Apakah benar aku lelah?

Kini mobil yang dikendarai oleh Zafran sudah memasuki jalan tol. Lelaki itu masih berusaha untuk membawa Zurra ngobrol.

"Zurra, boleh aku tahu perjalanan hidupmu?" tanya Zaf sembari fokus mengemudi.

"Maksud, Dokter perjalanan hidupku bagaimana?" tanya Zurra tak paham.

"Tentang keluarga kamu, dan kamu menempuh pendidikan, dimana kampung halamanmu," jelas Zaf.

"Kenapa Dokter menanyakan tentang itu?"

"Kenapa? Apakah aku tidak boleh tahu?"

"Ah bukan begitu maksud saya. Tapi sedikit heran saja."

"Kalau begitu cerita dong."

Zurra menghela nafas dalam untuk memasok udara sepenuh dada. "Saya seorang anak tunggal. Saat umur sepuluh tahun, ibu saya meninggal dunia. Dan saya di besarkan oleh ayah. Setelah lulus SMA saya merantau ke kota. Disanalah saya kenal dengan Mas Rio," jelas Zurra menjeda ucapannya.

"Terus?" Zaf masih penasaran.

"Kami menjalin hubungan hanya enam bulan, setelah itu Mas Rio datang ke kampung untuk melamar saya. Dulu dia adalah lelaki yang begitu penyayang dan sangat mencintai saya." Zurra kembali mengingat awal perkenalannya dengan Rio.

"Terus?" Zafran masih ingin mendengar cerita selanjutnya.

"Mas Rio datang hanya seorang diri meminang saya, karena kedua orangtuanya sudah meninggal sejak di duduk di bangku SMA."

"Jadi dia anak tunggal juga?" tanya Zaf menatap sesaat pada wanita yang ada disampingnya.

"Sebenarnya dia tiga bersaudara, tetapi kedua adiknya meninggal dunia saat kecelakaan bersama kedua orangtuanya."

"Oh, teruskan ceritamu," ujar Zaf.

"Setelah tanggal pernikahan kami sudah di tentukan. Namun, di hari H ayah saya mengalami kecelakaan dan keadaan beliau kritis. Tetapi beliau tetap meminta Mas Rio menikahi saya hari itu juga. Dan saya masih ingat kata-kata ayah dengan nafas tersengal meminta Mas Rio untuk menjaga dan menyayangi saya. Dan Mas Rio juga berjanji dihadapan Ayah, dia berjanji akan menjaga dan menyayangi saya hingga akhir hayatnya. Tapi semua janji itu telah ia ingkari, dan sekarang dia..."

"Tidak perlu di teruskan," ucap Zaf sembari mengusap kepala wanita itu dengan lembut.

"Aku memang sudah tak ingin meneruskan, tapi Dokter tetap saja memaksa," jawab Zurra sedikit kesal.

"Maaf..." Hanya itu yang keluar dari bibir Pria itu.

"Tidak apa-apa," jawab Zurra memalingkan wajahnya. Rasanya sakit sekali bila mengingat kembali masalalunya bersama lelaki itu.

"Apakah kamu sudah ngantuk?" tanya Zafran setelah beberapa saat mereka saling diam.

"Lumayan, tapi saya tidak mungkin membiarkan Dokter mengemudi sendiri, karena di jalan tol memang rawan ngantuk sehingga banyak yang mengalami kecelakaan," jawab Zurra menatap wajah tampan lelaki yang ada di sampingnya.

"Tidak apa-apa, aku masih melek kok. Nggak perlu khawatir. Ayo tidurlah, mumpung Revan juga tidur," ucap Zaf sangat perhatian.

"Tidak mau, saya akan tetap menemani Dokter hingga sampai rumah," jawab Zurra tersenyum lembut.

Zafran membalas tatapan wanita itu. "Kamu perhatian sekali. Terimakasih ya," ujarnya dengan senyum manis.

Zurra hanya mengangguk, lalu kembali mengambil cemilan yang tadi di beli oleh Pria itu.

"Mau lagi?" tawar Zurra pada Zaf yang masih fokus menatap badan jalan.

"Mau, tapi suapin ya," pintanya yang membuat wajah Zurra merona.

"Tapi..."

"Kenapa? Apakah kamu keberatan?"

"Ah, ti-tidak." Zurra mengambil makanan ringan yang ada di tangannya, lalu menyuapi lelaki itu.

