Drama pagi

Zurra menyelesaikan pekerjaannya. Setelah merapikan tempat tidur itu, ia mengemas alas tidur yang kotor, lalu berpamitan dengan lelaki itu.

"Sudah, Dok. Saya permisi dulu," ucap Zurra sembari memangku kain yang akan ia bawa ke ruang laundry.

"Terimakasih ya, sekarang istirahatlah. Tapi jika mau istirahat disini juga nggak pa-pa," goda lelaki itu yang kembali membuat wajah Zurra merah merona.

"Hei, kenapa wajahmu merah seperti itu? Apa yang sedang kamu bayangkan. Maksud saya itu, jika kamu ingin tidur disini, biar saya tidur bersama Revan," sambungnya segera.

Zurra tersenyum kikuk. "Tidak terimakasih, Dok. Selamat istirahat," jawab Zurra bergegas keluar dari kamar sang Dokter yang sudah mulai meresahkan.

Zafran tersenyum melihat kepergian wanita satu-satunya yang mampu menggetarkan hatinya. "Wajahmu terlihat semakin cantik saat merah merona seperti, Zurra," gumam lelaki itu sembari mengusak rambutnya.

Sementara Zurra yang baru saja keluar dari ruang laundry, ia menggeleng kecil saat mengingat ucapan Zafran yang di tanggapi oleh pikiran aneh olehnya.

"Ah, bodoh bodoh. Kenapa aku se GR itu. Astaghfirullah, ampuni aku ya Allah. Aku ini masih istri sahnya Mas Rio," gumam Zurra segera berjalan menuju kamarnya.

Saat Zurra baru saja masuk, ia mendengar suara dering ponselnya. Ternyata Rio yang telah menghubunginya. Terlihat puluhan panggilan tidak terjawab.

Zurra mengabaikan panggilan dari suaminya. Hatinya masih sakit saat mengingat bagaimana perilaku lelaki itu. Apalagi setelah mengetahui perselingkuhan Rio dengan wanita lain, sungguh rasa cinta yang dulu begitu besar seakan kini menjadi hambar.

Panggilan itu berhenti, terdengar suara pesan masuk. Zurra hanya melihat dari layar tanpa membukanya. Namun, rasa penasarannya begitu besar, maka ia membuka pesan yang begitu banyak dari pria itu.

[Zurra kamu dimana?]

[Zurra katakan dimana kamu sekarang, aku akan menjemputmu]

[Pulanglah, kita bisa membicarakannya]

[Zurra, jangan seperti ini]

Banyak lagi pesan yang merayunya untuk pulang. Wanita itu hanya membaca tanpa membalasnya. Karena melihat pesannya hanya di read, maka Rio kembali menghubunginya. Kali ini Zurra menerima panggilan itu.

"Ada apalagi, Mas?" ucapnya dengan suara datar.

"Zurra, kamu dimana? Katakan aku akan menjemputmu dan Revan," ucap Rio tampak serius.

"Tidak perlu lagi repot-repot mencariku dan Revan, Mas. Bukankah ini yang kamu mau? Aku dan Revan tidak akan merepotkanmu, dan tidak ada lagi wanita bodoh yang akan meminta uangmu!" tegas Zurra menahan segala sesak di dadanya.

"Zurra, jangan bicara seperti itu. Aku tahu aku salah. Ok, aku minta maaf. Zurra apakah kamu sudah tak mencintai aku lagi?" tanya Rio dengan suara serak.

"Cinta? Cintaku sudah hilang, Mas. Semuanya karena dirimu. Kamu telah mengkhianati aku. Dan kamu sudah meruntuhkan segala kepercayaanku!"

Zurra memutuskan sambungan itu. Wanita cantik itu merosot di lantai dengan air mata luruh tanpa di minta.

"Kenapa kamu menanyakan tentang cinta, Mas? Aku benci padamu. Kamu telah menghancurkan segalanya." Zurra menghapus air matanya dengan perasaan perih.

Kembali ingatan dimana dulu dirinya dan Rio sebelum memiliki harta apapun. Dirinyalah yang selalu memberi lelaki itu support dan semangat atas segala usaha yang Rio rintis dari nol. Tapi kini, semua harapan dan segala rasa impian itu seakan sirna saat Tuhan memberikan ujian dengan menitipkan seorang bayi istimewa di tengah-tengah mereka.

Kebencian Rio membuat rumah tangga mereka berantakan. Dan bahkan Rio telah tega berkhianat.

