Perhatian

Zurra fokus dengan makanannya, tak banyak yang ia bicarakan hanya menjawab seperlunya saja bila kedua lelaki itu bertanya. Namun, tatapan Rayy pada dirinya dan Zafran sedikit berbeda.

"Ah, jika aku boleh tahu. Apakah kalian sudah lama kenal?" tanya Rayy di sela makan mereka.

"Belum, mungkin baru dua bulan belakangan. Kebetulan Revan adalah pasien aku," jawab Zaf dengan jujur.

"Oh begitu. Apakah kalian punya hubungan spesial?" tanya Pak pol itu kembali.

Zafran menatap sahabatnya itu. "Apakah saat ini kamu sedang menyelidiki kami?" balas Zaf yang di tanggapi dengan kekehan oleh Rayyan.

"Bukan begitu, kawan. Aku hanya sedikit penasaran saja," jawab Rayy begitu adanya.

Zurra tak tahu harus menjelaskan bagaimana. Ia hanya diam saja. Biarkan lelaki itu yang menjawabnya.

"Untuk saat ini kami hanya sebatas teman, tapi tidak tahu kedepannya nanti," terang Zaf yang tak ingin terlalu berekspektasi.

Tentu saja Zaf belum berani untuk terlalu yakin dengan hubungan mereka kedepannya, karena ia merasa Zurra masih tampak gamang. Mungkin dulu wanita itu begitu spesial di hati suaminya, sehingga saat sikap dan perilaku Rio berubah, maka membuat Zurra benar-benar terpukul.

"Yaya, aku sangat paham. Tentunya kamu tidak terlibat dalam kasus ini, bukan?" tanya Rayy curiga.

"Ya nggaklah. Kamu kira aku tidak waras apa?" jawab Zaf sedikit sensi.

"Santai, Bro. Aku cuma ingin memastikan bahwa apa yang dialami oleh Zurra, itu benar-benar murni kejahatan dari suaminya," timpal Rayy.

Setelah cukup ngobrol dan makan, ketiga insan itu segera menuju RS yang tadi sempat di singgahi oleh Zafran dan Zurra.

Mereka segera menemui pihak RS, dan tentu saja Rayyan yang menjelaskan dan memberi perintah pada dokter yang menangani. Akhirnya malam itu juga Zurra menjalani visum untuk mendapatkan bukti atas kekejaman Rio yang akan ia buka di sidang perceraiannya nanti.

Selama proses berjalan, Zafran dan Rayyan tetap mendampingi wanita itu. Dan Zafran dengan sabar menimang bayi spesialnya. Mungkin karena ia sudah terbiasa menghadapi pasien berkelainan khusus seperti Revan, maka Zaf tak merasa aneh bila Revan sedikit rewel.

"Kasihan ya, ada lelaki yang tega seperti suami Zurra. Padahal Revan sangat membutuhkan dukungan dan kasih sayang dari ayahnya," ucap Rayy sembari duduk di samping Zafran.

"Aku yang akan mengambil peran itu mulai sekarang," jawab Zaf santai sembari mengusap punggung Revan yang mulai tenang dalam pelukannya.

"Ehem..." Rayy mendehem mendengar ucapan yang keluar dari bibir Zaf. "Apakah kamu yakin bila ibunya bisa menerima kamu?" tanya Rayy tersenyum meledek.

"Yakin tidak yakin sih, meskipun nanti kami tidak berjodoh, tetapi aku tidak akan memutuskan hubungan dengan Revan," jawab Zaf.

"Tulus banget," timpal Rayy.

"Ya beginilah diriku. Aku itu tidak mudah jatuh cinta, tetapi bila aku mencintai seseorang, maka apapun akan aku lakukan demi dirinya."

"Oya, kamu sendiri gimana?" tanya Zaf beralih pada Rayy.

"Apanya?" tanya Rayy tak paham.

"Asmara kamu?"

"Belum ada yang cocok," jawab Rayy jujur.

"Ah sama saja ternyata. Alot," ejek Zaf tersenyum pada sahabatnya itu.

"Cariin dong yang selera aku," timpal Rayy sembari menaik turunkan alis matanya.

"Jangan minta di cariin sama aku, sedangkan aku saja belum tentu beruntung. Eh tapi, seperti apa sih tipe kamu?" tanya Zaf sedikit penasaran dengan selera Pak pol itu.