"Ah nikmat banget rasanya bila di manjakan oleh wanita yang aku cintai," gumam Pria itu dalam hati. Bibirnya tertarik membentuk senyuman.

"Dokter kenapa senyuman-senyum begitu? Apakah ada yang aneh?" tanya Zurra merasa tidak nyaman saat melihat lelaki itu tersenyum gaje.

"Hah? Nggak, nggak ada yang aneh kok. Aku menikmati cemilan itu. Rasanya enak sekali," jawab Zaf berlebihan. Padahal di lidah Zurra makanan ringan itu biasa saja.

Hanya dua jam mengemudi, akhirnya kendaraan roda empat itu menepi di perkarangan rumah mewah ketua hakim Zico Hamdi.

"Bawa sini biar aku yang gendong Revan," pinta Zafran sebelum turun.

"Tidak usah, Dok. Biar saya saja," tolak Zurra.

"Tidak apa-apa, biar aku saja yang bawa masuk. Kamu pasti capek banget kan?" Dengan hati sungkan Zurra menyerahkan bayi kesayangannya itu pada sang Dokter.

"Biarkan barang-barang itu Bibik yang ambil, ayo sekarang masuk," ucap Zaf yang kembali melarang Zurra saat ingin mengambil barang bawaannya.

Wanita itu hanya menghela nafas dalam. Entah kenapa ia merasa sikap Zaf terlalu berlebihan padanya. Kembali rasa takut melipir dalam hatinya. Ia tidak mau merasa diatas angin atas perhatian lelaki itu yang nanti ujung-ujungnya akan menjatuhkannya ke dalam dasar jurang.

Zafran membaringkan Revan diatas ranjang dengan sangat hati-hati, lalu menyelimuti agar tidurnya semakin nyaman.

"Mau langsung istirahat? Atau mandi dulu?" tanya Zaf pada Zurra.

"Saya mau mandi dulu, Dok," jawab Zurra yang memang sudah sangat gerah.

"Mandilah, setelah itu langsung istirahat. Jika kamu masih butuh teman ngobrol bisa chat aku," ucap Zaf dengan senyum khasnya.

"Ngobrol apaan jam segini, Dok. Lihatlah sudah pukul dua dini hari," jawab Zurra yang membuat lelaki itu tersenyum kikuk.

"Tidak apa-apa, kebetulan aku masih masa cuti, jadi aku sanggup begadang sampai pagi menemani kamu," jawabnya dengan senyum malu sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Zurra menggelengkan kepala. "Sepertinya Dokter lelah, ayo sekarang mandi, dan segera istirahat agar pikiran Dokter kembali fresh," ucap Zurra sembari melenggang masuk ke dalam kamar mandi.

Zafran tersenyum penuh arti. Pria itu masih menatap langkah Zurra hingga tubuh mungil itu hilang di balik pintu kamar mandi.

"Apakah benar aku sudah lelah? Maksudnya lelah di siksa oleh cinta yang begitu besar untuknya," ucap lelaki itu sembari memukul keningnya dengan pelan.

Zafran tersenyum sembari berlalu dari kamar itu. Namun, kembali langkahnya terhenti saat menatap bayi tak berdosa itu sedang terlelap. Kakinya kembali menghampiri.

"Selamat istirahat, Sayang. Do'ain aku berjodoh dengan ibumu ya," gumam lelaki itu sembari mengecup kedua pipi bayi mungil itu.

Zafran segera menuju kamarnya, ia segera membersihkan diri, setelah itu menempati ranjangnya untuk segera istirahat.

Pagi-pagi sekali Zurra sudah bangun seperti biasanya. Ternyata sudah seminggu meninggalkan rumah itu tak membuatnya lupa akan tugasnya sebelumnya.

Zurra menyediakan sarapan pagi Pak Dokter. Setelah selesai menyediakan, ia segera menuju kamar untuk membangunkannya. Rupanya wanita itu lupa bahwa Zafran belum kembali dinas.

Zurra melihat Zafran masih tertidur lelap. Ia tak lantas membangunkan, tetapi menyediakan pakaiannya terlebih dahulu. Setelah semuanya sudah selesai, Zurra menghampiri ranjang dimana lelaki itu .

"Dok, bangun," ucap Zurra sedikit mengguncang bahu Zaf.

"Hmm... Jam berapa ini, Zurra?" tanya Zaf dengan mata berat.

