PERJANJIAN NIKAH

"Ini tuan." Kelvin memberikan beberapa map kepada bosnya.

Erik menerima map yang diberikan oleh anak buahnya kemudian dia duduk sembari membuka map yang tadi dia bawa. "Aku meminta bayaran kepadamu karena telah menyelamatkan orang tuamu." dengan tegas Erik mengatakan itu. Hal itu membuat Caroline sedikit bingung dengan apa yang dia katakan.

"Maksud tuan?" tanya Caroline.

Map yang ada di tangannya dibuka oleh Erik, pria itu meminta Caroline untuk membacanya. "Baca saja dan cermati dengan baik."

Setiap kata di baca oleh Caroline lembaran pertama masih terlihat biasa, namun ketika membaca lembaran kedua seketika dua bola matanya langsung membulat sempurna. "Perjanjian pernikahan tanya Caroline?" Erik menganggukkan kepalanya. Dia menunjuk tulisan yang ada di kertas itu.

"Sudah jelaskan." ucapnya.

"Maksudmu?" tanya Caroline yang masih bingung.

"Aku meminta bayaran darimu sesuai dengan apa yang aku lakukan, itu adalah surat perjanjian pernikahanmu dan aku." jawab Erik yang terlihat begitu santai seperti seorang pria yang tidak mempunyai dosa sama sekali.

"Hehhh..," Caroline menghembuskan nafasnya dengan sangat berat.

"Apa maksudnya ini, Tuan?" tanya Ruhan.

"Kalau kamu mau tahu baca saja jadi tidak usah banyak bertanya padaku." jawab ketus Erik. Pria itu menatap Ruhan dengan tatapan mata yang tidak suka, terlihat dari raut wajahnya Erik menatap ruhan sebagai musuh yang harus segera dia singkirkan.

Baru keluar dari mulut harimau sekarang malah masuk ke mulut buaya, walaupun mereka usianya berbeda namun Caroline menganggap mereka sama-sama sudah berusia. "Baru keluar dari tua bangka sekarang harus menghadapi pria tua ini." ucap Caroline dalam hati yang mencoba untuk menenangkan dirinya. Pria itu adalah pria yang sudah membantu kedua orang tuanya. "Lalu, apa yang akan anda lakukan jika saya tidak mau menandatangani surat perjanjian nikah itu?" tanya Caroline.

"Ya tentu saja aku akan menjebloskan kedua orang tuamu atau mungkin aku akan meminta kedua anak buahku untuk membunuh mereka." jawab Erik yang menunjuk Benito dan Melsia.

"Jangan seperti itu Tuan, jangan. anda tidak boleh melakukan hal itu." Benito langsung membujuk Caroline untuk melakukan permintaan Erik. ''Caroline, tolong sayang.. tandatangani saja kertas-kertas itu." pintar Melsia.

"Ibu gila ya, kalian yang membuat kesalahan aku yang harus menanggung akibatnya. seharusnya kalian itu berpikir dengan jernih, pakai otak kalian!" Caroline tidak ingin mendengarkan permohonan kedua orang tuanya. dia benar-benar sangat pusing kepalanya serasa pecah akibat perbuatan kedua orang tuanya.

"Jangan Sayang, jangan. tolong lah ayah dan ibu. Apakah kamu tidak ingin membalas Budi kepada kami yang sudah membesarkanmu?" ujar Benito yang membuat Caroline langsung menoleh menatap tidak percaya apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya.

"Membalas Budi?" tanya Caroline.

"Iya, sebagai balasan karena kami sudah membesarkanmu. tanda tangani saja kertas-kertas itu." jawab Benito dengan begitu mudah.

Caroline mengusap wajahnya dengan begitu frustasi, seperti inilah orang tuanya. Seperti inilah mereka, mereka selalu menjadikan kedua putrinya alat untuk kemenangan mereka.

"Jangan lakukan hal itu Caroline." pintar Ruhan.

"Jangan ikut campur, Kalau kamu bisa melunasi hutang-hutang mereka silahkan saja." sarkas Erik yang menantang Ruhan.

Ruhan tidak akan berani melakukan hal itu karena dia juga tidak mempunyai uang sebanyak yang sudah dibayarkan oleh Erik.

"Apakah kamu mau membayar hutang-hutang itu? jika kamu mau membayarnya makan aku tidak perlu melakukan hal ini." jawab Erik.

"Ini namanya pemaksaan, pemasaran tingkat internasional. dengar ya tuan, saya ini baru keluar dari mulut harimau masa sekarang harus masuk ke mulut buaya sih. apalagi buayanya sudah berumur lagi." ucap Caroline yang membuat Kelvin langsung menatap gadis muda yang berani mengatakan hal itu kepada bosnya.