"Seperti apa ya?" lelaki itu juga bingung menggambarkannya. "Tentunya cantik, pintar, penyayang, dan juga manja. Ya kira-kira seperti Zhera."

"Apa! Kamu?" tunjuk Zaf menatap tajam.

"Eh, apaan? Hei, santai dong. Emangnya kenapa jika aku mengumpamakan dengannya," ucap Rayy sedikit kikuk.

"Atau jangan-jangan kamu..."

"Ci, apaan sih pikiran kamu, Zaf. Ya nggak mungkinlah. Dia itu sudah seperti adikku sendiri," jawab Rayy dengan cepat.

Zafran masih menatap sahabatnya itu dengan lekat. "Awas saja jika aku tahu bahwa kamu menyukai adikku!" ancamnya yang membuat nyali Pak pol ciut.

"Keluarga Bu Zurra!" panggil perawat yang membuat percakapan kedua lelaki itu terhenti.

"Ya, Sus!"

"Silahkan, Pak. Dokter ingin bertemu dengan Bapak."

Zafran dan Rayyan segera masuk kedalam ruangan Dokter. Terlihat Zurra masih duduk di bad pasien sembari di bantu oleh perawat.

"Bagaimana, Dok, apakah sudah selesai pemeriksaannya?" tanya Zaf.

"Sudah, Pak. Dan hasilnya akan kami kirim ke Email Pak Rayyan karena beliau selaku penyidik dalam kasus ini," jelas Dokter itu.

"Baiklah, kira-kira berapa hasilnya visumnya keluar?" tanya Rayy.

"Paling lama satu minggu, Pak."

"Oke, terimakasih atas kerja samanya." Rayyan dan Zafran menyalami Dokter itu.

Zafran segera membawa Zurra keluar dari ruangan Dokter. Pasangan itu berpisah di parkiran dengan sang polisi yang sudah membantu mereka.

"Sekali lagi terimakasih banyak atas bantuannya, Pak," ucap Zurra dengan tulus.

"Sama-sama, jika ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan, kamu bisa hubungi saya. Saya akan membantu kamu nanti," jawab Rayy tersenyum ramah.

"Baik, Pak."

Baiklah, kalau begitu kami pulang dulu. seminggu lagi kami akan kembali kesini. Terimakasih banyak, Bro," ucap Zafran sembari menyalami sahabat baiknya itu.

"Sama-sama Abang ipar. Eh, maaf. Hahaha... Aku bercanda," seru Rayy terkekeh melihat raut wajah Zafran yang tak mengenakan.

"Awas saja jika kamu berani macam-macam!" ancam lelaki itu sembari membukakan pintu mobil untuk Zurra.

Rayyan kembali menanggapi dengan kekehan. Zurra hanya ikut tersenyum mendengar kelakar kedua lelaki itu. Ia memang tidak tahu arah pembicaraan mereka.

"Apakah kamu capek?" tanya Zaf sembari fokus mengemudi.

"Tidak, Dok. Apakah Dokter capek?" Zurra balik bertanya.

"Capek sih, tapi nggak mungkin juga kita harus nginap di hotel. Kita pulang saja ya."

"Baiklah, pelan-pelan saja. Jika capek cari tempat istirahat," ucap Zurra mengingatkan.

"Oke. Mau beli cemilan?" tanya Zafran sudah menepikan kendaraannya di depan supermarket.

"Tidak terimakasih, Dok. Saya masih kenyang," jawab Zurra memang benar adanya.

"Tidak apa-apa, kamu tunggu sebentar, biar aku yang turun. Kamu harus banyak makan biar Revan tidak kekurangan asupan," ucap Zaf yang membuat Zurra semakin merasa di pedulikan oleh lelaki tampan itu.

Zurra hanya mengangguk pelan. Ia tak tahu harus bicara apa. Sungguh rasa sungkan begitu meliputi hatinya. Kenapa lelaki itu begitu baik dan perhatian padanya? Apakah benar Zafran tulus mencintainya? Tapi rasa traumanya dalam berumah tangga membuatnya belum berani untuk menerima perasaan Zafran.

Tak berselang lama Zafran sudah kembali dengan menenteng beberapa kantong yang berisikan makanan ringan dan minuman untuk menemani mereka di jalan.

