Kedatangan Umi

"Hei, kenapa wajahmu seperti itu?" ucap Zafran saat melihat Zurra terdiam sepi.

"Apakah ucapan Dokter serius?" tanya Zurra masih tak percaya.

"Iya, aku akan bawa kamu bertemu dengan Abi dan Umi," jawab Zaf yakin.

"Maaf, Dok. Saya belum siap," jawab Zurra. Bukan apa-apa, ia hanya tidak ingin kedua orangtua Zaf berpikir buruk tentang dirinya.

"Kenapa, Zurra? Ah aku tahu. Maaf bila harapku terlalu tinggi padamu," ucap Zafran segera beranjak dari hadapan Zurra.

Zurra hanya menghela nafas panjang, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana dengan Pria itu. Zurra segera keluar dari kamar Zafran, lalu menghampiri putranya yang sudah bangun.

Zurra mengurus Revan terlebih dahulu, setelah itu memberinya makan dan minum obat. Setelah kenyang dan anteng, Zurra menaruh bayi itu di dalam boks yang sudah di sediakan oleh Zafran saat mereka baru datang saat itu.

Zurra kembali menuju ruang makan untuk melayani Dokter anak itu. Zafran hanya diam, tak ada sapaan darinya untuk Zurra. Sepertinya lelaki itu masih kecewa dengan jawaban Zurra tadi.

"Dokter mau sarapan apa?" tanya Zurra mencoba memecah keheningan diantara mereka.

"Apa saja," jawab Zaf datar.

"Pasrah banget, semangat dong," balas wanita itu dengan senyum lembut.

"Tidak usah tersenyum begitu padaku," ucap Zaf memalingkan wajahnya.

Zurra kembali tersenyum melihat raut wajah lelaki itu. "Lucu banget kalau lagi ngambek," cicitnya sembari mengisi piring makan untuk Zafran.

"Mau main tebak-tebakan?" tanya Zaf membuat dahi Zurra berkerut.

"Apa?" tanya wanita itu sedikit aneh dengan sikap Zafran, bisa-bisanya mau makan ngajakin main tebak-tebakan.

"Kopi, kopi apa yang paling manis?"

Zurra berpikir sejenak. "Kopi dicampur madu?" jawabnya.

"Salah. yaitu, Kopinang kau dengan bismillah," jawabnya dengan senyum khasnya.

"Aih, gombal banget jawabannya," ucap Zurra dengan wajah merona.

"Kamu tahu nggak bedanya jam dua siang sama kamu?"

"Nggak," jawab Zurra.

"Kalau jam dua belas itu kesiangan, kalau kamu kesayangan."

Lagi-lagi wanita itu hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala. "Suka gombal ya?" tanya Zurra menatap serius.

"Nggak banget, aku bahkan lihat di google. Karena sejatinya aku tidak pandai merangkai kata-kata manis. Ini semua demi dirimu," ucap Zaf sembari meraih tangan Zurra. "Zurra, terimalah aku sebagai pengganti suamimu. Aku sangat mencintai kamu," ucap lelaki.

Zurra segera menarik tangannya agar terlepas dari genggaman lelaki itu. Ia berusaha untuk tetap tenang dan tidak terbawa perasaan. Jujur, hatinya saat ini masih gamang.

"Jangan terlalu memberikan harapan. Dokter tahu, orang bisa bangkit dan berdiri karena harapan. Tetapi orang juga bisa mati karena sebuah harapan. Tidak juga semua orang kuat kehilangan harapan itu, salah satunya diri saya yang kini sedang berjuang untuk memperbaiki hati," ucap Zurra yang membuat Zafran terdiam.

"Maafkan aku. Ya, aku tahu bahwa ini tidak mudah bagimu. Tetapi aku akan selalu menunggu hingga hatimu siap. Kamu itu seperti skripsi, sulit dimengerti, tetapi harus aku perjuangkan demi masa depan indah bersamamu," ucap Zaf menatap begitu dalam.

"Dok, kenapa Dokter harus memilih saya? Bukankah Dokter tahu bahwa saya seorang wanita yang tak ada apa-apanya bila di bandingkan dengan wanita lain diluar sana. Dokter bisa memilih, karena tidak ada yang kurang pada diri Dokter. Sedangkan saya, saya hanya wanita yang tak berpendidikan tinggi, saya tidak mempunyai harta apapun, dan saya juga tak mempunyai keluarga," jelas Zurra mencoba untuk membuka pikiran lelaki itu.

