Pertolongan Zafran

Seketika terdengar suara pintu rumah itu terbuka. Zurra segera beranjak kembali ke kamarnya.

"Zurra! Zurra!" panggil Rio sembari menenteng beberapa bahan makanan, dan memangku sebuah paket yang di berikan oleh driver travel itu.

"Ya, Mas!" jawab wanita itu gegas menghampiri.

"Nih, ada titipan paket buat kamu. Hebat kamu ya, katanya tidak ada uang, tapi masih sempat-sempatnya belanja online. Apakah selingkuhan kamu itu yang memberi uang?" tuduh Rio menyakitkan.

"Jangan memulai lagi, Mas. Aku sudah tak punya energi untuk melayani segala perkataan burukmu. Terserah kamu mau bicara apa tentangku. Yang jelas aku tidak sama sepertimu!" tekan Zurra meraih paket yang ada di tangan Rio.

"Tunggu dulu!" Rio menjauhkan dari jangkauan Zurra.

"Mas, berikan padaku!"

"Katakan dulu apa isinya?" tanya Rio curiga.

"I-itu isinya..."

"Apa?" tanya Rio semakin curiga saat Zurra tampak gugup.

Sebenarnya wanita itu sama sekali tidak tahu apa yang ada di dalam kotak paket itu. Karena dia tak ada komunikasi apapun dengan supir itu.

"Itu hanya alat terapi untuk Revan," jawab Zurra asal.

"Hah! Selalu saja bayi tak berguna itu yang kamu pentingkan," rutu Rio sembari menyerahkan paket itu dengan kesal.

Rio kembali masuk kedalam kamar. "Oya, nanti sore aku akan menyediakan kedua berkas yang harus kamu tanda tangani," ucapnya sebelum masuk kedalam kamarnya.

Zurra tak menjawab. Ia tidak akan pernah mau mengikuti permintaan lelaki itu. Lebih baik ia mati daripada harus melihat lelaki itu bahagia diatas penderitaannya dan Revan.

Zurra segera membawa kotak paket itu kedalam kamar, setelah itu ia gegas menuju dapur membuatkan bubur untuk Revan.

Wanita cantik itu tampak cekatan, karena kasihan pada buah hatinya yang sudah kelaparan. Dan tak lupa ia membuat makanan untuk dirinya sendiri.

Zurra segera menyuapi bayi spesialnya makan, setelah itu baru dirinya sendiri mengisi perut.

"Alhamdulillah," ucapnya setelah merasa kenyang setelah menahan lapar hampir satu hari tak makan.

Setelah makan dan minum obat, Revan kembali tertidur. Dan Zurra masih mengerjakan pekerjaan rumah dengan membersihkan setiap ruangan.

Zurra menatap satu persatu ruangan itu. Kembali ingatannya pada beberapa tahun lalu, dimana dirinya dan Rio begitu bahagia. Lelaki itu dulu begitu menyayanginya. Sikapnya sangat lembut dan penuh kasih sayang, tetapi semua telah menjadi kenangan. Tak ada lagi pelukan mesra setiap pulang kerja, dan tak ada lagi kecupan sayang setiap kali bangun tidur.

Dadanya terasa sesak saat mengingat kembali kenangan indah itu. Air matanya jatuh berderai. "Kenapa harus seperti ini, Mas?" gumamnya sembari menghapus air mata yang jatuh di kedua pipinya.

Sementara itu Zafran baru saja menerima kabar dari supir travel. Lelaki itu mengatakan bahwa ia sudah menyerahkan paket pemberiannya pada suami Zurra.

"Apakah kamu tidak bertemu Zurra?" tanya Zaf di ujung sambungan.

"Tadi saya sempat lihat Bu Zurra, Pak. Tapi keburu datang suaminya," jawab lelaki itu jujur.

"Apakah kamu melihat Zurra baik-baik saja?" tanyanya kembali.

"Saya kurang tahu baik atau tidaknya kabar Bu Zurra, karena saat saya melihat dia hanya di depan jendela, dan Bu Zurra seperti memberi isyarat untuk meminta pertolongan," jelas Pria itu kembali.

"Apa! Apakah dia menangis?" tanya Zafran semakin panik.

"Saya tidak bisa melihat dengan jelas, Pak. Karena Bu Zurra tidak membuka pintunya. Dari pantauan saya, sepertinya Bu Zurra di kunci dari luar, karena sebelum saya pergi, saya sempat melihat suaminya membuka pintu dari luar," jelasnya memang begitu adanya.

Zafran mengusap rambutnya dengan kegelisahan. "Kirim alamat rumahnya sekarang pada saya," titah Pria itu.