"Maksudmu buaya berumur?" tanya Erik yang ingin memperjelas perkataan Caroline.

"Ya tentu saja tuan, tuan dengar tidak apa yang aku katakan. Saya ini ibaratnya sudah masuk ke jurang malah sekarang harus masuk ke mulut harimau, saya ini tidak mau menjadi bahan percobaan. Apa Tuan tidak bisa mencari istri dengan cara lain? masa' kamu ingin memaksa gadis muda sepertiku menikah denganmu? anda ini benar-benar tidak tahu malu ya." dengan sangat santai Kirana bahkan mencibir pria yang sudah menolong orang tuanya.

"Kamu tidak boleh berkata seperti itu, Caroline. Ayah sudah bilang kan Kamu harusnya membayar semua Budi kami, kami sudah membesarkanmu. Apakah kamu tidak bisa berkorban sedikit untuk kami?!" seru Benito.

Kata-kata yang keluar dari mulut Benito begitu menyakitkan, kata-kata yang diucapkan olehnya itu hingga membuat jantung Caroline terasa sesak. Erik yang mendengarnya pun dia merasa kalau orang tua Gadis itu tidak mempunyai perhatian sama sekali.

"Baiklah kalau begitu, jika itu yang ingin kalian lakukan padaku." Caroline langsung menandatangani berkas yang diberikan oleh Erik tanpa berpikir panjang. Dia menanyakan apa saja yang harus dia lakukan, kedua orang tua Caroline tersenyum begitu bahagia. mereka akhirnya terlepas dari hutang yang begitu banyak. "Sudah kan?" tanya Caroline.

"Sudah." jawab Erik.

"Terima kasih sayang, terima kasih." Melsia hendak memeluk putrinya namun Caroline langsung mendorongnya.

"Setelah ini kita tidak mempunyai hubungan sama sekali, jangan pernah menganggapku sebagai Putri kalian. Jangan berusaha mencariku ataupun mengganggu kehidupanku." ujar Caroline yang kemudian langsung keluar dari rumah kedua orang tuanya.

Ruhan mengikuti Caroline, sedangkan Erik dia nampak tersenyum setelah Gadis itu menandatangani perjanjian pernikahan dengannya.

"Kita kembali, Kelvin." perintah Erik.

Kelvin tidak pernah berpikir Kenapa pria itu mau melakukannya, di luar sana begitu banyak gadis yang lebih baik daripada Caroline. namun entah apa yang dirasakan oleh Bosnya itu hingga membuatnya melakukan hal ini, padahal tidak pernah sekalipun Erik menolong seseorang.

"Caroline." Panggil Ruhan.

"Aku benar-benar tidak pernah mengira orang tuaku akan melakukan hal ini, Ruhan. Mereka menjadikan aku pembayar hutang mereka." Caroline nampak menundukkan kepalanya. dia tidak tahu hidupnya akan seperti apa.

"Kamu mau ke mana?" tanya Erik yang melihat Caroline bersama Ruhan.

"Mau pergi." jawab santai Caroline.

"Apa maksudmu pergi, sekarang kamu itu adalah istriku. surat pernikahan kita akan masuk ke catatan sipil hari ini. Jadi mulai sekarang kamu ikut aku." Erik ya langsung menarik tangan Caroline dan membawa Gadis itu masuk ke dalam mobil.

"Hei.. kamu tidak boleh memaksa aku!!" seru Caroline yang mencoba untuk memberontak.

"Dengar ya Alessia Caroline, sekarang kamu itu sudah menjadi istriku. Jadi sekarang kamu adalah milikku." jawab Erik.

"Jangan mentang-mentang sudah membayar hutang kedua orang tuamu lalu kamu mengatakan hal itu, pria tua!" ujar Caroline yang mencoba untuk kabur namun sayangnya Erik langsung menahan dirinya.

"Kamu tidak akan pernah bisa kabur dariku." Erik langsung meminta Kelvin mengunci pintu mobilnya. "Jalankan mobilnya." perintah Erik.

Akhirnya Caroline dibawa pergi oleh Erik, Ruhan hanya bisa menatap pria itu membawa pergi Caroline.

"Aku benar-benar tidak berguna sama sekali, apa yang akan terjadi dengan Caroline? pria itu adalah pria kejam kenapa dia tiba-tiba datang ke tempat ini." Ruhan sedikit bingung karena benar Erik tiba-tiba datang dengan membawa uang penebus hutang Benito dan istrinya.

**Bersambung**

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***