"Siapa bilang tidak ada yang kurang pada diriku, karena jika benar aku ini tampan dan tak ada kekurangan seperti katamu, tapi kenapa aku tidak bisa membuatmu jatuh cinta padaku?" balas Zaf.

"Sudahlah, Dok. Obrolan ini tidak akan ada habisnya. Ayo kita makan sekarang," ucap Zurra yang sudah tak ingin lagi membahas tentang mereka.

Zafran hanya mengangguk pelan, sebenarnya masih banyak yang ingin ia bicarakan dengan wanita itu, tetapi seperti dia sudah tak berminat. Apakah dirinya tidak menarik dimatanya?

Kedua insan itu makan dalam hening setelah tadi cukup banyak yang mereka bahas tentang perasaan. Zurra begitu cekatan melayani Zafran, mengambilkan makanan yang ia minta.

Selesai makan, Zurra mengemasi peralatan makan yang kotor, setelah itu ia kembali ke kamar untuk bermain dengan putranya.

Sementara itu Zafran duduk bermenung seorang diri di balkon kamarnya. Suara vibrasi ponsel membuyarkan lamunannya. Ia menatap layar tipis itu untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Assalamualaikum, Umi," jawab lelaki itu.

"Wa'alaikumsalam. Kamu dirumah kan, Bang?" tanya Umi di ujung sambungan.

"Ya, masih dirumah, Umi. Ada apa?"

"Bagus, tunggu Umi dan Abi sebentar lagi sampai," ucap wanita itu yang membuat Zafran segera berdiri dengan pikiran panik.

"Umi dan Abi pulang kesini?" tanya Zaf sembari meraup wajahnya.

"Ya, Bahkan Umi datang sama Tante Vera," jawab Umi terdengar santai.

"Ah, ba-baiklah, Umi. Kalau begitu Abang tutup dulu." Zaf segera mematikan panggilan sang Ibu, saking paniknya ia lupa mengucapkan salam.

"Mampus aku, bagaimana ini? Apakah aku jujur saja sama Umi dan Abi?" gumam Pria itu gelisah.

Zafran bergegas menuju kamar Zurra. Ia menemui wanita itu sedang bermain dengan bayinya.

"Boleh aku masuk?" tanya Zaf yang sudah berdiri di depan pintu.

"Ah, Dokter. Kita bicara di luar saja ya," jawab Zurra merasa sungkan bila ngobrol di kamar.

"Baiklah, ayo gendong Revan," titah Pria itu sembari berjalan terlebih dahulu.

Zurra segera menggendong Revan, ia segera mengikuti langkah Zaf yang membawanya duduk di taman belakang. Kebetulan matahari pagi baru menapakkan sinarnya, dan itu cukup bagus untuk Revan.

"Zurra aku ingin bicara padamu," ucap Zaf.

"Apa itu, Dok?"

"Permisi, Den. Ibuk dan Bapak sudah datang," ucap Bibik yang membuat Zurra maupun Zafran tak bisa meneruskan pembicaraan mereka.

"Bang! Abang!" panggil Umi Zahira pada anak sulungnya.

Zurra tampak bingung dengan wajah cemas. Namun, Zafran berusaha untuk membuat wanita itu tenang. "Jangan cemas ya, percaya sama aku, semua akan baik-baik saja. Ayo kita temui Umi dan Abi," ajak Zaf sembari mengusap kepala Zurra dengan sangat lembut.

"Ya, Umi! Aku disini!" jawab Zaf menghampiri keluarganya yang datang dengan secara tiba-tiba.

Zafran menyalami tangan kedua orangtuanya dengan takzim. "Kenapa datang secara mendadak seperti ini?" tanya Zaf heran. Namun, netranya menatap seorang wanita yang ada disamping Umi. Wanita yang juga menggunakan niqab seperti Umi.

"Kamu tidak salam sama Tante Vera? Dan apakah kamu tahu siapa gadis ini?" tanya Umi memutuskan lamunan Zaf.

"Ah, maaf Tante," Zaf segera menyalami wanita yang sebaya dengan sang Ibu. "Apakah kamu Humaira?" tanya Zaf ragu.

Wanita itu tersenyum sembari mengangguk. Zafran hanya membalas dengan senyum tipis .