"Sudah jam setengah delapan, Dok. Apakah Dokter tidak ke RS hari ini?" tanya Zurra.

"Tidak, hari ini aku mau bawa kamu ke pulau untuk jumpa Umi dan Abi," jawab Zaf yang membuat tubuh Zurra membatu.

Bersambung....

Happy reading 🥰

"

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

bangun tidurnya harus dibangunin gimna sholat subuhnya?

2024-04-19

2

Lisma Yanti

Lisma Yanti

sholat subuh baru tidur lagi, karena minta dibangunin Zurra

2024-05-11

0

Sari Nu Amoorea

Sari Nu Amoorea

garcep

2024-03-21

3

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Dokter yang baik
3 Pengkhianatan
4 Berseteru lagi
5 Bantuan sang Dokter
6 Di rumah sang Dokter
7 Makan malam
8 Pertanyaan Umi
9 Drama pagi
10 Kembali
11 Pulang
12 Tidak berubah
13 Kegelisahan Zafran
14 Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15 Pertolongan Zafran
16 Rumah bagaikan neraka.
17 Bantuan Rayy
18 Perhatian
19 Apakah benar aku lelah?
20 Kedatangan Umi
21 Rencana liburan
22 Kedatangan Rayyan
23 Makan malam bersama
24 Saling mendukung
25 Di perjalanan
26 Masih di perjalanan
27 Kejujuran Umi
28 Yakin untuk berpisah
29 Tiba-tiba demam
30 Menerima telepon
31 Pulang terlebih dahulu
32 Dukungan dari Abi
33 perdebatan mereka
34 Apakah kamu Sesilia?
35 Bertemu Rio
36 Sidang pertama
37 Pengorbanan Zaf
38 Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39 Restu Umi
40 Rencana Rio
41 Kembali bertugas
42 Di ruang sidang
43 Rio vs Azurra
44 Sah bercerai
45 Kemarahan Rio
46 Makan siang bersama
47 Rencana Zurra
48 Mama salah mengira
49 Mama Mila spot jantung
50 Tanggapan Papa
51 Menentukan hari
52 Menemani Rayy
53 Zhera kepo
54 Kedatangan Rayy dan keluarga
55 Umi dan Abi terkejut
56 Zhera shock
57 Bicara berdua
58 Di terima
59 Menentukan hari pernikahan
60 Zhera ikut
61 Bertemu Rayyan
62 Bertemu mantan
63 Penyesalan Rio
64 Pergi dari kehidupanku!
65 Larut dalam penyesalan
66 Kekecewaan Ririn
67 Kelakuan Zafran dan Rayyan
68 Heran melihat tingkah mereka
69 Kamu harus bisa!
70 Pasang Henna
71 Menunggu besok pagi
72 Nasehat Abi
73 Sah menjadi pasangan halal
74 Sungkeman
75 Kebahagiaan mereka
76 Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77 Ancaman Zhera
78 Pertanyaan Zafran
79 Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80 Drama pagi
81 Perasaan Zhera
82 Ririn sakit
83 Modus Rayyan
84 Kejutan dari Zhera
85 Ingin tepuk jidat
86 Pertanyaan Zafran
87 Lamaran Rio
88 Menunggu jawaban
89 Ketahuan modus
90 Niat baik Zurra
91 Modus lagi
92 Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93 Pernikahan Rio dan Ririn
94 Kecemasan Zurra
95 Sindiran Ririn
96 Kecemasan Rayyan
97 Semakin Gegana
98 Menunggu hasilnya
99 Kekesalan Zhera
100 Berusaha membujuk
101 Drama Rayyan
102 Kemarahan Bang Zaf
103 Akhirnya selamat
104 Menunda kuliah
105 Ditinggal
106 Ingin jual rumah
107 Rindu Bang Rayy
108 Senang
109 Nggak usah lebay
110 Rayuan Abi
111 Minta di periksa Bang Zaf
112 Zafran berusaha sabar
113 Pembalasan Zafran
114 Semoga cepat terlelap
115 Kekesalan Rayyan
116 Berdamai
117 Hadiah untuk Zhera
118 Terharu
119 dukungan dari Abi dan Umi
120 Menemui kebahagiaan
121 Selalu bahagia
122 Kontraksi
123 Menemani Zurra di RS
124 Ruang bersalin
125 Melahirkan
126 Duo baby boy
127 Kebahagiaan kedua belah pihak.