"Ini makanlah, biar kamu tidak tidur di jalan. Soalnya aku suka ngantuk jika tidak ada teman ngobrol di jalan tol," ucap lelaki itu sembari menyerahkan makanan yang ia beli pada Zurra.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Nur Aini

Nur Aini

klo masih ada lelaki seperti dokter safran d dunia nyata aku mau thur😀😀

2024-04-23

2

Bundanya Jamal

Bundanya Jamal

adakah laki " sebaik dokter di dunia nyata klau ada aku pesen thour

2024-04-19

0

Lisma Yanti

Lisma Yanti

laki2 idaman bagi setiap wanits

2024-05-11

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Dokter yang baik
3 Pengkhianatan
4 Berseteru lagi
5 Bantuan sang Dokter
6 Di rumah sang Dokter
7 Makan malam
8 Pertanyaan Umi
9 Drama pagi
10 Kembali
11 Pulang
12 Tidak berubah
13 Kegelisahan Zafran
14 Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15 Pertolongan Zafran
16 Rumah bagaikan neraka.
17 Bantuan Rayy
18 Perhatian
19 Apakah benar aku lelah?
20 Kedatangan Umi
21 Rencana liburan
22 Kedatangan Rayyan
23 Makan malam bersama
24 Saling mendukung
25 Di perjalanan
26 Masih di perjalanan
27 Kejujuran Umi
28 Yakin untuk berpisah
29 Tiba-tiba demam
30 Menerima telepon
31 Pulang terlebih dahulu
32 Dukungan dari Abi
33 perdebatan mereka
34 Apakah kamu Sesilia?
35 Bertemu Rio
36 Sidang pertama
37 Pengorbanan Zaf
38 Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39 Restu Umi
40 Rencana Rio
41 Kembali bertugas
42 Di ruang sidang
43 Rio vs Azurra
44 Sah bercerai
45 Kemarahan Rio
46 Makan siang bersama
47 Rencana Zurra
48 Mama salah mengira
49 Mama Mila spot jantung
50 Tanggapan Papa
51 Menentukan hari
52 Menemani Rayy
53 Zhera kepo
54 Kedatangan Rayy dan keluarga
55 Umi dan Abi terkejut
56 Zhera shock
57 Bicara berdua
58 Di terima
59 Menentukan hari pernikahan
60 Zhera ikut
61 Bertemu Rayyan
62 Bertemu mantan
63 Penyesalan Rio
64 Pergi dari kehidupanku!
65 Larut dalam penyesalan
66 Kekecewaan Ririn
67 Kelakuan Zafran dan Rayyan
68 Heran melihat tingkah mereka
69 Kamu harus bisa!
70 Pasang Henna
71 Menunggu besok pagi
72 Nasehat Abi
73 Sah menjadi pasangan halal
74 Sungkeman
75 Kebahagiaan mereka
76 Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77 Ancaman Zhera
78 Pertanyaan Zafran
79 Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80 Drama pagi
81 Perasaan Zhera
82 Ririn sakit
83 Modus Rayyan
84 Kejutan dari Zhera
85 Ingin tepuk jidat
86 Pertanyaan Zafran
87 Lamaran Rio
88 Menunggu jawaban
89 Ketahuan modus
90 Niat baik Zurra
91 Modus lagi
92 Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93 Pernikahan Rio dan Ririn
94 Kecemasan Zurra
95 Sindiran Ririn
96 Kecemasan Rayyan
97 Semakin Gegana
98 Menunggu hasilnya
99 Kekesalan Zhera
100 Berusaha membujuk
101 Drama Rayyan
102 Kemarahan Bang Zaf
103 Akhirnya selamat
104 Menunda kuliah
105 Ditinggal
106 Ingin jual rumah
107 Rindu Bang Rayy
108 Senang
109 Nggak usah lebay
110 Rayuan Abi
111 Minta di periksa Bang Zaf
112 Zafran berusaha sabar
113 Pembalasan Zafran
114 Semoga cepat terlelap
115 Kekesalan Rayyan
116 Berdamai
117 Hadiah untuk Zhera
118 Terharu
119 dukungan dari Abi dan Umi
120 Menemui kebahagiaan
121 Selalu bahagia
122 Kontraksi
123 Menemani Zurra di RS
124 Ruang bersalin
125 Melahirkan
126 Duo baby boy
