Pulang

"Maafkan saya, Dok," lirihnya dengan suara serak. Zurra menarik tangannya dari genggaman lelaki itu.

"Ah, maaf." Zafran menggeser duduknya sedikit menjarak.

Zurra berdiri untuk segera pamit pada lelaki yang sudah begitu baik padanya dan Revan. Siapa orang yang tak senang bila di cintai oleh lelaki seperti Zafran. Mapan, tampan, baik, dan juga berwibawa. Ah, rasanya tidak ada yang kurang dari Dokter muda itu. Namun, Zurra masih ingin menyelamatkan rumah tangganya. Karena Rio adalah cinta pertamanya. Dan ia juga memikirkan masa depan bayinya, setidaknya Revan bisa mendapatkan kasih sayang dari ayah kandungnya.

"Dok, saya pamit pulang. Sekali lagi terimakasih sudah membantu saya. Sampai kapanpun saya tidak akan pernah melupakan kebaikan, Dokter," ucap Zurra yang dijawab dengan anggukan oleh Zafran.

Zurra segera keluar dari kamar lelaki itu. Ia harus yakin dengan keputusannya. Semoga Rio benar-benar bisa berubah dan kembali seperti dulu lagi.

Zurra menyambangi kamarnya untuk mengambil bayi spesialnya. Saat ia hendak keluar, Zafran sudah berdiri di depan pintu.

"Sudah mau pergi?" tanya Zaf dengan wajah sendu.

"Ah, iya, Dok," jawab Zurra.

"Boleh aku gendong Revan sebentar?" tanya Zaf mengulurkan kedua tangannya.

Zurra hanya mengangguk sembari menyerahkan bayi mungil itu dalam gendongan dokternya.

"Uuu... Revan mau pulang ya, jangan lupain Om ya. Jangan khawatir, bulan depan kita akan bertemu kembali," ucapnya sembari menyayangi bayi yang berumur satu tahun itu.

Zafran kembali menyerahkan Revan pada Zurra. Dan wanita itu segera pamit.

"Saya pamit, Dok. Jaga kesehatan. Semoga Dokter selalu sehat, dan tentunya segera mendapatkan pasangan yang terbaik," Do'a wanita itu dengan tulus.

"Bagaimana jika pasangan terbaik itu adalah kamu?" ucap Zaf yang membuat Zurra terdiam.

"Hahaha... Tidak perlu begitu wajahmu, aku hanya bercanda. Baik-baik ya, jangan lupa kabari aku bila kamu membutuhkan sesuatu," pesannya pada wanita itu.

Zurra hanya mengangguk dan segera beranjak dari kediaman lelaki itu.

Zurra segera masuk kedalam taksi online yang telah di pesannya. Zafran mengantarkannya hingga depan rumah mewah itu.

"Da-da, Revan..."

"Da-da, Om Dokter..." Zurra menjawab ucapan Zafran.

Kini taksi online itu telah meninggal pekarangan rumah keluarga ketua hakim. Zafran masih menatap kepergian mereka hingga kendaraan roda empat itu menghilang dari pandangannya.

Lelaki yang berumur dua puluh delapan tahun itu masih termangu dengan tatapan lurus kedepan. Hatinya benar-benar merasa sunyi setelah kepergian wanita yang beberapa hari ini telah membuat hidupnya lebih berwarna.

"Semoga kamu bahagia, Zurra. Aku tahu cinta tak harus memiliki. Tapi sungguh aku tidak rela bila kamu menderita. Jika nanti lelaki itu membuat sedih dan menyia-nyiakanmu, maka aku sendiri yang akan menjemputmu," gumam lelaki itu dalam keseorangan.

Sementara itu Zurra baru saja sampai di tempat yang telah mereka janjikan. Saat ia turun dari taksi, terlihat Rio sudah menunggunya.

Lelaki itu segera menyongsong mereka. Rio segera mengambil Revan dari gendongan Zurra. Dan tentu saja membuat hati wanita itu semakin percaya Rio sudah berubah dan menyesali segala perbuatannya.

"Apakah kalian sudah makan?" tanya Rio sembari menggandeng tangan Zurra untuk menuju mobilnya.

"Sudah, Mas. Kamu sudah makan?" tanya Zurra sembari masuk kedalam kendaraan yang sudah di bukakan pintunya oleh lelaki itu.