128 Ayo Adek service
129 Drama Ayah baru
130 Sarapan pagi
131 Penerus generasi mereka
132 Kopian Papanya
133 Konsulen gombal
134 Kejutan again
135 Drama Papa dan Mama
136 Ikut Terlelap
137 Happy ending
138 Novel baru.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal mula
2
Dokter yang baik
3
Pengkhianatan
4
Berseteru lagi
5
Bantuan sang Dokter
6
Di rumah sang Dokter
7
Makan malam
8
Pertanyaan Umi
9
Drama pagi
10
Kembali
11
Pulang
12
Tidak berubah
13
Kegelisahan Zafran
14
Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15
Pertolongan Zafran
16
Rumah bagaikan neraka.
17
Bantuan Rayy
18
Perhatian
19
Apakah benar aku lelah?
20
Kedatangan Umi
21
Rencana liburan
22
Kedatangan Rayyan
23
Makan malam bersama
24
Saling mendukung
25
Di perjalanan
26
Masih di perjalanan
27
Kejujuran Umi
28
Yakin untuk berpisah
29
Tiba-tiba demam
30
Menerima telepon
31
Pulang terlebih dahulu
32
Dukungan dari Abi
33
perdebatan mereka
34
Apakah kamu Sesilia?
35
Bertemu Rio
36
Sidang pertama
37
Pengorbanan Zaf
38
Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39
Restu Umi
40
Rencana Rio
41
Kembali bertugas
42
Di ruang sidang
43
Rio vs Azurra
44
Sah bercerai
45
Kemarahan Rio
46
Makan siang bersama
47
Rencana Zurra
48
Mama salah mengira
49
Mama Mila spot jantung
50
Tanggapan Papa
51
Menentukan hari
52
Menemani Rayy
53
Zhera kepo
54
Kedatangan Rayy dan keluarga
55
Umi dan Abi terkejut
56
Zhera shock
57
Bicara berdua
58
Di terima
59
Menentukan hari pernikahan
60
Zhera ikut
61
Bertemu Rayyan
62
Bertemu mantan
63
Penyesalan Rio
64
Pergi dari kehidupanku!
65
Larut dalam penyesalan
66
Kekecewaan Ririn
67
Kelakuan Zafran dan Rayyan
68
Heran melihat tingkah mereka
69
Kamu harus bisa!
70
Pasang Henna
71
Menunggu besok pagi
72
Nasehat Abi
73
Sah menjadi pasangan halal
74
Sungkeman
75
Kebahagiaan mereka
76
Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77
Ancaman Zhera
78
Pertanyaan Zafran
79
Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80
Drama pagi
81
Perasaan Zhera
82
Ririn sakit
83
Modus Rayyan
84
Kejutan dari Zhera
85
Ingin tepuk jidat
86
Pertanyaan Zafran
87
Lamaran Rio
88
Menunggu jawaban
89
Ketahuan modus
90
Niat baik Zurra
91
Modus lagi
92
Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93
Pernikahan Rio dan Ririn
94
Kecemasan Zurra
95
Sindiran Ririn
96
Kecemasan Rayyan
97
Semakin Gegana
98
Menunggu hasilnya
99
Kekesalan Zhera
100
Berusaha membujuk
101
Drama Rayyan
102
Kemarahan Bang Zaf
103
Akhirnya selamat
104
Menunda kuliah
105
Ditinggal
106
Ingin jual rumah
107
Rindu Bang Rayy
108
Senang
109
Nggak usah lebay
110
Rayuan Abi
111
Minta di periksa Bang Zaf
112
Zafran berusaha sabar
113
Pembalasan Zafran
114
Semoga cepat terlelap
115
Kekesalan Rayyan
116
Berdamai
117
Hadiah untuk Zhera
118
Terharu
119
dukungan dari Abi dan Umi
120
Menemui kebahagiaan
121
Selalu bahagia
122
Kontraksi
123
Menemani Zurra di RS
124
Ruang bersalin
125
Melahirkan
126
Duo baby boy
127
Kebahagiaan kedua belah pihak.
128
Ayo Adek service
129
Drama Ayah baru
130
Sarapan pagi
131
Penerus generasi mereka
132
Kopian Papanya
133
Konsulen gombal
134
Kejutan again
135
Drama Papa dan Mama
136
Ikut Terlelap
137
Happy ending
138
Novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!