Sementara itu Zurra yang sedari tadi hanya diam sembari mengamati keluarga Dokter itu. Ada perasaan tak enak. Dirinya yang bukan siapa-siapa harus berada di kediaman mereka. Dan bagaimana pula tanggapan mereka nantinya?

"Bang, Kakak itu siapa?" tanya Zhera yang mengalihkan perhatian semua orang.

Bersambung...

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Susi Ismi

Susi Ismi

naga naganya zaf mau dijodohin sama humaira, duh....ruwet ini mah

2024-05-01

1

Bundanya Jamal

Bundanya Jamal

haduhhh smga bisa menerima zuhra dn anaknya dengan tngan terbuka

2024-04-20

0

Lisma Yanti

Lisma Yanti

dijodohin

2024-05-11

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Dokter yang baik
3 Pengkhianatan
4 Berseteru lagi
5 Bantuan sang Dokter
6 Di rumah sang Dokter
7 Makan malam
8 Pertanyaan Umi
9 Drama pagi
10 Kembali
11 Pulang
12 Tidak berubah
13 Kegelisahan Zafran
14 Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15 Pertolongan Zafran
16 Rumah bagaikan neraka.
17 Bantuan Rayy
18 Perhatian
19 Apakah benar aku lelah?
20 Kedatangan Umi
21 Rencana liburan
22 Kedatangan Rayyan
23 Makan malam bersama
24 Saling mendukung
25 Di perjalanan
26 Masih di perjalanan
27 Kejujuran Umi
28 Yakin untuk berpisah
29 Tiba-tiba demam
30 Menerima telepon
31 Pulang terlebih dahulu
32 Dukungan dari Abi
33 perdebatan mereka
34 Apakah kamu Sesilia?
35 Bertemu Rio
36 Sidang pertama
37 Pengorbanan Zaf
38 Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39 Restu Umi
40 Rencana Rio
41 Kembali bertugas
42 Di ruang sidang
43 Rio vs Azurra
44 Sah bercerai
45 Kemarahan Rio
46 Makan siang bersama
47 Rencana Zurra
48 Mama salah mengira
49 Mama Mila spot jantung
50 Tanggapan Papa
51 Menentukan hari
52 Menemani Rayy
53 Zhera kepo
54 Kedatangan Rayy dan keluarga
55 Umi dan Abi terkejut
56 Zhera shock
57 Bicara berdua
58 Di terima
59 Menentukan hari pernikahan
60 Zhera ikut
61 Bertemu Rayyan
62 Bertemu mantan
63 Penyesalan Rio
64 Pergi dari kehidupanku!
65 Larut dalam penyesalan
66 Kekecewaan Ririn
67 Kelakuan Zafran dan Rayyan
68 Heran melihat tingkah mereka
69 Kamu harus bisa!
70 Pasang Henna
71 Menunggu besok pagi
72 Nasehat Abi
73 Sah menjadi pasangan halal
74 Sungkeman
75 Kebahagiaan mereka
76 Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77 Ancaman Zhera
78 Pertanyaan Zafran
79 Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80 Drama pagi
81 Perasaan Zhera
82 Ririn sakit
83 Modus Rayyan
84 Kejutan dari Zhera
85 Ingin tepuk jidat
86 Pertanyaan Zafran
87 Lamaran Rio
88 Menunggu jawaban
89 Ketahuan modus
90 Niat baik Zurra
91 Modus lagi
92 Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93 Pernikahan Rio dan Ririn
94 Kecemasan Zurra
95 Sindiran Ririn
96 Kecemasan Rayyan
97 Semakin Gegana
98 Menunggu hasilnya
99 Kekesalan Zhera
100 Berusaha membujuk
101 Drama Rayyan
102 Kemarahan Bang Zaf
103 Akhirnya selamat
104 Menunda kuliah
105 Ditinggal
106 Ingin jual rumah
107 Rindu Bang Rayy
108 Senang
109 Nggak usah lebay
110 Rayuan Abi
111 Minta di periksa Bang Zaf
112 Zafran berusaha sabar
113 Pembalasan Zafran
114 Semoga cepat terlelap
115 Kekesalan Rayyan
116 Berdamai
117 Hadiah untuk Zhera
118 Terharu
119 dukungan dari Abi dan Umi
120 Menemui kebahagiaan
121 Selalu bahagia
122 Kontraksi
123 Menemani Zurra di RS
124 Ruang bersalin