"Baik, Pak." Driver itu segera mengirim alamat rumah Zurra.

Zafran segera bersiap untuk kembali ke kota. Tujuan utamanya untuk mendatangi kota dimana Zurra tinggal. Ia harus memastikan sendiri bahwa wanita itu baik-baik saja.

"Loh, sudah mau pergi, Bang?" tanya Umi saat berpapasan dengan putranya.

"Iya, Umi. Ada urusan mendadak di RS," jawab Zaf beralasan.

"Oh, kamu jadi pergi liburan?"

"Nanti aku kasih kabar Umi jika sudah pasti," Zaf sembari menyalami tangan sang ibu. "Oya, Abi belum pulang, Umi?"

"Belum, hari ini Abi kamu banyak jadwal sidang. Rata-rata kebanyakan kasus perceraian," jawab Umi.

"Baiklah, kalau begitu sampaikan pamit aku sama Abi. Aku jalan dulu ya Umi," ucap lelaki itu sembari mencuri kecupan di kedua pipi Ibunya.

"Ya, hati-hati. Kalau sudah sampai kabari Umi."

"Baik, Umi." Zafran segera masuk kedalam mobil yang di Kendarai oleh supir pribadi orangtuanya.

Sesampainya di pelabuhan, ternyata Roro penyebrangan ada yang rusak, jadi harus antrian panjang untuk nyebrang.

Zafran merasa sangat kesal. Ia segera menghubungi Abi untuk meminta orang suruhan sang ayah mengantarkannya menggunakan speed boat pribadi mereka.

"Memangnya kamu mau kemana, Bang? kenapa kamu buru-buru begini? Abi masih di ruang sidang," jawab Abi Zico.

"Abi, please. Aku benar-benar harus nyebrang sekarang," ucap Zafran memohon kepada sang ayah.

"Baiklah, tunggu sebentar." Pak hakim menepi sesaat dari ruang sidang. Lelaki itu meminta sidangnya di undur beberapa menit. Ia segera menghubungi seseorang untuk mengantarkan putranya.

Jika Zafran sedang berusaha, berbeda dengan Zurra yang sore ini kembali di buat kesal oleh Rio.

"Zurra, sekarang tanda tangani kedua berkas ini!" titah Rio.

"Aku tidak akan mau menandatangani berkas itu!" tegas Zurra yang membuat Rio kembali kesal.

"Zurra, jangan membuatku kesal! Aku bicara baik-baik, Zurra!" bentak Rio.

"Hng! Kamu kira aku ini sebodoh yang kamu pikirkan, Mas? Jika kamu ingin menikah lagi, maka segera ceraikan aku!"

"Aku tidak akan pernah menceraikan kamu!"

"Dasar lelaki egois. Kalau begitu jangan harap aku akan memberimu izin."

Zurra kembali menangis menatap lelaki yang ada di hadapannya. "Mas, kenapa kamu tega padaku? Apa salahku, Mas? Jika aku sudah tidak berarti dalam hidupmu, maka lepaskanlah aku. Tolong jangan sakiti aku dan Revan," lirih wanita itu dengan isakan.

"Jangan banyak bicara, Zurra! Sekarang tanda tangani berkas ini!" titah Pria itu sembari membawa tangan Zurra untuk mengarahkan ke kedua file yang ada diatas meja.

"Jangan paksa aku, Mas! Aku tidak akan mau!" balas Zurra dengan penuh emosi.

"Kau benar-benar pembangkang!"

PLAK!!

Kembali sebuah tamparan diterima oleh Zurra. Kini dadanya terasa sesak. Zurra meraih berkas yang ada di depannya, lalu...

Kreek! Kreek! Krekk!

"Ini yang kamu mau, bukan?" ucap Zurra dengan mata memerah.

Seketika kedua berkas itu berserakan di lantai dengan bincangan kecil yang di lakukan oleh Zurra.

"Brengsekk!"

Rio kembali menjambak rambut wanita itu dengan keras sehingga membuat Zurra menjerit dan meringis menahan rasa perih di kulit kepalanya. Dan tamparan berulang kali di wajahnya sehingga membuat ronanya berubah menjadi biru kemerehan.

"Akwhh! Lepas, Mas. Sakit!"

"Kau benar-benar berani padaku. Aku akan membuatmu menyesal, Zurra!" Rio menyeret Zurra untuk memasukkan kembali kedalam kamar.

"Aku tidak akan memberi kalian makan. Aku pastikan kalian mati kelaparan di dalam ruangan ini!" ancam Rio segera mengunci pintu kamar itu dari luar.

Zurra segera memeluk putranya yang menangis menjerit karena mendengar pertengkaran hebat mereka.

