kebun belakang dia berganti menatap suaminya.

"Aku akan menjelaskan segalanya, istriku." ucap Erik sembari sedikit tersenyum.

Caroline menghempaskan selang yang ada di tangannya dengan keras. Dia berjalan meninggalkan suaminya dengan raut wajah yang sangat menakutkan.

Coba tadi benar-benar ada selang pemadam kebakaran. Aku mau lihat wajahnya itu seperti apa setelah aku semprot dengan selang pemadam kebakaran.

"Heh..," helaan nafas Erik.

Istriku kalau marah benar-benar sangat menakutkan, lebih menakutkan dari musuh-musuhku yang ada di luar sana.

DEG..

jantung Erik langsung tersentak saat melihat istrinya tiba-tiba menghentikan langkah kakinya. Dia memutar tubuhnya, menatap sang suami dengan salah satu tangannya diangkat, dua jemarinya langsung memberikan isyarat mencolok matanya dan menggorok lehernya.

Aku benar-benar menemukan wanita yang lebih menakutkan daripada diriku sendiri, Apakah ini yang namanya bucin tingkat dewa? Ya Tuhan aku benar-benar menjadi pria seperti kebanyakan pria lainnya.

Caroline pergi dari kebun belakang sedangkan Erik mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Apakah semuanya baik-baik saja, Tuan?" tanya Kelvin yang sudah kembali.

"Bisakah kamu melihat Kalau diriku baik-baik saja, Kelvin?" tanya balik Erik.

Kelvin tidak berani menjawab, dia hanya menatap bosnya yang terlihat begitu lesu.

pria menakutkan sepertinya malah benar-benar tunduk kepada istrinya.

"Heh..," helaan nafas Kelvin.

"Tuan." Panggil Elios yang tiba-tiba datang.

"Ada apa, Elios? tidakkah kau lihat kalau kepalaku pusing?" tanya Erik.

"Maaf tuan, ada masalah yang serius." jawab Elios.

"Memangnya ada apa, Elios?" tanya Kevin sembari memijit keningnya.

Elios memberikan ponselnya kepada Erik, dia menunjukkan beberapa foto dan beberapa tulisan yang akan membuatnya sangat murka luar biasa.

"Siapa yang melakukan ini, Elios?" tanya Erik.

"Kemungkinan besar tuan Yakub, tuan. Dia masih dendam kepada tuan karena tidak bisa mendapatkan Nyonya." jawab Elios.

"Singkirkan pria itu, Elios. Aku tidak ingin melihatnya lagi " Erik kembali memijit keningnya."Tunggu, Elios." Panggil Erik kembali.

"Iya tuan." jawab Elios.

"Bawa pria itu ke markas saja, Aku ingin tahu apa yang diinginkan oleh pria itu. Beraninya dia menjelek-jelekkan istriku, dia benar-benar membuatku marah." jawab Erik yang kemudian pergi mengambil segelas air mineral dari dapur.

"Tuan pusing ya?" tanya Elios kepada Kelvin.

"Sudah tahu kok nanya." jawab Kelvin.

"Bos benar-benar sangat bucin Ya, lihat saja dia seperti anak kecil yang takut ditinggal ibunya." Elios nampak tersenyum. Sedangkan Kelvin langsung merenggut.

"Kamu mau Tuan mendengar perkataan mu?" ancam Kelvin.

Elios menggelengkan kepalanya.

"Sana kerjakan perintah tuan, Setelah itu kami akan mengikutimu."

Di dalam kamar Caroline sedang berbicara dengan Ruhan, Baru kali ini dia mendapatkan nomor sahabat baik yang sudah dianggap sebagai saudara itu.

"Bagaimana kondisi mu, Caroline?" tanya Ruhan.

"Yah tentu saja lebih baik." jawab Caroline.

"Pasti hidupmu bergelimang harta kan? atau mungkin pria itu menyiksamu?" tanya Ruhan yang mengkhawatirkan Caroline.

"Kalau sampai pria itu menyiksaku akan ku balas dia, aku akan menyiksanya lebih parah. lagian aku tidak akan membiarkan diriku disakiti oleh orang lain." jawab Caroline .

*Bersambung*

Mohon dukungannya untuk karyaku.

*Isteri bar-bar bos mafia

*Air mata dan pembalasan

*Isteri bar-bar bos mafia 2

Baca novelku yang lain, terima kasih 🥰👍❤️😊😊

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***