125 Melahirkan
126 Duo baby boy
127 Kebahagiaan kedua belah pihak.
128 Ayo Adek service
129 Drama Ayah baru
130 Sarapan pagi
131 Penerus generasi mereka
132 Kopian Papanya
133 Konsulen gombal
134 Kejutan again
135 Drama Papa dan Mama
136 Ikut Terlelap
137 Happy ending
138 Novel baru.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal mula
2
Dokter yang baik
3
Pengkhianatan
4
Berseteru lagi
5
Bantuan sang Dokter
6
Di rumah sang Dokter
7
Makan malam
8
Pertanyaan Umi
9
Drama pagi
10
Kembali
11
Pulang
12
Tidak berubah
13
Kegelisahan Zafran
14
Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15
Pertolongan Zafran
16
Rumah bagaikan neraka.
17
Bantuan Rayy
18
Perhatian
19
Apakah benar aku lelah?
20
Kedatangan Umi
21
Rencana liburan
22
Kedatangan Rayyan
23
Makan malam bersama
24
Saling mendukung
25
Di perjalanan
26
Masih di perjalanan
27
Kejujuran Umi
28
Yakin untuk berpisah
29
Tiba-tiba demam
30
Menerima telepon
31
Pulang terlebih dahulu
32
Dukungan dari Abi
33
perdebatan mereka
34
Apakah kamu Sesilia?
35
Bertemu Rio
36
Sidang pertama
37
Pengorbanan Zaf
38
Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39
Restu Umi
40
Rencana Rio
41
Kembali bertugas
42
Di ruang sidang
43
Rio vs Azurra
44
Sah bercerai
45
Kemarahan Rio
46
Makan siang bersama
47
Rencana Zurra
48
Mama salah mengira
49
Mama Mila spot jantung
50
Tanggapan Papa
51
Menentukan hari
52
Menemani Rayy
53
Zhera kepo
54
Kedatangan Rayy dan keluarga
55
Umi dan Abi terkejut
56
Zhera shock
57
Bicara berdua
58
Di terima
59
Menentukan hari pernikahan
60
Zhera ikut
61
Bertemu Rayyan
62
Bertemu mantan
63
Penyesalan Rio
64
Pergi dari kehidupanku!
65
Larut dalam penyesalan
66
Kekecewaan Ririn
67
Kelakuan Zafran dan Rayyan
68
Heran melihat tingkah mereka
69
Kamu harus bisa!
70
Pasang Henna
71
Menunggu besok pagi
72
Nasehat Abi
73
Sah menjadi pasangan halal
74
Sungkeman
75
Kebahagiaan mereka
76
Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77
Ancaman Zhera
78
Pertanyaan Zafran
79
Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80
Drama pagi
81
Perasaan Zhera
82
Ririn sakit
83
Modus Rayyan
84
Kejutan dari Zhera
85
Ingin tepuk jidat
86
Pertanyaan Zafran
87
Lamaran Rio
88
Menunggu jawaban
89
Ketahuan modus
90
Niat baik Zurra
91
Modus lagi
92
Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93
Pernikahan Rio dan Ririn
94
Kecemasan Zurra
95
Sindiran Ririn
96
Kecemasan Rayyan
97
Semakin Gegana
98
Menunggu hasilnya
99
Kekesalan Zhera
100
Berusaha membujuk
101
Drama Rayyan
102
Kemarahan Bang Zaf
103
Akhirnya selamat
104
Menunda kuliah
105
Ditinggal
106
Ingin jual rumah
107
Rindu Bang Rayy
108
Senang
109
Nggak usah lebay
110
Rayuan Abi
111
Minta di periksa Bang Zaf
112
Zafran berusaha sabar
113
Pembalasan Zafran
114
Semoga cepat terlelap
115
Kekesalan Rayyan
116
Berdamai
117
Hadiah untuk Zhera
118
Terharu
119
dukungan dari Abi dan Umi
120
Menemui kebahagiaan
121
Selalu bahagia
122
Kontraksi
123
Menemani Zurra di RS
124
Ruang bersalin
125
Melahirkan
126
Duo baby boy
127
Kebahagiaan kedua belah pihak.
128
Ayo Adek service
129
Drama Ayah baru
130
Sarapan pagi
131
Penerus generasi mereka
132
Kopian Papanya
133
Konsulen gombal
134
Kejutan again
135
Drama Papa dan Mama
136
Ikut Terlelap
137
Happy ending
138
Novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!