"Hiks, Hiks... Maafkan ibu, Nak." Zurra memeluk Revan begitu erat.

Sesaat netranya melihat kotak paket yang belum ia buka. Zurra menghapus air matanya, lalu berjalan mengambil kotak itu.

Zurra segera membuka untuk melihat isinya. Seketika matanya membulat saat melihat sebuah ponsel yang ada di dalamnya.

"Ponsel, apakah ini dari dokter Zafran?" Zurra gegas menyalakannya.

Seketika ia melihat ada gambar sang Dokter terpampang di layar pipih itu. Mungkin saja itu ponsel miliknya.

Zurra tak lagi berpikir, ia mengambil nomor yang tertera di kartu nama sang dokter, lalu menghubungi melalui ponsel ini.

"Halo..."

"Halo, Dokter. Ini saya, Zurra. Dok, tolong saya, Hiks..."

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

semoga zurra cepat tertolong dgn anaknya Rio sdh kesetanan sebentar lagi kamu dpt hadiah yg sangat bagus Rio kaaarma

2024-04-21

1

Dewi Sri

Dewi Sri

Baru nemu ini cerita bagus sekali, sampai lupa memberi vaforit😅

2024-04-19

0

Lisma Yanti

Lisma Yanti

semoga Allah swt memberikan pertolongan

2024-05-11

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Dokter yang baik
3 Pengkhianatan
4 Berseteru lagi
5 Bantuan sang Dokter
6 Di rumah sang Dokter
7 Makan malam
8 Pertanyaan Umi
9 Drama pagi
10 Kembali
11 Pulang
12 Tidak berubah
13 Kegelisahan Zafran
14 Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15 Pertolongan Zafran
16 Rumah bagaikan neraka.
17 Bantuan Rayy
18 Perhatian
19 Apakah benar aku lelah?
20 Kedatangan Umi
21 Rencana liburan
22 Kedatangan Rayyan
23 Makan malam bersama
24 Saling mendukung
25 Di perjalanan
26 Masih di perjalanan
27 Kejujuran Umi
28 Yakin untuk berpisah
29 Tiba-tiba demam
30 Menerima telepon
31 Pulang terlebih dahulu
32 Dukungan dari Abi
33 perdebatan mereka
34 Apakah kamu Sesilia?
35 Bertemu Rio
36 Sidang pertama
37 Pengorbanan Zaf
38 Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39 Restu Umi
40 Rencana Rio
41 Kembali bertugas
42 Di ruang sidang
43 Rio vs Azurra
44 Sah bercerai
45 Kemarahan Rio
46 Makan siang bersama
47 Rencana Zurra
48 Mama salah mengira
49 Mama Mila spot jantung
50 Tanggapan Papa
51 Menentukan hari
52 Menemani Rayy
53 Zhera kepo
54 Kedatangan Rayy dan keluarga
55 Umi dan Abi terkejut
56 Zhera shock
57 Bicara berdua
58 Di terima
59 Menentukan hari pernikahan
60 Zhera ikut
61 Bertemu Rayyan
62 Bertemu mantan
63 Penyesalan Rio
64 Pergi dari kehidupanku!
65 Larut dalam penyesalan
66 Kekecewaan Ririn
67 Kelakuan Zafran dan Rayyan
68 Heran melihat tingkah mereka
69 Kamu harus bisa!
70 Pasang Henna
71 Menunggu besok pagi
72 Nasehat Abi
73 Sah menjadi pasangan halal
74 Sungkeman
75 Kebahagiaan mereka
76 Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77 Ancaman Zhera
78 Pertanyaan Zafran
79 Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80 Drama pagi
81 Perasaan Zhera
82 Ririn sakit
83 Modus Rayyan
84 Kejutan dari Zhera
85 Ingin tepuk jidat
86 Pertanyaan Zafran
87 Lamaran Rio
88 Menunggu jawaban
89 Ketahuan modus
90 Niat baik Zurra
91 Modus lagi
92 Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93 Pernikahan Rio dan Ririn
94 Kecemasan Zurra
95 Sindiran Ririn
96 Kecemasan Rayyan
97 Semakin Gegana
98 Menunggu hasilnya
99 Kekesalan Zhera
100 Berusaha membujuk
101 Drama Rayyan
102 Kemarahan Bang Zaf
103 Akhirnya selamat
104 Menunda kuliah
105 Ditinggal
106 Ingin jual rumah
107 Rindu Bang Rayy
108 Senang
109 Nggak usah lebay
110 Rayuan Abi
111 Minta di periksa Bang Zaf
112 Zafran berusaha sabar
113 Pembalasan Zafran
114 Semoga cepat terlelap