Kembali Zurra menerima pesan dari suaminya yang masih memohon maaf dan berjanji ingin memperbaiki segalanya. Zurra tak lagi menanggapi, ia harus kuat dan segera mematikan data ponselnya.

Wanita itu memutuskan untuk tidur agar sejenak bisa melupakan masalahnya dengan ayah anaknya.

Pagi-pagi sekali Zurra sudah bangun, dan tak lupa melaksanakan ibadah dua rakaat sebelum memulai aktivitasnya. Selesai sholat, Zurra melihat putranya masih terlelap.

Zurra segera menuju dapur untuk mengeksekusi bahan masakan menjadi menu sarapan untuk Tuan Dokter yang baik.

"Mbak Zurra masak apa?" tanya Bibik yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Ah, ini aku lagi buat sarapan untuk Dokter Zafran," jawab Zurra sembari memasak nasi liwet dan oseng cumi."

"Oh, kalau begitu Bibik kerjain yang lain ya, Mbak."

"Iya, Bu. Biar saya yang menyediakan sarapan untuk Dokter," jawab Zurra tersenyum ramah dan dijawab dengan anggukan sopan oleh Bibik.

Setelah semua sarapan selesai, Zurra melihat jam dinding yang menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ia segera menuju kamar lelaki itu. Sesuai Jadwal yang sudah di tentukan oleh dokter itu.

Zurra mengetuk pintu kamar itu berulang kali, tetapi tak ada jawaban, dengan perasaan ragu ia memutar kenop pintu. Ternyata tidak di kunci entahlah, apakah lelaki itu sudah tahu bahwa Zurra akan membangunkannya setiap pagi.

Zurra melihat Zafran masih tertidur pulas. Terlihat wajah lelaki itu semakin tampan saat terlelap seperti itu. Seketika perasaan gugup menghinggapinya.

"Dokter, bangun," ucap Zurra dengan hati-hati.

"Zurra, jangan pergi! Jangan Tinggalkan aku!" teriak Zafran sembari tangannya meraih tangan Zurra yang berdiri di samping tempat tidurnya.

BRUGH!

"Khiakk!!"

Pekik wanita itu saat tubuhnya sudah ambruk diatas tubuh sang Dokter.

"Ah, Zurra!" seru Zafran dengan wajah terkejut, tetapi tangannya semakin erat memeluk pinggang wanita itu sehingga posisi mereka begitu intim.

"Dokter, lepas!" ucap Zurra segera ingin lepas. Tetapi Zaf masih enggan melepaskan.

BUGH! BUGH!

"Sadar, Dokter!" pekiknya sembari memukul dada Pria itu dengan kuat.

"Awwhh! Sakit, Zurra. Kenapa kamu memukulku?" protesnya.

"Lepas!" Zurra segera keluar dari dekapan Pria itu dengan paksa.

"Ah, maaf maaf," ucap Zafran saat melihat tatapan tajam wanita itu.

"Dokter sengaja melakukan ini semua?" tuding wanita itu dengan kesal.

"Hah! Ya nggaklah! mana mungkin aku sengaja," elaknya berusaha tetap tenang.

"Lain kali aku tidak mau lagi membangunkan Dokter," protesnya.

"Eh, mana bisa begitu. Aku tadi sedang bermimpi. Sungguh aku tadi sangat takut di tinggalkan olehmu," jawab Zaf begitu adanya.

"Maksud, Dokter?" tanya Zurra tak paham.

Zafran tak menjawab pertanyaan Zurra, ia segera duduk dan meraup wajahnya dengan lembut.

"Aku mau mandi dulu. Tolong sediakan pakaian gantiku," ucapnya yang masih membuat Zurra heran.

"Ah, Dok!"

"Ada apa, Zurra?" tanya Zaf kembali menghadap pada wanita itu.

"Aku tidak tahu stelan pakaian yang sesuai dengan selera Dokter," ucapnya

"Apapun pilihanmu akan aku kenakan," jawab Zafran melenggang masuk ke kamar mandi.

"Apa maksudnya? Ada orang seperti itu? Apakah seleranya sama denganku?" wanita itu bertanya sendiri sembari melangkah menuju lemari pakaian.

Zurra mengamati pakaian yang tersusun rapi, dan kemeja yang tertata rapi di angeran.

"Kira-kira dia suka yang mana ya?" tanyanya sembari mengamati stelan kemeja dan celana yang ada di tangannya.