Hati wanita itu menghangat saat mendapat perhatian dari sang suami. Rasanya sudah lama ia kehilangan sikap perhatian lelaki itu. Semoga rumah tangganya akan selalu bahagia. Wanita itu berdoa dalam hati.

Rio tak lantas membawa Zurra dan Revan pulang, ia membawa anak dan istrinya ke tempat-tempat wisata yang ada di kota bertuah itu, lalu membawa mereka berkuliner ria.

"Tinggal dimana beberapa hari ini?" tanya Rio sembari menyuap makanannya.

"Di rumah teman," jawab Zurra berbohong demi kebaikan.

"Di daerah mana?" tanya Rio kembali.

Zurra menjawab alamat yang jauh dari kediaman Dokter Zafran. Ia tak ingin Rio berpikir buruk tentang dirinya dan Zafran.

Setelah cukup menghabiskan waktu seharian bersama anak dan istrinya, Rio membawa mereka pulang.

Di tengah perjalanan, mereka banyak ngobrol, sikap Rio tampak begitu hangat dan penuh perhatian. Zurra benar-benar bersyukur atas perubahan sikap suaminya.

Jika Zurra sedang bahagia dengan segala perhatian dari sang suami, tetapi berbeda Zafran yang masih gusar. Pria itu segera bersiap untuk berangkat ke pulau tempat kedua orangtuanya tinggal.

Sepertinya ia harus mencari tempat bermanja saat pikiran sedang gundah. Zafran pulang ke rumah orangtuanya yang ada di pulau tempat dulu sang ayah menyekap ibunya. Ternyata kisah Umi dan Abinya cukup rumit juga. Tetapi kini pasangan itu tetap awet dan selalu bahagia.

Zafran di sambut dengan senang oleh Umi Zahira saat melihat putranya pulang.

"Tumben sekali anak Umi pulang udah malam begini?" tanya Umi sembari memeluk putra satu-satunya.

Zafran tak menjawab pertanyaan Umi, ia mendekap tubuh wanita itu untuk mencari kenyamanan disana. Sulit untuk menjelaskan pada Umi, karena wanita yang ia cintai adalah istri orang.

"Abang kenapa?" tanya Umi sembari mengusap punggung putranya dengan lembut.

Zafran hanya menggelengkan kepala. Tetapi wajahnya masih tenggelam di bahu wanita yang telah melahirkannya.

"Hei, kenapa Abang jadi manja sekali. Awas!" seru Zhera menarik sang kakak agar terlepas dari pelukan sang Ibu.

"Ish, apaan sih kamu, Dek. Awas, jangan ganggu Abang," balas Zaf tak mau mengalah pada adiknya yang sudah duduk di bangku SMA.

"Tapi Abang sudah gede, masih saja manja," ujar Zhera melerai pelukan mereka.

Umi Zahira hanya terkekeh melihat tingkah kedua anaknya. "Kalian ini kenapa selalu bertengkar jika bertemu. Ayo Abang mandi sana, abis itu kita makan," ucap Umi melerai mereka.

"Baiklah, minggir anak kecil," ucap Zaf sembari mendorong adiknya hingga merapat pada sang ibu. "Oya, Abi mana, Umi?" tanya Zaf yang tak melihat kehadiran lelaki yang begitu menyayanginya.

"Abi belum pulang, tadi shalat jamaah di masjid," jawab Umi.

Zafran segera beranjak menuju kamarnya, ia segera membersihkan diri, setelah itu kembali bergabung dengan keluarganya di ruang makan.

"Abi..." Pria itu segera menyongsong Abi Zico yang sudah duduk di ruang makan.

"Hei, kapan kamu pulang, Bang? Kok Umi tidak bilang kamu pulang?" ucap Pak hakim yang segera menyambut putranya. Lelaki itu masih menyayangi putranya seperti anak kecil.

"Sengaja, Mas. Biar kejutan," jawab Zahira pada suaminya.

"Yaya, Abi sangat senang kamu bisa pulang. Sesekali harus meluangkan waktu untuk keluarga," ucap Zico mengusak rambut hitam putranya.

"Palingan Abang pulang karena ada sesuatu," sambung Zhera yang membuat Zafran membesarkan matanya.

"Heh, diam kamu anak kecil. Sok tahu banget," balas Zaf.