115 Kekesalan Rayyan
116 Berdamai
117 Hadiah untuk Zhera
118 Terharu
119 dukungan dari Abi dan Umi
120 Menemui kebahagiaan
121 Selalu bahagia
122 Kontraksi
123 Menemani Zurra di RS
124 Ruang bersalin
125 Melahirkan
126 Duo baby boy
127 Kebahagiaan kedua belah pihak.
128 Ayo Adek service
129 Drama Ayah baru
130 Sarapan pagi
131 Penerus generasi mereka
132 Kopian Papanya
133 Konsulen gombal
134 Kejutan again
135 Drama Papa dan Mama
136 Ikut Terlelap
137 Happy ending
138 Novel baru.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal mula
2
Dokter yang baik
3
Pengkhianatan
4
Berseteru lagi
5
Bantuan sang Dokter
6
Di rumah sang Dokter
7
Makan malam
8
Pertanyaan Umi
9
Drama pagi
10
Kembali
11
Pulang
12
Tidak berubah
13
Kegelisahan Zafran
14
Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15
Pertolongan Zafran
16
Rumah bagaikan neraka.
17
Bantuan Rayy
18
Perhatian
19
Apakah benar aku lelah?
20
Kedatangan Umi
21
Rencana liburan
22
Kedatangan Rayyan
23
Makan malam bersama
24
Saling mendukung
25
Di perjalanan
26
Masih di perjalanan
27
Kejujuran Umi
28
Yakin untuk berpisah
29
Tiba-tiba demam
30
Menerima telepon
31
Pulang terlebih dahulu
32
Dukungan dari Abi
33
perdebatan mereka
34
Apakah kamu Sesilia?
35
Bertemu Rio
36
Sidang pertama
37
Pengorbanan Zaf
38
Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39
Restu Umi
40
Rencana Rio
41
Kembali bertugas
42
Di ruang sidang
43
Rio vs Azurra
44
Sah bercerai
45
Kemarahan Rio
46
Makan siang bersama
47
Rencana Zurra
48
Mama salah mengira
49
Mama Mila spot jantung
50
Tanggapan Papa
51
Menentukan hari
52
Menemani Rayy
53
Zhera kepo
54
Kedatangan Rayy dan keluarga
55
Umi dan Abi terkejut
56
Zhera shock
57
Bicara berdua
58
Di terima
59
Menentukan hari pernikahan
60
Zhera ikut
61
Bertemu Rayyan
62
Bertemu mantan
63
Penyesalan Rio
64
Pergi dari kehidupanku!
65
Larut dalam penyesalan
66
Kekecewaan Ririn
67
Kelakuan Zafran dan Rayyan
68
Heran melihat tingkah mereka
69
Kamu harus bisa!
70
Pasang Henna
71
Menunggu besok pagi
72
Nasehat Abi
73
Sah menjadi pasangan halal
74
Sungkeman
75
Kebahagiaan mereka
76
Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77
Ancaman Zhera
78
Pertanyaan Zafran
79
Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80
Drama pagi
81
Perasaan Zhera
82
Ririn sakit
83
Modus Rayyan
84
Kejutan dari Zhera
85
Ingin tepuk jidat
86
Pertanyaan Zafran
87
Lamaran Rio
88
Menunggu jawaban
89
Ketahuan modus
90
Niat baik Zurra
91
Modus lagi
92
Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93
Pernikahan Rio dan Ririn
94
Kecemasan Zurra
95
Sindiran Ririn
96
Kecemasan Rayyan
97
Semakin Gegana
98
Menunggu hasilnya
99
Kekesalan Zhera
100
Berusaha membujuk
101
Drama Rayyan
102
Kemarahan Bang Zaf
103
Akhirnya selamat
104
Menunda kuliah
105
Ditinggal
106
Ingin jual rumah
107
Rindu Bang Rayy
108
Senang
109
Nggak usah lebay
110
Rayuan Abi
111
Minta di periksa Bang Zaf
112
Zafran berusaha sabar
113
Pembalasan Zafran
114
Semoga cepat terlelap
115
Kekesalan Rayyan
116
Berdamai
117
Hadiah untuk Zhera
118
Terharu
119
dukungan dari Abi dan Umi
120
Menemui kebahagiaan
121
Selalu bahagia
122
Kontraksi
123
Menemani Zurra di RS
124
Ruang bersalin
125
Melahirkan
126
Duo baby boy
127
Kebahagiaan kedua belah pihak.
128
Ayo Adek service
129
Drama Ayah baru
130
Sarapan pagi
131
Penerus generasi mereka
132
Kopian Papanya
133
Konsulen gombal
134
Kejutan again
135
Drama Papa dan Mama
136
Ikut Terlelap
137
Happy ending
138
Novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!