"Ah, kenapa aku harus bingung memilihnya, bukankah ini semua punya dia, jadi tentu saja dia suka," gumamnya sembari mengambil satu stelan kemeja dan celana jeans yang menurutnya cocok di tubuh Pria itu.

"Sudah selesai bingungnya?" tanya Zaf yang sudah berdiri di belakang wanita itu. Dan tentu saja membuatnya terlonjak.

Bersambung.....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

alangkah baiknya azura pulang dulu tapi dengan cattan jangan lagi tergoda . si rio

2024-04-19

1

Susi Ismi

Susi Ismi

doter modus ih 😁

zarra selesaikan dulu masalah suaminya setelah bebas kan enak mau kalau mau ngapain aja

2024-05-01

0

pengayom

pengayom

dokter modus nya rapi banget

2024-03-17

1

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Dokter yang baik
3 Pengkhianatan
4 Berseteru lagi
5 Bantuan sang Dokter
6 Di rumah sang Dokter
7 Makan malam
8 Pertanyaan Umi
9 Drama pagi
10 Kembali
11 Pulang
12 Tidak berubah
13 Kegelisahan Zafran
14 Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15 Pertolongan Zafran
16 Rumah bagaikan neraka.
17 Bantuan Rayy
18 Perhatian
19 Apakah benar aku lelah?
20 Kedatangan Umi
21 Rencana liburan
22 Kedatangan Rayyan
23 Makan malam bersama
24 Saling mendukung
25 Di perjalanan
26 Masih di perjalanan
27 Kejujuran Umi
28 Yakin untuk berpisah
29 Tiba-tiba demam
30 Menerima telepon
31 Pulang terlebih dahulu
32 Dukungan dari Abi
33 perdebatan mereka
34 Apakah kamu Sesilia?
35 Bertemu Rio
36 Sidang pertama
37 Pengorbanan Zaf
38 Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39 Restu Umi
40 Rencana Rio
41 Kembali bertugas
42 Di ruang sidang
43 Rio vs Azurra
44 Sah bercerai
45 Kemarahan Rio
46 Makan siang bersama
47 Rencana Zurra
48 Mama salah mengira
49 Mama Mila spot jantung
50 Tanggapan Papa
51 Menentukan hari
52 Menemani Rayy
53 Zhera kepo
54 Kedatangan Rayy dan keluarga
55 Umi dan Abi terkejut
56 Zhera shock
57 Bicara berdua
58 Di terima
59 Menentukan hari pernikahan
60 Zhera ikut
61 Bertemu Rayyan
62 Bertemu mantan
63 Penyesalan Rio
64 Pergi dari kehidupanku!
65 Larut dalam penyesalan
66 Kekecewaan Ririn
67 Kelakuan Zafran dan Rayyan
68 Heran melihat tingkah mereka
69 Kamu harus bisa!
70 Pasang Henna
71 Menunggu besok pagi
72 Nasehat Abi
73 Sah menjadi pasangan halal
74 Sungkeman
75 Kebahagiaan mereka
76 Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77 Ancaman Zhera
78 Pertanyaan Zafran
79 Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80 Drama pagi
81 Perasaan Zhera
82 Ririn sakit
83 Modus Rayyan
84 Kejutan dari Zhera
85 Ingin tepuk jidat
86 Pertanyaan Zafran
87 Lamaran Rio
88 Menunggu jawaban
89 Ketahuan modus
90 Niat baik Zurra
91 Modus lagi
92 Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93 Pernikahan Rio dan Ririn
94 Kecemasan Zurra
95 Sindiran Ririn
96 Kecemasan Rayyan
97 Semakin Gegana
98 Menunggu hasilnya
99 Kekesalan Zhera
100 Berusaha membujuk
101 Drama Rayyan
102 Kemarahan Bang Zaf
103 Akhirnya selamat
104 Menunda kuliah
105 Ditinggal
106 Ingin jual rumah
107 Rindu Bang Rayy
108 Senang
109 Nggak usah lebay
110 Rayuan Abi
111 Minta di periksa Bang Zaf
112 Zafran berusaha sabar
113 Pembalasan Zafran
114 Semoga cepat terlelap
115 Kekesalan Rayyan
116 Berdamai
117 Hadiah untuk Zhera
118 Terharu
119 dukungan dari Abi dan Umi
120 Menemui kebahagiaan