"Ya taulah. Kan kelihatan dari wajah Abang, week!" cibir gadis itu.

"Sudah sudah. Kenapa kalian ini masih saja suka bertengkar seperti anak kecil. Ayo sekarang kita makan dulu," ajak sang Ayah.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

zhahra, azura ,zhera , zafran , joco

2024-04-19

1

Lisma Yanti

Lisma Yanti

penasaran tingkat dewa

2024-05-11

0

Mala Komala

Mala Komala

ternyata Z semua😄👍

2024-05-10

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Dokter yang baik
3 Pengkhianatan
4 Berseteru lagi
5 Bantuan sang Dokter
6 Di rumah sang Dokter
7 Makan malam
8 Pertanyaan Umi
9 Drama pagi
10 Kembali
11 Pulang
12 Tidak berubah
13 Kegelisahan Zafran
14 Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15 Pertolongan Zafran
16 Rumah bagaikan neraka.
17 Bantuan Rayy
18 Perhatian
19 Apakah benar aku lelah?
20 Kedatangan Umi
21 Rencana liburan
22 Kedatangan Rayyan
23 Makan malam bersama
24 Saling mendukung
25 Di perjalanan
26 Masih di perjalanan
27 Kejujuran Umi
28 Yakin untuk berpisah
29 Tiba-tiba demam
30 Menerima telepon
31 Pulang terlebih dahulu
32 Dukungan dari Abi
33 perdebatan mereka
34 Apakah kamu Sesilia?
35 Bertemu Rio
36 Sidang pertama
37 Pengorbanan Zaf
38 Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39 Restu Umi
40 Rencana Rio
41 Kembali bertugas
42 Di ruang sidang
43 Rio vs Azurra
44 Sah bercerai
45 Kemarahan Rio
46 Makan siang bersama
47 Rencana Zurra
48 Mama salah mengira
49 Mama Mila spot jantung
50 Tanggapan Papa
51 Menentukan hari
52 Menemani Rayy
53 Zhera kepo
54 Kedatangan Rayy dan keluarga
55 Umi dan Abi terkejut
56 Zhera shock
57 Bicara berdua
58 Di terima
59 Menentukan hari pernikahan
60 Zhera ikut
61 Bertemu Rayyan
62 Bertemu mantan
63 Penyesalan Rio
64 Pergi dari kehidupanku!
65 Larut dalam penyesalan
66 Kekecewaan Ririn
67 Kelakuan Zafran dan Rayyan
68 Heran melihat tingkah mereka
69 Kamu harus bisa!
70 Pasang Henna
71 Menunggu besok pagi
72 Nasehat Abi
73 Sah menjadi pasangan halal
74 Sungkeman
75 Kebahagiaan mereka
76 Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77 Ancaman Zhera
78 Pertanyaan Zafran
79 Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80 Drama pagi
81 Perasaan Zhera
82 Ririn sakit
83 Modus Rayyan
84 Kejutan dari Zhera
85 Ingin tepuk jidat
86 Pertanyaan Zafran
87 Lamaran Rio
88 Menunggu jawaban
89 Ketahuan modus
90 Niat baik Zurra
91 Modus lagi
92 Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93 Pernikahan Rio dan Ririn
94 Kecemasan Zurra
95 Sindiran Ririn
96 Kecemasan Rayyan
97 Semakin Gegana
98 Menunggu hasilnya
99 Kekesalan Zhera
100 Berusaha membujuk
101 Drama Rayyan
102 Kemarahan Bang Zaf
103 Akhirnya selamat
104 Menunda kuliah
105 Ditinggal
106 Ingin jual rumah
107 Rindu Bang Rayy
108 Senang
109 Nggak usah lebay
110 Rayuan Abi
111 Minta di periksa Bang Zaf
112 Zafran berusaha sabar
113 Pembalasan Zafran
114 Semoga cepat terlelap
115 Kekesalan Rayyan
116 Berdamai
117 Hadiah untuk Zhera
118 Terharu
119 dukungan dari Abi dan Umi
120 Menemui kebahagiaan
121 Selalu bahagia
122 Kontraksi
123 Menemani Zurra di RS
124 Ruang bersalin
125 Melahirkan
126 Duo baby boy
127 Kebahagiaan kedua belah pihak.
128 Ayo Adek service
129 Drama Ayah baru