127 Kebahagiaan kedua belah pihak.
128 Ayo Adek service
129 Drama Ayah baru
130 Sarapan pagi
131 Penerus generasi mereka
132 Kopian Papanya
133 Konsulen gombal
134 Kejutan again
135 Drama Papa dan Mama
136 Ikut Terlelap
137 Happy ending
138 Novel baru.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal mula
2
Dokter yang baik
3
Pengkhianatan
4
Berseteru lagi
5
Bantuan sang Dokter
6
Di rumah sang Dokter
7
Makan malam
8
Pertanyaan Umi
9
Drama pagi
10
Kembali
11
Pulang
12
Tidak berubah
13
Kegelisahan Zafran
14
Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15
Pertolongan Zafran
16
Rumah bagaikan neraka.
17
Bantuan Rayy
18
Perhatian
19
Apakah benar aku lelah?
20
Kedatangan Umi
21
Rencana liburan
22
Kedatangan Rayyan
23
Makan malam bersama
24
Saling mendukung
25
Di perjalanan
26
Masih di perjalanan
27
Kejujuran Umi
28
Yakin untuk berpisah
29
Tiba-tiba demam
30
Menerima telepon
31
Pulang terlebih dahulu
32
Dukungan dari Abi
33
perdebatan mereka
34
Apakah kamu Sesilia?
35
Bertemu Rio
36
Sidang pertama
37
Pengorbanan Zaf
38
Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39
Restu Umi
40
Rencana Rio
41
Kembali bertugas
42
Di ruang sidang
43
Rio vs Azurra
44
Sah bercerai
45
Kemarahan Rio
46
Makan siang bersama
47
Rencana Zurra
48
Mama salah mengira
49
Mama Mila spot jantung
50
Tanggapan Papa
51
Menentukan hari
52
Menemani Rayy
53
Zhera kepo
54
Kedatangan Rayy dan keluarga
55
Umi dan Abi terkejut
56
Zhera shock
57
Bicara berdua
58
Di terima
59
Menentukan hari pernikahan
60
Zhera ikut
61
Bertemu Rayyan
62
Bertemu mantan
63
Penyesalan Rio
64
Pergi dari kehidupanku!
65
Larut dalam penyesalan
66
Kekecewaan Ririn
67
Kelakuan Zafran dan Rayyan
68
Heran melihat tingkah mereka
69
Kamu harus bisa!
70
Pasang Henna
71
Menunggu besok pagi
72
Nasehat Abi
73
Sah menjadi pasangan halal
74
Sungkeman
75
Kebahagiaan mereka
76
Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77
Ancaman Zhera
78
Pertanyaan Zafran
79
Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80
Drama pagi
81
Perasaan Zhera
82
Ririn sakit
83
Modus Rayyan
84
Kejutan dari Zhera
85
Ingin tepuk jidat
86
Pertanyaan Zafran
87
Lamaran Rio
88
Menunggu jawaban
89
Ketahuan modus
90
Niat baik Zurra
91
Modus lagi
92
Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93
Pernikahan Rio dan Ririn
94
Kecemasan Zurra
95
Sindiran Ririn
96
Kecemasan Rayyan
97
Semakin Gegana
98
Menunggu hasilnya
99
Kekesalan Zhera
100
Berusaha membujuk
101
Drama Rayyan
102
Kemarahan Bang Zaf
103
Akhirnya selamat
104
Menunda kuliah
105
Ditinggal
106
Ingin jual rumah
107
Rindu Bang Rayy
108
Senang
109
Nggak usah lebay
110
Rayuan Abi
111
Minta di periksa Bang Zaf
112
Zafran berusaha sabar
113
Pembalasan Zafran
114
Semoga cepat terlelap
115
Kekesalan Rayyan
116
Berdamai
117
Hadiah untuk Zhera
118
Terharu
119
dukungan dari Abi dan Umi
120
Menemui kebahagiaan
121
Selalu bahagia
122
Kontraksi
123
Menemani Zurra di RS
124
Ruang bersalin
125
Melahirkan
126
Duo baby boy
127
Kebahagiaan kedua belah pihak.
128
Ayo Adek service
129
Drama Ayah baru
130
Sarapan pagi
131
Penerus generasi mereka
132
Kopian Papanya
133
Konsulen gombal
134
Kejutan again
135
Drama Papa dan Mama
136
Ikut Terlelap
137
Happy ending
138
Novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!