121 Selalu bahagia
122 Kontraksi
123 Menemani Zurra di RS
124 Ruang bersalin
125 Melahirkan
126 Duo baby boy
127 Kebahagiaan kedua belah pihak.
128 Ayo Adek service
129 Drama Ayah baru
130 Sarapan pagi
131 Penerus generasi mereka
132 Kopian Papanya
133 Konsulen gombal
134 Kejutan again
135 Drama Papa dan Mama
136 Ikut Terlelap
137 Happy ending
138 Novel baru.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal mula
2
Dokter yang baik
3
Pengkhianatan
4
Berseteru lagi
5
Bantuan sang Dokter
6
Di rumah sang Dokter
7
Makan malam
8
Pertanyaan Umi
9
Drama pagi
10
Kembali
11
Pulang
12
Tidak berubah
13
Kegelisahan Zafran
14
Tatap wajahnya sebentar saja, Mas!
15
Pertolongan Zafran
16
Rumah bagaikan neraka.
17
Bantuan Rayy
18
Perhatian
19
Apakah benar aku lelah?
20
Kedatangan Umi
21
Rencana liburan
22
Kedatangan Rayyan
23
Makan malam bersama
24
Saling mendukung
25
Di perjalanan
26
Masih di perjalanan
27
Kejujuran Umi
28
Yakin untuk berpisah
29
Tiba-tiba demam
30
Menerima telepon
31
Pulang terlebih dahulu
32
Dukungan dari Abi
33
perdebatan mereka
34
Apakah kamu Sesilia?
35
Bertemu Rio
36
Sidang pertama
37
Pengorbanan Zaf
38
Bicara dari hati ke hati dengan Umi
39
Restu Umi
40
Rencana Rio
41
Kembali bertugas
42
Di ruang sidang
43
Rio vs Azurra
44
Sah bercerai
45
Kemarahan Rio
46
Makan siang bersama
47
Rencana Zurra
48
Mama salah mengira
49
Mama Mila spot jantung
50
Tanggapan Papa
51
Menentukan hari
52
Menemani Rayy
53
Zhera kepo
54
Kedatangan Rayy dan keluarga
55
Umi dan Abi terkejut
56
Zhera shock
57
Bicara berdua
58
Di terima
59
Menentukan hari pernikahan
60
Zhera ikut
61
Bertemu Rayyan
62
Bertemu mantan
63
Penyesalan Rio
64
Pergi dari kehidupanku!
65
Larut dalam penyesalan
66
Kekecewaan Ririn
67
Kelakuan Zafran dan Rayyan
68
Heran melihat tingkah mereka
69
Kamu harus bisa!
70
Pasang Henna
71
Menunggu besok pagi
72
Nasehat Abi
73
Sah menjadi pasangan halal
74
Sungkeman
75
Kebahagiaan mereka
76
Menghadiri acara pernikahan sang mantan
77
Ancaman Zhera
78
Pertanyaan Zafran
79
Kebahagiaan Zafran dan Zurra
80
Drama pagi
81
Perasaan Zhera
82
Ririn sakit
83
Modus Rayyan
84
Kejutan dari Zhera
85
Ingin tepuk jidat
86
Pertanyaan Zafran
87
Lamaran Rio
88
Menunggu jawaban
89
Ketahuan modus
90
Niat baik Zurra
91
Modus lagi
92
Kebahagiaan Rayyan dan Zhera
93
Pernikahan Rio dan Ririn
94
Kecemasan Zurra
95
Sindiran Ririn
96
Kecemasan Rayyan
97
Semakin Gegana
98
Menunggu hasilnya
99
Kekesalan Zhera
100
Berusaha membujuk
101
Drama Rayyan
102
Kemarahan Bang Zaf
103
Akhirnya selamat
104
Menunda kuliah
105
Ditinggal
106
Ingin jual rumah
107
Rindu Bang Rayy
108
Senang
109
Nggak usah lebay
110
Rayuan Abi
111
Minta di periksa Bang Zaf
112
Zafran berusaha sabar
113
Pembalasan Zafran
114
Semoga cepat terlelap
115
Kekesalan Rayyan
116
Berdamai
117
Hadiah untuk Zhera
118
Terharu
119
dukungan dari Abi dan Umi
120
Menemui kebahagiaan
121
Selalu bahagia
122
Kontraksi
123
Menemani Zurra di RS
124
Ruang bersalin
125
Melahirkan
126
Duo baby boy
127
Kebahagiaan kedua belah pihak.
128
Ayo Adek service
129
Drama Ayah baru
130
Sarapan pagi
131
Penerus generasi mereka
132
Kopian Papanya
133
Konsulen gombal
134
Kejutan again
135
Drama Papa dan Mama
136
Ikut Terlelap
137
Happy ending
138
Novel baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!