130 Sarapan pagi
131 Penerus generasi mereka
132 Kopian Papanya
133 Konsulen gombal
134 Kejutan again
135 Drama Papa dan Mama
136 Ikut Terlelap
137 Happy ending
138 Novel baru.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal mula
2
Dokter yang baik
3
Pengkhianatan
4
Berseteru lagi
5
Bantuan sang Dokter
6
Di rumah sang Dokter
7
Makan malam
8
Pertanyaan Umi
9
Drama pagi
10
Kembali
11
Pulang
12
Tidak berubah
13
Kegelisahan Zafran
14
Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15
Pertolongan Zafran
16
Rumah bagaikan neraka.
17
Bantuan Rayy
18
Perhatian
19
Apakah benar aku lelah?
20
Kedatangan Umi
21
Rencana liburan
22
Kedatangan Rayyan
23
Makan malam bersama
24
Saling mendukung
25
Di perjalanan
26
Masih di perjalanan
27
Kejujuran Umi
28
Yakin untuk berpisah
29
Tiba-tiba demam
30
Menerima telepon
31
Pulang terlebih dahulu
32
Dukungan dari Abi
33
perdebatan mereka
34
Apakah kamu Sesilia?
35
Bertemu Rio
36
Sidang pertama
37
Pengorbanan Zaf
38
Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39
Restu Umi
40
Rencana Rio
41
Kembali bertugas
42
Di ruang sidang
43
Rio vs Azurra
44
Sah bercerai
45
Kemarahan Rio
46
Makan siang bersama
47
Rencana Zurra
48
Mama salah mengira
49
Mama Mila spot jantung
50
Tanggapan Papa
51
Menentukan hari
52
Menemani Rayy
53
Zhera kepo
54
Kedatangan Rayy dan keluarga
55
Umi dan Abi terkejut
56
Zhera shock
57
Bicara berdua
58
Di terima
59
Menentukan hari pernikahan
60
Zhera ikut
61
Bertemu Rayyan
62
Bertemu mantan
63
Penyesalan Rio
64
Pergi dari kehidupanku!
65
Larut dalam penyesalan
66
Kekecewaan Ririn
67
Kelakuan Zafran dan Rayyan
68
Heran melihat tingkah mereka
69
Kamu harus bisa!
70
Pasang Henna
71
Menunggu besok pagi
72
Nasehat Abi
73
Sah menjadi pasangan halal
74
Sungkeman
75
Kebahagiaan mereka
76
Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77
Ancaman Zhera
78
Pertanyaan Zafran
79
Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80
Drama pagi
81
Perasaan Zhera
82
Ririn sakit
83
Modus Rayyan
84
Kejutan dari Zhera
85
Ingin tepuk jidat
86
Pertanyaan Zafran
87
Lamaran Rio
88
Menunggu jawaban
89
Ketahuan modus
90
Niat baik Zurra
91
Modus lagi
92
Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93
Pernikahan Rio dan Ririn
94
Kecemasan Zurra
95
Sindiran Ririn
96
Kecemasan Rayyan
97
Semakin Gegana
98
Menunggu hasilnya
99
Kekesalan Zhera
100
Berusaha membujuk
101
Drama Rayyan
102
Kemarahan Bang Zaf
103
Akhirnya selamat
104
Menunda kuliah
105
Ditinggal
106
Ingin jual rumah
107
Rindu Bang Rayy
108
Senang
109
Nggak usah lebay
110
Rayuan Abi
111
Minta di periksa Bang Zaf
112
Zafran berusaha sabar
113
Pembalasan Zafran
114
Semoga cepat terlelap
115
Kekesalan Rayyan
116
Berdamai
117
Hadiah untuk Zhera
118
Terharu
119
dukungan dari Abi dan Umi
120
Menemui kebahagiaan
121
Selalu bahagia
122
Kontraksi
123
Menemani Zurra di RS
124
Ruang bersalin
125
Melahirkan
126
Duo baby boy
127
Kebahagiaan kedua belah pihak.
128
Ayo Adek service
129
Drama Ayah baru
130
Sarapan pagi
131
Penerus generasi mereka
132
Kopian Papanya
133
Konsulen gombal
134
Kejutan again
135
Drama Papa dan Mama
136
Ikut Terlelap
137
Happy ending
138
Novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!